Laykha Fitriani Az Zahra (@V12-LAYKHA)
ABSTRAK
Artikel ini
membahas lebih dalam tentang brand
identity yang dimana ini dapat membantu membentuk kepercayaan dan kemampuan
untuk membedakan suatu merek dari kompetitor ke pelanggan. Artikel ini membahas
tentang pengertian, langah-langkah, kriteria dalam brand identity, dan apa saja
dimensi dari brand identity.
Kata kunci:
brand identity, langkah-langkah, kompetitor
PENDAHULUAN
Berdasarkan pemahaman yang berkembang di masyarkat brand merupakan merek
atau sesuatu yang memiliki sebuah logo, secara mendasar mereka menganggap
sebuah brand adalah logo atau merek. Namun menurut, Straub dan Attner dalam
(Kenedy dan Soemanagara, 2006:111) Brand mengandung sebuah nilai yang
mencerminkan nama, simbol, desain atau kombinasi yang dapat mengidentifikasikan
sebuah kualitas atau pelayanan dari sebuah perusahaan. Brand mengandung sebuah
nilai kualitas yang didapatkan dari sebuah barang atau jasa berdasarkan
pengalaman penggunaan pada satu produk atau lebih. Kualitas produk juga sangat
diperngaruhi oleh beragam macam aspek lain yaitu seperti kemasan, model, dan
garansi (Kenedy dan Soemanagara, 2006:11).
Dalam konsep marketing brand memiliki nilai yang sangat besar dan melebihi
functional benefit yang ditawarkan brand kepada konsumennya.Jadi di dalam
sebuah brand terdapat value-value tertentu yang bisa membuat orang loyal terhadap
brand tersebut.Value-value itu timbul dan dipahami konsumen karena ada
pergerakan yang dilakukan oleh setiap brand di mana pergerakan tersebut
berdampak positif bagi banyak orang.Saya kutip dari Marketing 3.0 karangnan
Phillip Kotler dan Hermawan kertajaya, di era marketing yang baru ini tidak
hanya lagi service dan kualitas produk yang dijual melainkan dampak dari
penjualan produk brand tersebut terhadap lingkungan sekitar itu bagaimana. Jadi
factor human spirit sangatlah kuat di era marketing 3.0 ini.(Marketing 3.0 oleh
Hermawan Kartajaya). Merek memegang peranan yang sangat penting, salah satunya
adalah menghubungkan harapan konsumen pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu
kepada konsumen (Durianto dkk, 2001:1).
PEMBAHASAN
Brand Indentity
Brand identity membutuhkan keputusan lebih lanjut mengenai
nama,logo,warna,tagline, dan simbol sebuah merek (Kotler,2003). Aaker dan Joachimsthaler
dalam Ghodeswar (2008) menyatakan identitas merek merepresentasikan bagaimana
sebuah organisasi ingin menunjukkan merek mereka kepada konsumen.
Brand Identity merupakan asosiasi merek yang unik yang menunjukkan janji
kepada konsumen. Agar menjadi efektif, identitas merek perlu beresonansi dengan
konsumen, membedakan merek dari pesaing, dan mewakili apa yang dapat dan akan dilakukan
oleh sebuah organisasi dari waktu ke waktu (Ghodeswar,2008). Gelder (2005)
menyebutkan brand identityadalah suatu kumpulan dari aspek-aspek yang bertujuan
untuk menyampaikan merek: latar belakang merek,prinsip-prinsip merek, tujuan
dari ambisi merek itu sendiri.
Elemen-elemen dalam Brand
Identity
Elemen brand adalah upaya visual bahkan kadangkala fisik yang bertindak
mengidentifikasi dan mendeferensiasi suatu produk atau jasa perusahaan. Elemen
brand formal seperti nama, jenis logo, dan slogan bersatu membentuk identitas
visual suatu brand atau perusahaan. (Kotler & Pfoertsch, 2008). Beberapa
elemen brand identity adalah sebagai berikut:
A.
Nama
Brand
Nama brand adalah yang pertama dan mungkin ekspresi
terbesar atau wajah dari suatu produk. Nama yang dipilih dengan baik untuk
suatu perusahaan, produk, atau jasa dapat menjadi aset berharga, seperti halnya
brand itu sendiri. Nama brand akan digunakan dalam segala bentuk komunikasi
antar perusahaan dengan konsumen prospektifnya (Kotler & Pfoertsch, 2008).
B.
Logo
Logo adalah tampilan grafis dari nama brand atau
perusahaan. Kekuatan simbol tidak boleh dianggap remeh “karena manusia cenderung
menjadi lebih mudah menerima citra dan simbol dibanding yang lainnya, logo yang
kuat dapat memberi kohesi dan membangun kesadaran identitas brand, memudahkan
pengenalan dan ingatan kembali” (Kotler & Pfoertsch, 2008).
C.
Slogan
(Tagline)
Slogan brand adalah kalimat yang mudah dikenal dan
diingat yang seringkali menyertai nama brand dalam program komunikasi
pemasaran. Tujuan utama slogan adalah mendukung citra brand yang diproyeksikan
oleh nama dan logo brand (Kotler & Pfoertsch, 2008). Contohnya, Toyota dengan
“moving forward”.
D.
Kisah
Merek
Kisah dapat menjadi lebih dan lebih penting dalam
kehidupan perusahaan. Sebagai suatu konsep, kisah bahkan memenangkan tempat
berpijak yang penting dalam perdebatan tentang cara brand masa depan akan
dibentuk. Jika Anda ingin brand menjadi benar-benar spesial, Anda perlu
memiliki kisah semacam legenda tentang bagaimana perusahaan dimulai (Kotler
& Pfoertsch, 2008).
Kriteria dalam Brand
Identity
Menurut Keller (2008) terdapat enam kritteria utama dalam memilih brand identity, sebagai berikut:
a.
Memorability
Bentuk elemen merek harus dengan mudah dikenali dan dapat
dengan mudah diingat kembali.
b.
Meaningfulness
Dapat dijabarkan dengan jelas arti dari elemen merek
tersebut secara dekriptif dan juga secara persuasif tentang hubungannya terhadap
sebuah produk.
c.
Likable
Bentuk,warna atau nama harus dirumuskan secara menarik agar
dapat mendapatkan perhatian konsumen dan juga memiliki nilai estetika yang
baik.
d.
Transferable
Sebuah elemen merek sebaiknya bisa digunakan untuk
kepentingan bisnis yang lebih besar lagi. Sebuah elemen merek juga harus dapat digunakan
lintas geografi
e.
Adaptability
Kriteria kelima untuk elemen merek adalah memiliki lintas
waktu yang fleksibel, atau dapat dengan mudah dilakukan pembaruan atau update.
f.
Protectability
Hasil pilihan merek tersebut harus dilindungi secara
hukum maupun citra kompetitif secara internasional
Dimensi dalam Brand
Identity
Di samping ke enam kriteria tersebut, brand identity memiliki empat dimensi
seperti yang dikemukakan oleh Kotler et al. (1998) yaitu sebagai berikut:
1)
Dimensi
produk, yaitu hubungannya dengan atribut dan karakteristik yang diperlukan
untuk kategori produk, situasi konsumsi produk itu sendiri,segmen pasar,dan daerah
asal produk tersebut.
2)
Dimensi
organisasional, yaitu hubungannya dengan ide, merepresentasikan produsen dan penjual
mengenai suatu produk. Program CSR, orientasi inovatif atau kualitas premium
produk adalah asosiasi apa yang dapat digunakan untuk merancang identitas
merek.
3)
Dimensi
kepribadian, yaitu hubungannya dengan brand personality dan ikatan emosional
antara merek dan konsumen
4)
Dimensi
simbolis, yaitu nama merek,logo,slogan (tagline),dan metafora.
Langkah-langkah dalam Membentuk Brand Identity
Lebih lanjut, Reid (2006) mengemukakan beberapa langkah dalam membentuk
brand identity, yaitu sebagai berikut:
1.
Membuat
rancangan bisnis, visi dan misi, dan beberapa hal yang menunjukkan bahwa merek tersebut
berbeda dengan lainnya.
2.
Melakukan
survey atau wawancara kepada masyrakat mengenai persepsi mereka terhadap suatu
produk.
3.
Melakukan
penelitian terhadap merek pesaing yang memiliki kemiripan.
4.
Membuat
logo,tagline, dan hal-hal lainnya yang mendukung dalam pembentukan brand
identity.
5.
Melakukan
survey secara berkala mengenai persepsi masyrakat terhadap merek tersebut.
KESIMPULAN
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa identitas merek yang kuat yang
dipahami dengan baik dan dialami oleh pelanggan membantu membentuk kepercayaan
dan kemampuanuntuk membedakan suatu merek dari kompetitor. Brand identity
merupakan asosiasi merek yang unik yang menunjukkan janji kepada konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Ghodeswar, B. M. (2008). Building
brand identity in competitive markets: a conceptual model. Journal of product & brand management, 17(1), 4-12.
Irawan, C. (2017). Analisis Isi Brand
Identity Traveloka Melalui Iklan Televisi. Jurnal E-Komunikasi, 5(2).
Modul Pertemuan 14
Mata Kuliah Kewirausahaan III. 2022. Universitas Mercu Buana. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar