MENDALAMI SIFAT KEPEMIMPINAN DALAM BERWIRAUSAHA
Oleh : Najla Nur Atikah (@T23-Najla)
A.
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sebuah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain atau mengarahkan pihak tertentu untuk mencapai tujuan suatu kelompok, organisasi, maupun perusahaan. Untuk bisa memiliki kemampuan kepemimpinan atau leadership, Lantas, apa yang dimaksud dengan Leadership?Leadership artinya kepemimpinan, yaitu salah satu fungsi manajemen untuk mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain untuk menyelesaikan tugas yang telah direncanakan demi mencapai tujuan perusahaan.
B.
Tujuan Kepemimpinan
Tujuan – tujuan Kepemimpinan sebagai berikut :
1. Mencapai Tujuan
Kepemimpinan merupakan sebuah hal
yang dibutuhkan dalam perusahaan/kelompok supaya tujuan dapat tercapai.Tanpa
adanya satu pun pihak yang berjiwa pemimpin, tujuan sulit untuk dicapai karena
tidak ada sosok yang bisa dijadikan pegangan.
2. Memotivasi Orang Lain
Tujuan lain dari kepemimpinan adalah
untuk memotivasi orang lain agar bisa melakukan sebuah hal dengan baik dan
memaksimalkan kemampuan.Bila tidak ada sosok pemimpin, banyak orang yang akan
mengalami demotivasi karena mereka tidak terpacu akan sesuatu atau tidak merasa
memiliki kewajiban untuk melakukan hal tertentu
C.
Sifat pemimpin yang baik
Sifat
Pemimpin ada beberapa sifat yang mampu menjadikan
seseorang
sebagai pemimpin yang baik:
1
.Punya Pendirian
Sebagai seorang
pemimpin, Anda wajib untuk punya pendirian yang teguh. Pendirian kuat tidak
akan membuat Anda mudah goyah dan juga membuat Anda konsisten dalam menjalankan
sesuatu.Bayangkan apabila pendirian Anda mudah goyah. Sudah pasti Anda akan
mudah untuk dipengaruhi orang lain dan tak dapat mendelegasikan tugas-tugas
kepada bawahan dengan baik.
2.
Proaktif
Pemimpin harus
proaktif. Pemimpin tidak boleh pasif, karena apabila seorang pemimpin bersifat
pasif, tujuan tidak akan kunjung tercapai, bahkan ini akan membuat bawahan
tidak memiliki rasa hormat kepadanya.Seorang pemimpin yang baik punya inisiatif
kuat akan berbagai hal sehingga bawahan pun dapat mengandalkannya dalam
berbagai macam situasi.
3.
Jujur
Kejujuran mutlak
harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sosok yang jujur adalah sosok yang dapat
diandalkan dalam berbagai hal dan tidak akan menggagalkan suatu tujuan hanya
untuk kepentingan pribadinya.Sosok pemimpin yang jujur tidak hanya dapat
dipercaya. Dia juga dapat menjerumuskan bawahannya dan mengatakan hal-hal yang
sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan.
4.
Komunikatif
Komunikatif
artinya pemimpin mampu menyampaikan berbagai hal dengan jelas dan tidak
menimbulkan kesalahpahaman. Untuk bisa memiliki sifat ini, pemimpin harus tahu
bagaimana metode komunikasi yang baik.Metode komunikasi yang baik artinya
adalah komunikasi yang persuasif, yang mampu menarik orang untuk melakukan
sesuatu tanpa paksaan. Selain itu, pemimpin yang baik juga semestinya terhindar
dari kesalahan penyampaian pesan.
5.
Terbuka terhadap Pendapat
Seseorang boleh
menjadi cerdas, tetapi percuma apabila mereka tidak terbuka terhadap ilmu dan
juga pendapat baru. Seorang pemimpin wajib terbuka terhadap setiap pendapat
yang ada dan tidak boleh menutup diri.Apabila seorang pemimpin menutup diri
dari pendapat dan wawasan, mereka tidak akan dapat menjadi orang yang lebih
baik dan juga membuat tujuan tak kunjung tercapai.Pemimpin yang tertutup dengan
pendapat atau wawasan juga tak akan mampu untuk menganalisa kelebihan dan
potensi bawahannya.
6.
Tidak Mudah Iri
Pada dasarnya,
pemimpin memang seseorang yang lebih unggul daripada bawahan. Namun, bukan
berarti pemimpin iri apabila bawahannya unggul dalam suatu hal dan justru
berusaha untuk terlihat lebih baik.Pemimpin yang baik harus bisa mengarahkan
bawahannya, tetapi juga tetap mampu mengapresiasi bawahannya atas sesuatu yang
sukses mereka lakukan.
7.
Visioner
Tentu kita tahu
bahwa seorang pemimpin yang baik tak mungkin bisa meramal, tetapi setidaknya
mereka punya kemampuan analisis kuat dan bisa merencanakan berbagai hal serta
membuat perkiraan tentang apa yang terjadi berdasarkan data-data yang ada.
8.
Sabar
Akan ada banyak
cobaan yang didapatkan oleh seorang pemimpin. Kunci dari hal ini tentu adalah
kesabaran yang besar. Tanpa adanya kesabaran, bagaimana mungkin pemimpin bisa
menyelesaikan suatu masalah dengan kepala dingin. Pemimpin yang kurang sabar
akan mudah menyerah bahkan sebelum ia mencapai tujuannya.
D.
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
Mengingat jenis-jenis kepemimpinan ada banyak, ini berpengaruh pula
kepada gaya kepemimpinan dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi. Berikut
beberapa gaya kepemimpinan dan definisinya,
1
.Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin dengan
kepemimpinan otokratis merupakan pemimpin yang dominan dalam berbagai tindakan
dan juga keputusan yang diambil. Kekuasaan pemimpin sangat mutlak dan hampir
tidak ada celah untuk para bawahan memberikan masukan.Gaya kepemimpinan ini
biasa hadir dalam organisasi militer di mana kekuasaan pemimpin amat mutlak
serta adanya pemisahan tegas antara atasan dan juga bawahan.
2.
Kepemimpinan Birokrasi
Kepemimpinan
birokrasi biasa diterapkan dalam kantor pemerintahan atau perusahaan besar yang
sudah memiliki budaya kuat mengakar sejak lama. Gaya kepemimpinan birokrasi
mengatur berbagai macam hal secara sistematis.Ada aturan-aturan yang sudah
ditetapkan untuk urusan-urusan tertentu, sehingga dalam konteks ini, bawahan
tidak punya ruang untuk mendobraknya dan harus mengikuti regulasi yang ada.
3.
Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan
yang satu ini memberikan ruang bagi bawahan untuk berpartisipasi lebih dalam
pembuatan sebuah keputusan. Pendapat bawahan didengarkan tentu bila memberikan
pandangan baru dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Hubungan yang
terjalin antara atasan dan juga bawahan sangat bersahabat serta hangat dan
tidak ada suasana otoriter. Gaya kepemimpinan yang satu ini sangat cocok
diterapkan di perusahaan-perusahaan rintisan atau organisasi nirlaba.
4.
Kepemimpinan Delegatif
Pada gaya
kepemimpinan delegatif, para bawahan diberikan kebebasan oleh para pemimpin.
Maka dari itu, bawahan punya ruang untuk melakukan hal-hal sesuai dengan
keyakinan mereka dan mampu mengambil keputusan sendiri. Namun, kepemimpinan
delegatif ini hanya bisa diterapkan apabila para bawahan sudah cukup matang
dalam mengambil keputusan, karena jika tidak, para bawahan akan mengambil
keputusan yang salah.Itulah berbagai macam hal yang bisa Anda ketahui terkait
kepemimpinan. Pada dasarnya, kepemimpinan bukan sekadar bakat.Kepemimpinan
adalah sebuah seni yang bisa dilatih dan apabila Anda mau mempelajarinya, dari
waktu ke waktu Anda akan mampu menguasainya dengan baik.
E.
Implementasi Sifat-sifat Kepemimpinan
Kepemimpinan bukanlah
sebuah posisi ataupun jabatan yang diberikan, melainkan pada sebuah proses
pembelajaran dan praktek. Kepemimpinan adalah sebuah proses yang akan membentuk
seorang pemimpin dengan karakter dan watak sebagai berikut: jujur terhadap diri
sendiri (integrity), bertanggungjawab
secara tulus (compassion), memiliki pengetahuan
(cognizance), keberanian bertindak
sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk
meyakinkan orang lain (communication).
Sumber kualitas kepemimpinan yang harus diimplementasikan dalam praktek kepemimpinan sehari-hari tersebut berbeda dari sumber yang menjadikan seseorang menjadi “pemimpin formal” yang resmi (pejabat pemerintah). “Pemimpin” dan “pejabat” merupakan dua konsep yang berbeda dan terpilah, namun saling berkaitan satu dengan yang lain. Seorang “pemimpin” sejati akan melandaskan sikap perilakunya pada sumber-sumber kualitas kepemimpinan tersebut, sementara “pejabat” hanya akan sekadar melandaskan praktek kepemimpinannya pada sumber kewenangan formal, yaitu jabatannya. Namun, seorang pejabat dapat mempelajari dan mempraktekkan kualitas kepemimpinan yang baik, sebagaimana dimiliki oleh “pemimpin.”maka sifat-sifat kepemimpinan yang harus diimplementasikan sebagai berikut:
a. Integritas (Integrity)
John C. Maxwell dalam
bukunya Mengembangkan
Kepemimpinan di Dalam Diri Anda, meletakkan integritas sebagai faktor kepemimpinan
yang paling penting. Integritas meneguhkan adanya konsistensi antara apa yang
kita katakan dengan apa yang kita perbuat. Integritas sepintas terlihat sepele
kepemimpinan tidak hanya menyangkut organisasi, tetapi bagaimana sikap dan
perilaku pemimpin pada tingkat pribadi. Kepemimpinan dalam diri sendiri dapat
dilatih dengan memiliki integritas yang tinggi.
b. Pengetahuan (Cognizance)
Pemimpin
harus memiliki pengetahuan tentang tujuan, asas organisasi yang dipimpinnya,
serta cara-cara untuk menjalankannya secara efisien, serta mampu memberikan
keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin dalam mencapai tujuan-tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Sebagai pemimpin, seseorang harus berperan
mendorong anggotanya untuk beraktivitas sambil memberi sugesti dan semangat
agar tujuan dapat tercapai.
Peranan yang perlu
ditampilkan oleh seorang pemimpin adalah:
1.
mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala.
2.
memberi informasi.
3.
sebagai seorang perencana;
4.
memberi sugesti;
5.
mengaktifkan anggota;
6.
mengawasi kegiatan;
7.
memberi semangat untuk mencapai tujuan;
8.
sebagai katalisator;
9.
mewakili kelompok;
10.
memberi tanggung jawab;
11.
menciptakan rasa aman
sebagai ahli dalam bidang yang dipimpinnya.
Pada saat seorang pemimpin harus memberikan perintah atah arahan
kepada bawahannya, ia harus mampu bertindak selaku atasan atau komandan.
Artinya, ia harus dapat memberi perintah yang jelas dan tegas. Kemudian, pada
saat anak buah atau bawahannya mengalami kesulitan dan memerlukan perlindungan,
sang pemimpin tersebut harus dapat memposisikan dirinya sebagai bapak atau
ayah, yang melindungi bawahan sebagai “anak-anaknya.” Selain itu, juga pada
momen-momen dimana bawahan memerlukan seseorang untuk curhat (mencurahkan isi
hati), sang pemimpin harus dapat menjadi “kawan” atau teman, bahkan sahabat,
bagi bawahan.
c. Keberanian (Courage)
“Keberanian sejati adalah kebajikan tertinggi,” sebagaimana
diungkapkan oleh Sir Winston Churchill. Keberanian adalah karakter utama dari
seorang pemimpin sejati. Hal itu tercermin dan terlihat dalam perkataan,
perbuatan dan tindakan seorang pemimpin. Tidak akan ada terobosan signifikan
tanpa keberanian mengambil risiko. Keberanian berarti memiliki kepastian dan
keteguhan dalam mengambil keputusan atau bertindak. Namun, keberanian berbeda
dengan tindakan sesaat yang tidak terfokus dan tanpa perhitungan. Keberanian
ditunjukkan oleh seorang pemimpin setelah melakukan analisis atas suatu
situasi, dan mengambil keputusan berdasarkan analisis tersebut. Setelah itu,
baru lah seorang pemimpin melaksanakan dengan sepenuh hati keputusan yang telah
dibuatnya, apapun risiko yang harus dihadapinya.
d. Inisiatif (Initiative)
Mengimplementasikan sifat inisiatif (ide untuk menggerakkan).
Pemimpin harus mempunyai kemampuan melihat apa yang seharusnya dikerjakan,
kemampuan menghadapi situasi tanpa adanya sarana/alat-alat atau cara-cara yang
biasa dipakai. Dengan demikian, mereka yang dipimpin benar-benar merasakan
bahwa sifat kepemimpinan hadir dalam diri pemimpinnya, yaitu pemimpin yang
telah menjadi penggerak bagi mereka. Kualitas inisiatif atau prakarsa biasanya
berkaitan erat dengan kreativitas. Seorang pemimpin yang kreatif dan penuh ide,
serta berani mengambil keputusan dan melaksanakan keputusan itu, akan menjadi
pemimpin yang mampu menggerakkan seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya.
e. Kebijaksanaan/kebajikan (Wisdom)
Kebijaksanaan (wisdom), atau disebut pula sebagai kebajikan, merupakan kearifan seorang
pemimpin dalam memutuskan sesuatu sehingga keputusannya adil dan bijaksana.
Adalah penting untuk mengimplementasikan sifat kebijaksanaan dalam
kepemimpinan, karena berdampak pada hubungan-hubungan maupun pengaruh dalam
sebuah organisasi yang dipimpin. Kebijaksanaan menjadi suri teladan bagi
bawahan dan orang lainnya. Pemimpin yang bijaksana akan dihormati oleh bawahan
bukan karena jabatan atau kedudukannya, melainkan karena kualitas
kepemimpinannya.
Faktor yang penting
dalam kebijaksanaan adalah kesopanan. Pengaruh kepemimpinan secara spesifik
beranjak dari kepribadian pemimpin. Apabila karakter pemimpin positif, maka
akan menularkan pengaruh positif, dan sebaliknya, bila karakternya didominasi
oleh unsur negatif, maka pengaruhnya tentu akan negatif. Oleh karena itu, dalam
praktek kepemimpinan sehari-hari, pemimpin yang memimpin dengan penuh
kesopanan, selalu tersenyum, dan mampu mengendalikan diri dari sikap marah yang
berlebihan, akan lebih diterima dan diikuti serta perintahnya dijalankan
daripada pemimpin yang perilakunya kasar, jarang tersenyum, dan kerapkali
bertindak tidak sopan.
f. Keadilan
Bagaikan bentangan layar, sifat dan sikap adil seorang pemimpin
akan menggerakkan seluruh potensi kapal kepemimpinan seseorang menuju arah yang
diinginkan. Tanpa berlaku adil, kapal kepemimpinan hanya terombang-ambing di
samudera masalah yang begitu luas. Tujuan organisasi akan sulit tercapai karena
seorang pemimpin yang tidak adil tidak akan dapat menjadi panutan dan arahan
serta perintah-perintahnya tidak akan dilaksanakan oleh anggota organisasi.
Padahal, lingkungan internal maupun eksternal organisasi seringkali
menghadirkan masalah yang sangat kompleks.
Sifat adil akan selalu
menjadi takaran dalam kepemimpinan. Oleh karena itu, dalam kepemimpinan, sifat
adil harus senantiasa terwujud dan diimplementasikan dalam menjalankan roda
organisasi. Sifat adil berarti tidak memihak dalam suatu situasi konflik, baik
atas alasan demi kepentingan pribadi maupun kelompok. Sifat adil juga tampak
dari pemberian imbalan (reward) dan sanksi (punishment) terhadap bawahan. Pemimpin harus mampu menempatkan
kepentingan yang lebih besar dar kepentingan yang sempit. Kualitas pribadi dari
sifat adil dan tindakan yang adil ini tampaknya mudah diucapkan, tetapi tidak
gampang dipraktekkan.
Referensi
https://formasibisnis.com/artikel/pengertian-kepemimpinan-atau-leadership-menurut-para-ahli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar