Teknik Brainstorming untuk Memformulasikan Define pada Design Thinking
Oleh
Fernando (41523010038) , Fakultas Ilmu Komputer, Prodi Informatika, Universitas Mercu Buana
Abstrak
Design Thinking merupakan metode pemecahan masalah yang inovatif dengan pendekatan berpusat pada manusia. Tahapan define dalam Design Thinking bertujuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang jelas berdasarkan temuan dari tahap empathize. Teknik brainstorming berperan penting dalam membantu tim memahami masalah secara kolaboratif dan kreatif. Artikel ini mengulas bagaimana teknik brainstorming dapat diterapkan secara efektif untuk memformulasikan definisi masalah, mengatasi tantangan yang muncul, dan meningkatkan hasil dalam proses inovasi. Selain itu, disajikan langkah-langkah penerapan teknik brainstorming untuk mendukung fase define dalam Design Thinking.
Kata Kunci: Brainstorming, Design Thinking, Define, Pemecahan Masalah, Kolaborasi
Pendahuluan
Design Thinking adalah pendekatan untuk memecahkan masalah secara kreatif yang berpusat pada kebutuhan pengguna. Proses ini terdiri dari lima tahap: empathize, define, ideate, prototype, dan test. Fase define bertujuan untuk mengumpulkan wawasan dari tahap empathize dan merumuskannya menjadi pernyataan masalah yang jelas dan dapat dipecahkan. Definisi masalah yang akurat adalah dasar untuk merancang solusi yang relevan dan efektif.
Namun, salah satu tantangan utama dalam tahap define adalah merumuskan masalah yang tepat. Di sinilah peran brainstorming sangat penting. Dengan mengajak berbagai pemangku kepentingan terlibat dalam sesi kreatif ini, tim dapat mengeksplorasi banyak perspektif dan ide untuk memastikan bahwa masalah yang dirumuskan tidak hanya mencerminkan pandangan individu, melainkan mencakup pemahaman yang lebih luas tentang kebutuhan pengguna.
Artikel ini mengulas bagaimana teknik brainstorming dapat mendukung proses definisi masalah, serta langkah-langkah praktis untuk menerapkannya dalam tahap define.
Permasalahan
Pada fase define, beberapa masalah umum sering muncul dalam merumuskan definisi masalah yang tepat, antara lain:
Kurangnya Kejelasan Masalah: Setelah fase empathize, sering kali tim kesulitan menyaring informasi yang mereka peroleh menjadi satu masalah utama yang jelas.
Asumsi yang Salah: Banyak tim yang terjebak dalam asumsi tanpa cukup mengandalkan data dari pengguna, sehingga menghasilkan pernyataan masalah yang tidak tepat.
Terbatasnya Perspektif: Pendapat yang tidak beragam dalam tim dapat menyebabkan definisi masalah menjadi kurang mendalam dan hanya mencakup sebagian kecil dari keseluruhan masalah pengguna.
Penggabungan Data yang Tidak Terstruktur: Data dari tahap empathize sering kali kaya namun tidak terstruktur dengan baik, sehingga sulit untuk diolah menjadi pernyataan masalah yang koheren.
Pembahasan
1. Peran Fase Define dalam Design Thinking
Fase define adalah tahap penting dalam Design Thinking, di mana tim merumuskan masalah yang perlu dipecahkan berdasarkan data dari fase empathize. Tahapan ini berfungsi sebagai penghubung antara pengumpulan wawasan tentang pengguna dan fase penciptaan ide (ideate). Pernyataan masalah yang dirumuskan secara tepat membantu tim untuk:
- Mengarahkan solusi yang benar-benar berfokus pada kebutuhan pengguna.
- Membatasi ruang lingkup masalah, sehingga memudahkan proses pencarian solusi.
- Menghindari pendekatan yang bersifat generalisasi atau tidak spesifik.
Oleh karena itu, penting bagi tim untuk melakukan eksplorasi yang mendalam pada fase define untuk memastikan masalah utama telah diidentifikasi dengan benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar