Oleh : Gilang Ramadhan
(@T07-Gilang)
A. Pengertian Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan sebuah proses dan
strategi yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam mengembangkan suatu
produk. Hal yang perlu dilakukan dalam mengembangkan suatu produk yaitu
memperbaiki produk yang lama atau menambahkan kegunaan produk tersebut kepada
target pasar. Ini artinya, kamu perlu menyajikan unsur-unsur baru yang dapat
memikat hati pelanggan.
Selain itu, pengembangan produk termasuk dalam proses
perubahan yang dilakukan pada produk yang sudah ada sebelumnya. Sekaligus
sebagai proses mencari inovasi guna menambah nilai terhadap produk lama dan
mengkonversikannya ke dalam bentuk produk tersebut. Dengan dilakukannya
pengembangan produk, itu artinya perusahaan sudah paham dan mengetahui terkait
kebutuhan dan juga keinginan pasar.
Berikut ini adalah pengertian pengembangan produk
menurut para ahli:
1. Menurut Tjiptono (2008), Ia mengungkapkan bahwa
pengembangan produk merupakan sebuah strategi untuk produk baru, seperti produk
yang disempurnakan, produk orisinil, produk modifikasi, dan juga brand baru
yang dikembangkan dengan cara riset dan juga pengembangan.
2. Menurut Amstrong dan Kotler (2008), pengembangan
produk adalah strategi untuk menumbuhkan perusahaan dengan cara menawarkan
modifikasi produk atau produk baru ke target pasar yang sudah ditentukan.
Pengembangan produk tersebut dilakukan terhadap produk fisik dan memastikan
bahwa ide produk yang sudah ada dapat diubah menjadi sebuah produk baru yang
lebih efektif.
3. Menurut Simamora (2000), menyatakan bahwa
pengembangan produk merupakan sebuah proses pencarian ide atau gagasan untuk
produk baru dan mengkonversikannya ke dalam lini produk yang telah berhasil di
pasaran. Pencarian produk baru ini didasarkan pada anggapan bahwa target pasar
menginginkan unsur yang baru. Oleh karena itu, pengenalan produk baru dapat
membantu dalam mencapai tujuan perusahaan.
4. Menurut Alma (2002), pengembangan produk merupakan
kegiatan yang dilaksanakan oleh produsen dalam mengembangkan produk mereka,
memperbaiki produk yang lama, menambahkan kegunaan produk lama, dan mengurangi
biaya produksi serta biaya kemasan.
B. Tujuan Pengembangan Produk
menurut Keller dan Kotler (2008),
menyatakan bahwa tujuan umum dari pengembangan produk ada dua, yaitu:
1. Untuk memenuhi kebutuhan yang
baru dan memperkuat citra perusahaan sebagai investor. Tujuan tersebut dicapai
dengan cara menawarkan produk yang baru dibandingkan dengan produk sebelumnya.
2. Tujuan kedua yaitu untuk
mempertahankan daya saing dengan produk yang sudah ada. Hal ini dilakukan
dengan cara menawarkan produk yang bisa memberikan berbagai jenis kepuasan atau
kegunaan baru.
Menurut Alma (2002), ada beberapa
alasan yang mendasari suatu perusahaan dalam melakukan pengembangan produk,
antara lain:
1. Untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen
2. Menambah omset atau meningkatkan penjualan
3. Untuk mendayagunakan sumber produksi
4. Memenangkan persaingan dengan produk yang sudah ada
5. Meningkatkan profit dengan cara menggunakan bahan yang sama
6. Mendayagunakan bahan-bahan yang masih tersisa
7. Mencegah konsumen merasa bosan
8. Untuk menyederhanakan kemasan produk
C. Jenis-jenis Pengembangan
Produk
Menurut Keller dan Kotler (2008),
ada beberapa jenis strategi pengembangan produk, diantaranya:
1. Memperbaiki produk yang sudah
ada sebelumnya. Hal ini berarti perusahaan harus menggunakan fasilitas serta
teknologi yang sudah ada untuk menciptakan inovasi baru dan memperbaiki produk
lama. Dengan menggunakan cara ini, perusahaan tidak akan mendapatkan risiko
yang besar. Sebab, mereka hanya perlu melakukan perubahan secara menyeluruh.
2. Memperluas lini produk dengan
cara menambah item pada lini produk yang sudah ada. Kamu juga bisa menambah di
produk yang baru.
3. Menambah produk yang sudah
ada. Dalam hal ini perusahaan perlu menambah serta memberikan variasi pada
produk yang sudah ada sebelumnya. Kemudian memperluas segmen pasar dengan cara
melayani berbagai jenis konsumen yang mempunyai selera yang berbeda.
4. Meniru atau memodifikasi
strategi kompetitor. Cara ini bisa dilakukan dengan meniru strategi dari
kompetitor yang dianggap akan menguntungkan. Misalnya tentang penetapan harga.
5. Menambah lini produk.
Biasanya, perusahaan akan membutuhkan dana yang cukup besar dalam proses
pembuatan produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang sudah ada. Sebab,
produk yang belum pernah dibuat dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pembuatannya
memerlukan dana yang cukup besar.
D. Tahapan atau Proses
Pengembangan Produk
1. Menciptakan Ide atau Gagasan
Menciptakan sebuah ide dari
produk baru merupakan tahap pertama yang perlu dilakukan dalam proses
pengembangan produk. Dalam prosesnya, pihak perusahaan perlu mengikuti beberapa
upaya sistematis dalam menciptakan produk terbaru.
Biasanya, ada banyak ide atau gagasan terkait produk baru dalam proses
penciptaan ide tersebut. Namun, semua ide itu harus bisa dilanjutkan ke tahapan
selanjutnya. Sehingga pada proses ini, akan ada banyak ide yang terbuang
setelah melewati berbagai macam syarat kelayakan suatu produk.
2. Penyaringan Ide atau Gagasan
Tahap selanjutnya yaitu
penyaringan ide. Setelah melakukan tahap penciptaan, perusahaan perlu melakukan
penyaringan terkait ide produk yang sudah diciptakan. Penyaringan tersebut
dilakukan dengan tujuan supaya perusahaan bisa memperoleh ide yang berkualitas.
Agar nantinya bisa diproses ke tahap selanjutnya. Hal ini juga berguna untuk
mengurangi biaya produksi, meminimalkan risiko gagal, dan juga untuk memilih
ide produk yang dianggap layak dan dapat diproduksi oleh perusahaan.
3. Pengembangan serta Pengujian
Konsep
Setelah mendapatkan ide produk
dari penyaringan di atas, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah
mengembangkan ide tersebut serta menguji konsep produk yang baru. Konsep disini
merupakan sebuah hasil dari usaha pengembangan atas beberapa ide yang sudah
dipilih. Dimana konsep produk tersebut harus bisa memenuhi kebutuhan konsumen.
Sehingga dapat lebih dipahami oleh target pasar yang ada di dalam segmen
tertentu.
a. Pengembangan Konsep
Dalam melakukan pengembangan
konsep, perusahaan harus mengembangkan ide yang telah diseleksi sebelumnya.
Kemudian menjadikannya suatu konsep produk supaya bisa diproses lebih lanjut.
Oleh karena itu, dalam pengembangan produk perlu dibuat beberapa alternatif
lain yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan juga dianggap menarik.
b. Pengujian Konsep
Konsep baru yang telah
dikembangkan harus diuji terlebih dulu dengan target pasar yang dituju. Baik
itu dalam skala kecil maupun besar. Konsep tersebut dapat disajikan dalam
berbagai bentuk. Untuk jenis produk tertentu dapat disajikan dengan menggunakan
gambar maupun deskripsi kata. Intinya, pesan yang ingin disampaikan kepada para
konsumen harus bisa diterima dengan mudah oleh target pasar.
Kemudian setelah konsep tersebut
dapat dijelaskan secara rinci kepada para konsumen. Maka beri mereka sebuah
pertanyaan yang berkaitan dengan ketertarikan dan nilai yang terkandung pada
masing-masing konsep produk.
4. Pengembangan Strategi
Pemasaran
Ketika sudah menentukan untuk
memilih produk baru, maka langkah selanjutnya yaitu menyusun dan mengembangkan
strategi pemasaran. Strategi tersebut harus dikembangkan dan dimulai dari awal.
Mulai dari perilisan produk ke pasar sampai produk tersebut dapat diterima oleh
konsumen.
5. Analisis Bisnis
Tahapan pengembangan produk yang
harus Anda lakukan jika sudah memutuskan suatu konsep produk dan strategi
pemasaran adalah dengan melakukan evaluasi daya tarik bisnis pada produk baru
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pada tahapan ini, hanya
diperlukan pemeriksaan ulang terkait proyeksi penjualan, biaya dan keuntungan
yang diperoleh dari penjualan produk baru tersebut, tujuannya yaitu agar dapat
mengetahui seluruh faktor bisnis tersebut mampu memenuhi tujuan utama
perusahaan atau tidak.
Apabila pada hasil akhir suatu
analisa bisnis menunjukan nilai yang positif dan sudah sesuai dengan tujuan
utama perusahaan, maka produk dapat dipindahkan pada tahapan selanjutnya, yaitu
tahap pengembangan produk. Penjualan tersebut dapat diperoleh dengan meninjau
suatu riwayat produk lain dari perusahaan, akan lebih baik lagi jika produk
tersebut masih dalam satu kategori dengan produk tersebut.
Selain itu dapat juga dengan
memantau produk yang senada atau mirip di pasaran, dengan memantau perkembangan
tersebut, serta hal apa saja yang seharusnya dilakukan dan juga dihindari agar
dapat mencapai hal tadi.
Kemudian, hubungkanlah dengan
berbagai macam strategi pemasaran yang benar dan sesuai, distribusi penjualan
yang bersifat baik, serta juga promosi dan komunikasi apa yang akan
disampaikan.
Di dalam sebuah proyeksi
penjualan, kepada pihak perusahaan harus membuat angka penjualan maksimal serta
minimal untuk dapat mengetahui semua risiko yang nantinya akan terjadi dan
dilalui. Selain itu semua, hal tersebut juga dapat berguna agar bisa mengetahui
berapa perkiraan biaya serta berapa tingkat keuntungan yang akan diraih dari
penjualan produk itu.
Dari semua hasil dari analisis
tersebut, nantinya perusahaan dapat mengetahui dari sisi finansialnya serta
juga dapat menilai seberapa menarik bisnis dalam produk tersebut.
6. Pengembangan Produk
Dalam tahap ini, produk yang
dikembangkan bukan produk yang nyata atau sebenarnya, tetapi masih dalam konsep
rangkain beberapa kata, video, gambar, animasi, atau prototype sebuah produk.
Jika sudah melewati analisa
bisnis, maka akan dilanjutkan dengan mengembangkan kedalam produk yang
sebenarnya atau nyata. Jadi, nanti konsumen akan melakukan evaluasi kepada
produk dengan sendirinya. Karena masukan dan pengalaman konsemen sangat
bermanfaat untuk proses pengebangan produk itu sendiri.
7. Uji Pemasaran
Sebelum produk dipasarkan sesuai
dengan strategi pemasarannya, maka produk harus melewati uji pemasaran pada
sebuah pasar yang sesungguhnya dengan skala yang kecil.
Dengan strategi itu, perusahaan pemroduksi akan mendapatkan gambaran dan
pengalaman yang berhubungan dengan produk yang akan diluncurkan tersebut,
sebelum produk dijual sesungguhnya dalam skala yang luas dimana hal tersebut
membutuhkan biaya pemasaran yang banyak.
8. Komersialisasi
Hasil dari uji marketing harusnya
sudah mampu memberi paparan yang berkaitan dengan prospek terhadap produk
tersebut.
Dari hasil tes pemasarannya,,
maka selanjutnya dari pihak perusahaan dapat memberikan keputusan bahwa apakah
produk baru itu dapat dilaunching, ditunda, dsb. Jika pihak perusahaan telah
yakin akan meluncurkan produk tersebut, maka pihak perusahaan berkewajiban
mempersiapkan beberapa kegiatan, yakni komersialisasi, yang bermulai dari
persiapan produksi, persiapan kegiatan launching produk baru seperti promosi,
iklan, distribusi, serta berbagai kegiatan pemasaran lain.
E. Pengembangan Produk industri makanan di era pandemi
Pandemi yang telah berlangsung hampir satu tahun ini telah mengubah pola
konsumsi masyarakat. Konsumen yang terbiasa pergi berbelanja ke pasar, saat ini
mengubah cara untuk mendapat kebutuhannya dengan lebih banyak memanfaatkan jasa
pengiriman daring. Adanya perubahan pada pola konsumsi tersebut, juga menuntut
sektor industri makanan dan minuman untuk lebih aktif dalam pengembangan
inovasi sehingga memudahkan masyarakat bisa mengonsumsi dengan memperhatikan
protokol kesehatan serta menjaga kebersihan dan rasa makanan
Terkait hal itu, Kemenperin telah memperkenalkan
konsep industri 4.0 dalam pemasaran secara online. “Pemasaran yang sebelumnya
dilakukan secara konvensional beralih menggunakan inovasi pemasaran online.
Sedangkan, bidang logistik juga perlu dikenalkan dengan contactless
logistic atau sistem yang mengurangi interaksi antarmanusia sehingga
konsumen merasa aman,” tutur Rochim.
Adapun bidang produksi perlu diperkenalkan dengan teknologi pangan olahan dan diversifikasi produk seperti frozen food dan teknologi pengemasan lain yang membuat produk-produk lebih awet, dan juga produk-produk yang siap makan, yang tinggal dikirim dan bisa diolah lebih mudah di rumah.
Kemenperin telah menjalin kerja sama dengan Gabungan
Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) untuk menyusun buku
Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Industri Pangan. Buku ini diharapkan
menjadi panduan bagi industri pangan dalam melaksanakan aktivitas produksi di
era pandemi saat ini.
Kemenperin mencatat, selama ini industri makanan dan minuman mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Oleh sebab itu, sektor strategis ini dimasukkan dalam prioritas pengembangan pada peta jalan Making Indonesia 4.0.
Referensi
https://kemenperin.go.id/artikel/22227/Pandemi-Ubah-Pola-Konsumsi,-Industri-Makanan-Perlu-Berinovasi
https://www.gramedia.com/literasi/strategi-pengembangan-produk/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar