41819010048
DESIGN THINKING
1.
Emphatize,
Tahap pertama ialah
untuk mendaptkan pemahaman empatik dari masalah yang ingin dipecahkan. Pada
tahap ini dilakukan pendekatan terhadap customer
kita. Apa sebenarnya yang diinginkan oleh mereka. Hal ini dapat
dilakukan terjun langsung ke lapangan bertemu dengan mereka melakukan wawancara
dan dapat juga bertindak seolah menjadi mereka. Agar permasalahan customer yang benar-benar
ingin diselesaikan dapat berjalan dengan lancar.
2.
Define, Informasi
yang telah dikumpulkan selama tahap Empathize,
dianalisis dan disintensis untuk menentukan masalah inti yang akan
diidentifikasi. Tahap define
ini akan sangat membantu untuk menyelesaikan masalah customer karena telah
dilakukan penetapan masalah.
3.
Ideat,Tahap
ini merupakan tahap untuk menghasilkan ide. Semua ide-ide akan ditampung guna penyelesain masalah yang telah
ditetapkan pada tahap define.
Penting untuk mendapatkan ide sebanyak mungkin atau solusi masalah di awal fase
ide. Untuk tahap akhir ialah penyelidikan dan pengujian ide-ide tadi untuk
menemukan cara terbaik untuk memecahkan masalah atau menyediakan elemen yang
diperlukan untuk menghindari masalah-masalah yang nantinya terjadi.
4.
Prototyp Pada
tahap ini akan dihasilkan sejumlah versi produk yang murah dan diperkecil, atau
fitur khusus yang ditemukan dalam produk, sehingga dapat menyelidiki solusi
masalah yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Prototype ini dapat diuji dalam tim sendiri,
atau ke beberapa orang lain. Ketika ada masukan maka dilakukan pebaikan lagi
pada prototype ini,
sehingga dihasilkan prototype
yang benar-benar bagus.
5.
Test,Dilakukannya
pengujian dan evaluasi terhadap produk kepada masyarakat dan hasilnya akan
dilakukan perubahan dan penyempurnaan untuk menyingkirkan solusi masalah dan
mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang produk dan penggunanya.
Untuk mengatasi hal tersebut, kami mengurasi lima metode yang kami highlight untuk melakukan pengembangan produk digital sesuai dengan fase pengembangannya, kelima metode tersebut adalah:
1. Co-Creation
Co-Creation adalah sesi workshop singkat yang melibatkan berbagai stakeholder untuk
mencoba melakukan proses ideasi bersama. Proses ini memanfaatkan
perbedaan sudut pandang yang saling melengkapi. Dalam sesi ini pengguna,
product owner, designer, tim developer dan stakeholder lainnya dipertemukan untuk melakukan proses diskusi kreatif guna menjawab hal-hal mendasar terkait produk Anda, seperti; Apa
fokus masalah yang ingin kita jawab? Seperti apa segmen pengguna yang
kita sasar? Bagaimana konsep dasar solusi yang ingin kita tawarkan?
Fitur-fitur apa saja yang harus ada dalam sistem yang kita bangun?
Melalui workshop ini, peserta tidak hanya melakukan diskusi verbal namun juga melakukan proses dialog interaktif melalui proses pembuatan prototype.
Fase: Design Thinking, Ideation, Defining, Prototyping
Partisipan: End User, Stakeholder & Design Team
Kebutuhan: Sticky Notes, Paper, Pen
Partisipan: End User, Stakeholder & Design Team
Kebutuhan: Sticky Notes, Paper, Pen
Output yang dihasilkan dari metode ini adalah:
- Problem Definition
- Customer Persona
- Customer Journey
- Low-Fidelity Prototype
- Product Backlog
2. In-Depth Interview
Memahami
kebutuhan pengguna merupakan bagian terpenting dari pengembangan
produk. Produk yang baik adalah yang datang dari wawasan mendalam. Untuk
mendapatkan wawasan tersebut maka dilakukanlah proses dialog dengan
pengguna secara langsung. In-Depth Interview adalah
metode riset kualitatif wawancara dengan melibatkan reponden dari
spektrum ekstrim yang berbeda untuk memberikan insight yang
komprehensif. Workshop extreme lense dilakukan untuk mendapatkan segmentasi responden yang tepat sesuai dengan objektif yang diharapkan.
Fase Design Thinking: Empathizing
Partisipan: End User & Researcher
Kebutuhan: Buku catatan, alat menulis dan kamera
Partisipan: End User & Researcher
Kebutuhan: Buku catatan, alat menulis dan kamera
Output yang dihasilkan dari metode ini adalah:
- Customer Insights
3. Design Sprint
Design Sprint adalah proses pembuatan desain dalam bentuk medium fidelity prototype yang berlangsung selama 5–10 hari kerja. Bentuk yang termasuk ke dalam medium fidelity prototype biasanya adalah desain user interface dan mock-up interaktif yang menggunakan software desain dalam pembuatannya. Design Sprint dapat membantu menajamkan user experience design dari software tersebut sebelum terjun ke fase pengembangan berikutnya (coding)
Fase Design Thinking: Prototyping, Testing.
Output yang dihasilkan dari metode ini adalah:
- UI & UX Design
- Medium Fidelity Mockup
- Interactive Mockup
4. Usability Testing
Usability testing
adalah suatu proses pengujian oleh pengguna yang bertujuan untuk
menghasilkan data yang dapat dijadikan bukti bahwa produk yang telah
dibuat dapat digunakan dengan baik oleh penggunanya. Pengujian ini akan
membantu memvalidasi asumsi desain serta memastikan bahwa produk telah
didesain sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Fase Design Thinking: Testing.
Output yang dihasilkan dari metode ini adalah:
- UI & UX Design Audit/Validation
5. Scrum Sprint
Scrum sprint adalah metode pengembangan software, dilakukan secara iteratif dan terus menerus, umumnya dilakukan sekitar 2 minggu setiap iterasinya. Sprint scrum diawali
dengan rapat perencanaan sprint, yaitu dengan menetapkan dan
mengidentifikasi serta perkiraan komitmen tujuan sprint yang dibuat.
Kemudian pemilik dan tim produk memutuskan apa saja yang akan dikerjakan
dalam satu sprint, untuk kemudian selama 2 minggu tersebut tim akan
fokus menyelesaikan fitur-fitur yang sudah ditetapkan dalam sprint backlog. Scrum sprint
mengakomodir perubahan desain ataupun fitur, namun tetap dalam koridor
prioritas yang perlu diputuskan bersama antara klien dan product owner.
Fase Design Thinking: Prototyping
Output yang dihasilkan dari metode ini adalah:
Functional Software (High Fidelity Prototype)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar