Oleh : Fionalita Rahmi
(@T12-Fionalita)
Pendahuluan
Model bisnis bukan hanya sebuah rencana bisnis yang mencatat
visi-misi saja. Lebih jauh, model bisnis membantu menciptakan cara mendapatkan
profit. Dengan menentukan model yang tepat, bisnis yang dibangun akan memiliki
tujuan yang jelas.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu Model Bisnis ?
2.
Apa saja jenis Model Bisnis ?
3. Manfaat Model Bisnis untuk membangun usaha?
Pembahasan
1. Model
Bisnis
Model
bisnis adalah sebuah konsep dasar tentang bagaimana bisnis akan dijalankan,
baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, model bisnis menentukan
bagaimana organisasi bisnis akan dibangun agar usaha yang dijalankan mampu
terus tumbuh dengan baik. Sedangkan secara eksternal, model bisnis membantu menentukan value apa yang
ditawarkan kepada konsumen dan bagaimana cara memperoleh laba dari usaha yang
dijalankan.
2. Jenis
– Jenis Model Bisnis
A.
Model Bisnis Berdasarkan Produksinya
Ini dia beberapa jenis model bisnis
berdasarkan kegiatan produksinya:
1. Manufaktur
Dalam model
bisnis manufaktur, yaitu membuat sebuah produk dan menjualnya untuk mendapatkan
laba. Biasanya produksi barang dilakukan dengan menggunakan mesin
produksi. Ketika menjalankan bisnis manufaktur, dapat menjual barang
secara langsung ke konsumen atau menggunakan perantara pihak ketiga.
2. Distributor
Sesuai
namanya, distributor adalah model bisnis yang aktivitas utamanya adalah
mendistribusikan produk. Artinya, mereka tidak memproduksi sendiri barang yang
dijual. Kunci utama bisnis ini adalah kemampuan menjalin kerja sama dengan
perusahaan manufaktur agar bisa mendistribusikan produk. Beberapa distributor
ada yang bekerja sama dengan banyak supplier sekaligus. Ada juga yang khusus
menjadi distributor resmi suatu produk.
3. Retailer
Retailer
adalah model bisnis yang membeli produk dari distributor dan menjualnya kembali
ke konsumen. Bisa dikatakan retailer adalah penghubung antara produsen
(manufaktur) dan konsumen. Model bisnis retail bisa diterapkan pada bisnis
dengan skala kecil-menengah maupun besar. Mulai dari toko yang Anda jalankan
dari rumah hingga perusahaan ritel besar seperti Indomaret, Alfamart, Trikomsel Oke, dan lainnya.
B. Model
Bisnis Berdasarkan Fisiknya
Dilihat dari bentuk fisiknya, inilah
beberapa model bisnis yang bisa Anda temui:
1.
Brick and Mortar
Inilah
model bisnis tradisional yang menjual barang dan jasa melalui toko fisik.
Artinya, transaksi dilakukan ke konsumen akhir secara tatap muka langsung.
Brick and Mortar ini bisa digunakan oleh produsen, distributor dan
lainnya.
2.
eCommerce
Sesuai
namanya, ecommerce (electronic commerce) adalah sebuah bisnis di mana penjual
dan pembeli melakukan transaksi secara online. Dengan kata lain ecommerce
adalah model bisnis toko online. Model bisnis ini adalah perkembangan
dari brick and mortar yang muncul seiring kemudahan akses internet. Jika brick
and mortar memiliki wujud fisik baik toko maupun gudang, ecommerce menggunakan
pendekatan digital.
Untuk toko
misalnya, Anda bisa menggunakan website toko online yang memajang semua produk
yang dijual. Bahkan, jika produk yang Anda jual adalah produk digital seperti
ebook, Anda tak lagi membutuhkan gudang sebagai tempat penyimpanan.
3.
Bricks and Clicks
Model
bisnis ini sebenarnya gabungan dari mortar and bricks dan ecommerce. Bricks and
clicks adalah sebuah usaha yang memiliki toko offline dan toko online secara
bersamaan.
Salah satu
yang mendasari lahirnya model bisnis ini adalah keinginan untuk menyediakan
kemudahan belanja online bagi konsumen sekaligus tetap mempertahankan konsep
belanja offline yang sudah biasa dilakukan.
Beberapa
bisnis yang menerapkan model bisnis ini adalah bisnis fashion, penjualan obat,
dan lainnya.
C. Model
Bisnis Berdasarkan Sumber Revenue
Inilah
beberapa jenis model bisnis dengan pendekatan cara menghasilkan laba yang
berbeda. Apa saja?
1.
Freemium
Anda
pasti sudah bisa menebak bahwa freemium adalah sebuah bisnis yang menawarkan
layanan gratis sekaligus premium dalam satu produk. Jenis model bisnis ini
banyak ditemui pada bisnis online. Salah satunya adalah layanan penyimpanan
berbasis cloud, DropBox.
Pengguna bisa menggunakan DropBox Basic dengan kuota penyimpanan 2GB yang
gratis digunakan sampai kapanpun.
Jika ingin
mendapatkan storage lebih banyak dan fitur lebih lengkap, pengguna harus
melakukan upgrade paket premium mereka.
2.
Subscription
Model bisnis ini mendapatkan penghasilan dari biaya berlangganan yang dibayarkan oleh konsumen, baik bulanan maupun tahunan. Hampir semua bisnis jasa bisa menggunakan model bisnis ini, tapi yang paling populer adalah bisnis edukasi dan bisnis hiburan yang diakses secara online. Contohnya, adalah Netflix.
3.
Hidden Revenue
Salah
satu bisnis yang menggunakan model bisnis hidden revenue adalah YouTube dari
Google. Platform digital ini bisa digunakan gratis oleh konsumen sampai
kapanpun. Peran pengguna tidak terlalu diperhitungkan bagi perusahaan dalam
upaya mendapatkan laba. Lalu, bagaimana YouTube mendapatkan
penghasilan?
Jawabannya,
dari iklan. Ketika Anda menggunakan YouTube, Anda akan disuguhi iklan berbagai
produk. Biaya pemasangan iklan inilah yang menjadi revenue streamnya.
Kenapa
banyak perusahaan mau memasang iklan di platform ini? Jumlah pengguna nya
sangat banyak dan tingkat penggunaannya sangat tinggi. Jadi, memasang iklan di
YouTube memberikan keuntungan berupa eksposur yang lebih baik bagi bisnis.
D. Model
Bisnis Berdasarkan Strategi Harga
Model bisnis
berdasarkan strategi harganya terdapat dua jenis yaitu:
1.
Razor Blade
Model
bisnis razor blade menggunakan strategi di mana produk utama berharga murah,
bahkan gratis. Namun, produk pendukung berharga lebih tinggi dan digunakan
untuk mendapatkan laba. Model bisnis ini sering disebut sebagai bait and hook
alias umpan-kail.
Model
bisnis ini menggunakan strategi lock-in,
yaitu produk utama dan produk pendukung harus saling melengkapi satu sama lain.
Artinya, konsumen hanya bisa membeli produk pendukung dari produsen yang sama.
2.
Reverse Razor Blade
Inilah
model bisnis yang berlawan dari strategi razorblade. Reversed razorblade
memberi harga produk utama yang cukup tinggi, tapi memberikan banyak keuntungan
konsumen dalam menggunakan produk pendukung.
Contoh
perusahaan yang menggunakan Reverse Razor Blade adalah Apple.
3.
Nickel and Dime
Model
bisnis ini menjual sebuah produk utama dengan harga terjangkau sekaligus
menawarkan berbagai fitur tambahan. Pada akhirnya, biaya yang dibayarkan
konsumen jauh lebih tinggi dari harga standar, sesuai permintaan konsumen.
Jenis
model bisnis ini bisa diterapkan pada bisnis online maupun offline. Contoh
bisnis online yang menggunakan Nickel and Dime adalah Salesforce, perusahaan pembuat
software CRM.
E. Model
Bisnis Berdasarkan Interaksi dengan Konsumen
Berikut
ini beberapa jenis model bisnis terkait dengan interaksinya dengan konsumen:
1.
High Touch
Jenis
model bisnis ini memerlukan banyak interaksi dengan konsumen dalam
aktivitasnya. Artinya, ketika menjalankan bisnis ini, resource sumber daya
manusia yang diperlukan cukup besar. Bahkan, peran sumber daya manusia cukup
besar dalam membuat bisnis berkembang untuk jangka panjang.
Contoh
dari model bisnis ini adalah salon kecantikan dan jasa konsultasi.
2.
Low Touch
Berbeda
dengan high touch, low touch justru mengembangkan model bisnis yang tidak
begitu banyak membutuhkan interaksi dengan konsumen. Artinya, baik dalam
tahapan penjualan maupun penggunaan produk, bisa dilakukan sendiri oleh
konsumen. Hal ini dilakukan dengan berbagai pendekatan otomasi menggunakan
kecanggihan teknologi. Salah satu contoh bisnis yang menggunakan
pendekatan ini adalah Survey
Monkey, penyedia platform survey online.
F. Model
Bisnis Berdasarkan Strategi Produk
Berikut
ini adalah beberapa model bisnis yang menggunakan strategi produk:
1.
Blue Ocean Strategy
Blue
Ocean adalah model bisnis yang menciptakan produk baru dengan pendekatan market
berbeda. Tujuannya, menghindari persaingan yang tajam dan merangsang hadirnya
“pasar baru” dengan biaya pemasaran yang rendah.
2.
Renting Business
Model
bisnis ini sebenarnya tidak asing bagi Anda. Namun, Anda tentu baru menyadari
bahwa bisnis rental bisa digunakan untuk lingkup jenis bisnis yang lebih luas.
Tidak hanya berupa barang tapi juga jasa. Dan, tidak hanya secara offline tapi
juga online.
3.
Peer-to-Peer
Model
bisnis peer to peer didasari pada sebuah kemitraan menggunakan platform
tertentu yang mempertemukan supply dan demand. Artinya, kebutuhan konsumen
dipenuhi oleh pihak lain dengan menggunakan pihak ketiga.
G. Model Bisnis
Berdasarkan Kemitraannya
Inilah
berbagai model bisnis dikelompokkan berdasar kemitraan yang dilakukan:
1.
Business to Business (B2B)
Sesuai
namanya, B2B adalah model bisnis yang dibangun dengan kemitraan dengan pebisnis
lain. Artinya, transaksi pembelian dilakukan antar pebisnis, baik perusahaan
manufaktur dengan distributor, atau distributor dengan retailer.
Salah satu
contoh bisnis B2B adalah antara Samsung dan Apple. Meskipun sama-sama bergerak di
bisnis gadget, Samsung banyak menjual berbagai produk yang digunakan Apple
untuk membuat iPhone.
2.
Business to Consumer (B2C)
Di
dalam model bisnis B2C, pebisnis menjual produk mereka kepada konsumen akhir.
Contoh yang paling sering kita temui adalah bisnis kuliner, di mana penjual
langsung menjual produk kepada konsumennya.
Pada
perkembangannya, B2C menjangkau lebih banyak jenis bisnis dan dapat dilakukan
secara online, terutama dengan banyaknya toko online yang menjual berbagai
kebutuhan konsumen.
3.
Konsumer to Business (C2B)
Sebaliknya,
model bisnis C2B memungkinkan konsumen untuk menjual produk kepada pebisnis.
Tentu saja yang dimaksud tidak hanya berupa barang atau jasa tapi bisa berupa
data, partisipasi dan bantuan promosi.
Salah satu
contohnya adalah penjualan produk digital melalui situs microstock. Di mana
pemilik foto bisa mengunggah hasil karyanya untuk dijual melalui situs
seperti istockphoto dan
lainnya. Tidak hanya itu, C2B juga bisa ditemui pada saat pengguna
internet melakukan survey berbayar yang dilakukan oleh sebuah situs survey
online.
3.
Manfaat Model Bisnis Untuk Membangun Usaha
a. Unggul dari competitor
Hal
ini tentu akan menjadi point unggul bagi bisnismu dari competitor yang tidak
memikirkan hal tersebut.
b. MenarikPerhatian Investor
Bisnis
Model yang bagus akan menarik perhatian investor untuk memberikan pendanaan
kepada bisnis tersebut.
c. Manajemen Keuangan Yang Teratur
Sebuah
perusahaan akan dapat membuat anggaran yang tepat mengenai proses produksi,
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan lain-lain.
d.
Mengetahui Target Pasar bagi Penjualan Produk
Model bisnis menuntun Anda untuk menentukan value
proposition. Komponen ini akan membantu Anda mengetahui bagaimana produk Anda
dapat menjadi solusi bagi permasalahan pelanggan.
e.
Memahami Produk yang Harus Diciptakan
Dengan menggunakan model bisnis yang jelas, Anda tak perlu
lagi terjebak pada penciptaan produk yang tidak diperlukan konsumen. Hal
tersebut tentu tidak memberikan manfaat bagi perkembangan bisnis Anda.
f.
Mengetahui Strategi Bisnis yang Harus Dijalankan
Model bisnis yang Anda pilih akan secara otomatis turut
menentukan strategi bisnis yang harus dijalankan.
g.
Mengantisipasi Persaingan
Tanpa menggunakan model bisnis, akan sulit menentukan posisi
bisnis Anda di pasar. Hasilnya, bisa saja Anda harus menghadapi persaingan yang
belum Anda perhitungkan.
Kesimpulan
Model bisnis adalah gambaran mengenai bagaimana usaha atau bisnis yang akan Anda lakukan. Lingkup product design hingga strategi marketing tiap business model berbeda satu sama lainnya.
Seringkali pemahaman tentang apa itu model bisnis tumpang tindih dengan pengertian business plan. Keduanya adalah hal yang berbeda. Business model adalah dasar atau gambaran bentuk usaha. Sedangkan business plan adalah perencanaan operasional usaha kedepannya seperti apa.
Daftar Pustaka
·
Modul 8 Kewirausahaan 2
“Jenis Model Bisnis, Manfaat, Model Canvas”
·
https://www.info.populix.co/post/model-bisnis
·
https://www.niagahoster.co.id/blog/model-bisnis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar