Oleh
Oliver Gideon Parsaoran (@V21-OLIVER)
Abstrak
Artikel
ini menjelaskan tentang penentu kesuksesan dari suatu bisnis.
Kata
kunci: Wirausaha, wirausahawan, pemimpin, perencanaan strategis, manajemen kewirausahaan
Abstract
This
article explains about the determinants of the success of a business.
Keywords: Entrepreneur, entrepreneur, leader, strategic planning, entrepreneurial management
PENDAHULUAN
Wirausaha
adalah suatu kegiatan usaha atau bisnis mandiri dengan kondisi seluruh sumber
daya dan upaya dibebankan kepada pelaku usaha (wirausahawan) dalam mengenali
produk baru, menentukan konsep dan proses produksi, menyusun strategi hingga
memasarkan serta mengatur permodalannya. Tujuan adanya kegiatan ini adalah
untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi dibandingkan saat sebelum
diolah. Sedangkan, orang yang melakukan wirausaha yang dicirikan dengan pandai
atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur
permodalan operasinya disebut wirausahawan.
Seorang
pebisnis atau wirausahawan harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik dan
benar. Seperti yang sudah dikatakan tadi, seorang wirausahawan yang baik, dapat
dengan pandai mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur
permodalan operasinya. Ini bisa diartikan bahwa seorang wirausahawan harus
memiliki jiwa kepemimpinan yang baik dan benar, untuk dapat menentukan langkah
serta mengambil keputusan yang tepat bagi bisnis yang dijalaninya. Lalu apa
saja penentu kesuksesan suatu bisnis? Semua akan dibahas dalam artikel ini.
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Pemimpin Pada Seorang Wirausaha
Salah satu penentu
kesuksesan suatu bisnis adalah sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh
seorang pebisnis atau wirausahawan. Karena karakter akan menentukan bagaimana orang
tersebut meresponi sebuah masalah atau tantangan yang dihadapi, bagaimana juga orang
tersebut mengambil keputusan untuk bisnisnya, dan sebagainya. Berikut ini
adalah karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha pada jiwa
kepemimpinan wirausaha :
1. Keberanian untuk bertindak
(Dare to Act)
Keberanian
seseorang dalam berwirausaha yang senantiasa dihadang oleh risiko merupakan
wujud dari keberanian menembus ketidakpastian usaha. Oleh karena itu,
wiraswasta membutuhkan perhitungan yang cermat, hati-hati, dan bersifat
antisipatif terhadap dengan segala kemungkinan timbulnya risiko.
2. Membangun tim yang
baik (Good Team Leader)
Untuk mewujudkan
komitmen perusahaan mutlak di perlukan kebersamaan langkah semua karyawan yang
di kendalikan oleh pemimpin perusahaan. Kebersamaan karyawan dalam intern
perusahaan ini mencerminkan keterlibatan dan kontribusi tenaga dan pikiran
seluruh karyawan dengan membentuk tim yang baik sehingga target perusahaan
dapat diwujudkan bersama.
3. Menjadi pendengar yang baik (Eager to
Learning)
Berfikir dan
berjiwa besar merupakan ahli dalam menciptakan gambar yang positif, memandang
kedepan, optimis baik dalam pikiran mereka sendiri maupun orang lain. maka dari
itu hendaklah pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mendengarkan
masukan-masukan yang di berikan karyawannya untuk mencapai tujuan bersama.
4. Berani mengambil
risiko
Kemauan untuk
mengambil risiko menempatkan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan.
Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif.
Seorang yang berani mengambil risiko adalah orang yang selalu ingin jadi
pemenang dengan cara yang baik.
5. Having Mentor
Kemampuan seorang
pemimpin wirausaha dan karyawannya mungkin ada batasnya dan kekurangan, oleh
karena itu perlu untuk menggunakan mentor atau orang yang akan membimbing dan
membina untuk mengembangkan usaha baik dalam bisang teknis, maupun menajemen
usaha.
6. Pikiran yang
terbuka (Open Mided)
Seorang wirausaha
yang terbuka terhadap ide baru inilah merupakan wirausaha yang inovatif dan
kreatif yang di temukan di dalam jiwa kewiraushaan. Pikiran yang luas dinamik
dan kesediaan untuk pembaharuan, bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan
industri, tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan, dan pengalaman yang
banyak.
7. Adanya kepercayan
(Trusted)
Kepercayaan diri
merupakan suatu penduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas
atau pekerjaan dalam praktik sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan
keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau
pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, kepercayaan diri memiliki nilai
keyakinan, optimisme, individualistis, dan ketidak ketergantungan. Seseorang
yang memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.
B. Konsep
Perencanaan Strategis
Perencanaan
memiliki konsep yang tak lepas dari sisi strategis itu sendiri. Dengan konsep
yang jelas, proses perumusan rencana strategis lebih mudah dipahami oleh
perusahaan. Adapun konsep-konsep strategis yang dimaksud adalah :
1. Misi
Misi adalah
serangkaian tugas kewajiban seorang individu dalam kelompok organisasi, atau
perusahaan. Tugas yang dimaksud tidak lepas dari rencana strategis yang telah
dibentuk. Misi dapat memastikan bahwa perusahaan memiliki tujuan yang jelas dalam
bentuk parameter dan kinerja dengan tenggat waktu yang bisa dikontrol dan
dievaluasi.
2. Visi
Misi membantu
perusahaan mencapai visi. Visi adalah gambaran atau proyeksi masa depan dari
hasil misi atau tugas yang dijalankan karena itulah misi dan visi dikatakan
saling berkaitan satu sama lain. Visi dapat menciptakan komitmen yang kokoh
antara karyawan untuk bergerak menuju arah yang lebih baik. Konsep visi pada
rencana strategis menunjukkan arah tujuan dan bagaimana cara menujunya.
3. Sasaran
Sasaran adalah
pengembangan dari visi dan misi. Informasi dan konsep yang ada dalam visi misi,
dan sasaran tidak bisa hanya diidentifikasikan begitu saja, melainkan harus
disampaikan kepada seluruh internal perusahaan sebagai sasaran
C. Proses
Perencanaan Strategis
Perusahaan perlu
merancang rencana strategis yang baik jika ingin mencapai tujuan sesuai
harapan. Dalam perencanaan strategis, diperlukan beberapa proses yang akan
diuraikan sebagai berikut:
1. Identifikasi
Posisi Strategis
Saat
mengidentifikasi posisi strategis, ingatlah bahwa tujuan harus realistis dan
terukur. Gunakan misi, visi, nilai-nilai perusahaan, dan budaya kerja di
perusahaan untuk mempermudah identifikasi posisi
2. Kumpulkan Orang
dan Informasi
Setelah Anda
menetapkan posisi strategis, kumpulkan orang orang yang akan terlibat dalam
proses perencanaan Pastikan bahwa data dan informasi yang akan digunakan akurat
sehingga dapat dijadikan sebagai landasan dalam membuat keputusan. Periksa pula
apakah ada masalah internal atau eksternal yang mungkin dapat mempengaruhi
tujuan.
3. Lakukan Analisis
SWOT
Analisis SWOT
sering digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis, serta
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin muncul. Setelah tim
mengidentifikasi semua kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, tim yang
terlibat dalam rencana strategis dapat bekerja sama untuk mengembangkan tujuan
baru yang akan membantu bisnis menghadapi segala kemungkinan dengan cara yang
lebih positif
4. Merumuskan Rencana
Strategis
Setelah berhasil
mengidentifikasi posisi strategis dan memiliki serangkaian tujuan yang sejalan
dengan misi perusahaan, tahapan selanjutnya adalah merumuskan rencana strategis.
Saat mengembangkan rencana, pertimbangkan aspek apa yang akan berdampak terbesar
pada bisnis dan mana yang paling membantu meningkatkan posisi perusahaan.
Jangan lupa untuk menggunakan pengukuran untuk memastikan dan mengontrol
perkembangan dari implementasi rencana.
5. Jalankan Rencana
Strategis
Perusahaan yang
telah merumuskan rencana strategis siap untuk menerapkannya. Langkah ini
merupakan fase tindakan dari proses rencana strategis. Mulailah dengan membuat
semua orang yang terlibat dan membagikan tugas di antara individu atau divisi. Luangkan
waktu untuk memeriksa apakah individu atau divisi telah bekerja dengan benar. Jika
ternyata tidak memenuhi tujuan, lakukan perubahan jika diperlukan.
6. Pantau Performa
Secara Terus-menerus
Proses perencanaan
strategis tidak akan efektif jika semua orang dalam tim melakukan kekeliruan.
Alasan inilah yang mengharuskan perusahaan untuk terus memantau mengelola
kinerja dan menyesuaikan komponen. Penting juga untuk meminta
pertanggungjawaban dari individu yang terlibat atas tugas yang diberikan. Pemantauan
kinerja dan performa juga bisa membantu pembentukan rencana di masa depan
D. Manajemen
Kewirausahaan
Manajemen
kewirausahaan dapat diartikan sebagai seluruh kekuatan perusahaan yang menjamin
kesuksesan atau keberhasilan dengan menggunakan proses kreatifitas dan inovasi
sebagai alat pemberdayaan seluruh sumber ekonomi untuk menciptakan nilai tambah
barang dan jasa.
Roni
Angger Aditama dalam buku Pengantar Manajemen: Teori dan Aplikasi (2020),
menyebutkan jika fungsi manajemen juga bisa disebut ilmu manajemen. Fungsi ini
memuat perihal apa saja yang dilakukan di bidang manajemen.
1. Planning
(perencanaan)
Perencanaan
merupakan proses pendefinisian tujuan organisasi, pembuatan strategi untuk
mencapai tujuan, serta pengembangan rencana aktivitas organisasi. Tahap perencanaan
sangat penting dan tidak boleh dilewatkan. Fungsi perencanaan bermanfaat untuk
meminimalisir risiko atau kesalahan yang mungkin dilakukan dalam kegiatan
organisasi. Perencanaan juga bermanfaat untuk memastikan jika visi misi
perusahaan sudah sejalan dengan arah dan tujuannya. Contoh: perusahaan A
bergerak di bidang penjualan pakaian. Perusahaan ini dibentuk dengan tujuan
memperoleh profit dan mengenalkan produk dalam negeri. Strategi yang dilakukan
ialah dengan memaksimalkan promosi dan memilih bahan berkualitas untuk
pakaiannya. Perusahaan A juga menentukan desain pakaian, warna dan bahan yang
diperlukan.
2. Organizing
(pengorganisasian)
Pengorganisasian
adalah proses penyusunan atau penentuan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan perusahaan. Sumber daya organisasinya meliputi sumber daya manusia
(karyawan dan atau tenaga ahli), sumber daya fisik (mesin, tanah, gedung),
sumber daya operasional (kebijakan, sistem informasi, merk atau brand). Fungsi
pengorganisasian dilakukan dengan pembagian tugas untuk sumber daya manusia,
penetapan struktur perusahaan dan garis wewenangnya, mengalokasi sumber daya
alam, serta merekrut, menyeleksi dan melatih sumber daya manusia. Contoh:
setelah menentukan sejumlah strategi, perusahaan A merekrut sejumlah karyawan
dan tenaga ahli. Perusahaan ini juga mengelompokkan karyawan ke bidang mana
saja yang diperlukan, seperti penjahit, divisi pembelian bahan, divisi promosi,
dan lainnya. Perusahaan A juga membeli sejumlah mesin dan peralatan lainnya
yang dibutuhkan.
3.
Actuating
(pelaksanaan)
Pelaksanaan merupakan proses penerapan atau
implementasi dari semua rencana, konsep, ide, serta gagasan yang telah dibuat
sebelumnya, untuk meraih tujuan bersama. Dalam implementasinya, wajar jika
ditemui beberapa kendala, namun ada pula yang langsung sukses dan berhasil.
Fungsi pelaksanaan biasanya dilakukan dengan membimbing serta memberi motivasi
kepada sumber daya manusia serta peningkatan kemampuan bekerja karyawan. Pada
tahap ini, semua rancangan yang telah disusun, dipastikan berjalan dan
diimplementasikan dengan baik. Penerapan fungsi actuating dalam manajemen usaha
adalah melaksanakan semua rencana atau gagasan yang sudah dibuat. Contoh:
perusahaan A memulai proses produksi pakaiannya, para petinggi perusahaan
membimbing sumber daya manusia dan selalu memberikan motivasi. Semua ide yang
telah dirancang sebelumnya, diimplementasikan semaksimal mungkin.
4.
Controlling
(pengendalian)
Pengendalian adalah bentuk kontrol atau
evaluasi terhadap kinerja organisasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan jika
apa yang telah direncanakan, disusun serta dijalankan sudah sesuai dengan apa
yang telah dirancang sebelumnya. Fungsi pengendalian dilakukan dengan mencari
tahu apa saja yang tidak sesuai dengan rancangan, menentukan dan menganalisa
letak permasalahannya, berusaha mencari solusinya, serta melakukan pengawasan
kinerja sumber daya manusia. Contoh: setelah perusahaan A memproduksi pakaian
dan menjualnya, mereka melakukan evaluasi. Ternyata masih ditemui beberapa
kendala dalam pelaksanaannya, misalnya kesalahan teknis saat produksi dan
penjualan. Solusinya ialah mencegah hal itu terulang kembali dan memastikan
semuanya berjalan dengan baik.
KESIMPULAN
Jadi,
kesuksesan suatu bisnis itu ditentukan dari pertama, karakteristik seorang
wirausahawannya, apakah dia memiliki sifat kepemimpinan atau tidak, lalu apakah
konsep perencanaan (visi, misi, sasaran) serta proses perencanaannya tepat atau
tidak, dan yang terakhir apakah dalam bisnis tersebut terdapat manajemen yang baik
dan benar. Bila semua kategori tersebut berhasil dicapai, maka kemungkinan
besar bisnis yang dijalankan akan berhasil dan terus berkembang.
REFERENSI
Suryana, Yuyus dan
Bayu, Kartib. 2010. Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausaha
Sukses. Jakarta: Kencana.
Kusuma, Riza Perdana. 2018. Modern
Leadership. Jakarta: Inspigo
Aditma, Roni Anger. 2020. Pengantar Manajemen
Teori dan Aplikasi. Kepanjen: AE Publishing.
https://www.kajianpustaka.com/2015/08/kepemimpinan-wirausaha.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar