Oleh : Hamid
Afifudin (@S10-HAMID)
Latar Belakang
Dalam konteks persaingan global yang
semakin terbuka seperti saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi. Setiap
negara harus bersaing dengan menonjolkan keunggulan sumber daya masing-masing. Negara-negara
yang unggul dalam sumber dayanya akan memenangkan persaingan. Sebaliknya,
negara-negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam sumber daya akan
kalah dalam persaingan dan tidak akan mencapai banyak kemajuan. Negara-negara
yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara-negara yang dapat memberdayakan
sumber daya ekonomi dan sumber daya manusianya secara nyata. Sumber-sumber
ekonomi dapat diberdayakan apabila manusia memiliki keterampilan kreatif dan
inovatif. Di Indonesia, sumber daya manusia betul-betul menghadapi
tantangan dan persaingan yang kompleks.
Tantangan persaingan global,
pertumbuhan penduduk, pengangguran, tanggung jawab sosial, keanekaragaman
ketenagakerjaan, etika, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, dan gaya hidup
beserta kecenderungannya merupakan tantangan yang saling terkait. Dalam
persaingan global, semua sumber daya antarnegara akan bergerak bebas melewati
batas-batas yang ada. Hanya sumber daya yang memiliki keunggulanlah yang dapat
bertahan dalam persaingan. Demikian juga pertumbuhan penduduk dunia yang cepat
disertai persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai angkatan kerja yang
kompetitif dan pengangguran bagi sumber daya manusia yang tidak memiliki
keunggulan dan daya saing yang kuat.
Untuk menghadapi berbagai tantangan
tersebut diperlukan sumber daya berkualitas yang dapat menciptakan berbagai
keunggulan, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif, di
antaranya melalui proses kreatif dan inovatif berwirausaha.
Mind
Mapping
Tantangan Global Kewirausahaan
Skema Tantangan Global Sumber Daya Kewirausahaan
Tantangan Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah yang tiada ujungnya dan
menjadi salah satu masalah mendasar dalam bangunan perekonomian. Berdasarkan
data BPS yang baru dirilis, jumlah penganggur per Agustus 2009 sebesar 13,08%
dari total angkatan kerja yang mencapai 113,83 juta orang. Dalam jumlah itu,
pengangguran terdidik yang berasal dari lulusan perguruan tinggi naik menjadi
14,89 juta dibandingkan dengan 14,09 juta orang pada periode yang sama tahun
sebelumnya (Simanjuntak, 2009). Kondisi tersebut disebabkan oleh sukarnya
ketersediaan lapangan kerja dan adanya gap antara kebutuhan dunia usaha dengan
kualitas lulusan perguruan tinggi. Oleh karenanya, kewirausahaan merupakan
alternatif agar lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi dapat memberdayakan
kemampuannya dengan membangun lahan usahanya sendiri. Dengan demikian,
kewirausahaan tidak saja mengatasi pengangguran tetapi dapat membuka lahan
pekerjaan yang kemudian mampu mengurangi pengangguran lainnya.
Struktur Pengangguran
Model pembangunan ekonomi yang
menekankan pada tradable goods menyebabkan lulusan perguruan tinggi yang tidak
memiliki kualifikasi memadai tidak terserap di pasar tenaga kerja. Dengan
adanya ledakan jumlah penduduk, maka beban penduduk juga semakin bertambah.
Model Kewirausahaan
Terdapat berbagai pengertian pada kewirausahaan, yang secara
umum menekankan pada penciptaan organisasi baru, menjalankan kombinasi
(kegiatan) yang baru, eksplorasi berbagai peluang, menghadapi ketidakpastian,
dan mendapatkan secara bersama-sama faktor-faktor produksi. Schumpeter (1934)
mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks
bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Pelakunya dinilai
sebagai inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar
melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk:
(1)
memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
(2)
memperkenalkan metoda produksi baru,
(3)
membuka pasar yang baru (new market),
(4)
Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
(5)
Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Inti dari kewirausahaan adalah
kemandirian yang meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan
apa yang mereka lakukan tersebut.
Tantangan Tanggungjawab Sosial
Wirausaha yang unggul merasa bertanggungjawab secara pribadi
atas hasil usaha yang dia lakukan. Mereka lebih dapat mengendalikan sumberdaya
sumberdaya yang dimiliki dan menggunakan sumberdaya tersebut untuk mencapai
cita-cita. Wirausaha yang berhasil dalam jangka panjang haruslah memiliki rasa
tanggung jawab atas usaha yang dilakukan. Kemampuan untuk menanggung risiko
usaha seperti: risiko keuangan, risiko teknik adakalanya muncul, sehingga
wirausaha harus mampu meminimalkan risiko.
Tantangan Kemajuan Teknologi
Jiwa kewirausahaan yang berbasis teknologi atau biasa disebut technopreneurship
merupakan satu alternatif mutakhir untuk menjawab tantangan itu. Proses
pengembangan unit usaha dan produksi dengan memanfaatkan teknologi dapat
melipatgandakan hasil sekaligus performa dari unit usaha tersebut. Untuk itu,
sekiranya ada beberapa tahapan sederhana yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan wirausaha berbasis teknologi ini.
Tantangan Gaya hidup dan
kecenderungannya
Para wirausaha adalah orang-orang
yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang di butuhkan guna mengambil keuntungan
dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.Para
wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan
bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya.
Ciri-ciri dan sifat dari wirausaha :
1. Percaya diri: keyakinan, ketidak
tergantungan, individualitas, optimisme.
2. Berorientasikan tugas dan hasil :
kebutuhan akan prestasi berorientasi laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, dan
inisiatif.
3. Pengambil resiko : kemampuan
mengambil resiko, suka pada tantangan.
4. Kepemimpinan : bertingkah laku
sebagai pemimpin dapat bergaul dengan orang lain menanggapi saran-saran
dan kritik.
5. Keorisinilan : inovatif dan kreatif
fleksible, punya banyak sumber rerba bisa.
6. Berorientasi ke masa depan.
Tantangan Etika
Etika ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah
dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etika ialah suatu hal
yang benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis mencakup hubungan antara
perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan
konsumen, pegawai kreditur, saingan dan sebagainya. Orang – orang bisnis
diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitasnya di masayarakat.
1. Menjaga etika adalah suatu hal yang
sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu
dihadapi oleh para manajer dalam keseharian kegiatan bisnis, namun harus selalu
dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai perusahaan yang etis tidak
dibentuk dalam waktu pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini
merupakan asset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusahaan.
2. Dalam menciptakan etika bisnis, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah:
3. Pengendalian
diri
4. Pengembangan
tanggung jawab sosial (social responsibility)
5. Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi
6. Menciptakan
persaingan yang sehat
7. Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan"
8. Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
9. Mampu
menyatakan yang benar itu benar
10. Menumbuhkan
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
11. Konsekuen
dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
12. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
13. Perlu
adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan
Tantangan Keanekaragaman Angkatan
Kerja
Secara
umum dan singkat tipe kepribadian manusia menurut Psikolog dari Amerika yang
terkenal dengan JL Holland dapat dibedakan dengan 6 macam:
1. Tipe
Kepribadian Konvensional
Ciri
ciri dari kepribadian konvensional adalah bersikat hati-hati, mengikuti arus,
metodis, efisien, cermat, tidak fleksibel, pemalu, tidak mau menonjolkan diri,
patuh, teratur, tekun, praktis, cermat, sopan, dan tidak imajinatif.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe konvensional adalah :
resepsionis, sekretaris, klerek, operator komputer atau akuntan.
2. Tipe
Kepribadian Sosial
Ciri-ciri
kepribadian konvensional adalah: menyukai orang, menikmati pergaulan, ramah,
dermawan, suka menolong, baik hati, mudah berempati, persuasif, sabar, suka
bekerja sama, bertanggungjawab bijaksana, dan hangat.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah: Guru, ibu rumah
tangga, atau konsultan manajemen.
3. Tipe
Kepribadian Investigative
Ciri-ciri
Kepribadian investigative adalah rasional, analitis, kompleks, selalu ingin
tahu, teliti, senang menyendiri, isntrospektif, pemalu, penuh kehati-hatian,
tidak terburu-buru, tidak terbawa emosi, dan tidak terlalu disukai orang.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini: ilmuwan, dokter,
penerjemah, surveyor, peneliti, atau dosen.
4. Tipe
Kepribadian Artisitik
Ciri-ciri
Tipe Kepribadian artisitik adalah tidak rapi, emosional, impulsive,
tiakpraktis, mandiri, instrospektif, imajinatif, orisional, tidak senang,
mengikuti arus, intuitif, peka, terbuka, dan disukai banyak orang.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah: penulis, musisi,
jurnalis, seniman, disainer, actor, atau kritikus seni.
5. Tipe
Kepribadian Realistis
Ciri-ciri
kepribadian realistis adalah tidak suka omong kosong, tidak suka mengumbar
janji atau kata-kata, keras kepala, materialistis, praktis, menjauhi diri dari
pergaulan social, sedikit bergaul, bersikap wajar tidak dibuat-buat, berterus
terang, cenderung mengikuti arus, fleksibel, tekun, dan cermat.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini antara lain : sopir, pilot,
mekanik, juru masak, atau petani.
6. Tipe
Kepribadian Pengusaha
Ciri-ciri
tipe kepribadian pengusaha adalah gigih, ambisius, menyenangkan, mendominasi,
menyukai petualangan, suka coba-coba, terkadang bertindak berlebihan, suka
berbicara, penuh rasa percaya diri, sangat optimis, dan siap mencoba apapun.
Pekerjaan
yang cocok untuk kepribadian ini adalah : penjual, eksekutif, manajer, atau
wiraswasta/wirausahawan.
Tantangan Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk
dapat menimbulkan dampak yang sangat luas, apalagi jika pertumbuhan penduduk
yang terjadi di indonesia, yang cenderung berdampak negatif , hal ini di
sebabkan karena pertumbuhan penduduk yang terjadi tidak di imbangi oleh saran
dan prasaran yang memadai, banyak sekali dampak negatif yang dapat di
timbulkan, khususnya yang akan kita bahas adalah dampak di bidang ekonomi,
pertumbuhan penduduk yang cepat tidak di imbangi oleh lapangan pekerjaan yang
tersedia, sehingga menimbulkan pengangguran dimana-mana, apalagi di perparah
dengan pemusatan-pemusatan lapangan kerja yang cenderung berada di daerah
kota-kota besar.
Tantangan Persaingan Global
Sumberdaya manusia (SDM)
merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan
SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam
persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti
dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam
dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan
internasional akan terjadi persaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah
persaingan global menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45
atau terendah dari seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8),
Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand (40).
Menuju Pasar Internasional
Ekspor
Persoalan
ekspor menyangkut bagaimana barang-barang yang akan di jual di luar negeri sam
pai ke konsumen. Menurut Peggy Lambing (2000:79-80) ada dua pendekatan yang
mencakup hal-hal berikut.
Ekspor Tidak Langsung (indirect
exporting)
Karena
wirausahawan memiliki keterbatasan waktu, usaha, sumber-sumber, dan semua
tugas-tugas yang akan dilakukan secara independen, para wirausahawan biasanya
melakukan kegiatan ekspor secara tidak langsung, yaitu dengan menggantikan
proses ekspor kepada suatu perusahaan manajemen ekspor (export management
company_EMC).
Fungsi
EMC adalah:
a) melakukan
riset pasar
b) mengembangkan
jejaring distribusi
c) melakukan
kontak-kontak berharga bagi perusahaan
d) mengidentifikasi
beberapa aspek gangguan yang berhubungan dengan negara tertentu
EMC
ini dibayar ehingga perlu dipertimbangkan keahliannya. Akibatnya, ada beberapa
tambahan pembiayaan (cost) ekspor berikut.
a) Biaya
waktu pengumpulan yang panjang (longer collection time), misalnya biaya lama pengapalan,
pembayaran ekspor, dan pemesanan ekspor yang lebih lama di dalam negeri.
b) Biaya
asuransi (insurance), menyangkut dua asuransi, yaitu asuransi atas tunggakan
yang tidak dibayar oleh pelanggan (nonpayment by the customers), dan asuransi
yang berhubungsn drngsn ketidakstabilan pemerintah.
c) Pajak
(taxes) yang dibayarkan kepada pemerintahan di luar negeri.
d) Biaya
beban administrasi (administrative burden), yaitu pembiayaan yang diperlukan
untuk biaya staf administrasi. Ini banyak bentuknya. Semua biaya tammbahan
waktu, usaha-uasaha, dan staf tersebut sudah barang tentu akan terefleksikan
pada harga produk.
Ekspor Langsung (direct exporting)
Perusahaan
itu sendiri yang alngsung membawa dan memasarkan produknya di pasar luar
negeri. Biasanya menggunakna beberapa perwakilan pwenjualan yang tersusun
secara sederhana dan langsung. Perwakilan penjualan tersebut merupakan agen
independen yang diberi komisi. Perusahaan akan memberikan bantuan pelatihan dan
referensi promosi, sampel penjualan, dsb.
Impor
Menurut
Peggy Lambing (2000:85) dalam persoalan impor ada dua rute utama yang dapat
diidentifikasi, yaitu: rute sumber-sumber dan penempatan peluan
(opportunity-spotting).
Rute
sumber-sumber meruakan salah satu yang harus dicari oleh wirausahawan terutama
yang berhubungan dengan produk yang sudah tersedia secara domestik (di dalam
negeri). Produk – produk yang harus dicari adalah produk-produk yang memiliki
kualitas yang relative lebh tinggi dan ongkos yang lebih murah dibanding
produk-produk yang ditawarkan oleh pemasok di dalam negeri. Untuk memperendah
ongkos produk barang yang ditawarkan oleh pemasok dalma negeri, wirausahawan
pengimpor dapat mempertinggi kualitas produk dengan cara mencari produk-produk
berkualitas dalam bentuk desain yang unggul (superior), ketahanan (durability),
penampilan (appearance), dan beberapa elemen lainnya yangb diperlukan oleh
pembeli.
Dengan
demikian, untuk memulai bisnis dalam bidang impor diperlukan hal-hal berikut.
1. Pengetahuan
tentang pasar yang sudah tersedia.
2. Kemampuan
untuk melakukan pencarian industri yang ada pada lingkup global.
3. Pemahaman
tentang perdagangan internasional dan sangat mengenal proses impor.
Selain
rute sumber-sumber yang tidak kalah penting, wirausahawan harus mengetahui
tentang pencarian (tempat) peluang (opportunity) spotting). Opportunity
spotting lebih berorientasi dan menggambarkan produk-produk konsumen. Peluang
tersebut lebih rendah pada beberapa item yang tidak tersedia di dalam negeri.
Peluang ini sering kali diperoleh dalam perjalann dengan melihat
majalah-majalah atau referensi-referensi dari sumber luar negeri. Dari
sumber-sumber itu diperoleh sesuatu kebaruan, ketidakbiasaaan, dan kekaguman
sehingga timbul gagasan untuk memulai bisnis baru impor produk.
Surayana. Edisi 4. KEWIRAUSAHAAN Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Penerbit Salemba Empat.
Lambing, peggy, C.R Kuehl. 2000. Entrepreneurship. New
Jersey: Prentice Hall, inc.
http://karinagastropoda.blogspot.co.id/2011/10/kewirausahaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar