PERANAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
Oleh
: Bayoe Aditya Dwi Prasetya (@S09-BAYOE)
PENDAHULUAN
Di
dalam mengurangi jumlah pengangguran terlepas dari kualitasnya yang rendah,
minimal para pengangguran tersebut harus diberi lapangan pekerjaan sesuai
dengan masing-masing bidang. Dengan demikian, status pengangguran yang tadinya
merupakan manusia yang konsumtif, akan bergeser menjadi manusia yang produktif.
Hal itu akan mempunyai dampak yang sangat positif bagi pemba ngunanMengingat
pentingnya masalah tersebut kiranya perlu diadakan cara penanggulangan terutama
dalam mengurangi jumlah pengangguran. Pemecahan masalah ini cukup mudah yaitu
asal diberikan pekerjaan selesailah masalah pengangguran tersebut. Akan tetapi
di dalam pelaksanaannya tidaklah semudah itu. Untuk membuka lapangan pekerjaan
baru memerlukan dana yang cukup besar, selain dana perlu diberikan pelatihan
kewirausahaan pada pengangguran agar para pengangguran mempunyai modal
keterampilan dalam dunia kerja yang akan digeluti. Sebagai suatu disiplin ilmu,
maka ilmu kewirausahaan dapat dipelajari dan diajarkan, sehingga setiap
individu memiliki peluang untuk tampil sebagai seorang wirausahawan
(entrepreneur). Bahkan untuk menjadi wirausahawan sukses, memiliki bakat saja
tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan segala aspek usaha yang
akan ditekuninya. Tugas dari wirausaha sangat banyak, antara lain tugas
mengambil keputusan, kepemimpinan teknis, dan kepemimpinan, oleh karena itu
dibutuhkan sarana dan prasarana, salah satunya pendidikan.
PEMBAHASAN
A. Keterkaitan antara Perkembangan Kewirausahaan dengan Perekonomian
Kondisi
Indonesia di berbagai bidang tidak menunjukkan perubahan berarti. Kebijakan
pemerintah masih simpang siur, hukum semakin tidak jelas, musibah di mana-mana,
dan kondisi sosial kian tidak menentu. Di bidang ekonomi, tidak ada perubahan
kearah yang lebih baik. PHK tetap berlangsung karena banyak wirausahawan tidak
lagi berminat memulai atau mengembangkan usahanya, dan para investor asing
sudah banyak yang memutuskan untuk memindahkan usahanya ke negara lain yang
lebih menjanjikan.
Di
sisi lain, jumlah populasi dengan usia produktif tidak bisa begitu saja
menganggur. Hidup tetap harus berjalan dan penghasilan tetap mesti dicari untuk
menutupi biaya hidup yang kian mahal. Berbagai ide bisnis bermunculan dan di
diskusikan dalam berbagai forum pertemuan baik formal maupun informal. Sebagian
ide tersebut memang hanya merupakan ―mimpi yang indah‖ tetapi sebagian lagi
ditanggapi dengan antusiasme yang tinggi.Dari hal ini terlihat bahwa masyarakat
kita justru merasa terpacu ketika dihadapkan pada suatu krisis yang
berkepanjangan.Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan David Fagin
(dalam buku Crouch, tahun 2002), yang mengatakan bahwa sebagian besar tantangan
dapat dihadapi dengan kreativitas. Tanpa kreativitas, problem jarang menjelma
menjadi kesempatan.
Sumbangan kewirausahaan terhadap pembangunan ekonomi suatu negara tidaklah disangsikan lagi.Suatu negara agar dapat berkembang dan dapat membangun secara ideal, harus memiliki wirausahawan sebesar 2% dari jumlah penduduk (PBB).Wirausahawan yang dimaksud adalah yang sesuai dengan kriteria memiliki keahlian profesional, memiliki karakter entrepreneur yang kuat, memiliki motivasi berprestasi tinggi (McClelland) dan kemampuan berinovasi (Drucker) serta kemampuan dalam berafiliasi atau membangun aliansi.
B. Pengaruh Positif Kewirausahaan
Dampak positif sosio-ekonomis dengan
adanya wirausaha yaitu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas hidup,
meningkatkan pemerataan pendapatan, memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya
untuk meningkatkan produktivitas nasional, serta meningkatkan kesejahteraan
pemerintahan melalui program pemerintahan, seperti pajak dan lain-lain.
Hendra Esmara mengemukakan gagasan
pengukuran pembangunan Indonesia yang terdiri dari tiga komponen.Ketiga
komponen tersebut adalah penduduk dan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi,
serta pemerataan dan kesejahteraan masyarakat.Berdasarkan gagasan tersebut maka
kewirausahaan dapat meningkatkan pembangunan Indonesia karena kewirausahaan
dapat menyediakan lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Dengan adanya dampak positif wirausaha
tersebut, maka pencari lapangan kerja yang semula hanya berminat pada sektor
formal diharapkan merubah pandangannya dan beralih pada sektor informal.
Menurut Stephen R. Covey, perubahan tersebut seringkali merupakan proses yang
menyakitkan. Ia merupakan perubahan yang harus dimotivasi oleh suatu tujuan
yang lebih tinggi, oleh kesediaan untuk menomorduakan apa yang anda pikir anda
inginkan sekarang untuk apa yang anda inginkan di kemudian hari.
C. Indikator kewirausahaan dalam peningkatatan pertumbuhan
ekonomi
Storey (1991) mengungkapkan bahwa dalam
mengoperasionalkan kewirausahaan untuk pengukuran empiris pun sangat sulit
untuk dilakukan. Derajat kesulitan atau kerumitan tersebut secara eksponensial
akan meningkat manakala perbandingan dilakukan secara lintas negara.
Dengan karakteristiknya yang seperti
demikian, ternyata banyak analis maupun pakar ekonomi yang telah mengakui bahwa
kewirausahaan merupakan penggerak penting dalam pertumbuhan ekonomi, inovasi,
penyerapan angkatan kerja, dan produktivitas. Sejak pertengahan 1990-an
pengakuan para pakar ekonomi dan para analis atas konsep kewirausahaan
cenderung semakin meningkat. Hal ini diindikasikan oleh adanya kesepakatan dan
komitmen mereka untuk lebih meningkatkan kewirausahaan, atau paling tidak,
menyempurnakan lingkungan yang berkenaan dengan wirausaha melalui pembentukan
berbagai kebijakan yang dapat memperbaiki lingkungan yang berkenaan dengan
kegiatan wirausaha
Kebijakan tersebut diantaranya adalah menghilangkan hambatan-hambatan perkembangannya, atau melalui tindakan-tindakan yang diarahkan langsung pada subyeknya, seperti subsidi.Namun demikian, untuk merumuskan dan membentuk kebijakan-kebijakan tersebut masih dihadapkan pada berbagai keterbatasan. Secara umum, rujukan mengenai kewirausahaan lebih cenderung untuk perusahaan berskala kecil dan menengah, atau bahkan untuk sejumlah besar pekerja mandiri atau self-employed.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Faktor utama dari pertumbuhan ekonomi
adalah (1) akumulasi modal (2) pertumbuhan penduduk, dan (3) kemajuan-kemajuan
di bidang tekhnologi (Todaro, 2000:158). Pertumbuhan ekonomi dihasilkan dari
interaksi-interaksi faktor-faktor produksi. Output barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu perekonomian bergantung pada kuantitas input yang
tersedia seperti kapital dan tenaga kerja, dan produktifitas dari input
tersebut.
Sukirno (2005:448) mengemukakan mengenai
faktor-faktor yang akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi:
1. Peranan
sistem pasaran bebas.
Sistem
mekanisme pasar akan mewujudkan kegiatan ekonomi yang efesien dan pertumbuhan
ekonomi yang teguh. Oleh sebab itu pemerintah tidak perlu melakukan kegiatan
ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. Fungsi pemerintah perlulah dibatasi
kepada menyedikan fasilitasfasilitas yang menggalakkan perkembangan kegiatan
pihak swasta, menyediakan infrastruktur, mengembangkan pendidikan dan menyediakan
pemerintah yang efesien adalah beberapa langkah yang akan membantu pihak
swasta.
2. Perluasan
Pasar
Perusahaan-perusahaan
melakukan kegiatan produksi dengan tujuan untuk menjualnya kepada masyarakat
dan mencari untung. Semakin luas pasaran barang dan jasa, semakin tinggi
tingkat produksi dan tingkat kegiatan ekonomi. Spesialisasi dan kemajuan
tekhnologi Perluasan pasar, dan perluasan kegiatan ekonomi yang digalakkannya,
akan memungkinkan spesialisasi dalam kegiatan ekonomi. Seterusnya spesialisasi
dan perluasan kegiatan ekonomi akan menggalakkan perkembangan tekhnologi dan
produktivitas meningkat. Kenaikan produktivitas akan menaikkan pendapatan
pekerja dan kenaikan ini akan memperluas pasaran. Keadaan ini akan
mengembangkan spesialisasi. Siklus ini akan mengakibatkan perekonomian terus
berkembang.
Kesimpulan
Kontribusi pengaruh variable kewirausahaan terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukkan nilai koefisien determinasi yang berada
pada rentang yang ―kuat sehingga dapat dikatakan bahwa kewirausaahan memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada umumnya
masyarakat menghadapl percepatan perubahan sosial dan perkembangan zaman
tersebut memicu untukmelakukanInovaslsebagai pendorong perubahan sosial dalam
pembangunan bangsa. Masyarakat yang terjelma adalah Sumber Daya Manusia Wirausaha
(SDMW) yang memlliki kepribadian menjadi warganegara yang slap memahami bela
negara/identitas bangsa/nasionalisme dalam pembangunan bangsa. Transformasl
semangat SDMW yang dimillkl oleh setlap warganegara membentuk character
building yang merupakan suatu etos bercirikan: Berorientasl ke masa depan bukan hanya ke masa
lalu, BeranI mengambll resiko dengan penuh perhltungan, Berani bertanggung jawab
terbadap keputusanyang telah diambii, tanpa berupaya mellmpahkan kesalahan kepada
plhak lain, Memegang teguh janjl, Penuh daya kreatlvitas dan Inovasl, Cenderung
berplkir posltif, dan Sangat menghargal waktu, Semangat bekerja yang tidak
mengenal waktu ulet, tangguh, percaya dirl, jujur,silahturohmi, networking,
rasional dan mampu menangkap peluang ke depan
REFERENSI
Rahmat, R. (2005). Nasionalisme Sumber Daya
Manusia Wirausaha Dalam Pembangunan Bangsa. Jurnal Fakultas Hukum UII, 28(57),
277-289.
Suryana. 2013.
Kewirausahaan (Kiat dan Proses Menuju Sukses). Salemba Empat..Jakarta Selatan
Usman, Marsuki
1997. Kewirausahaan dalam birokrasi salah satu langkah antisipatif menghadapi
globalisasi. Makalah seminar jatinangor : IKOPIN. Ex . 2dan ex 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar