ABSTRAK
Seiring
perkembangan dunia bisnis, sudah banyak sekali bisnis-bisnis baru yang muncul.
Banyaknya bisnis yang muncul sangat berpengaruh terhadap ekonomi Negara dan
juga hal tersebut menjadi penanda bahwa banyaknya masyarakat yang memanfaatkan
kreativitasnya dalam berwirausaha. Namun, dikarenakan banyaknya bisnis baru
yang muncul, suatu perusahaan harus membuat pembeda antara brand sendiri dengan
brand competitor. Hal tersebut termasuk ke dalam brand identity. Brand merupakan hal yang penting
dalam sebuah bisnis. Karena dengan menggunakan brand identity, perusahaan dapat membentuk persepsi orang-orang
terhadap bisnis yang dibangun. Brand
identity atau identitas merek merupakan segala bagian yang
membentuk persepsi orang terhadap suatu brand. Ada berbagai
elemen dalam brand identity yang
digunakan untuk menyampaikan karakter, komitmen, dan nilai dari produk agar
lebih dikenal oleh konsumen. Elemen-elemen tersebut antara lain: Nama Brand,
Logo, Slogan/Tagline, dan Kisah Merek.
Kata kunci:
Brand, Identity, Penjualanan, Perusahaan
PENDAHULUAN
Perkembangan
dunia ekonomi dan bisnis telah mengalami pergeseran paradigma, yaitu dari
berbasis sumber daya ke paradigma berbasis ide dan kreatifitas.Dalam
paradigmaini tidak menuntut banyaknya modal yang ditanamkan untuk sebuah usaha.
Bermodalkan kreativitas dan juga semangat anak-anak muda bangsa akan
berpengaruh kepada perekonomian Indonesia. Paradigma ini terbukti dengan adanya
brand-brand lokal yang sudah besar dan sudah berhasil mengekspor hasil kreativitas
bangsa ini ke berbagai negara.
Dalam
konsep marketing brand memiliki nilai yang sangat besar dan melebihi functional
benefit yang ditawarkan brand kepada konsumennya. Jadi di dalam sebuah brand
terdapat value-value tertentu yang bisa membuat orang loyal terhadap brand
tersebut.Value-value itu timbul dan dipahami konsumen karena ada pergerakan
yang dilakukan oleh setiap brand di mana pergerakan tersebut berdampak positif
bagi banyak orang. Merek memegang peranan yang sangat penting, salah satunya
adalah menghubungkan harapan konsumen pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu
kepada konsumen (Durianto dkk, 2001:1).. Kepuasan adalah suatu reaksi afektif
yang positif terhadap hasil dari pengalaman sebelumnya dan menurut
(Keller,1993;) merek adalah tanda kepercayaan untuk segala sesuatu yang tidak
terlihat, aktifitas sehari-hari dan ketidaksadaran sentuhan manusia yang dapat
menjadi simbol kualitas dan jaminan dalam membangun kepercayaan sehingga
Pentingnya sebuah kepuasan konsumen pada pengalaman atas sebuah merek produk
sebelumnya mencerminkan kualitas dan jaminan atas merek produk itu sendiri.
PEMBAHASAN
Brand identity membutuhkan keputusan lebih lanjut
mengenai nama,logo,warna,tagline, dan simbol sebuah merek (Kotler,2003). Aaker
dan Joachimsthaler dalam Ghodeswar (2008) menyatakan identitas merek
merepresentasikan bagaimana sebuah organisasi ingin menunjukkan merek mereka
kepada konsumen. Gelder (2005)
menyebutkan brand identity adalah suatu kumpulan dari aspek-aspek yang
bertujuan untuk menyampaikan merek: latar belakang merek, prinsip-prinsip
merek, tujuan dari ambisi merek itu sendiri. Elemen brand adalah upaya visual
bahkan kadangkala fisik yang bertindak mengidentifikasi dan mendeferensiasi
suatu produk atau jasa perusahaan. Elemen brand formal di antaranya nama,jenis
logo, dan slogan bersatu membentuk identitas visual suatu brand atau perusahaan
(Kotler & Pfoertsch,2008). Beberapa elemen brand identity adalah sebagai
berikut:
1)
Nama Brand
2)
Logo
3)
Slogan/Tagline
4)
Kisah Merek
Menurut
Keller (2008) terdapat enam kriteria utama dalam memilih brand identity:
a. Memorability:
bentuk elemen merek harus dengan mudah dikenali dan dapat dengan mudah diingat
kembali.
b. Meaningfulness:
dapat dijabarkan dengan jelas arti dari elemen merek tersebut secara dekriptif
dan juga secara persuasif tentang hubungannya terhadap sebuah produk.
c. Likable:
bentuk,warna atau nama harus dirumuskan secara menarik agar dapat mendapatkan
perhatian konsumen dan juga memiliki nilai estetika yang baik.
d. Transferable:
sebuah elemen merek sebaiknya bisa digunakan untuk kepentingan bisnis yang
lebih besar lagi. Sebuah elemen merek juga harus dapat digunakan lintas
geografi.
e. Adaptability:
kriteria kelima untuk elemen merek adalah memiliki lintas waktu yang fleksibel,
atau dapat dengan mudah dilakukan pembaruan atau update.
f. Protectability:
hasil pilihan merek tersebut harus dilindungi secara hukum maupun citra
kompetitif secara internasional.
Di
samping ke enam kriteria tersebut, brand identity memiliki empat dimensi
seperti yang dikemukakan oleh Kotler et al. (1998) yaitu sebagai berikut:
a. Dimensi produk,
yaitu hubungannya dengan atribut dan karakteristik yang diperlukan untuk
kategori produk, situasi konsumsi produk itu sendiri,segmen pasar,dan daerah
asal produk tersebut.
b. Dimensi
organisasional, yaitu hubungannya dengan ide, merepresentasikan produsen dan
penjual mengenai suatu produk.
c. Dimensi
kepribadian, yaitu hubungannya dengan brand personality dan ikatan emosional
antara merek dan konsumen.
d. Dimensi
simbolis, yaitu nama merek,logo,slogan (tagline), dan metafora.
KESIMPULAN
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa identitas merek yang kuat yang dipahami
dengan baik dan dialami oleh pelanggan membantu membentuk kepercayaan dan
kemampuan untuk membedakan suatu merek dari competitor. Sehingga pelanggan akan
melakukan pembelian berulang yang akan berpengaruh terhadap penjualanan produk
di perusahaan. Hal yang harus diperhatikan adalah brand identity perusahaan.
Perusahaan harus mempunyai brand identity yang setidaknya memiliki
elemen-elemen, seperti nama produk, logo, slogan/tagline, dan kisah merek.
Selain itu, hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan brand identity adalah kriteria
utama dan dimensi.
DAFTAR PUSTAKA
Durianto, Darmadi,
Sugiarto, L. J. Budiman. 2011. Brand Equity Ten Strategi Memimpin Pasar
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ghodeswar, B.M. 2008,
Building brand identity in competitive markets: a conceptual model, Journal of
Product & Brand Management, Volume 17, Number 1, p 4.
Kotler. 2003,
Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesembilan, Penerbit PT. Indeks Gramedia,
Jakarta.
Kotler, P., &
Pfoertsch, W. (2008). Dalam B2B brand management. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer.
Keller, K. L. 1993.
Conceptualizing, Measuring, and Managing Customer-Based Brand Equity. Dalam
Journal of Marketing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar