Pendahuluan
Menurut Siagian (2000) motivasi bukanlah suatu perkara yang
mudah, baik memahaminya, apalagi dalam menerapkannya. Tidak mudah dikarenakan berbagai
alasan dan pertimbangan. Akan tetapi yang jelas adalah bahwa dengan motivasi
yang tepat maka para pegawai akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin
dalam melaksanakan tugasnya, karena meyakini bahwa dengan keberhasilan
organisasi dalam mencapai bebagai tujuan dan sasarannya, maka kepentingan-kepentingan
pribadi dari para anggota organisasi tersebut ikut terjagadan terpelihara pula.
Lebih
lanjut, Siagian (1995) menyatakan pula bahwa yang menjadi sasaran utama dalam
pemberian motivasi oleh para pimpinan kepada bawahannya adalah peningkatan
prestasi kerja para bawahan yang bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan
dan berbagai sasaran organisasi. Namun, prestasi kerja tersebut tidak dapat
ditingkatkan hanya melalui pemberian motivasi saja, karena merupakan
“perkalian” antara kemampuan dan motivasi.
Permasalahan
1.
Apa
pengertian motivasi kerja?
2.
Apa
saja macam-macam Motivasi?
3.
Apa
saja teori-teori Motivasi Kerja?
4.
Apa
saja fungsi motivasi?
5.
Apa
saja faktor yang mempengaruhi motivasi kerja?
6.
Apa
saja unsur penggerak motivasi?
Pembahasan
Pengertian Motivasi Kerja
Gibson
(1997) mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah dorongan-dorongan yang timbul
pada atau dalam diri seseorang yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku. Jadi
motivasi merupakan suatu sikap seseorang terhadap tugas-tugasnya yang mengarah
pada kepuasan kerja.
Sedangkan
menurut Kertonegoro (1997) dinyatakan bahwa motivasi adalah kemauan untuk
melakukan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi, yang dipengaruhi
oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individual. Unsur upaya meliputi
baik intensitasnya (orang berusaha keras) maupun mutunya (upaya yang diarahkan
pada/atau konsisten dengan tujuan organisasi).
Macam-macam Motivasi
v Motivasi Internal/Intrinsik.
Motivasi
ini merupakan pendorong kerja seseorang yang bersumber dari dalam diri pekerja
sebagai individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat/makna
pekerjaan yang dilaksanakan. Dengan kata lain, motivasi ini bersumber dari
pekerjaan yang dikerjakan, baik karena mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan
atau memungkinkan tercapainya suatu tujuan, maupun karena memberikan harapan
tertentu yang positif di masa depan (masa yang akan datang). Misalnya, seorang
karyawan yang bekerja secara berdedikasi tinggi semata-mata hanya karena merasa
memperoleh kesempatan untuk mengaktualisasikan atau mewujudkan realisasi dan aktualisasi
dirinya secara maksimal.
v Motivasi Eksternal/Ekstrinsik.
Motivasi
ini merupakan pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai
individu, yang berupa suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanakan pekerjaan
secara maksimal. Misalnya, seorang karyawan yang bekerja secara berdedikasi
tinggi semata-mata hanya karena upah atau gaji yang tinggi, jabatan atau posisi
kerja yang lebih terhormat atau karena pujian, dan lain-lain.
Teori-teori Motivasi Kerja
v Teori Isi (Content Theory)
Teori
Isi dari motivasi kerja mencoba menentukan apa sajakah hal-hal yang memotivasi
orang dalam bekerja. Teori ini menekankan arti pentingnya pemahaman
faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang menyebabkan mereka bertingkah
laku. TeoriIsi terlihat sangat sederhana, yang diperlukan manajer adalah
bagaimana menebak kebutuhan para karyawan dengan mengamati perilaku mereka,
kemudian memilih cara apa yang akan digunakan supaya mereka melaksanakan atau
bertindak sesuai dengan keinginan manajer.
v Teori Hierarkhi Kebutuhan Maslow
Teori
ini menganggap bahwa dalam diri setiap manusia terdapat hirarki lima kebutuhan,
yaitu berturut-turut:
a. Kebutuhan fisiologis, berupa: pangan,
sandang, tempat tinggal dan kebutuhan primer lainnya.
b. Kebutuhan atas jaminan keamanan (rasa
aman), yaitu: rasa aman dan terlindung dari resiko fisik dan mental.
c. Kebutuhan sosial, termasuk:
persahabatan, keakraban, penerimaan, keterikatan.
d. Kebutuhan harga diri, seperti: dihormati,
disegani, diakui, dan kewibawaan.
e. Kebutuhan aktualisasi diri, berupa:
prestasi, perkembangan, tanggung jawab, kepuasan diri.
Apa Saja Fungsi Motivasi
Menurut Hasibuan (1996) ada beberapa
fungsi motivasi, antara lain:
1. Mendorong gairah dan semangat kerja
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja
3. Meningkatkan produktivitas kerja
4. Mempertahankan loyalitas dan
kestabilan kerja
5. Meningkatkan kedisiplinan
6. Mengefektifkan pengadaan karyawan
7. Menciptakan suasana dan hubungan
kerja yang baik
8. Meningkatkan kreativitas dan
partisipasi
9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan
10. Meningkatkan rasa tanggungjawab
terhadap tugas
11. Meningkatkan efisiensi penggunaan
alat-alat danbahan baku, dan lain sebagainya.
Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Faktor
yang dapat mempengaruhi motivasi kerja yaitu mampu memuaskan dan mendorong
orang-orang untuk bekerja dengan baik. Faktor-faktor ini secara kasar ekuivalen
dengan kebutuhan tingkat atas Maslow. Menurut Herzberg, seorang karyawan harus
mempunyai pekerjaan yang lebih menantang, lebih banyak tuntutan kesempatan
untuk mengembangkan kemampuan agar dia dapat termotivasi. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
1. Keberhasilan pelaksanaan
(achievement)
2. Pengakuan (recognition)
3. Pekerjaan itu sendiri (the work
itself)
4. Pengembangan (development)
Unsur Penggerak Motivasi
Motivasi
tenaga kerja akan ditentukan oleh motivatornya, Motivator yang dimaksud adalah
merupakan mesin penggerak motivasi tenaga kerja sehingga menimbulkan pengaruh
perilaku individu tenaga kerja yang bersangkutan. Sagir (1985) mengemukakan
unsur-unsur penggerak motivasi sebagai berikut:
v Prestasi (achievement)
Seseorang
yang memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu "kebutuhan" atau needs
dapat mendorongnya mencapai sasaran. Mc Clelland menyatakan bahwa tingkat
"Needs of Achievement” (N-Ach) yang telah menjadi naluri kedua (second
nature), merupakan kunci keberhasilan seseorang. N- Ach biasanya juga dikaitkan
dengan sikap positif, keberanian mengambil resiko yang diperhitungkan (calculated
risk) untuk mencapai suatu sasaran yang telah ditentukan.
v Penghargaan (recognition)
Penghargaan
pengakuan atau recognition atas suatu prestasi yang telah dicapai oleh
seseorang akan merupakan motivator yang kuat. Pengakuan atas suatu prestasi,
akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi daripada penghargaan dalam
bentuk materi atau hadiah. Penghargaan atas pengakuan dalam bentuk piagam atau
medali, dapat menjadikan motivator yang lebih kuat dibandingkan dengan hadiah
berupa barang atau bonus dan uang.
v Tantangan (challenges)
Adanya
tantangan yang dihadapi, merupakan motivator kuat bagi manusia untuk mengatasinya.
Suatu sasaran yang tidak menantang atau dengan mudah dapat dicapai biasanya
tidak mampu menjadi motivator, bahkan cenderung untuk menjadi kegiatan rutin.
Tantangan demi tantangan biasanya akan menumbuhkankegiatan kegairahan untuk
mengatasinya.
v Tanggung Jawab (responsibility)
Adanya
rasa ikut serta memiliki (sense of belonging) akan menimbulkan motivasi untuk
ikut merasa bertanggungjawab. Dalam hal ini Total Quality Control (TQC), atau
dalam istilah bahasa Indonesianya Peningkatan Mutu Terpadu (PMT) yang bermula
dari negara Jepang (Japanese Management Style), berhasil memberikan tekanan
pada tenaga kerja, bahkan setiap tenaga kerja dalam tahapan proses produksi
telah turut menyumbang, suatu proses produksi sebagai mata rantai dalam suatu
sistem akan sangat ditentukan oleh tanggung jawab subsistem dalam proses
produksinya, sebagai hasil rasa tanggung jawab kelompok (subsistem) maka produk
akhir merupakan hasil dari Total Quality Control atau Peningkatan Mutu Terpadu.
v Pengembangan (development)
Pengembangan
kemampuan seseorang baik dari pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju,
dapat merupakan motivator kuat bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih giat atau
lebih bergairah. Apalagi jika pengembangan perusahaan selalu dikaitkan dengan
prestasi atau produktivitas tenaga kerja.
v Keterlibatan (involvement)
Rasa
ikut terlibat (involved) dalam suatu proses pengambilan keputusan atau bentuknya,
dapat pula "kotak saran" dari tenaga kerja, yang dijadikan masukan untuk
manajemen perusahaan, merupakan motivator yang cukup kuat untuk tenaga kerja.
Tenaga kerja merasa diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan atau
langkah-langkah kebijakan yang akan diambil manajemen. Rasa terlibat akan
menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab, rasa dihargai yang merupakan
"tantangan" yang harus dijawab, melaui peran serta dan prestasi untuk
mengembangkan usaha maupun pengembangan pribadi.
v Kesempatan (opportunity)
Kesempatan
untuk maju dalam bentuk jenjang karir yang terbuka, dari tingkat bawah sampai
tingkat atas (top-level management) akan merupakan motivator untuk berprestasi
atau bekerja produktif.
Kesimpulan
Gibson
(1997) mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang timbul dalam diri
seseorang yang menggerakkan perilaku. Jadi motivasi merupakan suatu sikap
seseorang terhadap tugas-tugasnya yang mengarah pada kepuasan kerja. Terdapat dua
macam motivasi yaitu motivasi internal dan motivasi external. Terdapat beberapa
teori motivasi yaitu Teori Isi (Content Theory) dan juga teori hirarki maslow. Ada beberapa
fungsi motivasi, antara lain: Mendorong gairah dan semangat kerja, Meningkatkan
moral dan kepuasan kerja, Meningkatkan produktivitas kerja, Mempertahankan
loyalitas dan kestabilan kerja, dll. Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
diantaranya: Keberhasilan pelaksanaan (achievement), Pengakuan (recognition), Pekerjaan
itu sendiri (the work itself) dan Pengembangan (development). Unsur unsur
motivassi diantaranya adalah: Prestasi, penghargaan, tantangan, tanggung jawab,
dll.
Daftar Pustaka
Ø
MOTIVASI KERJA PEGAWAI. (2015). Diakses pada 15
november 2022, dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/7754/MOTIVASI-KERJA-PEGAWAI.html
Ø
TEORI MOTIVASI KERJA. (2009). Diakses pada 15
november 2022, dari https://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/teori-motivasi-kerja.html
Ø
Teori Motivasi McClelland. (2022). Diakses pada
15 november 2022, dari https://jobseeker.id/post/view/teori-motivasi-mcclelland.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar