PERAN PEMIMPIN VISIONER DALAM MEWUJUDKAN INOVASI PELAYANAN
PUBLIK
Disusun Oleh :
Nama : ALDIANSYAH
NIM : 41420010027
Jurusan : Teknik Elektro
Universitas : Mercubuana Jakarta Barat
Kode pembisnis :
@U32-ALDIANSYAH
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang
kepemimpinan visioner dalam mewujudkan inovasi pelayanan publik. Mengingat di
era global saat ini tuntutan akan kualitas pelayanan publik semakin tinggi,
sementara itu permasalahan yang muncul juga kian kompleks. Untuk itu,
diperlukan peran pemimpin visioner yang mampu menciptakan peluangpeluang baru
dalam menyelesaikan masalah serta mengelola potensi yang ada demi masa depan
yang lebih baik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan studi
lapangan. Penulis menganalisa, salah satu figur pemimpin yang visioner adalah
Kepala Desa Majasari Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu. Kepala Desa Majasari
(Wartono, S.Pd., M.Si), mampu merealisasikan visi yang dijabarkan melalui misi
Panca Karya Hita Karana (lima kerja yang menjadikan sejahtera). Berbagai
inovasi pelayanan publik telah dilakukan baik dalam bidang pemerintahan,
kemasyarakatan, kewilayahan, pertanian dan peternakan. Atas keberhasilan Desa
Majasari meraih kejuaraan lomba desa baik di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun
nasional, kini Desa Majasari menjadi salah satu labsite.
A.PENDAHULUAN
Di era modernisasi dan kompettif
global saat ini, sudah menjadi tuntutan bagi birokrasi pemerintah untuk
berinovasi. Inovasi itu sendiri didefinisikan oleh Agolla dan Van Lill (2013
: 165), sebagai “sebuah proses munculnya
ide-ide yang berharga yang bertransformasi menjadi sebuah bentuk baru untuk
menjadi nilai tambah bagi organisasi, karyawan serta pemangku kepentingan”.
Menyikapi tuntutan tersebut,
beberapa daerah dan desa di Indonesia menciptakan inovasi baik dalam hal tata
kelola pemerintahan, SDM Aparatur maupun pelayanan publik. Inovasi dilakukan
untuk mengatasi kompleksitas permasalahan serta menciptakan peluang-peluang
baru dalam percepatan pembangunan daerah dan desa. Organisasi sektor publik
dapat melakukan inovasi dengan berbagai cara dan bentuk melalui kemitraan
dengan organisasi lain baik swasta, maupun masyarakat. Melalui kolaborasi dan
team work yang solid, resiko terjadinya kegagalan dalam melakukan inovasi dapat
diminimalisir. Selain membutuhkan dukungan baik dari internal maupun eksternal
organisasi, sebuah inovasi juga memerlukan waktu yang cukup untuk
bertransformasi dari sebuah gagasan yang dihasilkan sampai kepada perwujudan
nyata yang memberi manfaat untuk organisasi.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya untuk beradaptasi dengan perkembangan
lingkungan dan mempertahankan eksistensinya. Di mana sebagian besar faktor
tersebut dipengaruhi oleh pemimpin, baik sifat yang melekat pada pemimpin
maupun gaya kepemimpinan yang digunakan dalam mengelola organisasi tersebut (
Dongoran dalam Sunyoto, 2011 : 86).
Inovasi dalam pembangunan maupun pelayanan publik dapat berjalan dengan
baik jika didukung oleh pemimpin visioner. Yakni pemimpin yang selalu
memberikan support, berfikir positif dan menyatukan komitmen anggotanya menjadi
satu kesatuan baru yang memiliki kekuatan lebih besar bagi masa depan
organisasi. Kemampuannya dalam merancang dan membangun kelembagaan, menjadi
kekuatan bagi kesejahteraan anggotanya maupun masyarakat luas.
B. KAJIAN
PUSTAKA
Pemimpin
Visioner
Kepemimpinan Visioner adalah suatu model
kepemimpinan yang tertuju pada sikap kerja dan usaha para anggota organisasi
melalui pembinaan dan pola penggerakkan berlandaskan pada kejelasan visi yang
yang telah ditetapkan sebelumnya. (Kertanegara dalam Sedarmayanti,
2013 : 161)
Dengan visi yang jelas, organisasi akan terus tumbuh dan berkembang
untuk mempertahankan eksistensinya. Di mana, setelah visi itu teridentifikasi
dan ditentukan, maka pemimpin harus mampu mensosialisasikan dan
mentransformasikannya kepada semua anggota organisasi untuk dapat dilaksanakan.
Kepemimpinan
Visioner juga diartikan sebagai keterampilan seorang pemimpin dalam mewujudkan
atau merealisasikan visi, yang dipercaya dapat membawa masa depan organisasi
lebih baik dengan terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan
yang kekinian. Uha ( 2014 : 164)
Visi menjadi
faktor penting bagi seorang pemimpin. Visi pemimpin akan menginspirasi tindakan
dan membantu masa depan organisasi. Keberadaannya akan berpengaruh kuat
terhadap anggota organisasi yang mau bekerja menciptakan lingkungan yang
inovatif. Untuk itu, dibutuhkan seorang pemimpin yang mempunyai kompetensi
visioner. Adapun kompetensi tersebut sebagaimana pendapat Barbara Brown
(Sedarmayanti, 2013 :165), adalah :
1.
Visualizing (menggambarkan dalam khayalan).
2.
Futuristic thinking (berpikir ke masa depan).
3.
Showing foresight (memiliki tinjauan masa depan).
4.
Proactive planning (perencanaan proaktif).
5.
Creative thinking (berpikir kreatif). 6. Taking risks
(berani mengambil risiko).
7. Process
alignment (menyelarasakan proses).
8. Coalition
building (membangun koalisi).
9. Continuous
learning (pembelajaran terus-menerus).
10. Embracing
change (melakukan perubahan yang mempersatukan)
Seorang
pemimpin perubahan akan terus berupaya melakukan perbaikan dengan bersikap
proaktif terhadap permasalahan yang terjadi dalam organisasi. Ia tidak akan
membiarkan apalagi menghindari problem yang terjadi, namun akan mencarikan
solusinya. Ia senantiasa memberi contoh dan menginspirasi bawahannya sebagai
seorang pembelajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Uha (2015 : 154), bahwa seorang
pemimpn yang efektif dalam melakukan perubahan dan perbaikan dalam organisasi
akan memperhatikan beberapa hal Seperti : Menentukan strategi yang tepat,
menjadi perencana yang tangguh, sebagai motivator yang efektif, menjadi
pengawas dan penilai yang objektif serta rasional.
Inovasi Pelayanan Publik
Kimberly
(1981), mengemukakan bahwa “inovasi dalam sektor publik diasumsikan sebagai
upaya untuk menuju keadaan yang lebih baik; semakin inovatif suatu
penyelenggaraan pemerintahan, maka nilai tambah atau manfaat bagi
masyarakatjuga semakin tinggi. Hal tersebut kemudian dikembangkan oleh Howie
(2011) bahwa “inovasi merupakan sebuah proses di mana beberapa individu atau
sekelompok orang yang mengidentifikasi masalah yang dianggap paling krusial kemudian
mengembangkan solusi terhadap masalah tersebut”
Dengan
demikian, inovasi sektor publik sangat penting demi kemajuan dan penyelesaian
masalah-masalah publik. Sektor publik yang inovatif tentunya dapat medorong
pelayanan publik yang efektif dan efisien.
Karakteristik
yang menonjol pada proses inovasi yang baik adalah keberadaan motivasi yang
tinggi dari individu, kelompok dan organisasi untuk memperoleh informasi dan
wawasan baru serta meningkatkan pengetahuan tentang apa yang menjadi fokus
perhatian sehingga mendapatkan pemahaman utuh kemudian digunakan untuk menyusun
solusi yang dapat menstabilisasi situasi sosial masyarakat yang bergejolak
(Kimberly & de Pouvourville, 1993). Menurut Harries dalam Rahayu dan Juwono
(2019 ; 199), aspek-aspek inovasi meliputi :
1. Gagasan
atau pendekatan baru dalam menghadapi sebuah permasalahan, cara baru dalam
melakukan sesuatu dan/atau produk atau layanan baru.
2. Melibatkan
banyak kontributor yang kolaborasinya sama penting dengan apa yang menjadi
hasilnya.
3. Mengubah
pengetahuanpengetahuan baru menjadi nilai
ekonomi
atau nilai sosial yang lebih baik.
4. Perubahan
dalam produk dan layanan, proses atau platform yang ditawarkan oleh pemerintah.
Adapun bentuk inovasi sebagaimana
dikemukakan Kastelle dan Stewart-Weeks (2015 : 69), meliputi :
1.
Menciptakan barang dan layanan baru atau yang lebih baik.
2.
Mengembangkan cara baru dalam praktik kebijakan publik.
3.
Menemukan target pasar baru 4. Mengidentifikasi sumber daya
baru. 5. Menciptakan cara baru untuk berorganisasi.
D. HASIL
DAN PEMBAHASAN
Setiap
organisasi tentunya akan mengalami perubahan sebagaimana visi dan misinya
masing-masing, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Visi sebagai
cita-cita dan komitmen semua anggota organisasi yang ingin diraih di masa depan
dalam kurun waktu tertentu, menjadi pendorong bagi pemimpin untuk
memperjuangkan perubahan.
Begitu pula halnya dengan Pemerintah Desa
Majasari Kecamatan Sliyeg Kabupaten
Indramayu. Dengan Visi “Mewujudkan Masyarakat Majasari yang
Religius, Aspiratif, Produktif, Inovatif dan Harmonis atau RAPIH”, kini terus
berbenah sehingga menjadi percontohan yang bukan hanya untuk Jawa Barat tapi
juga Indonesia.
Pada Tahun 1983, Desa Majasari memisahkan diri dari Desa
Majasih dan menyandang predikat desa IDT (Inpres Desa Tertinggal) dari
Pemerintah Pusat. Predikat tersebut melekat hingga tahun 2008, karena sekitar
40% warganya masuk kategori miskin. Namun dengan kepemimpin Kepala Desa yang
visioner dan pola pembangunan yang bertumpu pada partisipasi masyarakat sejak
tahun 2009, akhirnya Desa Majasari mampu menjadi desa mandiri.
E. SIMPULAN
Desa Majasari Kecamatan Sliyeg
Kabupaten Indramayu merupakan salah satu labsite atau
Desa percontohan. Keberhasilan Desa
Majasari meraih kejuaraan lomba desa baik di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun
nasional tentunya tidak terlepas dari visi dan misi yang dirancang, digerakkan
dan dikendalikan secara nyata oleh Kepala Desa. Dengan kepemimpinannya yang
visioner, Kuwu Wartono mampu mewujudkan berbagai inovasi dalam pelayanan publik
yang membawa perubahan pada kehidupan masyarakatnya menjadi lebih baik.
PENUTUP
Demikian karya tulis ini saya buat,
semoga dapat memberikan manfaat ke para pembaca.
DAFTAR PUSAKA
Howie, Patrick. J, (2011). The Evolution of Revolutions :
How We Create, Shape, and React to Change. New York : Promotheus Books
Kastelle, Tim dan Martin StewartWeeks. (2015). How Does
Innovation Work in the Public Sector ?. Australian Journal Of Public
Administration, 74 (1), 63-72.
Uha, Ismail Nawawi. (2014). Manajemen Perubahan. Bogor :
Ghalia Indonesia.
Sunyoto dan Burhanudin. (2011). Perilaku Organisasional.
Yogyakarta : CAPS.
Rahayu dan Juwono. (2019). Birokrasi dan Governance. Depok :
Rajawali Pers
Kimberly, J.R.(1981). Managerial Innovation.In P.C. Nystrom
dan W.H.Starbuck,eds., Handbook of Organizational Design : New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar