Oktober 18, 2024

Menjembatani Empati dan Ideasi melalui Tahap Define dan Design Thingking


Oleh:

Diva Addy Reza Baihaqi (41522010182)

Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika, Universitas Mercu Buana




Abstrak

Design thinking telah diakui sebagai metode inovasi yang berpusat pada manusia yang mengutamakan memahami kebutuhan sesorang yang menggunakannya. definisi pikiran desain alias design thinking sangat penting karena berfungsi sebagai jembatan antara perasaan dan ide. Proses ideasi yang lebih relevan dan solutif ditingkatkan ketika empati yang diperoleh dari observasi dan interaksi langsung dengan seseorang yang menggunakan design thinking diterjemahkan ke dalam pernyataan masalah yang konkret dan terarah. Artikel ini mengkaji perspektif para ahli seperti Tim Brown, David Kelley, dan Donald Norman tentang proses define untuk memastikan bahwa konsep yang dibuat memenuhi kebutuhan fungsional dan emosional seseorang yang menggunakannya. Sebelum memasuki fase ideasi, pemahaman masalah harus ditingkatkan melalui iterasi dan validasi. Oleh karena itu, tahap definisi sangat penting untuk menghasilkan inovasi yang relevan, esponsive, dan berkelanjutan untuk solusi yang berorientasi pada pengguna.

Kata Kunci: Design Thingking, Tahap Define, Ideasi, Empati

Pendahuluan

Suatu pendekatan sistematis untuk memecahkan masalah yang berfokus pada manusia dikenal sebagai design thinking. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk menghasilkan solusi inovatif yang sesuai dengan kebutuhan manusa. Metode ini menggabungkan pendekatan empati dan kreativitas melalui lima tahapan utama: empati (empathize), pendefinisian masalah (define), ideasi (ideate), pembuatan prototipe (prototype), dan pengujian (test). Setiap tahapan memiliki peran penting, tetapi tahap define menentukan jalan keseluruhan. Untuk memastikan bahwa solusi yang akan dibuat benar-benar sesuai dengan kebutuhan penggunanya, data yang dikumpulkan dari observasi langsung pada tahap empati diproses untuk menghasilkan pernyataan masalah yang jelas. Dalam design thinking, tahap define berarti proses mengubah hasil empati menjadi masalah yang spesifik dan dapat diselesaikan. Untuk mendefinisikan masalah yang baik, harus dengan menggunakan data pengguna, bukan hanya gagasan atau intuisi. Menurut David Kelley (2013), pendiri IDEO dan profesor di Stanford d.school, membuat solusi yang efektif dan relevan bergantung pada perumusan masalah yang tepat. Kelley menekankan bahwa kesalahan dalam menentukan masalah dapat menyebabkan konsep yang muncul tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, sehingga inovasi yang dihasilkan tidak optimal.

Donald Norman (2013) menyatakan bahwa pendekatan define adalah upaya untuk memahami masalah dari perspektif pengguna. Definisi masalah yang baik harus mempertimbangkan aspek fungsional dan emosional. Pada tahap ini, tim inovasi harus bekerja sama untuk merumuskan masalah yang tepat karena ini akan berfungsi sebagai panduan untuk fase ideasi dan pengembangan solusi berikutnya. Dengan define masalah yang jelas, proses ideasi dan solusi akan lebih terstruktur, memastikan inovasi yang dihasilkan tidak hanya menyelesaikan masalah teknis tetapi juga relevan dengan pengalaman dan emosi penggunanya.

Permasalahan

Kemampuan untuk merumuskan masalah dengan jelas setelah mengumpulkan data empati menjadi salah satu masalah utama. Jika masalah tidak didefinisikan dengan jelas, solusi yang dihasilkan dapat tidak memenuhi kebutuhan pengguna atau hanya membatasi masalah. Salah satu masalah terbesar, menurut Donald Norman (2013), seorang pakar dalam desain interaksi manusia-komputer, adalah "masalah frame", yaitu ketidakmampuan untuk melihat masalah dari sudut pandang yang relevan. Hal ini sering terjadi karena data empati yang dikumpulkan tidak diolah dengan baik. Karena berfungsi sebagai penyaring utama dalam proses ini, tahap yang define-kan atau didefinisikan sangat penting. Hasil observasi dan interaksi langsung harus diolah dan disusun menjadi pernyataan masalah yang jelas. Jika langkah ini diabaikan atau dilakukan secara tidak tepat, memungkinkan akan masuk ke tahap ideasi dengan keyakinan yang salah, yang dapat menghasilkan solusi yang tidak efisien. Selain itu, masalah lain yang muncul adalah kecenderungan seseorang untuk terlalu cepat membuat suatu gagasan tanpa memastikan bahwa mereka benar-benar memahami masalah dasar yang ingin diselesaikan.


Pembahasan
Dalam design thinking, tahap definisi atau define sangat penting untuk membuat solusi yang berguna dan berorientasi pada penggunanya. Setelah tahap empati, di mana tim inovasi melihat dan berinteraksi langsung dengan pengguna untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan, keinginan, dan tantangan mereka, informasi tersebut harus diproses dan disusun kembali menjadi pernyataan masalah yang jelas. Ini sangat penting karena pernyataan masalah yang baik akan berfungsi sebagai dasar untuk proses pemikiran dan penciptaan solusi. Jika tim tidak memberikan definisi yang tepat, mereka berisiko berkonsentrasi pada masalah yang tidak relevan atau terlalu umum, yang pada gilirannya akan menghasilkan solusi yang tidak efektif. Selama proses ini, masalah framing sangat penting untuk merumuskan masalah dengan benar. Donald Norman menyatakan bahwa pemahaman masalah dari sudut pandang pengguna adalah langkah awal yang sangat penting dalam pembuatan solusi yang bermanfaat. Tim dapat menemukan masalah utama yang harus diselesaikan, serta konteks dan kondisi yang menyertainya, dengan menggunakan masalah framing. Ini melibatkan analisis data dari tahap empati. Ini memungkinkan informasi yang relevan dipilih dan disaring untuk membentuk pernyataan masalah yang khusus.

Pernyataan masalah yang efektif mempertimbangkan kebutuhan emosional dan pengalaman pengguna. David Kelley menekankan bahwa memahami motivasi dan perasaan pengguna sangat penting untuk menentukan masalah. Tim inovasi lebih mampu menghasilkan konsep yang inovatif dan relevan ketika mereka dapat menciptakan masalah yang mencakup kedua komponen ini. Proses ini juga membantu tim bekerja sama, memastikan bahwa semua orang tahu masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, definisi yang jelas dan terarah berfungsi sebagai panduan pada tahap ide, memungkinkan tim untuk mengembangkan solusi yang sesuai dengan situasi dan kebutuhannya.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa tahap define bukanlah proses yang statis. Sebaliknya, define adalah proses iteratif di mana pernyataan masalah dapat dan harus disempurnakan berdasarkan umpan balik pengguna dan hasil pengujian awal. Selama tahap ini, tim harus terbuka terhadap perubahan dan penyesuaian, karena ini dapat membantu mereka menemukan solusi yang lebih baik dan lebih tepat sasaran. Tahap define dalam keseluruhan proses pemikiran desain berfungsi sebagai penghubung antara pemahaman mendalam tentang pengguna dan pembuatan ide inovatif. Tim inovasi dapat merumuskan masalah dengan cara yang benar melalui pengolahan data yang sistematis dan berkolaborasi. Dengan demikan akan membantu mereka membuat solusi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional tetapi juga beresonansi secara emosional dengan pengguna. Oleh karena itu, langkah define ini dapat meningkatkan efektivitas inovasi dan menciptakan nilai yang lebih besar bagi pengguna dan organisasi.

Kesimpulan

Dalam proses design thinking, tahap define sangat penting untuk menghubungkan perasaan pengguna dengan ide-ide yang akan menghasilkan solusi inovatif. Tim inovasi dapat memastikan bahwa gagasan yang dibuat tidak hanya relevan secara praktis, tetapi juga memenuhi perasaan dan perilaku pengguna melalui perumusan masalah yang tepat. Agar masalah yang didefinisikan benar-benar memenuhi kebutuhan pengguna, proses ini membutuhkan kerja tim, kerja sama tim, dan validasi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, tahap didefinisikan sebagai dasar yang kuat yang akan membantu mengembangkan solusi inovatif yang berpusat pada manusia.

 

Daftar Pustaka

Brown, T. (2009). Change by Design: How Design Thinking Transforms Organizations and Inspires Innovation. Harper Business.

Darmawan, M. J., & Sutanto, R. P. (2023). Penerapan design thinking pada perancangan fitur fleet management dalam website transportation management system waresix. Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana23(2), 113-122.

Hazim, A. T. (2023). Implementasi Pendekatan Design Thinking pada Startup Kangtukang (Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia).

Norman Donald, A. (2013). The design of everyday things. MIT Press.

Ramdhan, H. E. (2016). StartuPreneuer: Menjadi Entrepreneur Startup. Penebar Plus+.

Resmadi, I., & Bastari, R. P. (2022). Perancangan Media Informasi Berbasis Website Dengan Pendekatan Design thinking Untuk Penyebaran Konten Informasi dan Promosi Label Rekaman Musik Independen Warkop Musik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar