PENGEMBANGAN PRODUK BARU PADA PERUSAHAAN
Oleh
: Bayoe Aditya Dwi Prasetya (@S09-BAYOE)
PENDAHULUAN
Persaingan
yang keras, dinamis, dan dipenuhi ketidakpastian yang terjadi di hampir semua
pasar dewasa ini mengisyaratkan adanya kebutuhan tiap-tiap perusahaan untuk
selalu menyesuaikan diri dengan kebutuhan pelanggan dan tindakan pesaing
melalui upaya- upaya penyampaian customer value secara lebih memuaskan kepada
pelanggan. Kondisi ini merupakan suatu latar belakang mengapa pengembangan
produk baru menjadi keharusan agar perusahaan tetap dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Upaya pengembangan produk baru dan strategi yang efektif
seringkali merupakan faktor penentu kelangsungan hidup suatu perusahaan. Ini
bukanlah pekerjaan yang mudah, karena membutuhkan berbagai usaha, waktu, dan
kemampuan sumber daya perusahaan termasuk besarnya risiko dan biaya kegagalan
yang harus ditanggung. Hal ini menjadi permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan dalam mengembangkan produk -produk barunya. Pertimbangan utama yang
perlu diperhatikan adalah kesesuaian produk yang ingin dihasilkan dengan
kebutuhan dan keingina pasar. Suatu perusahaan harus mampu menempatkan secara
tepat di mana posisi produk mereka di tengah persaingan pasar. Perusahaan harus
mampu melakukan proses pengembangan produk baru dan menerapkan strategi yang
efektif demi kelangsungan hidup perusahaan.
PEMBAHASAN
A. Produk Baru
Produk
baru Produk baru, diidentifikasikan oleh kantor konsultan Booz, Allen dan
Hamilton (dalam Kotler,2000) berdasarkan kategori berikut: . Produk baru bagi
dunia: produk-produk baru yang menciptakan suatu pasar yang sama sekali baru .
Lini produk baru: produk-produk baru yang memungkinkan perusahaan memasuki pasar
yang telah mapan untuk pertama kalinya. Tambahan pada lini produk yang telah
ada produk-produk baru yang melengkapi suatu lini produk perusahaan yang telah
mantap. . Perbaikan dan revisi produk yang telah ada: produkproduk yang
memberikan kinerja lebih baik atau nilai yang dianggap lebih baik dan
menggantikan produk yang telah ada . Penentuan kembali posisi: produk-produk
yang telah ada diarahkan ke pasar atau segmentasar baru . Pengurangan kos:
produk baru yang menyediakan kinerja serupa dengan harga yang lebih murah
Mengelola aktivitas pengembangan produk baru merupakan tugas-tugas manajerial
yang kompleks karena harus memadukan kondisi eksternal dan kondisi internal
perusahaan. Upaya pengembangan produk baru dimulai dari aktivitas identifikasi
terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen sampai tahap komersialisasi. Menurut
Kotler (2000), suatu perusahaan dapat menambah produk baru melalui akuisis
dan/atau pengembangan produk baru. Pengembangan produk baru dapat dilakukan
oleh perusahaan dengan mengembang- kannya sendiri atau perusahaan dapat juga
menggunakan peneliti independen untuk mengembangkan produk baru bagi perusahaan
tersebut
B. Pengembangan Produk Baru
Pengembangan produk baru Pengelolaan
dalam pendefinisian produk baru sangat penting untuk dilakukan, Bhattaacharya
dkk, (1998) memberikan sebuah kerangka berpikir konseptual bagi para manajer
untuk mencoba menjawab bagaimana ketidakpastian tentang pengaruh preferensi
konsumen terhadap penentuan waktu bagi perusahaan dalam mendefinisikan produk
yang diinginkan konsumen. Model proses pengembangan produk baru yang mereka
digunakan mencakup tiga fase: 1) Fase definisi, yaitu menyelesaikan sekumpulan
spesifikasi produk yang atraktif bagi konsumen. 2) Fase realisasi, yaitu
membuat perubahan-perubahan dalam desain dan prototipe, dan menanggapi feedback
dari konsumen. 3) Fase integrasi, yaitu perbaikan produk sampai dengan produk
baru siap diluncurkan. Dalam literatur pemasaran, proses pengembangan produk
baru dipandang sebagai serangkaian tahap yang mesti ditempuh oleh suatu
perusahaan jika ingin sukses dalam memasarkan produk baru. Tahapan-tahapan
pengembangan produk baru menurut Crawford (1983) mencakup perencanaan produk
baru, penyusunan ide, penyaringan dan evaluasi, pengembangan teknis serta
peluncuran produk. Mahajan dkk, 1988 (dalam Ozer, 1999) membedakan pengembangan
produk baru kedalam lima fase, yaitu: uji-konsep, uji-prototippasar pra-tes,
pasar percobaan serta peluncuran. Tahapan yang lebih rinci dalam mengelola
proses pengembangan produk baru diberikan oleh Kotler (2000), yang meliputi
delapan tahapan penting, yaitu: pemunculan gagasan, penyaringan gagasan,
pengembangan dan pengujian konsep, pengembangan strategi pemasaran, analisis
bisnis, pengembangan produk, pengujian pasar, dan komersialisasi.
C. Permasalahan Dalam Pengembangan Produk Baru
Upaya pengembangan produk baru dan strategi yang efektif seringkali merupakan faktor penentu kelangsungan hidup suatu perusahaan. Hal ini memang bukan pekerjaan yang mudah, karena membutuhkan berbagai usaha, waktu, dan kemampuan sumber daya perusahaan serta besarnya risiko dan biaya kegagalan yang harus ditanggung perusahaan. Kegagalan suatu pengembangan produk baru dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya kurangnya gagasan produk baru yang penting diarea tertentu, pasar yang terbagi-bagi, kendala sosial dan pemerintah, mahalnya proses pengembangan produk baru, kekurangan modal, waktu pengembangan yang lebih singkat, dan siklus hidup yang lebih singkat (Kotler, 2000). Dengan adanya tantangan-tantangan ini, maka mau tidak mau perusahaan harus berupaya untuk memastikan keberhasilan produk barunya. Quater dkk (1998) menambah pengertian manajemen desain dan pengembangan produk baru dengan melaporkan penemuanpenemuan yang muncul dari persfektif makro dan mikro, dan juga metoda untuk mengidentifikasi manajemen dan isu-isu penting organisasi yang menyebabkan kesulitan dalam proses desain dan pengembangan produk baru. Temuan mereka mengarah pada faktorfaktor yang mempengaruhi kesuksesan suatu organisasi dalam mengembangkan produk baru, dan bagaimana faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dalam hubungan dengan kinerja organisasi Mereka juga mengungkap-kan adanya sindrom penyakit pengembangan produk baru. Sindrom terjadi ketika satu penyakit yang diderita menimbulkan banvak gejala. Kadangkala orang keliru menapsirkan gejala sebagai sumber penyakit, sehingga perhatian dicurahkan pada pengobatan gejala-gejala yang timbul tersebut, sedangkan sumber penyakit yang sebenarnya tidak diobati. Sindrom pada bidang kesehatan ini dianalogikan berhubungan dengan menajemen pengembangan produk baru. Hal ini sangat bermanfaat bagi organisasi dalam menyadari kekeliruan yang telah dilakukan organisasi, yaitu kesalahan dalam mengidentifikasi sumber permasalahan utama organisasi. berdasarkan pentingnya mengidentifikasi sumber masalah, maka dikemukakan cara pengidentifikasian isu-isu yang spesifik pada diri organisasi sendiri, industri dan lingkungan melalui proses self-assessment
D. Kategori Produk Baru
Kategori produk yang baru serta mengapa
dilakukan pengembangn usaha, adalah :
1).
Benar – benar baru Adalah produk yang benar-benar hasil inovasi dan baru bagi
perusahaan serta menciptakan pasar yang benar-benar baru.
2).
Lini produk baru Adalah produk yang bagi perusahaan tetapi tidak bagi pasar
karena sudah ada produk serupa di pasar.
3).
Tambahan untuk lini produk yang sudah ada Merupakan tambahan atau supplement
item atau varian dari produk-produk lini dari
suatu perusahaan yang ada. Produk ini dapat merupakan agak baru bagi
perusahaan maupun bagi pelanggan dari
produk yang sudah ada. Atau juga dalam upaya untuk memperluas segmen pasar dari
produk yang ada.
4). Perbaikan atau revisi dari produk yang ada
Jenis produk baru yang merupakan perbaikan atau memperbaiki kinerja sehingga
memeprbaiki kinerjanya sehingga memperbaiki persepsi pelanggan, dari produk
lamanya. Lebih merupakan hal baru bagi perusahaan termasuk akibat dari generasi
teknologi baru bagi suatu produk, dan
biasanya di persepsi sama dengan produk lama yang digantinya.
5).
Reposisi Adalah produk lama yang ditargetkan untuk aplikasi baru dan segmen
pasar baru.
6). Penurunan
biaya Merupakan modifikasi produk dengan kinerja yang sama tetapi dengan biaya
yang lebih rendah.
Kesimpulan
Mengelola aktivitas pengembangan produk baru merupakan
tugas-tugas manajerial yang kompleks karena harus memadukan kondisi eksternal
dan kondisiinternal perusahaan. Upaya pengembangan produk baru dimulai dari
aktivitas identifikasi terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen sampai tahap
komersialisasi. Upaya pengembangan produk baru dan strategi yang efektif
seringkali merupakan faktor penentu kelangsungan hidup suatu perusahaan. Hal
ini bukanlah bukan pekerjaan yang mudah karena membutuhkan berbagai usaha,
waktu, dan kemampuan sumber daya perusahaan termasuk besarnya risiko dan biaya
kegagalan yang harus ditanggung. Peluncuran produk baru merupakan
salah satu tahap dalam proses pengembangan produk baru, dimana perusahaan
memperkenalkan produk baru secara terbuka. Suatu persfektif dalam keputusan
marketing mix untuk peluncuran produk baru berubah dalam pandangan
product-market life cycle. Tidak seperti proses peluncuran produk baru, suatu
REFERENSI
Wardiah, N. (2003). Pengembangan produk baru
dan model-model evaluasi produk baru. Jurnal Manajemen Maranatha, 2(2), 93-112.
Suryana. 2013.
Kewirausahaan (Kiat dan Proses Menuju Sukses). Salemba Empat..Jakarta Selatan
Usman, Marsuki
1997. Kewirausahaan dalam birokrasi salah satu langkah antisipatif menghadapi
globalisasi. Makalah seminar jatinangor : IKOPIN. Ex . 2dan ex 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar