Oleh : Gilang Ramadhan
(@T07-Gilang)
A. Model Bisnis
Michael Lewis dalam The New,
New Thing, seperti yang dikutip dari laman Harvard Business Review,
mengungkapkan penjelasannya yang sederhana tentang model bisnis ini, yaitu
"sebuah rencana tentang bagaimana kamu menghasilkan uang." Sementara
itu, Investopedia mengungkapkan hal yang sejalan dengan ini tentang model
bisnis, yaitu "strategi utama sebuah perusahaan untuk menjalankan bisnis
yang menguntungkan."
Model bisnis adalah gambaran mengenai bagaimana usaha
atau bisnis yang akan Anda lakukan. Lingkup product design hingga
strategi marketing tiap business model berbeda satu sama lainnya.Seringkali
pemahaman tentang apa itu model bisnis tumpang tindih dengan pengertian business
plan. Keduanya adalah hal yang berbeda. Business model adalah dasar atau
gambaran bentuk usaha. Sedangkan business plan adalah perencanaan operasional
usaha kedepannya seperti apa. Menurut Nerd Wallet, model bisnis setidaknya bisa menggambarkan empat
hal sebagai intinya, yaitu:
1. Produk atau jasa apa yang akan dijual
2. Bagaimana cara memasarkannya
3. Berapa besar biayanya
4. Bagaimana cara mendapatkan keuntungan
Seiring dengan perkembangan zaman dan tren yang terjadi, model bisnis ini pun bisa berkembang secara dinamis. Hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, bisa saja menjadi model bisnis yang baru karena adanya perkembangan zaman, misalnya perkembangan teknologi.
B. Jenis Model Bisnis
Sebagai
awam dalam dunia usaha, mungkin Anda hanya tahu beberapa model usaha yang
sering muncul ke tengah permukaaan. Namun ternyata jenis model bisnis adalah
lingkup yang sangat luas. Berikut ini beberapa jenisnya yang dibagi ke dalam
beberapa kategori.
a. Berdasarkan Proses Produksi
Menentukan model usaha
bisa Anda tinjau dari proses produksi yang dilakukan selama bisnis berjalan.
Berikut ini adalah beberapa contohnya.
1.
Distributor
Sebagai distributor,
tentu Anda sebagai pelaku bisnis tidak perlu memproduksi bahan mentah menjadi
barang jadi. Perusahaan distribusi Anda hanya perlu menjalin kerjasama dengan
pemasok barang jadi atau perusahaan manufaktur.
2.
Manufaktur
Berbeda dengan
distributor, menjadi perusahaan manufaktur berarti melibatkan diri Anda dalam
proses produksi barang secara langsung. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah
kemudahan akses ke pemasok bahan baku. Setelah itu, proses produksi dilakukan
perusahaan Anda sendiri. Akhirnya, barang jadi bisa Anda jual secara langsung
maupun tidak langsung kepada konsumen.
3.
Franchise
Waralaba atau franchise adalah salah satu business model yang populer. Sebagai pelaku, Anda tidak perlu ‘membuka bisnis dari awal.’ Karena sistem kerja model yang satu ini adalah dengan menjalin kerjasama bersama sebuah perusahaan yang sudah memiliki brand terlebih dahulu.
b. Berdasarkan
Revenue Source
Sumber pendapatan
adalah komponen yang penting untuk dipertimbangkan juga dalam mengawali sebuah
usaha. Berikut ini beberapa business model berdasarkan revenue source mereka.
1.
Subscription
Business model yang
satu ini kerap kita temukan dalam aplikasi penyedia konten hiburan. Mereka
mengandalkan biaya langganan yang dikeluarkan pengguna sebagai sumber
pendapatan.
2. Free
and Premium Business
Di samping model
langganan, tidak jarang kita temukan aplikasi atau situs yang menawarkan produk
mereka secara cuma-cuma hingga berbayar. Biasanya, perusahaan yang menerapkan
model ini dalam usahanya akan membedakan penyediaan fitur secara basic dan
premium dalam aplikasi yang dibuat.
3.
Hidden Revenue
Jika kedua jenis tersebut sangat mengutamakan peran pelanggan, perusahaan dengan hidden revenue model bergantung pada pengiklan. Semakin ramai pengiklan yang masuk, semakin terisi pula pendapatan perusahaan.
c. Berdasarkan Fisik Usaha
Selanjutnya adalah
business model berdasarkan fisik usaha. Berikut ini macamnya.
1.
Brick and Mortar (toko fisik)
Jika Anda berencana
untuk membuka usaha dengan berjualan langsung dalam sebuah toko, maka model ini
cocok untuk diterapkan. Sehingga, transaksi Anda (penjual) dan pembeli terjadi
secara langsung.
2.
e-Commerce
Seperti yang kita
tahu, model yang satu ini belakangan sangat digemari masyarakat. Sederhananya
model ini mengajak Anda sebagai penjual dan pelanggan bertransaksi melalui
aplikasi berbasis internet.
3.
Kombinasi
Di samping memilih keduanya secara terpisah, sekarang banyak perusahaan yang menggabungkan kedua modelnya. Sehingga di satu sisi perusahaan memiliki toko fisik, selain itu transaksi juga bisa dilakukan secara online.
C. Manfaat Business Model
Business model yang bagus tentu akan mendatangkan profit yang
besar bagi suatu bisnis. Pasalnya, selain produknya disukai oleh
pelanggan, ada kemungkinan investor tertarik untuk memberikan pendanaan.Nah,
berikut ada beberapa manfaat yang didapatkan:
1. Unggul dari
kompetitor
Menurut Small Business, manfaat dari business model adalah
dapat membuatmu unggul dari kompetitor.Terlebih, apabila model bisnis yang kamu
terapkan terkesan unik dan menarik. Contoh sederhananya, kamu menerapkan
bisnis online dengan menerapkan metode pembayaran digital. Hal
ini tentu akan menjadi poin unggul bagi bisnismu dari kompetitor yang tidak
memikirkan hal tersebut.
2. Menarik perhatian
investor
Business model yang bagus otomatis akan menarik perhatian
investor untuk memberikan pendanaan kepada bisnis tersebut. Investor tidak peduli
bisnis yang kamu jalani baru atau sudah lama. Asalkan mempunyai model bisnis
yang mendapatkan profit banyak, investor tidak akan ragu untuk memberikan dana.
3. Manajemen keuangan
yang teratur
Melalui business model,
sebuah perusahaan tentu dapat membuat anggaran yang tepat mengenai proses
produksi, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, dan lain-lain. Dengan demikian,
mereka dapat mengatur keuangan dengan baik. Sebab, kebanyakan bisnis
mengeluarkan uang tanpa dianggarkan, sehingga tidak bertahan lama.
D. Konsep Bisnis Digital Startup
Start up adalah perusahaan rintisan yang belum lama didirikan serta masih dalam tahap pengembangan. Pengembangan yang dilakukan oleh start up yaitu mengenai produk, target pasar, model bisnis, maupun pelayanan. Seperti manusia, start up layaknya remaja yang masih mengalami perubahan dan dalam proses pendewasaan. Apabila start up telah dewasa, maka dapat disebut perusahaan yang sebenarnya. Neil Blumenthal, co-CEO sekaligus cofounder Warby Parker mengemukakan bahwa start up ialah perusahaan yang dibuat untuk memecahkan masalah di mana solusinya tidak terbatas bahkan tidak terjamin kesuksessannya. Berikut penjelasannya:
1. Dibuat untuk Memecahkan Masalah.
Terdapat perbedaan antara
start up dan perusahaan biasa. Perusahaan biasa cenderung menghasilkan produk
sesuai permintaan pasar, sedangkan start up lebih fokus dengan masalah yang ada
di pasar. Hal tersebut menyebabkan produk yang diciptakan start up menjadi
solusi bagi masalah yang dialami orang banyak. Itulah mengapa orang-orang
mengenal startup sebagai problem solver dan mempunyai ciri khas menyelesaikan
masalah dengan memanfaatkan teknologi. Misalnya dalam urusan transaksi,
sekarang masyarakat lebih memilih menggunakan layanan transaksi online seperti dana,
ovo, gopay. Selain itu, masih banyak produk digital yang berguna dan
efisien seperti e-commerce, transportasi online, komunikasi dll. Biasanya
layanan digital seperti itu disediakan oleh startup.
2. Solusinya yang Tidak Jelas atau Tidak
Terbatas
Start up membawa solusi yang
mana tidak hanya memecahkan satu masalah utama saja. Namun, start up juga
memperhatikan masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah utama. Misalnya,
dalam hal jual-beli produk secara offline atau langsung terdapat beberapa
keterbataan. Solusi dari masalah tersebut ialah penjual dan pembeli
dipertemukan melalui lapak online. Solusi tidak hanya sampai disana. Agar para
e-commerce dapat bertahan, konsumen selalu diberikan solusi lainnya oleh
mereka. Misalnya pemberian gratis ongkir, perlindungan data, kecepatan dalam
melayani, dan sebagainya. Walaupun tidak ada hubungannya dengan masalah utama,
hal-hal tersebut dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis.
3. Tidak Terjamin Kesuksesannya
. Startup merupakan bisnis
dengan resiko tinggi. Akibat berbagai hal tidak sedikit start up yang akhirnya
runtuh. Salah satu faktor yang menyebabkan ketidaksuksesnya start up yaitu
layanan atau produk yang kurang memberikan jalan keluar bagi target pasar. Akan
tetapi hal itu bukan penentu start up tidak bisa sukses. Di luar sana banyak
3startup yang dapat bersaing bahkan mencapai predikat yang mengharumkan,
seperti decacorn, unicorn, dll.
Referensi
https://glints.com/id/lowongan/business-model/#.YmZaDdpBzIV
https://seller.bukalapak.com/info/blog/seller-guide/115215-mengenal-tipe-model-bisnis-definisi-dan-jenis-jenisnya-yang-populer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar