PERMINTAAN PASAR DI MASA PANDEMI
Oleh : Elsania (@T04-Elsania)
ABSTRAK
Pandemi COVID-19 telah memberikan banyak dampak ekonomi, sosial, dan politik tidak hanya pada negara-negara besar tetapi hampir semua negara di dunia termasuk Indonesia. Selama masa pandemi ini kegiatan perdagangan mengalami perbedaan yang sangat jelas, banyak usaha yang terpaksa harus tutup karena mengalami kerugian, omset penjualan yang jauh menurun sehingga permintaan pasar pun ikut menurun.
PENDAHULUAN
Penyebaran
pandemi COVID-19 telah memaksa pemerintah di negara-negara kawasan Asia dan
Pasifik untuk melakukan kebijakan penguncian wilayah dan pembatasan sosial
secara besar-besaran. Sebagai konsekuensi, kebijakan tersebut menyebabkan
aktivitas ekonomi dan sosial menjadi terganggu yang pada akhirnya ditrasmisikan
kepada gangguan terhadap perekonomian secara keseluruhan termasuk gangguan di
pasar tenaga kerja dan penurunan tingkat pendapatan pekerja di seluruh wilayah.
Gangguan
terhadap aktivitas ekonomi karena kebijakan penguncian wilayah untuk menahan
penyebaran virus telah menyebabkan banyak perusahaan menutup usaha dan
mengalami kebangkrutan yang berdampak pada pengurangan jumlah pekerja maupun
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran terutama pada sektor-sektor
yang paling terdampak pandemi.
PEMBAHASAN
Guna
mengantisipasi penyebaran covid-19 pemerintah mengambil berbagai tindakan yang
dihimbaukan kepada masyarakat. Salah satunya social distancing dimana
masyarakat dilarang untuk berkumpul dalam kerumunan bahkan untuk menjaga diri agar
tidak tertular. Sosial distancing ini juga mempengaruhi perubahan sistem pasar
ekonomi permintaan dari suatu barang. Dalam kondisi ini konsumen akan lebih
memilih untuk tidak membeli barang-barang yang dianggapnya kurang begitu
penting karena aktivitas mereka pun dibatasi.
Faktor
yang mempengaruhi permintaan yaitu :
1. Harga
barang atau jasa
Jika
harga naik, jumlah barang/jasa yang diminta kosumen akan berkurang. Sebaliknya
jika harga turun maka jumlah barang/jasa yang diminta bertambah banyak.
Contoh
: Harga sepeda motor 25 juta mengalami penurunan harga menjadi 14 juta karena
adanya diskon. Hal ini lantas menyebabkan permintaan sepeda motor mengalami
kenaikan, begitu juga sebaliknya.
2. Pendapatan
masyarakat
Apabila
pendapatan rata-rata masyarakat naik maka minat masyarakat untuk membeli barang
dan jasa akan bertambah. Sementara jika pendapatan masyarakat turun maka
permintaan barang dan jasa juga menjadi rendah.
Contoh
: Ketika pandemi Covid-19 terjadi, sebagian sektor ekonomi menurun kinerjanya.
Dampak dari itu adalah banyak orang kehilangan pekerjaan. Pendapatan sebagian
masyarakat lantas merosot ke tingkat rendah. Akibatnya, angka permintaan banyak
jenis barang/jasa pun menurun, sehingga jauh lebih rendah jika dibandingkan
dengan saat situasi sebelum pandemi.
3. Selera
masyarakat
Selera
masyarakat yang selalu berubah sangat berpengaruh pada permintaan. Tumbuhnya
selera baru di masyarakat terhadap suatu barang/jasa biasanya akan segera
diikuti dengan peningkatan angka permintaan barang/jasa itu di pasar.
Contoh
: Pada saat pandemi Covid 19 terdapat perubahan sejumlah selera masyarakat.
Salah satunya ialah tumbuhnya kegemaran bersepeda. Perubahan selera masyarakat
ini membuat jumlah permintaan sepeda meningkat.
4. Kualitas
barang
Permintaan
barang dengan kualitas yang baik meski dengan harga yang sedikit mahal akan
tetap tinggi. Sedangkan untuk barang berkualitas rendah dan mudah rusak,
permintaannnya akan tetap rendah sekalipun harganya murah.
Contoh
: Di pasar gadget, produk ponsel iphone keluaran Apple sudah dikenal memiliki
kualitas mumpuni. Karena itu, meski harganya lebih mahal dari merek ponsel
lain, banyak konsumen tetap bersedia membeli produk tersebut.
5. Jumlah
penduduk
Jumlah
penduduk yang banyak akan meningkatkan permintaan barang/jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Begitu juga sebaliknya, jika jumlah penduduk sedikit maka
jumlah permintaan akan rendah.
Di
kasus perdagangan ponsel, Indonesia tidak hanya menjadi pangsa pasar besar bagi
produsen smartphone lokal tetapi juga banyak pabrikan asing. Hal ini terjadi
karena jumlah penduduk Indonesia yang banyak telah membuat angka permintaan
ponsel di tanah air menjadi sangat tinggi.
6. Prediksi
Jumlah
permintaan barang dan jasa akan meningkat apabila diperkirakan barang dan jasa
tersebut segera menjadi langka atau bakal mengalami kenaikan harga.
Contoh
: Indonesia pernah mengalami kenaikan permintaan masker kesehatan pada awal
Pandemi Covid-19 karena diperkirakan jumlah masker yang tersedia untuk
melindungi diri dari infeksi akan habis.
Walaupun
pandemi mengakibatkan ada masyarakat kehilangan pekerjaan, dirumahkan,
berpindah
pekerjaan, jam kerja dibatasi, dan upah yang diturunkan, namun di sisi lain
juga
menimbulkan
peluang kerja baru, misalnya penjual masker kain, penjahit-penjahit APD,
penjual
handsanitizer,
penjual sabun cuci tangan serta pengadaan alat-alat kesehatan.Produk-produk
herbal
seperti
jamu juga mengalami peningkatan permintaan di masa pandemic karena diyakini
dapat
meningkatkan
daya tahan tubuh. Pandemi COVID-19 ini dapat memunculkan peluang kerja baru
yang
mengandalkan kreatifitas contohnya ada bisnis Frozen Food (Makanan Beku) yaitu
makanan
setengah
jadi yang tinggal digoreng. Selain itu penggunaan media sosial serta aplikasi
turut
berkembang
pesat di masa pandemi karena banyak transaksi penjualan yang dilakukan secara
daring.
KESIMPULAN
Kejadian
Pandemi Covid-19 yang merupakan bencana non alam (non nature disaster) menjadi
salah satu faktor dari lingkungan luar (external environment) yang memberikan dampak
penurunan aktivitas bisnis konvensional (offline). Pandemi menyebabkan banyak
sektor menurun sehingga permintaan pasar pun menurun.
DAFTAR
PUSTAKA
https://tirto.id/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-permintaan-dan-penawaran-gjbb
https://feb.untan.ac.id/wp-content/uploads/2020/12/Erni-1.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar