ABSTRACT
Entrepreneurship is entrepreneurship aimed at the
interests of the community, not just maximizing personal profit. Social
entrepreneurship is commonly called 'community development' or 'social purpose
organizations' (Tan, 2005: 1). According to J. Gregory Dees, Professor of
Social Entrepreneurship at Duke University who said that social
entrepreneurship is a reformer or revolutionary social sector (education, health,
economic development, environment, arts and so on). According to Bill Drayton,
CEO and Chair of Ashoka, social entrepreneurs are individuals who have
innovative solutions to overcome social problems by changing systems, providing
solutions and influencing people to make changes. The development of the
business world today requires independent, creative and innovative human
resources to face competition. The mission of creating these innovative values
is by empowering the community through research / study and service /
counseling for the creation of creative social entrepreneurs. Universities must
be sensitive and care about the problems faced by the community by doing real
activities. This process is a way to establish an emotional bond so that graduates
will have meaning and value to form graduates who have high social
entrepreneurship. It is necessary to create a conducive and real environment in
the University to equip graduates.
ABSTRAK
Kewirausahaan adalah kewirausahaan yang
ditujukan untuk kepentingan masyarakat bukan sekadar memaksimalkan keuntungan
pribadi. Kewirausahaan sosial biasa disebut 'pengembangan masyarakat' atau
“organisasi bertujuan sosial' (Tan, 2005:1).
Menurut J. Gregory Dees, Professor of Sosial Entrepreneurship at Duke
University yang mengatakan bahwa wirausaha sosial adalah pelaku reformasi atau
revolusi sektor sosial (pendidikan, kesehatan, pengembangan ekonomi,
lingkungan, seni dan sebagainya). Menurut Bill Drayton, CEO and Chair of
Ashoka, wirausaha sosial adalah individu yang memiliki solusi inovatif untuk
mengatasi masalah sosial dengan cara mengubah sistem, memberikan solusi dan
memengaruhi masyarakat untuk melakukan perubahan. Perkembangan
dunia usaha saat ini membutuhkan sumber daya manusia yang mandiri, kreatif dan
inovatif untuk menghadapi persaingan. Misi penciptaan nilai-nilai inovatif ini
dengan melakukan pemberdayaan masyarakat melalui penelitian/kajian dan
pengabdian/penyuluhan bagi terciptanya social entrepreneur yang kreatif.
Perguruan Tinggi harus peka dan peduli pada persoalan yang dihadapi masyarakat
dengan melakukan kegiatan nyata. Proses ini sebagai cara untuk menjalin ikatan
emosional sehingga para lulusan sarjana nantinya mempunyai arti dan nilai untuk membentuk
lulusan yang memiliki social entrepreneurship yang tinggi Perlu diciptakan
lingkungan di Universitas yang kondusif dan nyata untuk membekali lulusannya.
PENDAHULUAN
Pemerintah dan seluruh stake holder yang
terlibat merupakan unit yang bertugas melakukan riset, membina, dan
mengembangkan UKM, agar memiliki wawasan dan pengetahuan tentang kewirausahaan.
Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh beberapa kementrian dengan tujuan untuk
mengembangkan budaya social kewirausahaan di lingkungan akademik dan
masyarakat. Salah satu upayanya dengan melakukan pemanfaatan hasil social
entepreneurship research.Penumbuhkembangan wirausaha sosial dalam
pendidikan perguruan tinggi akan menjanjikan terciptanya sumber daya manusia
yang tangguh dan memiliki integritas social dalam berpikir dan bertindak,
sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan nilai-nilai social yang
tinggi.
Pusat Pengembangan Kewirausahaan di perguruan
tinggi merupakan salah satu pusat studi yang berperan sebagai wadah pelaksanaan
Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi para civitas akademika yang memiliki
pengetahuan entrepreneurship. Berbagai alternative kegiatan yang dapat
dilaksanakan, agar perguruan tinggi menjadi pusat kajian dan pengembangan
kewirausahaan yang mandiri, inovatif, profesional serta mampu memberi solusi
terhadap permasalahan masyarakat lokal dan perkembangan global. Upaya tersebut
diharapkan untuk menciptakan sumber daya manusia yang tangguh sehingga mampu
menciptakan lapangan kerja bagi para lulusan PT maupun pembinaan dan
pendampingan kegiatan usaha ekonomi masyarakat.
KAJIAN
TEORITIS
Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai
pekerjaan itu sendiri (wirausaha). Seorang pengusaha membeli barang saat ini
pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga
tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
beresiko atau ketidakpastian.Robbin & Coulter, Kewirausahaan adalah proses
dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya terorganisir
dan peluang dan menciptakan nilai untuk tumbuh untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli sumber daya apa yang
digunakan saat ini.Frank Knight, Seorang
pengusaha mencoba untuk memecahkan dan memprediksi perubahan di pasar.
Penjelasan ini menekankan peran pengusaha dalam menghadapi ketidakstabilan di
dinamika pasar. Seorang majikan diwajibkan untuk melakukan semua fungsi
manajerial dasar seperti pengawasan dan bimbingan.
PEMBAHASAN
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak
diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah
kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal
pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan
ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.Pendidikan kewirausahaan mulai
dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan
Kanada.Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan
atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika
Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.DI Indonesia, kewirausahaan
dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu
saja.Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.
Kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait
dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan
bisnis yang komersial atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula
diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.
Kewirausahaan secara umum adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru atau kreatif dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai
lebih.Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama
kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya,
entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in
order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis
lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep
entrepreneur sebagai pemimpin.
Secara
umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai
kewirausahaan, dibawah ini akan saya kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang
diambil dari berbagai sumber : Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan
mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang
di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan
kapasitas kewirausahaan. Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk
memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan
wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang
wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar
seperti pengarahan dan pengawasan.
Pada
saat ini Negara Indonesia masih dikatakan sebagai Negara berkembang. Hal ini
disebabkan oleh berbagai masalah yang terdapat di Indonesia. Misalnya
pendapatan penduduk yang rendah, banyaknya pengangguran,dan kondisi ekonomi dan
sosial yang tertinggal dibandingkan dengan Negara maju. Banyak hal yang harus
dibenahi pemerintah Indonesia untuk dapat meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyatnya. Padatnya penduduk di Kota besar seperti Jakarta
misalnya, menyebabkan sempitnya lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, penduduk
yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan tidak memiliki kemampuan
berwirausaha akan memiliki pendapatan yang rendah dan tidak dapat mencukupi
kebutuhan keluarganya. Jika hal ini belum dapat terselesaikan maka perkembangan
perekonomian di Indonesia tidak akan mengalami peningkatan dan Indonesia tidak
dapat menjadi Negara maju. Oleh karena itu, jiwa kewirausahaan penduduk
Indonesia harus ditingkatkan untuk membantu mengembangkan perekonomian Negara
Indonesia. Kewirausahaan dikatakan sebagai salah satu faktor yang dapat
mendorong peningkatan perekonomian Indonesia karena memiliki beberapa alasan.
Diantaranya dapat meningkatkan kreatifitas dan kemampuan masyarakat dalam
menyalurkan ide dan kreasinya, masyarakat tidak bergantung kepada pemerintah
seperti PNS (Pegawai Negeri Sipil), dan juga dapat menarik investor Negara
asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia apabila kewirausahaan berjalan
dengan baik. Jumlah wirausaha di Indonesia pada saat ini masih menunjukan
presentase yang sangat kecil, yaitu belum mencapai 4%. Padahal, untuk dapat
dikatakan sebagai Negara maju jumlah wirausaha di suatu Negara harus berjumlah
minimal 5% dari total jumlah penduduk. Indonesia masih jauh tertinggal oleh
Negara- Negara tetangga yang memiliki jumlah wirausaha lebih tinggi. Seperti
Singapura yang merupakan Negara dengan jumlah wirausaha tertinggi di ASEAN,
kemudian Malaysia. Memprihatinkan memang, mengingat Indonesia memiliki sumber
daya alam yang sangat melimpah. Hal ini dikarenakan kurangnya inovasi dan
kreativitas penduduk Negara Indonesia dalam memanfaatkan sumber daya tersebut.
Untuk dapat berwirausaha dibutuhkan kemauan dan niat yang kuat.
SIMPULAN
Mayoritas penduduk Indonesia memilih bekerja
di kantor pemerintahan karena berfikir menjadi wirausaha kurang menjanjikan dan
memiliki resiko yang lebih tinggi. Sedangkan di Negara maju seperti Amerika
Serikat, penduduk di Negara tersebut hanya berjumlah 6% yang ingin bekerja di
kantor pemerintahan. Dan pada tahun 1990-an, diketahui 60% pelajar SMA di
Amerika ingin menjadi pengusaha.Jika hal-hal tersebut terus dibiarkan,
kewirausahaan di Indonesia tidak akan berkembang dan tidak dapat meningkatkan
perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian pemerintah serta
kesadaran masyarakat dalam mengembangkan bidang kewirausahaan. Karena dengan
berkembangnya kewirausahaan, dapat mengembangkan perekonomian Negara.
Contohnya, bertambahnya devisa Negara karena banyaknya investor yang menanamkan
modalnya di Indonesia. Penduduk dapat membantu mewujudkan peningkatan
perekonomian dengan berwirausaha dan memanfaatkan sumber daya alam yang
tersedia di Indonesia. Dengan demikian omset dari usaha tersebut dapat
menentukan pajak yang akan membantu menambah pendapatan Negara. Perkembangan
kewirausahaan juga dapat mengurangi jumlah pengangguran, jika demikian Negara
Indonesia dapat terus berkembang bahkan menjadi Negara maju.
REFERENSI
Byers, T.H., Dorf, R.C., and Nelson, A.J. 2010.
Technology Ventures, From Idea to Enterprise.
McGraw-Hill. New York.
SEDS Project. 2016. Handout Roll-Out Workshop,
Materi 1 Rancangan dan Penyampaian Kewirausahaan Terapan. Humber, Global
Affairs Canada.
Nasution, Arman Hakim, dkk. 2011. Entrepreneurship, Membangun Spirit Technopreneurship.
Andi Publisher. Yogyakarta, Indonesia.
Robbins, S. dan M. Coulter. 2004. Manajemen.
Edisi ke 7. PT. Indeks. Jakarta.
Pekerti, A. 2008. Strategic Change Leader: Pemimpin Perubahan Organisasi. PPM. Jakarta.
Rhenald Kasali, dkk. 2010. Modul Kewirausahaan
untuk Program Strata 1. Kerjasama Rumah Perubahan dan Mandiri. Hikmah. Jakarta
Selatan.
Malayu S.P. Hasibuan. 2016. Manajemen Sumber
Daya Manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar