Sejarah, Kreativitas, dan Inovasi dalam Kewirausahaan
Oleh : Zulfa
Habibah (@U47-Zulfa)
Abstrak
Kewirausahaan
(Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa
ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil
akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha bar yang dibentuk pada
kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan
memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena
berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya,
mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self- employment).
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan
mlenjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi
definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau
ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963)
kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi. Sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan
mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada sat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan
menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut
wirausahawan.Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)
mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait
dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Pendahuluan
Kewirausahaan
berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah
perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang
atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Kewirausahaan merupakan suatu cara untuk
meluangkan sesuatu yang bersifat kreatif dan inovatif yang di proses dengan
adanya usaha. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha bar yang
dibentuk pada kondisi risiko atau ketidak pastian. Kewirausahaan memiliki arti
yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik
berat dan penekanannya.
Ada
beberapa ahli yang mendefenisikan kewirausahaan antara lain:
Richard Cantillon (1775),
misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendir (self-employment)
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi in lebih
menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.
Berbeda dengan para ahli lainnya,
Penrose (1963)
kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang- peluang di dalam sistem
ekonomi. Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang
dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar
belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Frank Knight
(1921), Wirausahawan mencoba untuk
memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi in menekankan pada peranan wirausahawan
dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang wirausahawan
disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti
pengarahan dan pengawasan.
Peter Ducker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Orang yang melakukan kegiatan
kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang
wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia
pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi
yang sangat terkait dengan nilai-nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia
unggul.
Tiga
jenis perilaku :
1.
Memulai inisiatif, dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang
usaha baru yang mungkin. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan
dilakukan.
2.
Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber
daya dan situasi dengan cara praktis, dimana seorang wirausahawan mengelola
berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek:
pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan
yang meliputi bagaimana mengambil resiko, dan mengambil keputusan pemasaran dan
melakukan evaluasi
3. Diterimanya resiko dan kegagalan, di mana wirausahawan
berdasarkan
hasil
yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai
untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Sejarah
Kewirusahaan Di Indonesia
Entrepreneurship
secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755. Namun di Indonesia istilah entrepreneurship bar dikenal pada akhir
abad ke-20. Di abad ke 19 dan 20, wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang
yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan
nilai personal. Di abad ini inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa
sekarang.
Seorang wirausaha mengatur dan menjalankan perusahaan untuk keuntungan pribadi. la membayar saat Ini untuk bahan baku yang digunakan untuk usahanya, untuk penggunaan lahan, untuk jasa karyawan yang dia gunakan, dan untuk modal yang dia butuhkan. Dia memberikan kontribusi
inisiatif, keterampilan, dan kecerdasan dalam perencanaan, pengorganisasian dan
Di abad ke 19 dan 20 ini, seorang
wirausaha juga dapat dipandang sebagai orang yang memperbaharui atau melakukan
revolusi terhadap pola-pola produksi dengan mengeksploitasi suatu penemuan,
atau suatu kemungkinan teknologi yang belum pernah dicoba dalam memproduksi
suatu komoditas, baik itu dalam cara lama maupun dalam cara bar,
Perubahan-perubahan yang direalisasikan para wirausahawan ini membuka sumber
pasokan maupun outlet bar bagi suatu produk dan jasa, dengan implikasi terjadi
reorganisasi suatu industri.
Di Indonesia, entrepreneurship
dipelajari bar terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu
saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman entrepreneurship baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat entrepreneurship menjadi
berkembang.
Perkembangan kewirausahaan di Indonesia
pada masa Orde Baru ditandai dengan munculnya kegiatan industri pengolahan
(manufacturing), yaitu suatu kegiatan ekonomi yang mengubah barang mentah (raw
material) menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi (goods/commodity).
Kegiatan industri pengolahan di Indonesia pada masa awal Orde Baru belum
sedominan aktivitas pertanian yang telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia
selama berabad-abad sebelumnya. Olch karena itu pada masa Orde Baru kehadiran
industri manu faktur belum sesuai dengan gambaran umum aktivitas perekonomian
masyarakat Indonesia, termasuk Asia Tenggara pada umumnya.
Sejarah telah mencatat bahwa
kemajuan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh peran individu-individu yang
memiliki semangat kewirausahaan dan inovasi. Perjalanan panjang bangsa
Indonesia, misalnya, selalu dipelopori oleh tokoh-tokoh yang memiliki
keberanian untuk memulai tindakan dan mengambil risiko (salah satu karakter
yang kemudian dipercaya sebagai ciri orang-orang dengan semangat kewirausahaan)
untuk terjadinya suatu perubahan. Semangat pembaruan yang dimiliki Mahapatih
Gadjah Mada juga tidak lepas dari jiwa entrepreneur sang tokoh. Di kemudian
hari, munculnya seorang Soekarno dan Hatta serta para founding fathers Republik
Indonesia juga tidak lepas dari semangat kepeloporan yang menjadi ciri khas
seorang entrepreneur.
Keberanian Dr.Ing. BJ. Habibie untuk
kembali ke Indonesia dan membangun megaproyek Industri Pesawat Terbang
Nusantara (IPTN, waktu itu namanya PT. Nurtanio) yang penuh risikondan
tantangan, juga tidak lepas dari semangat kewirausahaan dan inovasi yang
dimilikinya. Saat itu Habibie lulusan summa cumlaude Universitas Aachen,
Jerman, telah menduduki posisi sangat penting di perusahaan pembuat pesawat
terbang ternama di Eropa, Messerschmitt Bolkow Biohm (MBB).
Sekalipun
IPTN sempat menuai kerugian dan akhirnya berhenti beroperasi, banyak anak-anak
muda Indonesia lulusan SMA (Sekolah Menengah Atas) yang berhasil mencapai
pendidikan tertinggi di universitas-universitas temama di negara-negara maju melalui
program-program yang dirintis olch Habibie bersama para koleganya di IPTN dan
Kementerian Negara Riset dan Teknologi melalui beasiswa STAID (Science and
Technology for Industrial Development). Mereka inilah yang sekarang menjadi
lapisan utama dalam pengembangan kebijakan-kebijakan rise di Indonesia.
Kreatif dan Inovatif Dalam Berwirausaha
Arti dari kata ‘kreatif’ sendiri adalah menciptakan sesuatu
yang berbeda dari yang lain, atau menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak
berhubungan. Sedangkan arti dari kata ‘inovatif’ adalah menciptakan sesuatu yang belum
pernah ada menjadi ada atau menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda.
Hal-hal itulah yang sejatinya diperlukan para wirausahawan. Yang dimaksud
dengan wirausahawan adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah
wirausahawan. Wirausahawan adalah pionir dalam bisnis, inovator, penanggung
resiko yang mempunyai penglihatan visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam
berprestasi di bidang usaha. Fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan
pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada
suatu sistem.
Ada dua aspek penting pada
kreatifitas yaitu proses dan manusia. Proses yang berorentasi tujuan, yang di
desain untuk mencapai solusi suatu permasalahan. Sedangkan manusia merupakan
sumber daya yang menentukan solusi. Proses tetap sama, namun pendekatan yang
digunakan dapat bervariasi. Antara wirausahawan yang satu dan yang lainnya
pastilah melakukan cara atau strategi yang berbeda-beda dalam membangun
bisnisnya. Cara atau strategi inilah yang menentukan hasil akhir yang
dihasilkan. Semakin kreatif orang tersebut menggunakan peluang yang ada, maka
semakin baik pula hasil dari bisnis yang mereka jalankan.
Namun memang dalam berpikir kreatif
tidaklah semudah yang dibayangkan. Bagi anak-anak mungkin kreatifitas masih
sangat luas karena pemikiran mereka masih dibebaskan. Tetapi semakin bertambah
dewasanya seseorang, kreatifitas seakan-akan telah dikotak-kotakkan dan hal ini
menjadi hambatan untuk seseorang berpikir kreatif. Hambatan tersebut bisa
berasal dari banyak hal dan faktor, seperti hambatan yang dibuat sendiri. Hal
ini terjadi karena adanya pengaruh pendidikan dan budaya, misalnya 1+1 = 2,
apabila ada jawaban yang berbeda maka akan dianggap salah atau aneh. Hambatan lainnya adalah tidak berusaha
menentang kenyataan atau menerima apa adanya, misalnya orang tersebut terpaku
dengan apa yang telah mereka alami selama ini, tidak mau keluar dari
batasan-batasan yang ada sebelumnya, dan terpaku pada peraturan-peraturan yang
telah membelenggu. Atau hambatan lainnya adalah hambatan yang paling sering
ditemukan, yakni takut dianggap aneh atau bodoh. Orang tersebut menjadi tidak
berani mengeluarkan ide atau pendapat
yang sebenarnya sudah dipikirkan dan ada dalam benak pikirannya, dan orang
tersebut juga tidak percaya diri bahwa ide yang ada dalam pikirannya adalah ide
yang sesungguhnya memang benar.
Hambatan-hambatan tersebut hendaknya
diminimalisir atau justru dihilangkan karena dalam berwirausaha, kreatifitas
sangatlah dibutuhkan dan jangan sampai hambatan menjadi permasalahan yang
membuat ide kreatif kita tidak berkembang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kreatifitas wirausaha merupakan kemampuan seseorang untuk menuangkan ide dan
gagasan melalui berfikir kreatif menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan,
perhatian, kemauan, kerja keras dan ketekunan.
Selain kreatif, hal lain yang
diperlukan dalam berwirausaha adalah inovatif.
Dengan inovasi, wirausahawan menciptakan baik sumber daya produksi baru
maupun pengelolahan sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi untuk
menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada.
Cara mengembangkan inovasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yang pertama adalah wirausahawan tersebut harus
mengenali hubungan. Banyak penemuan dan inovasi lahir sebagai cara pandang
terhadap suatu hubungan baru dan berbeda antara objek, proses, bahan, teknologi
dan orang. Untuk membantu kreatifitas, kita dapat melakukan cara pandang kita
terhadap hubungan kita dengan lingkungan alam sekitar. Orang yang kreatif akan
memiliki hubungan intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan mengenali
hubungan yang baru. Selain itu untuk dapat melakukan kreativitas agar dapat
berimajinasi yang inovatif gunakanlah
otak bagian kanan, sedangkan otak bagian kiri digunakan untuk bekerja. Proses
kreativitas yang inovatif meliputi pemikiran logis dan analitis terhadap
pengetahuan, evaluasi dan tahap implementasi. Jadi bila kita ingin lebih
kreatif, kita harus melatih dan mengembangkan kemampuan kedua otak kita
tersebut. Dan yang terakhir, untuk menjadi seorang yang kreatif dan inovatif
dalam berwirausaha, maka kita harus selalu berfikir positif agar dapat menjadi
orang yang sukses.
Kisah Inspiratif Berwirausaha
Sudono Salim – Indofood
Siapa yang tidak mengenal Indofood,
BCA, dan Bogasari? Nah,
tetapi tahukah Anda bahwa ketiga perusahaan raksasa tersebut didirikan oleh
Sudono Salim? Sudono Salim merupakan seorang imigran asal negeri Tiongkok yang
berhasil sukses di negeri perantauan, yaitu Indonesia.
Pada awalnya, Sudono Salim yang
memiliki nama asli Liem Sioe Long pergi ke Indonesia, tepatnya ke Surabaya,
karena terjadi konflik di negeri asalnya. Masa-masa awalnya di Indonesia
terpaksa dihabiskannya menjadi gelandangan selama beberapa hari.
Usaha keras berbuah hasil, Sudono
Salim merintis usaha sebagai bandar cengkih yang cukup sukses bahkan memiliki
koneksi hingga ke pulau-pulau lain, seperti Sulawesi dan Sumatera. Namun
sayang, bisnis ini kandas ketika Indonesia berada di bawah kekuasaan Jepang.
Kehidupan bisnis Sudono Salim tentu
tidak berhenti di bisnis cengkih saja. Kemahirannya memantau kondisi kesulitan
ekonomi di awal era Indonesia merdeka, dia memutuskan mendirikan sebuah bank
yang diberi nama Central Bank Asia atau yang sekarang kita kenal dengan BCA
atau Bank Central Asia.
Sejak saat itu mulailah ia
melebarkan bisnisnya ke produksi pangan yang sekarang kita kenal dengan PT.
Bogasari dan produksi makanan olahan tepung terigu yang diberi nama Indofood
dengan Indomie sebagai produk andalannya, serta sektor-sektor bisnis lainnya.
Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari sosok Sudono
Salim, di antaranya:
•
Kesuksesan harus didapat dengan kerja
keras ditambah keberuntungan.
•
Selalu percaya bahwa kesuksesan dapat
diraih, walau berasal dari bentuk usaha yang lain.
Daftar Pustaka
[1] https://www.academia.edu/23775336/MAKALAH_SEJARAH_KEWIRAUSAHAAN
[2] https://lifepal.co.id/media/pengusaha-sukses/
[3] https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2018/04/kreatif-dan-inovatif-dalam-berwirausaha/
[4] https://www.academia.edu/16349787/Sejarah_kewirausahaan_dan_Pengertian_Kewirausahan
[5]https://kumparan.com/profil-orang-sukses/profil-orang-sukses-sudono-salim-konglomerat-yang-pernah-menjadi-gembel-1swOC3prAm6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar