Oleh : Yehezkiel Billy Tyo Surlia_41620110044
(@T13-Billy)
ABSTRACT
A.
Pendahuluan
Bisnis adalah suatu entitas ekonomi yang diselenggarakan
dengan tujuan yang bersifat ekonomi dan sosial. Salah satu tujuan didirikannya
bisnis adalah mencari laba/keuntungan, dalam arti seluruh aktivitas ditujukan
untuk mencari keuntungan. Tujuan lain bersifat sosial untuk membantu masyarakat
dalam menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Ada juga yang didirikan
dengan tujuan untuk kedua-duanya, artinya disamping memperoleh keuntungan juga
memberikan layanan sosial (Dewobroto, 2013). Perkembangan globalisasi yang semakin
pesat sekarang ini memaksa para pelaku bisnis untuk melupakan tujuan lain dari
bisnis itu sendiri, yaitu tujuan yang bersifat sosial.
didukung oleh semua pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung berjasa dalam meraih keuntungan bisnis secara layak.
Sehingga, peran BMT dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sangat penting
dengan produk pembiayaannya yang sangat menguntungkan bagi nasabah juga bagi
pihak BMT.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimanakah menganalisa model bisnis BMT Kanindo Syariah Jatim dengan
menggunakan Business Model Canvas?”
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan
yang hendak dicapai dalam penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui
konsep model bisnis BMT Kanindo Syariah dengan menggunakan Business Model Canvas.
I.
Landasan Teori
A.
Bisnis
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Bisnis diartikan
sebagai usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan, dan bidang usaha.
Anoraga dan Soegiastuti (1996) berpendapat bahwa Bisnis memilki makna dasar
sebagai “The buying and selling of goods
and service”. Sedangkan bisnis menurut Hughes dan Kapoor ialah
suatu usaha kegiatan individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual
barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. Sedangkan pengertian bisnis menurut Brown dan Petrello adalah suatu
lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat (Alma
dan Priansa, 2009: 115).
B.
Bisnis dalam Islam
Adapun
dalam Islam, bisnis dapat dipahami sebagai serangkaian aktifitas bisnis dalam
berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya
(barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan
pendayagunaan hartanya yaitu dengan adanya aturan halal dan haram
(Widjajakusuma, 2000:18).
C.
Orientasi Bisnis Islam
Bisnis
dalam Islam menurut Widjajakusuma (2002:18) mempunyai tujuan untuk mencapai
empat hal utama:
1.
Target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri, artinya bahwa
bisnis tidak hanya untuk mencari profit (qimah
madiyah atau nilai materi) setinggi-setingginya, tetapi juga harus dapat
memperoleh dan memberikan benefit
(keuntungan atau manfaat) nonmateri.
2.
Pertumbuhan, jika profit materi dan profit nonmateri telah diraih,
perusahaan harus berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu meningkat.
3.
Keberlangsungan, target yag telah dicapai dengan pertumbuhan
setiap tahunnya harus dijaga keberlangsungannya agar dapat exist dalam kurun waktu yang lama.
4.
Keberkahan, semua tujuan yang telah dicapai tidak akan
berarti apa-apa jika tidak ada keberkahan di dalamnya. Maka bisnis Islam
menempatkan berkah sebagai tujuan inti.
D.
Model Bisnis
Mayoritas definisi model bisnis memasukkan penciptaan
nilai pelanggan sebagai salah satu elemen inti. Penciptaan nilai pelanggan yang
dibahas disebutkan dalam berbagai istilah seperti “desain penciptaan nilai”
atau “menciptakan nilai”, tetapi makna utama dari istilah-istilah itu sama.
Model bisnis harus menjelaskan bagaimana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggannya (Zott dan Amit, 2003).
E.
Business Model Canvas
Business Model Canvas adalah sebuah model bisnis gambaran
logis mengenai bagaimana sebuah organisasi menciptakan, menghantarkan dan
menangkap sebuah nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010). Canvas ini
membagi business model menjadi 9 buah komponen utama, kemudian
dipisahkan lagi menjadi komponen kanan (sisi kreatif) dan kiri (sisi logik).
Persis seperti otak manusia, kesembilan komponen yang ada tersebut adalah
sebagai berikut, (diurutkan dari kanan kekiri). Customer Segment, Customer
Relationship, Customer Channel, Revenue Structure, Value Proposition, Key
Activities, Key Resource, Cost Structure, dan Key Partners.
F.
9 Blocks Building of Business Model Canvas
1.
Value Propositions
Nilai tambah yang diberikan kepada para
pelanggan) terdiri dari produk dan jasa yang dapat menambah nilai tambah kepada
segmentasi yang spesifik. Barile dan Polese (2010:03) menjelaskan bahwa bagi
pelanggan, value propositons terwujud
dalam bentuk pemecahan masalah yang dihadapi atau terpenuhinya kebutuhan.
2.
Customer Segments
Secara umum, segmen pasar terdiri dari
kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler,
2005:52). Dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggan, perusahaan mengelompokkan
pelanggan-pelanggan ke beberapa segmen yang berbeda berdasarkan kesamaan
kebutuhan, kesamaan perilaku, dan lain-lain.
3.
Customer Relationships
Customer relationships adalah tipe
hubungan yang ingin dijalin dengan para pelanggan dari segmen pasar yang
spesifik. Perusahaan seharusnya memikirkan tipe hubungan yang akan dijalin
dengan para pelanggan dari berbagai segmen. Tugas seorang pemasar (marketer)
dalam dua kelompok besar, yakni akuisisi pelanggan (customer acquisition) dan
retensi pelanggan (customer retention).
4.
Channels
Channels adalah saluran untuk berhubungan dengan para
pelanggan. Komunikasi, distribusi, dan jaringan penjual atau salesmerupakan salah satu usaha perusahaan
untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Channels
memainkan peranan yang penting dalam pengalaman pelanggan (Osterwalder
& Pigneur, 2010:22). Mehta et.al (2010:05) mengemukakan bahwa menemukan channels yang tepat dalam memuaskan
kebutuhan pelanggan adalah bagian krusial dalam memberikan value propositions bagi perusahaan.
5. Revenue Streams
Revenue streams adalah
pendapatan yang diterima perusahaan dari masing-masing segmen pasar atau dengan
kata lain revenue streams adalah pemasukan yang biasanya diukur dalam
bentuk uang yang diterima perusahaan dari pelanggannya. Revenue streams bukan
mempresentasikan keuntungan yang didapat, karena secara umum diketahui bahwa
keuntungan merupakan pendapatan bersih setelah dikurangi biaya-biaya usaha
(Chem, 2012).
6. Key Resources
Osterwalder
& Pigneur (2010:29) key resourcesadalah sumber daya utama yang dibutuhkan
oleh perusahaan supaya model bisnis dapat berjalan. Sumber
daya utama ini membuat sebuah perusahaan dapat membentuk dan
menawarkanvalue propositions,mendapatkan pasar, mengawasi hubungan
dengan segmen-segmen pasar, dan mendapatkan penghasilan. Key resourcesdapat
berupa benda fisik, finansial, intelektual, maupun manusia.Key resources
dapat dimiliki oleh perusahaan maupun bekerjasama denganKey partners.
7. Key Activities
Key activitiesadalah kegiatan-kegiatan utama apa saja
yang perlu dilakukan oleh organisasi ataupun perusahaan agar dapat memberikan
nilai tambah dengan baik. Setiap model bisnis memiliki aktivitas-aktivitas
utama. Hal ini adalah aksi yang paling penting supaya perusahaan dapat
mengoperasikan perusahaannya dengan sukses. Key activities dapat
dikategorikan menjadi 3 hal yaitu, 1) Operasi Produk (desain, inovasi,
pembuatan produk); 2) Operasi Jasa (Problem solving); 3) Platform dan
Jaringan.
8.
Key Partners
Key partnership adalah mitra
utama dalam bisnis, misalnya supplier, sehingga model bisnis dapat
berjalan. Perusahaan menjalin kerjasama untuk beberapa alasan dan jalinan
kerjasama menjadi landasan dari beberapa model bisnis. Perusahaan membuat
aliansi untuk mengoptimasi model bisnisnya, mengurangi risiko, atau memperoleh
sumber daya (Osterwalder & Pigneur, 2010:32).
9.
Cost Structure
Osterwalder & Pigneur (2010:34)menjelaskan,
cost structureadalah
komponen-komponen biaya yang digunakan supaya organisasi atau perusahaan bisa berjalan
sesuai dengan model bisnisnya. Membuat dan meningkatkan nilai tambah,
berhubungan dengan pelanggan, dan mendapatkan penghasilan semuanya termasuk
dalam komponen biaya.
G.
Visi dan Misi
Wibisono (2006:43) mengemukakan, visi
merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah
organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Dapat dikatakan
pula bahwa visi merupakan pernyataan want
to be dari organisasi atau perusahaan. Visi adalah cara pandang jauh ke
depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan
inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
yang diinginkan oleh organisasi.
III.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif, Moleong (1988:6) mengungkapkan bahwa pendekatan kualitatif adalah
suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Pendekatan penelitian kualitatif deskriptif merupakan pendekatan yang
paling ideal untuk digunakan dalam kajian ini, Nazir
(2003 : 73) mengatakan bahwa penelitian dengan metode deskriptif adalah
penelitian ex post de facto, yaitu peneliti tidak memiliki kontrol langsung
terhadap obyek penelitian karena fenomena sukar dimanipulasikan.
Penelitian ini
menggunakan teknik analisis data yang berupa pengolahan data yang diperoleh
peneliti selama di lapangan serta mengolah hasil wawancara dan dokumentasi.
Teknik yang digunakan untuk menganalisa data menurut Spradley dalam Sugiyono
(2010:255) ada tiga yaitu analisis domain, taksonomi, dan komponensial. Namun
dalam penelitian ini analisis yang digunakan hanya dua yaitu analisis domain
dan taksonomi
IV.
Hasil dan
Pembahasan
A. Analisis Konsep Model Bisnis Berdasarkan Analisis
Domain dan Taksonomi Dengan Business
Model Canvas
Uraian data penelitian ini meliputi
tentang penjabaran data penelitian yang didapatkan dari hasil wawancara
penelitian yang dilakukan kepada pihak BMT Kanindo Syariah. Berikut uraian analisis domain konsep model bisnis
pada BMT Kanindo Syariah berdasarkan Business
Model Canvas.
Tabel 1.1
Analisis
domain dan Taksonomi
No
|
Analisis Domain
|
Analisis Taksonomi
|
1
|
Value Propositions
|
Value propositions bagi BMT Kanindo adalah apa yang seharusnya
diberikan kepada nasabah, apa yang dibutuhkan oleh nasabah, sehingga
sebenarnya value di BMT Kanindo
dapat berubah-ubah sesuai segmen pasar dan kebutuhan individual nasabah
masing-masing. Value yang terdapat
di BMT Kanindo adalah keberagaman produk, kemudahan persyaratan dan bebas
biaya administrasi, layanan antar jemput, dan besarnya nisbah yang
ditawarkan.
|
2
|
Customer Segments
|
Segmentasi pasar ditinjau dari kewilayahan yang
berkaitan langsung dengan tujuan utama dari BMT Kanindo yaitu berpusat
pada usaha agro niaga. Usaha agro
niaga yang termasuk dalam segmen pasar BMT Kanindo ialah segala jenis usaha
agro niaga (buah, sayur, padi, dsb). Yang kedua, karena BMT Kanindo berbasis
koperasi (BMT) maka segmentasi pasar selanjutnya ialah para pengusaha mikro
kecil (UKM). Ketiga pada segmentasi pengetahuan yaitu dengan melihat
bagaimana tingkat pemahaman masyarakat tentang produk yang akan ditawarkan,
sehingga terdapat ketimpangan di BMT Kanindo cabang kota dan cabang desa
tentang pendistribusian produk. Terakhir, segmentasi perilaku juga
diberlakukan dengan melihat pengalaman tentang perilaku nasabah di beberapa
wilayah.
|
3
|
Customer Relationships
|
hubungan pelanggan di BMT Kanindo didukung oleh 3
program yaitu, 1) silaturahmi; 2) pemberian beasiswa; 3) penyuluhan ekonomi
syariah bagi masyarakat.
|
4
|
Channels
|
Dalam mendistribusikan produk, BMT Kanindo
mendistribusikan produknya secara langsung kepada masyarakat/nasabah tanpa
perantara. Dengan cara membuka kantor cabang, dan melakukan survey.
|
5
|
Revenue Streams
|
Aliran revenue
di BMT Kanindo berasal dari 2 produk utama yaitu, murabahah dan mudharabah.
Revenue juga didapat dari produk musyarakah namun dalam memberikan
proporsi profit terbesar, produk murabahah
menjadi penyumbang terbesar dengan 75% dari total profit.
|
6
|
Key Resources
|
Dalam menggerakkan roda bisnis yang sedemikian rupa,
tentu BMT Kanindo memiliki SDM yang mampu mendukung hal tersebut, SDM
tersebut didukung oleh fasilitas dan teknologi.
|
7
|
Key Activities
|
Aktivitas utama BMT Kanindo meliputi promosi,
edukasi, dan negoisasi akad. Promosi dengan berbagai cara meliputi penggunaan
media seperti radio, iklan, dsb. Dalam aktivitas edukasi yaitu tentang
bagaimana peran BMT Kanindo dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang sudah tertera dalam misinya. Pada negoisasi akad yang juga menjadi
kelebihan BMT Kanindo, BMT Kanindo menawarkan nisbah yang lebih menguntungkan
bagi nasabah.
|
8
|
Key Partners
|
Kemitraan yang dijalin dengan lembaga keuangan (Bank
Muamalat, Mandiri Syariah, Panin Syariah, Jatim Syariah jenis perbankan dan
KopSyar adalah dengan menggunakan akad murabahah.
Namun dengan LPDB menjalin perjanjian akad mudharabah karena BMT Kanindo membutuhkan modal tambahan untuk
mengatasi permintaan pembiayaan.
|
9
|
Cost Structures
|
Biaya yang terdapat adalam cost structure terdiri dari biaya administrasi, biaya gaji
(operasional), biaya pajak, biaya perlengkapan, dan variable cost. Namun biaya yang membentuk value propositions adalah biaya administrasi dimana nasabah tidak
dibebankan biaya administrasi.
|
Sumber:
Hasil Penelitian, diolah.
Hasil
Temuan Penelitian
Berdasarkan literatur mengenai key activities(Osterwalder & Pigneur,
2010:31) menyebutkan key activitiesadalah kegiatan-kegiatan utama apa saja
yang perlu dilakukan oleh organisasi ataupun perusahaan agar dapat memberikan
nilai tambah dengan baik. Ada tiga
kategori dalam key activities yaitu operasi produk,
operasi jasa, dan jaringan. Dalam kategori operasi
produk dijelaskan bahwa aktivitas tersebut bertujuan untuk mendesain, membuat, dan
mengantarkan produk dalam jumlah tertentu dan atau kualitas baik. Inovasi dalam
operasi produk dibutuhkan perusahaan untuk memberikan nilai tambah dengan baik.
A.
Simpulan
Setelah melakukan penelitian analisa konsep model bisnis BMT
Kanindo Syariah dengan Business Model
Canvas, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1.
Value Propositions
Dalam penelitian ini, kelebihan yang ditawarkan berdasarkan
apa yang diinginkan pangsa pasar atau apa permasalahan yang ada di pangsa
pasar. Namun perlu diketahui, bahwa sebenarnya value propositions dapat berubah-ubah tergantung bagaimana sudut
pandang konsumen tersebut.
2.
Customer Segments
Dalam
penelitian ini, area pemasarandanpenjualan yang dilakukan dibatasi oleh pihak BMT Kanindo, yaitu
dengan memperhatikan segmentasi wilayah, profesi, pengetahuan, dan perilaku.
Contohnya dalam segmentasi wilayah adalah kawasan pertanian dan perkebunan,
dengan profesi petani dan peternak, segmen pengetahuan seperti masyarakat yang
berpendidikan, dan juga dari perilaku masyarakat. Dari segmentasi-segmentasi
tersebut BMT Kanindo dapat memproyeksikan dengan cara apa segmen pasar tersebut
dapat dicapai.
3.
Customer Relationships
Dalam penelitian ini, berkaitan dengan cara menjaga relasi
konsumen atau customer retention untuk
tetap setia dengan BMT Kanindo adalah dengan bersilaturahmi, pemberian
beasiswa, dan menyeleggarakan seminar ekonomi syariah
4.
Channels
Dalam
penelitian ini, channels adalah
sebuah cara untuk mendistribusikan produk hingga sampai kepada masyarakat.
Seperti yang diketahui dalam segmen pasar bahwa BMT Kanindo memfokuskan
perhatian kepada wilayah desa dan profesi di bidang agro niaga. Sehingga
saluran distribusi yang dipilih adalah saluran distribusi langsung. Saluran
distribusi langsung adalah produk disalurkan langsung kepada konsumen akhir tanpa
melalui perantara.
5.
Revenue Streams
Revenue streams utama dari BMT Kanindo ialah pada
penjualan produk ba’i murabahah dan
keuntungan nisbah bagi hasil produk mudharabah
dan musyarakah. Namun Osterwalder
dan Pigneur (2010) menjelaskan revenue streams terbentuk dari
sisi kanan pada kanvas model bisnis yaitu dari aktivitas customer segments,
channels, dan customer relationships.
6.
Key Resources
Dalam
penelitian ini, sumber daya adalah roda penggerak suatu perusahaan dan model
bisnis. Sehingga sumber daya yang ada pada BMT Kanindo adalah terdiri dariunit
kendaraan, peralatan kantor dan gedung, karyawan, modal utama dan dana pihak
ketiga,unit komputer, handphone, dan website.
7.
Key Activities
BMT
Kanindo memiliki key activities berupa
promosi dan edukasi untuk mendapatkan pasar. Dalam hal inovasi, inovasi yang
dimaksud bukan dalam inovasi produk, namun BMT Kanindo telah melakukan inovasi
dalam tiap melakukan negoisasi akad dengan nasabah.
8.
Key Partners
Jalinan kemitraan yang dibangun BMT Kanindo dengan
lembaga keuangan syariah lain adalah bertujuan untuk mendapatkan dana tambahan
dalam menyediakan kebutuhan dana pinjaman yang akan diberikan kepada
masyarakat. Lembaga keuangan lain yang menjalin kemitraan dengan BMT Kanindo
antara lain, Bank Jatim Syariah, Bank Mandiri Syariah, Bank Muamalat, Koperasi
Syariah, dan LPDB. Namun nasabah dalam arti sebenarnya di Koperasi adalah
seorang anggota yang tidak lain adalah mitra sehingga nasabah di BMT Kanindo
adalah juga mitra usaha mereka.
9.
Cost Structures
Biaya-biaya
yang diperlukan untuk menciptakan value untuk
konsumen adalah biaya administrasi, biaya gaji, biaya pajak, biaya penyusutan
perlengkapan, dan variable cost (air,
listrik, dll).
DAFTAR PUSTAKA
Alma,
Buchari dan Donni Priansa. 2009. Manajemen
Bisnis Syariah. Bandung: Alfabeta
Anoraga dan Soegiastuti. 1996. Pengantar Bisnis
Modern-kajian dasar manajemen perusahaan, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Dewobroto, Wisnu Sakti. 2013. Penggunaan
Business Model Canvas Sebagai Dasar Untuk Menciptakan Alternatif Strategi
Bisnis dan Kelayakan Usaha.
Moleong, Lexy. 2005. Metode Penelitian
Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Osterwalder,
Alexander, and Yves, Pigneur. 2010. Business
Model Generation, New Jersey: John Wiley & Son.
Rajiv Mehta et.al. 2010. Managing International
Distribution Channel Partners: A Cross Cultural Approach.
Sudarsono,
Heri. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan
Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia.
Widjajakusuma,
Muhammad Karebet dan Muhammad Ismail Yusanto. 2002. Menggagas Bisnis Islami,
Jakarta: Gema Insani Press.
Zott,
Christoph and Raphael Amit. 2009. Business Model Design: An Activity System
Perspective. Long Run Planning (LRP).