Abstrak
Pada dasarnya, product development adalah salah satu hal
terpenting yang harus diterapkan dalam suatu perusahaan. Berdasarkan asal
katanya, product memiliki arti produk dan development memiliki arti pengembangan, sehingga jika digabungkan maka
memiliki arti pengembangan produk.
Nah, agar
lebih jelas lagi, maka pada kesempatan kali ini kami akan membahas secara
lengkap tentang product development beserta berbagai
tahapan pelaksanaannya. Mewujudkan visi Anda untuk produk orisinal sering kali menjadi
salah satu rintangan terbesar bagi calon wirausahawan.Proses pengembangan
produk bisa tampak hampir misterius, dan ketika Anda mendengar cerita asal usul
bisnis e-niaga besar lainnya, perjalanan ke produk jadi jarang menyerupai garis
lurus.
Misalnya, ketika putri
Tina Roth-Eisenberg membawa pulang beberapa tato semi permanen yang dia rasa
kurang, dia memobilisasi komunitas sesama desainer untuk membuat Tattly.David
Barnett, di sisi lain, harus belajar sendiri bagaimana menggunakan perangkat
lunak desain 3D sehingga dia bisa membuat prototipe PopSockets, aksesori
telepon yang sekarang populer.
Kisah-kisah inspiratif ini sendiri tidak memberikan cetak biru
ujung ke ujung untuk pengembangan produk, tetapi kesamaan yang mereka bagikan
mengungkapkan beberapa langkah yang secara konsisten diambil oleh para pendiri
dalam memulai bisnis dan mengirimkan produk jadi.
Pembahasan
Apa itu Product Development dan Kenapa Penting Dilakukan?
Product
development adalah rangkaian proses pengembangan produk baru menggunakan suatu
ide dan konsep yang sesuai dengan selera pasar. Proses ini ibarat tulang
punggung bagi pembuatan produk baru yang jika tidak dilakukan dengan benar,
bisa membuat produk gagal di pasar.
Faktanya, 80% produk
baru terbukti tidak laku karena dibuat tanpa product development yang matang. Katakanlah
kalau sebuah perusahaan berencana membuat makanan instan microwave. Tujuannya,
agar konsumen bisa mengonsumsi makanan siap saji secara praktis.
Ternyata,
baru diketahui bahwa kemasan yang dibuat tidak tahan panas. Pada akhirnya,
konsumen tetap harus menyiapkan tempat makan sendiri untuk makanan tersebut.
Tentu tidak sesuai dengan tujuan awal produk dibuat, bukan? Belum lagi
kalau produk terlanjur dilabeli premium dengan harga yang mahal, tentu konsumen
akan memilih alternatif produk lain alih-alih produk baru tersebut.
Kenapa Product Development itu Penting:
Seperti
yang sudah kita rasakan bersama bahwa zaman akan selalu terus berkembang, dan
teknologi serta tren masyarakat pun silih berganti. Sehingga, bisa dipastikan
Anda akan sangat jarang menemukan produk yang tidak melakukan perubahan apapun
namun tetap laku dalam kurun waktu yang lama.
Walaupun memang ada produk
seperti komputer AT&T yang masih laku selama beberapa periode, tapi tetap
saja tidak banyak perusahaan yang bisa bertahan dengan cara seperti itu,
terlebih lagi untuk beberapa bisnis kecil.
Untuk itu, setiap perusahaan
wajib melakukan kolaborasi terkait ide, kreativitas, dan penemuannya untuk
mengembangkan suatu produk agar bisa terus disukai oleh pelanggannya. Ketiganya
tergabung bersama dalam komponen product development.
Dilansir dari laman Inc, Biasanya, ada aspek lain yang harus ada
dalam suatu proses product development,
yaitu, manufacturing, design, engineering, market positioning, distribusi,
marketing, serta penjualan.
Siapa Yang Bertanggung Jawab Terhadap Product Development?
Umumnya, product development adalah tanggung jawab tim yang dipimpin oleh seorang product manager. Tim tersebut harus menguasai aspek-aspek dalam setiap proses product development.
1.
Penciptaan Ide
Menciptakan
ide atas suatu produk baru adalah tahap pertama yang harus ada dalam
pengembangan produk baru. Dalam proses penciptaan ide baru ini, pihak
perusahaan harus mampu mengikuti berbagai upaya sistematika dalam menciptakan
produk baru.
Umumnya,
akan ada banyak sekali ide produk dalam proses penciptaan ide ini. tapi, tentu
saja semua ide tersebut harus bisa dilanjutkan ke dalam tahapan selanjutnya,
sehingga akan ada banyak sekali ide baru yang terseleksi pasca melewati beragam
syarat kelayakan dalam suatu ide produk.
2.
Penyaringan Ide
Tahapan
lain yang harus dilakukan pasca mendapatkan ide baru adalah melakukan
penyaringan terkait seluruh ide produk yang di dapatkan.
Penyaringan
ini dilakukan agar bisa mendapatkan ide produk yang benar-benar layak agar bisa
diproses ke tahap selanjutnya, mengurangi biaya pembuatan produk, meminimalisir
risiko gagal, serta untuk memilih ide produk yang dinilai sempurna dan bisa
diproduksi oleh perusahaan saja.
3. Pengembangan dan Pengujian
Konsep
Setelah
menemukan ide produk dan penyaringan ide, maka hal lain yang harus dilakukan
adalah mengembangkan konsep dan menguji konsep produk baru.
Dalam
hal ini, konsep merupakan hasil dari upaya pengembangan atas berbagai ide yang
sudah diseleksi, yang mana konsep produk tersebut harus bisa dinyatakan dalam
bahasa sehari-hari, sehingga bisa lebih dimengerti oleh target market dalam
suatu segmen tertentu.
·
Pengembangan
Konsep
Dalam
hal ini, pengembangan konsep dilakukan untuk mengembangkan ide yang sudah
diseleksi menjadi suatu konsep produk agar bisa diproses lebih lanjut.
Untuk
itu, dalam product development harus dibuat beberapa
alternatif lain yang bisa disesuaikan dengan keperluan pasar yang dinilai
paling menarik.
·
Pengujian Konsep
Konsep
baru yang sudah dikembangkan wajib diuji lebih lanjut dengan target konsumen
yang dituju dalam skala kecil terlebih dahulu.
Berbagai
konsep ini bisa disajikan dalam beragam bentuk. Untuk beberapa jenis produk
tertentu, bisa disajikan dalam suatu gambar ataupun deskripsi kata. Intinya,
pesan penting yang ingin disampaikan oleh pihak perusahaan harus mampu diterima
dengan mudah dan baik oleh target pelanggan.
Setelah
konsep tersebut bisa dijelaskan secara detail kepada target pelanggan, maka
berilah mereka pertanyaan terkait ketertarikannya dan nilai pada produk dari
masing-masing konsep yang sudah diciptakan.
4. Pengembangan Strategi Pemasaran
Setelah
sudah menemukan atau sudah memilih produk baru, maka tahap selanjutnya adalah
menyusun dan juga mengembangkan strategi pemasaran yang tepat. Strategi
pemasaran yang harus dikembangkan akan dimulai dari strategi awal, yakni
meluncurkan produk baru ke pasar, sampai produk tersebut bisa diterima oleh
pasar mulai menampilkan perkembangannya.
5. Analisis Bisnis
Tahapan
selanjutnya yang harus dilakukan jika sudah memutuskan konsep produk dan juga
strategi pemasaran adalah melakukan evaluasi terkait daya tarik bisnis pada
produk baru yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Dalam
tahapan ini, nantinya diperlukan peninjauan ulang terkait proyeksi penjualan,
biaya dan juga keuntungan penjualan dari produk baru tersebut, tujuannya adalah
agar bisa mengetahui seluruh faktor tersebut mampu memenuhi tujuan utama
perusahaan.
Apabila
nantinya hasil analisa bisnis ternyata menunjukan nilai yang positif atau sudah
sesuai dengan tujuan utama perusahaan, maka produk bisa dipindahkan pada
tahapan selanjutnya, yakni tahap pengembangan produk. Proyeksi penjualan
tersebut bisa diperoleh dengan memantau riwayat produk lain dari perusahaan, akan
lebih baik lagi jika produk tersebut masih dalam satu kategori tertentu.
Selain
itu, bisa juga dengan memantau produk yang sama di pasar, memantau
perkembangannya, dan apa saja yang harus dilakukan dan dihindari demi mencapai
hal tersebut.
Selanjutnya,
gabungkan dengan berbagai strategi pemasaran yang tepat, distribusi penjualan
yang baik, serta promosi dan komunikasi yang ingin disampaikan.
Dalam
proyeksi penjualan ini, pihak perusahaan juga harus membuat angka penjualan
minimal dan maksimal agar bisa melihat risiko yang mungkin nanti akan terjadi.
Selain itu, hal ini juga akan berguna untuk melihat perkiraan biaya dan tingkat
keuntungan yang bisa diraih dari penjualan produk tersebut.
Berdasarkan
hasil dari analisa tersebut, maka nantinya perusahaan akan melihat dari sisi
finansial dan menilai seberapa menarik bisnis pada produk tersebut.
6. Pengembangan Produk
Dalam
tahapan ini, produk yang sedang dikembangkan tersebut umumnya belum produk yang
sebenarnya, tapi hanya berupa suatu konsep produk dalam rangkaian kata, video
animasi, gambar, atau suatu prototype produk.
Bila
sudah melewati tahap analisa bisnis, maka nantinya akan dilanjutkan dengan
pengembangan pada produk yang sesungguhnya. Nantinya, konsumen sendirilah yang
akan melakukan evaluasi terkait produk pra-rilis atau produk prototipe
tersebut, karena pengalaman mereka akan sangat berguna dan bermanfaat dalam
tahap pengembangan produk.
7. Uji Pemasaran
Sebelum
suatu produk benar-benar diluncurkan ke pasar yang diiringi dengan strategi
pemasarannya, maka sebelumnya harus dilakukan uji pemasaran pada pasar yang
sesungguhnya, namun dalam skala kecil saja.
Dengan
begitu, maka perusahaan dan pihak pemasar akan bisa mendapatkan gambaran dan
juga pengalaman terkait pemasaran produk tersebut, sebelumnya nantinya
benar-benar dijual dalam skala yang lebih luas, yang mana hal tersebut akan
memerlukan biaya pemasaran yang sangat banyak.
8. Komersialisasi
Tes
pemasaran yang dihasilkan seharusnya sudah mampu memberikan gambaran terkait
prospek pada produk baru tersebut.
Berdasarkan
hasil dari tes pemasaran tersebut, nantinya pihak manajemen perusahaan bisa
memutuskan apakah produk baru tersebut bisa diluncurkan, ditunda, atau bahkan
membatalkannya.
Nah,
jika manajemen perusahaan sudah yakin ingin meluncurkan produk baru, maka pihak
perusahaan harus mempersiapkan berbagai kegiatan lain, yakin kegiatan
komersialisasi, yang dimulai dari persiapan produksi dalam kapasitas yang lebih
besar, persiapan untuk kegiatan peluncuran produk baru seperti promosi
penjualan, iklan, distribusi dalam cakupan yang lebih besar, serta berbagai
kegiatan pemasaran lain.
Kita
tentu sudah mengetahui bahwa hanya sedikit sekali produk yang bisa berhasil
masuk dan sukses di pasar yang luas. Nah, untuk meminimalisir hal tersebut,
maka disarankan perusahaan melakukan seluruh tahapan di atas.
Kapan Product Development Harus Dilakukan?
Menurut Entrepreneur,
ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan kapan sebuah perusahaan harus
meluncurkan produk baru atau melakukan product development.
Tanda-tanda yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1. Pertumbuhan melambat
Setiap perusahaan tentu berharap adanya
pertumbuhan yang signifikan dari waktu ke waktu. Namun jika kamu menemukan
bahwa pertumbuhan perusahaanmu terus melambat, bisa jadi ini tanda bahwa kamu
perlu melakukan product development. Pertama, kamu perlu menemukan
apa yang membuat bisnismu mengalami perlambatan.Kemudian, carilah ide dan
inovasi segar untuk produkmu. Mungkin saja pelanggan jenuh dengan produk yang
ditawarkan perusahaanmu.
2. Permintaan berkurang
Tanda lain bahwa perusahaanmu harus
melakukan product development adalah ketika permintaan
berkurang. Padahal, perusahaanmu telah melakukan berbagai upaya pemasaran yang
kamu anggap menarik.Penjualan yang menurun memang bisa terjadi kapan saja.
Namun, jika hal tersebut terus terjadi dalam waktu yang panjang, kamu harus
bersipa. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan sudah mulai tidak tertarik dengan
produkmu.
3. Pelanggan berharap perubahan
besar
Semua perusahaan perlu mendengarkan feedback dari
pelanggan. Berbagai masukan tersebut dapat menjadi pertimbangan besar bagi
perusahaan untuk menentukan langkah yang harus diambil. Namun, bisa jadi ada
satu momen ketika banyak pelanggan menyampaikan saran yang kamu anggap mustahil
dijalankan perusahaan. Sebagai contoh, pelanggan berharap produkmu bisa menjadi
lebih X, Y, dan Z. Padahal, melalui perhitungan perusahaan, hal tersebut tidak
mampu kalian lakukan.
Maka, kamu harus
berhati-hati dan mencari pengembangan alternatif agar pelanggan tetap mau
menikmati produkmu.
4. Ada kompetitor baru
Kompetitor adalah
hal yang biasa dalam suatu bisnis. Namun, kamu harus tetap waspada saat
mendengar ada kompetitor baru. Bisa jadi mereka hadir dengan produk dan inovasi
yang lebih disukai oleh pelangganmu. Dengan begitu, mereka akan beralih ke
kompetitor baru tersebut. Maka, fungsi product development di
sini adalah agar pelangganmu tetap setia pada produk yang kamu tawarkan.
5. Kompetitor mulai meninggalkan
pasar
Sekilas, kompetitor yang mulai meninggalkan
pasar memang terkesan baik. Kamu bisa mengambil alih pasarnya dan menjadikan
pelanggan mereka sebagai pelanggan barumu. Namun, jika didalami, situasi ini
bisa jadi pertanda sesuatu yang kurang baik.
Bisa jadi
kompetitor mulai meninggalkan pasar karena pelanggan sudah tidak tertarik lagi
dengan sektor yang kalian jalani.Jika kamu tidak melakukan product
development, pelanggan bisa meninggalkanmu juga seperti kompetitor
yang telah pergi terlebih dahulu.
Tahapan Product Development
1. Mengumpulkan ide
Tahap pertama dalam melakukan product
development adalah mengumpulkan ide. Kumpulkan idemu dan rekan-rekan
satu tim.
Selain ide produk, kamu juga harus mengumpulkan
ide cara mengembangkan produk tersebut untuk keperluan komersial.
2. Evaluasi ide
Setiap orang tentu setuju dengan idenya
masing-masing. Namun, dalam product development, kamu dan
timmu harus bisa saling mengevaluasi ide satu sama lain.
Berikan pendapat yang objektif tentang ide
pengembangan produk yang disampaikan tiap anggota.
Selain itu, ada beberapa metode evaluasi lain
yang bisa kamu gunakan, seperti Preliminary Innovation Evaluation System
(PIES).
3. Menjaga ide
Setelah ide sudah terkumpul dan evaluasi
selesai, jagalah ide tersebut baik-baik. Jangan sampai kompetitor mengetahui
dan mengikuti idemu.
Beberapa cara untuk menjaganya adalah dengan
menetapkan copyright, hak paten, dan trade secrecy.
4. Riset dan pengembangan
Tahap product development selanjutnya
adalah riset dan pengembangan (R&D).
Pada tahap ini, kamu perlu menguji kegunaan dan
berbagai fitur dari produkmu. Kamu juga perlu menyempurnakan desain hingga
sesuai dengan keinginan pelanggan.
Kamu juga bisa melakukan test-marketing,
beta testing, analisis rencana pemasaran dan proyeksi penjualan, riset
biaya, dan lainnya.
5. Promosikan produk
Jika semua tahap sudah kamu lakukan dengan
baik, produk terbarumu siap diluncurkan. Di sini tim marketing akan menjalankan fungsi
mereka.
Apa
saja manfaat Product Development ?
1. Memberikan Value Baru untuk Pelanggan
Dengan
product development, Anda dapat membuat produk dengan fitur yang lebih baik
daripada kompetitor Anda dan memberikan value lebih kepada konsumen. Sehingga,
pelanggan memiliki alasan untuk beralih dari produk kompetitor ke produk Anda.
- Membuat Produk yang Bermanfaat
Product
development membantu Anda memahami bagaimana produk bisa digunakan pelanggan
dengan baik. Dengan begitu, Anda bisa membuat produk yang paling dibutuhkan
oleh konsumen, yang tentu akan berdampak pada jumlah penjualannya.
- Menjaga Eksistensi dan
Perkembangan Bisnis
Dengan
terus menciptakan produk baru yang berkembang sesuai permintaan pasar, bisnis
Anda dapat terus berjalan baik. Alasannya, setiap produk yang diluncurkan mampu
menjawab kebutuhan konsumen karena rangkaian product development yang tepat.
Inilah yang mampu mencegah terjadinya produk gagal karena tidak adanya pembeli.
Proses Product Development
Setidaknya ada delapan tahap dalam proses product development
yang perlu dilakukan, yaitu:
- Mengembangkan
Ide dan Konsep
- Melakukan
Riset untuk Validasi Produk
- Membuat
Sketsa Produk
- Membuat
Prototype Produk
- Merancang
Supply Chain
- Membuat
Perencanaan Anggaran
- Melakukan
Uji Pemasaran
- Launching
Produk
Contoh
Penerapan Product Development di Berbagai Industri
Sampai sini, Anda sudah
memahami proses product development. Di bawah ini membagikan penerapan product
development di beberapa industri.
Fashion
Tidak ada komentar:
Posting Komentar