Perbedaan dari Entrepreneurship, Technopreneurship, Sociopreneurship
Oleh : Sandy Faizal Harist
(@T10-Sandy)
Seiring dengan
bermunculannya banyak preneur baru, terdapat istilah - istilah lainnya seperti entrepreneurship, technopreneurship, dan sociopreneurship. Pada dasarnya istilah tersebut merupakan konsep dari
kewirausahaan dalam menjalankan suatu usaha. Tetapi, terdapat
sebuah perbedaan yang menjadi ciri khas dari masing-masing istilah tersebut.
Lantas, apa sih pengertian dan masing-masing karakteristik dari ketiga
istilah lainnya di atas? Berikut adalah ulasan lengkap dari ketiga istilah
diatas.
Entrepreneurship
Jika diartikan secara harfiah, entrepreneurship dapat didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki usaha dan mengelolanya secara mandiri dengan berbagai inovasi serta ide yang diimplementasikan ke dalam usahanya.
Sedangkan entrepreneur adalah seseorang yang menjalankannya dan kerap disebut
sebagai pengusaha atau wiraswasta. Yaitu, orang yang memiliki usaha sendiri dan
mengelola usahanya sendiri dengan ide atau konsep yang baru. Sehingga entrepreneur memiliki kebebasan dalam menentukan budaya kerja, jadwal,
bahkan seragam yang digunakan. Karena memiliki kebebasan tersebut maka risiko
pun ditanggung sepenuhnya sendiri, ada lima tahapan penting bila ingin menjadi seorang entrepreneur
yaitu:
· Memutuskan (decision),
· Memulai (start),
· Membangun (build) sebuah bisnis,
· Memasarkan (promote),
· Mewujudkan ( operate and realized ) apa yang
akan dijual atau tawarkan kepada konsumen.
Technopreneurship
Techopreneurship sendiri adalah sebuah konsep kewirausahaan dengan
menggunakan teknologi sebagai kunci utama dalam mengolah produk dan layanannya.
Biasanya seorang technopreneur memperkenalkan teknologi baru dan membuat
teknologi lama menjadi tergantikan.
Dengan konsep kewirausahaan seperti ini, maka dibutuhkan beberapa
keterampilan atau kemampuan pendukung untuk bisa menjadi seorang technopreneur,
diantaranya kreatif, inovatif, mampu menuangkan ide secara benar, paham akan
segala jenis risiko yang mungkin dihadapi, dan sebagainya.
Daya unggul dari technopreneurship bisa dilihat dari kemutakhiran atas
produk yang berhasil diciptakan. Biasanya, produk-produk tersebut akan bertahan
dalam jangka waktu lama apabila memiliki nilai ketergantungan atas dasar
tersedianya berbagai kebutuhan hidup manusia. Misalnya saat ini usaha ojek
sudah tidak lagi kuno seperti dulu, saat ini usaha ini memenfaatkan teknologi
untyk membuat aplikasi online sehingga usaha 100% lebih maju dan dapat
berkembang dibandingkan dengan sistem ojek sebelumnya.
Selain itu, dilihat dari konsep dasar wirausahanya yang memanfaatkan
teknologi sudah dapat dipastikan produk-produk usaha menampilkan sajian
praktis, efisien, dan memudahkan mobilisasi masyarakat.
Memahami technological entrepreneurship atau technopreneurship dapat juga
dilakukan dengan mengidentifikasi elemen-elemen kunci yang mempunyai
keterkaitan dengan proses pembentukan perjuangan berbasis teknologi, Igor Prodan (2007) mengidentifikasi, elemen itu yaitu :
1. Technological
entrepreneur;
2. Universities;
3. Corporation;
4. Capital;
5. Market/costumers;
6. Government;
and
7. Advisor
Sociopreneurship
Berdasarkan namanya, sociopreneurship adalah kewirausahaan yang mengusung
konsep berwirausaha namun di sisi lain bergerak dalam bidang sosial. Jadi, bisa
dikatakan jika tujuan utama dari sociopreneurship tidak hanya berfokus pada
pencarian keuntungan, tetapi mengejar tujuan dalam hal perwujudan serangkaian
kegiatan sosial pula. Oleh karena nya
sociopreneur dapat melihat peluang usaha yang ada di sekitarnya tersebut yang
dapat menghasilkan keuntungan dan memiliki fungsi untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial.
Makna dari kegiatan sosial di sini adalah bagaimana wirausaha mampu
menciptakan ide dan inovasi bisnis untuk menciptakan suatu usaha, di mana tujuan
untuk bisa mencapai keuntungan bisa berjalan beriringan dengan serangkaian
usaha dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.
Contoh bisnis yang mengajak para konsumennya untuk melihat dan menyadarkan
keadaan social yang terjadi di lingkungan , missal tour pada desa miskin, tour
pada kampung idiot atau tour pada kelompok fisibel yang tujuannya untuk aspek
sosial, dana dari tour ini yang kemudian akan disumbangkan untuk sosial.
Kewirausahaan bisa mereduksi jumlah kemiskinan
dan membuka lapangan kerja. Disinilah, alasan mengapa sociopreneurship bisa
menjadi solusi, Karena selain bersifat sustainable pada perekonomian,
sociopreneurship bisa memperlihatkan solusi efektif dan taktis terhadap
permasalahan perekonomian Indonesia.
Penutup
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai ketiga istilah dalam kegiatan
wirausaha, bisa disimpulkan bahwa perbedaan mendasar terletak pada konteks dan
tujuan wirausahanya. Ketiga hal tersebut mempunyai konteks berbeda serta tujuan
yang hendak diraih.
Jika entrepreneurship ialah jiwa wirausaha
yang terdapat pada diri seseorang yang terepresentasikan melalui sikap dan
perilakunya dalam menggapai tujuan maka lain halnya
dengan technopreneurship yang merupakan cabang dari entrepreneurship yang mengusung
konsep pada aspek teknologi, demikian juga dengan sociopreneurship yang
menciptakan aspek sosial.
Ketiga konsep berwirausaha di atas meskipun mempunyai konsep dan tujuan
berbeda dimana perbedaannya yang paling
menonjol adalah penggunaan sumber daya dan fokus yang dituju, tetapi ketiganya sama-sama mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan
serta memberikan kemudahan bagi masyarakat ketika menggunakannya.
Referensi :
Modul 3 KWH 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar