Oleh : Rizky Dana Wahyu Putra
(T09-Dana)
Sudah sepatutnya setiap
wirausahawan dalam menjalankan bisnisnya memiliki panduan atau tuntunan
bagaimana perusahaan yang dibangunnya menjalankan kegiatan usahanya. Hal ini
menjadi penting supaya setiap keputusan bisnis yang diambil hendaknya tidak
merusak etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Latar belakang
Secara istilah,
pengertian etika bisnis adalah kode etik yang diterapkan sebuah entitas bisnis
atau perusahaan untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Etika bisnis ini diterapkan
agar usaha yang dibangun memiliki pondasi yang kuat dan menciptakan value yang
tinggi. Sementara, tanggung jawab sosial perusahaan adalah wujud kepedulian
suatu usaha pada masyarakat dan lingkungan disekitar dimana usaha tersebut
berada.
Dalam berbisnis, ada berbagai etika yang wajib diterapkan dalam pengelolaan dan eksekusi dari sebuah bisnis. Etika yang baik akan membuat binsis lebih mudah berkembang dengan sehat sekaligus menumbuhkan citra yang baik dari bisnis tersebut. Pengertian etika bisnis adalah metode-metode kegiatan bisnis yang merangkul keseluruhan aspek yang berkaitan dengan bisnis tersebut, termasuk individu, perusahaan, dan masyarakat sekitar. Penerapan etika bisnis dalam perusahaan dapat mewadahi pembentukan perilaku karyawan dalam sebuah perusahaan. Setiap perusahaan wajib menjadikan prinsip beretika sebagai pondasi dari bisnis mereka. Karena itulah, etika bisnis merupakan standar atau pedoman yang tepat bagi semua karyawan untuk dijadikan pedoman dalam bekerja.
Pendahuluan
Sejalan dengan perkembangan jaman yang semakin
maju serta laju perekonomian dunia yang semakin cepat, dan diberlakukannya
sistem perdagangan bebas sehingga batas kita dan batas dunia akan semakin
kabur. Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk
mendapatkan kesempatan dan keuntungan. Dengan kondisi
seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu dengan waktu serta
negara-negara lain agar terwujud suatu tatanan perekonomian yang saling
menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan, bagaimana jadinya jika pelaku
bisnis dihinggapi kehendak saling menindas agar memperoleh tingkat keuntungan
yang berlipat ganda. Inilah yang merupakan tantangan bagi etika dan tanggung
jawab sosial bisnis.
Etika dan Tanggung Jawab
Sosial dunia bisnis tidak saja berorientasi pada komitmen sosial yang
menekankan pada pendekatan kemanusiaan, belas kasihan, panggilan religi atau
panggilan moral dan semacamnya, tetapi menjadi kewajiban yang sepantasnya
dilaksanakan oleh pelaku bisnis dalam ikut serta mengatasi permasalahan sosial
yang menimpa masyarakat. Dalam perkembangannya praktik tanggung jawab sosial
pelaku bisnis telah banyak dilakukan secara sadar, artinya menerapakan tanggung
jawab pelaku bisnis adalah investasi untuk pertumbuhan dan keterlanjutan bisnis
sehingga tak lagi dilirik sebagai pusat biaya.
Pembahasan
A. Pengertian
Etika bisnis adalah kode etik yang diterapkan
dalam perusahaan untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Etika bisnis ini sangat
penting diterapkan dalam perusahaan agar perusahaan memiliki pondasi yang kuat
dan menciptakan value yang tinggi.
Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab
sosial yang merupakan bagian dari etika bisnis, yaitu adanya kesadaran
perusahaan bahwa keputusan bisnisnya dapat mempengaruhi masyarakat. Tanggung
jawab sosial perusahaan adalah wujud kepedulian suatu usaha pada masyarakat dan
lingkungan disekitar dimana usaha tersebut berada. Arti yang lebih luas dari
istilah ini adalah tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan, dan
kreditor.
Sedangkan, Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan perusahaan melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma
masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab
sosial lainnya.
B. Pendekatan
dasar merumuskan tingkah laku etika
Etika bisnis lebih luas dari
ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi
dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis
seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance
Managemen Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on
Soft Criteria, terdapat tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku
etika kita :
1. Utilitarian Approach:
setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensi nya. Oleh karena itu dalam
bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan
dengan biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan kelakuan
nya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah
laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi
benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama,
dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
C. Tanggung
jawab sosial perusahaan
Dalam
mengambil sebuah keputusan untuk kepentingan usaha, hendaknya tidak merusak
etika dan tanggung jawab sosial. Adapun tanggung jawab sosial perusahaan
meliputi:
1.Tanggung jawab sosial terhadap konsumen. Tanggung
jawab ini tidak hanya terbatas pada penyediaan barang atau jasa saja.
Perusahaan bertanggung jawab atas produksi dan penjualan/distribusi pada
pelanggan, dimana produk yang dihasilkan harus bisa membawa manfaat.
2.Tanggung jawab sosial pada karyawan. Perusahaan
bertanggung jawab dalam memberikan rasa aman kepada karyawannya, memperlakukan
karyawan dengan layak dan tidak membeda-bedakan, serta memberikan kesempatan
yang sama pada karyawan untuk mengembangkan diri.
3.Tanggung jawab sosial kepada kreditor. Saat
perusahaan memiliki masalah keuangan dan belum bisa menyelesaikan kewajibannya,
perusahaan harus memberitahukan kepada kreditor.
4.Tanggung jawab sosial kepada pemegang saham. Perusahaan
bertanggung jawab atas kepuasan pemegang saham. Perusahaan harus bisa
meyakinkan pemegang saham, dimana manajer perusahaan memonitor seluruh
keputusan bisnis dan meyakinkan bahwa keputusan yang diambil tersebut demi
kepentingan pemegang saham.
Namun tidak menutup kemungkinan pemegang saham
turut aktif dalam memberikan pengaruh kebijakan manajemen perusahaan. Pada
umumnya pemegang saham yang berperan aktif adalah investor perusahaan yang
memiliki saham dalam jumlah yang besar. Dengan demikian pemegang saham akan
meminta pertanggung jawaban eksekutif perusahaan atas ketidakpuasan yang
didapatkan.
5. Tanggung jawab sosial kepada lingkungan. Tanggung
jawab ini berkaitan dengan menjaga kelestarian lingkungan, misal dengan
mencegah adanya polusi disekitar tempat usaha. Perusahaan dapat melakukan
pencegahan polusi dengan mendaur ulang plastik serta melakukan pembatasan
jumlah karbondioksida sebagai akibat dari proses produksi.
6. Tanggung jawab sosial kepada komunitas. Hal
yang sering dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memberikan bantuan untuk
sarana pendidikan/kesehatan, atau perbaikan/pengadaan infrastruktur yang
dibutuhkan.masyarakat sekitar.
Penerapan etika bisnis dan tanggung jawab sosial
pada perusahaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan memudahkan
perusahaan dalam menjalankan visi dan misinya. Melalui etika bisnis dan
tanggung jawab sosial akan membentuk citra positif perusahaan di mata
masyarakat yang lebih luas.
D. Pengaruh Etika
dan Tanggung Jawab Sosial terhadap Perilaku Konsumen.
1. Perilaku konsumen
(consumer behavior) mempelajari bagaimana manusia memilih di antara berbagai
pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumberdaya (resources) yang
dimiliki sesuai dengan syariat islam.
2. Perilaku konsumen juga
merupakan aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, barang atau jasa.
3. Perilaku konsumen sendiri
dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran,
perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya.
Dengan kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang
dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi. Perilaku konsumen
menitik beratkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu.
4. Perilaku konsumen
berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian,
penggunaan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan pribadi.
Berdasarkan definisi diatas
maka yang dimaksud dengan Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan
proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau
jasa ekonomi yang selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
Kesimpulan
Etika Bisnis adalah cara-cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Dari beberapa definisi dari para ahli dapat dipahami bahwa pada dasarnya
CSR merupakan cita-cita perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan dalam
bentuk tindakan yang berdasarkan etika dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi
secara berkelanjutan disertai peningkatan kualitas hidup karyawan beserta
keluarganya, sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan
masyarakat pada umumnya.
Referensi
Muhammad Djakfar, 2012, Etika
Bisnis, Jakarta: Penebar Plus.
Juhaya S. Pradja, 2013,
Manajemen Bisnis Syari’ah & Kewirausahaan, Bandung: Pustaka Setia.
https://www.jurnal.id/id/blog/pentingnya-mengimplementasikan-tanggung-jawab-sosial-etika-bisnis/
https://campus.smesco.go.id/id/pelatihan/etika-dan-tanggung-jawab-sosial-wirausahawan-2
https://zahiraccounting.com/id/blog/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial-perusahaan/
https://makalah-xyz.blogspot.com/2020/09/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar