Apple Inc dan Samsung Electronics
(Fadilah Hidayat
NIM 46118120054, Fakultas Psikologi, Universitas Mercubuana)
Abstrak
Kemitraan bisnis merupakan salah satu strategi penting yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis mereka. Dalam konteks ini, Business Model Canvas (BMC) menjadi alat yang berguna untuk merencanakan dan mengelola kemitraan bisnis. Salah satu elemen kunci dalam BMC adalah Key Partners, yang mencakup mitra-mitra utama yang berkontribusi pada keberhasilan bisnis. Namun, kemitraan bisnis juga membawa risiko, terutama dalam hal ketergantungan pada mitra kunci. Studi kasus antara Apple Inc. dan Samsung Electronics Co. menjadi contoh yang relevan untuk memahami pentingnya mitigasi risiko dalam kemitraan bisnis, terutama dalam hal kemitraan dengan pemasok utama.
Pendahuluan
Apple Inc. dan Samsung Electronics Co. memiliki hubungan kemitraan di mana Samsung menjadi pemasok komponen utama untuk produk-produk Apple. Pada tahun 2011, hubungan ini tegang ketika Apple menuduh Samsung menyalin desain produknya untuk beberapa produk Samsung Galaxy. Apple kemudian menggugat Samsung atas pelanggaran paten (Romadhon & Nautika, 2012). Kasus ini menunjukkan pentingnya mitigasi risiko dalam kemitraan kunci. Apple dan Samsung awalnya memperoleh manfaat dari kemitraan mereka, tetapi masalah hukum yang muncul menunjukkan bahwa ada risiko besar terkait dengan ketergantungan pada pemasok kunci.
Kemitraan
bisnis adalah strategi penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuan mereka.
Business Model Canvas (BMC) membantu perusahaan merencanakan dan mengelola
kemitraan bisnis, termasuk dengan mitra kunci yang berperan penting dalam
kesuksesan bisnis. Contoh kasus antara Apple dan Samsung menunjukkan pentingnya
mengelola risiko dalam kemitraan bisnis, terutama dalam kaitannya dengan
ketergantungan pada pemasok utama. Mitigasi risiko dapat dilakukan melalui
diversifikasi pemasok, membuat perjanjian kontrak yang jelas, dan melakukan
pemantauan terhadap risiko yang mungkin timbul. Penting bagi perusahaan untuk
memahami risiko dalam kemitraan bisnis dan mengambil langkah-langkah yang tepat
untuk menguranginya. Hal ini dapat meliputi pengembangan hubungan jangka
panjang dengan mitra kunci dan diversifikasi bisnis agar tidak terlalu
bergantung pada satu aspek bisnis tertentu. Selain itu, perusahaan juga harus
mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku untuk menghindari risiko sanksi
atau tuntutan hukum yang dapat merugikan bisnis mereka. Dengan memahami dan
mengelola risiko dengan baik, perusahaan dapat memastikan keberlanjutan dan
pertumbuhan bisnis jangka panjang (Keane et al., 2018).
Pembahasan
Strategi mitigasi risiko dalam kemitraan bisnis juga dapat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dengan mitra kunci. Dengan membangun hubungan yang kuat dan saling menguntungkan, perusahaan dapat mengurangi risiko konflik atau ketegangan yang dapat muncul dalam kemitraan. Selain itu, transparansi dan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak juga penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah sejak dini.
Sebagai contoh, Apple dan Samsung dapat belajar dari pengalaman mereka dalam kasus hukum yang kompleks tersebut. Mereka dapat meningkatkan mitigasi risiko dengan melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul dari kemitraan mereka, serta memperkuat perjanjian kontrak dan proses pemantauan yang ada. Dengan demikian, kemitraan tersebut dapat menjadi lebih stabil dan berkelanjutan dalam jangka panjang (Zeuse, 2022).
Selain itu, perusahaan juga dapat mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi bisnis mereka untuk mengurangi ketergantungan pada mitra kunci. Dengan memiliki sumber pendapatan yang lebih beragam, perusahaan dapat lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan dalam kemitraan bisnis mereka. Namun, diversifikasi juga perlu dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa perusahaan tidak kehilangan fokus pada kemitraan yang mungkin memberikan kontribusi terbesar terhadap keberhasilan bisnis mereka (Atami, 2011).
Selain
strategi-strategi mitigasi risiko yang telah disebutkan, perusahaan juga perlu
memperhatikan peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam industri dan negara di
mana mereka beroperasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa perusahaan
mematuhi semua ketentuan hukum yang berlaku dan menghindari risiko sanksi atau
tuntutan hukum yang dapat merugikan bisnis mereka. Dalam menghadapi dinamika
pasar dan persaingan yang semakin ketat, mitigasi risiko dalam kemitraan bisnis
menjadi semakin penting bagi perusahaan. Dengan memahami risiko yang terkait
dengan kemitraan bisnis mereka dan mengimplementasikan strategi mitigasi yang
tepat, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya masalah yang dapat
mengganggu kelangsungan bisnis mereka. Dengan demikian, mitigasi risiko dalam
kemitraan bisnis bukan hanya merupakan langkah pencegahan, tetapi juga
investasi dalam keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis jangka panjang (Adiyan, 2013).
Kesimpulan
dan saran
Dari
kasus Apple vs. Samsung dan pembahasan tentang mitigasi risiko dalam kemitraan
bisnis, kedua perusahaan dapat belajar untuk mengambil langkah-langkah yang
lebih hati-hati dalam mengelola kemitraan mereka untuk masa depan. Salah satu
pelajaran penting adalah pentingnya diversifikasi pemasok untuk mengurangi
ketergantungan pada satu pemasok utama. Perjanjian kontrak yang jelas dan
terperinci juga diperlukan untuk mengatur hubungan dengan mitra kunci dan
mengurangi ketidakpastian. Selain itu, pemantauan terus-menerus terhadap risiko
yang mungkin timbul dari kemitraan dapat membantu mengidentifikasi dan
mengatasi masalah dengan cepat. Membangun hubungan yang kuat dan saling
menguntungkan dengan mitra kunci juga penting untuk mengurangi risiko konflik
atau ketegangan dalam kemitraan. Selain itu, diversifikasi bisnis dapat
membantu perusahaan mengurangi ketergantungan pada satu aspek bisnis tertentu. Perusahaan
juga harus mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam industri dan
negara di mana mereka beroperasi untuk menghindari risiko sanksi atau tuntutan
hukum yang dapat merugikan bisnis mereka. Dengan memperhatikan pelajaran ini,
kedua perusahaan dapat memperkuat kemitraan bisnis mereka dan mengurangi risiko
yang terkait, menciptakan landasan yang lebih kokoh untuk pertumbuhan dan
keberhasilan bisnis di masa depan.
Daftar
Pustaka
Adiyan, K. A. (2013).
Penerapan Prinsip Kebaruan (Novelty) Dalam Perlindungan Desain Industri Di
Indonesia. Kumpulan Jurnal Mahasiswa, 1–26.
http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/146
Atami, A. P. (2011). GOVERNANCE
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN
2007 s / d 2011. 1–20.
Keane, S. F., Cormican,
K. T., & Sheahan, J. N. (2018). Comparing how entrepreneurs and managers
represent the elements of the business model canvas. Journal of Business
Venturing Insights, 9(February), 65–74.
https://doi.org/10.1016/j.jbvi.2018.02.004
Romadhon, R. F., &
Nautika, M. F. (2012). Doktrin Paten Dalam Sengketa Apple Melawan Samsung. Jurnal
Yudisial, 5(3), 316–330. http://www.pcworld.com/article/245493/
Zeuse, A. M. (2022).
Analisis Inovasi Disrupsi pada Smartphone. Center for Open Science, 1–5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar