AZIZ RAMADHAN @S11-AZIZ
ABSTRAK
Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan yang sangat tajam terjadi baik di pasar domestik maupun di pasar internasional/global. Agar perusahaan dapat berkembang dan paling tidak bisa bertahan hidup, perusahaan tersebut harus mampu menghasilkan produk barang dan jasa dengan mutu yang lebih baik, harganya lebih murah, promosi lebih efektif, penyerahan barang ke konsumen lebih cepat, dan dengan pelayanan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan para pesaingnya. Terlepas dari itu semua, untuk meningkatkan daya saing produk industri tersebut haruslah menawarkan mutu atau kualitas produk yang lebih baik dari pesaing-pesaingnya begitu juga dalam prosesnya.
Total
Quality Management (TQM) atau manajemen mutu terpadu
merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan oleh pemasar terutama dalam
industri bisnis yang melibatkan komitmen manajemen dan karyawan secara total
dalam usaha mencapai mutu yang lebih tinggi yang merupakan bagian dari strategi
pemasaran untuk mendapatkan kepuasan pelanggan dan keuntungan industri.
Tujuan utama TQM adalah untuk
mereorientasi sistem manajemen, perilaku staf, fokus organisasi dan
proses-proses pengadaan pelayanan sehingga lembaga penyedia pelayanan bisa
berproduksi lebih baik, pelayanan yang lebih efektif yang memenuhi kebutuhan,
keinginan dan keperluan pelanggan.
Kata Kunci : Pengendalian
Mutu Oprasional Total Quality Management,
TQM
Referensi
: (2003-2005)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sebuah perusahaan sangat di
perlukan kualitas suatu produk, kualitas manajemen, dan kualitas karyawan agar
suatu perusahaan bisa lebih maju. Karena dari kulitas manajemen dapat
memberikan landasan dalam melakukan aktifitas-aktifitas di perusahaan sehingga
memberikan kepuasan bagi pelanggan dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Total
Quality Mangement (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT).
berasal dari dunia bisnis dan khususnya dalam dunia perusahaan. Oleh karena
itu, untuk memahami TQM harus merujuk pada dunia asalnya. Hal ini bukan berarti
bahwa metode bisnis lebih unggul dari
pada praktek pendidikan, atau bahwa pendidikan akan bisa ditingkatkan
hanya dengan mengadopsi bahasa komersial. Lebih dari itu, justru dunia bisnis
dapat belajar dari metode yang diterapkan di beberapa sekolah.
Di era kontemporer, dunia pendidikan
dikejutkan dengan adanya model pengelolaan
pendidikan berbasis industri. Pengelolaan model ini menuntut adanya
upaya pihak pengelola institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan
berdasarkan manajemen perusahaan. Penerapan manajemen mutu dalam pendidikan ini
lebih populer dengan sebutan istilah "Total
Quality Education (TQE)", dan di dunia pendidikan nasional dikenal
dengan istilah Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Dasar dari
manajemen ini dikembangkan dari konsep TQM, yang pada mulanya diterapkan pada
dunia bisnis. Secara filosofis, konsep ini menekankan pada pencarian secara
konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan
kepuasan pelanggan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian
TQM?
2. Unsur
dan Konsep Dasar TQM?
3. Prinsip
dan Manfaat TQM?
4. Faktor
yang menyebabkan kegagalan TQM?
5. Langkah-langkah
pengambilan keputusan masalah TQM?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan artikel ini adalah
agar pembaca dapat lebih memahami tentang total quality managemen (TQM) atau
mutu perusahaan dan untuk memenuhi tugas Kewirausahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian TQM
Total
quality management (TQM) berasal dari kata “total” yang
berarti keseluruhan atau terpadu, “quality” yang berarti kualitas, dan
“management” yang telah disamakan dengan manajemen dalam bahasa Indonesia yang
diartikan dengan pengelolaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses planning, organizing,
staffing, leading, dan controlling terhadap seluruh kegiatan dalam organisasi.
Gaspersz (2008,266) mengemukakan TQM (Management
Total Quality) ialah pendekatan manajemen sistematik yang berorientasi pada
organisasi, pelanggan, dan pasar melalui kombinasi antara pencarian fakta praktis
dan penyelesaian masalah, guna menciptakan peningkatan secara signifikan dalam
kualitas, produktivitas, dan kinerja lain dari perusahaan. Tujuan utama TQM
adalah untuk mereorientasi sistem manajemen, perilaku staf, fokus organisasi
dan proses-proses pengadaan pelayanan sehingga lembaga penyedia pelayanan bisa
berproduksi lebih baik, pelayanan yang lebih efektif yang memenuhi kebutuhan,
keinginan dan keperluan pelanggan.
2.2 Unsur utama TQM
Menurut Goetsch dan Davis yang
dikutip oleh M.N Nasution dalam buku
Manajemen Mutu Terpadu (2005,22) ada sepuluh pilar
utama TQM yaitu :
1. Fokus
pada Pelanggan
2. Obsesiterhadap
kualitas
3. Pendekatan
ilmiah
4. Komitmen
jangka panjang
5. Kerja
sama tim (Team Work)
6. Perbaikan
sistem secaravberkesinambungan
7. Pendidikan
dan pelatihan
8. Kebebasan
yang terkendali
9. Kesatuan
tujuan
10. Adanya
leterlibatan dan pemberdayaan karyawan
2.3 Konsep Dasar TQM
Pada dasarnya, konsep TQM mengandung
tiga unsur (Bounds et al, dalam Hessel, 2003,77), yaitu berikut ini :
1. Strategi
nilai pelanggan
2. Sistem
organisasional
3. Perbaikan
kualitas berkelanjutan
2.4 Prinsip TQM
Menurut Hensler dan Brunell yang dikutip
oleh M.N Nasution (2005,30) ada empat prinsip utama dalam TQM. Keempat prinsip
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kepuasaan
Pelanggan
2. Respek
Terhadap Setiap Orang
3. Manajemen
berdasarkan fakta
4. Perbaikan
berkesinambungan
2.5 Manfaat TQM
A. Manfaat
bagi perusahaan
- Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
- Staff lebih termotivasi
- Produktivitas meningkat
- Biaya turun (cost reduction)
- Produk cacat berkurang
- Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat
- Membantu terciptanya team work
- Membuat perusahaan lebih sensitive terhadap
kebutuhan pelangga
- Hubungan antara staff departemen yang berbeda lebih
mudah
B. Manfaat
bagi pelanggan
- Pelanggan lebih diperhatikan
- Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan
produk ataupun pelayanan dan kepuasan
pelanggan terjamin
2.6 Faktor-faktor yang menyebabkan
kegagalan TQM
Lingkungan yang berfokus pada mutu
adalah sebuah organisasi dimana pengadaan
pelayanan yang di sesuaikan dengan kenyataan dan keperluan pelanggan dan
dengan biaya terjangkau menjadi konsensus di kalangan anggota organisasi
tersebut. Inti pendekatan semacam ini adalah tingkat kepuasan pelanggan
terhadap efektifitas pelayanan. Sehingga tantangan seperti di bawah ini yang
menyebabkan gagalnya TQM, yaitu:
1. Melihat
apakah target mutu setiap departemen telah di laksananakan sesuai
denganrencana.
2. Memastikan
bahwa proses yang bermasalah dari hasil analisa keluhan pelanggan telah di
koreksi.
3. Memastikan
bahwa kebijakan atau prosedur baru telah di pahami dan di terapkan oleh semua
bagian terakhir.
Kunci
untuk mengatasi tantangan di atas adalah mempromosikan perubahan pada sistem
manajemen dan perilaku organisasi penyedia pelayanan. Hal ini mencakup
membangun komitmen untuk perubahan, mempromosikan partisipasi semua pihak
terkait dan memberdayakan tim kerja. Komitmen untuk merubah pendekatan
organisasi dalam hal pengadaan pelayanan
bermula dari tingkat manajer senior, tetapi perubahan itu sendiri di
manifestasikan oleh seluruh staf pada semua lapisan.
Agar
TQM berhasil, maka baik klien maupun tim kerja harus menjadi mitra aktif
dalam pengembangan pelayana. Secara
khusus, agar pelanggan puas maka staf harus memiliki keahlian yang di butuhkan
dan rasa memiliki terhadap pelayanan. Pegawai pada semua tingkatan harus bisa melatih keleluasaan dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan
2.7 Langkah-langkah Pemecahan Masalah dan
Pengambilan Keputusan dalam TQM
A. Langkah-langkah
pemecahan masalah menurut andreson :
1) Pengenalan
dan pendefinisian masalah
2) Penentuan
sejumlah solusi alternatif
3) Penentuan
kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi solusi alternatif
B. Langkah-langkah
pengambilan keputusan :
1) Menganalisis
semua yang ada di dalam organisasi
Ini dilakukan agar anda sebagai pemimpin dapat
mengambil keputusan yang tepat. Analisislah semua keputusan yang akan anda
ambil, lihatlah risiko yang akan anda hadapi. Tidak ada yang salah dalam
pengambilan keputusan, karena semua keputusan yang anda ambil merupakan bentuk
kepedulian terhadaporganisasi.
2) Tenang
dalam menghadapi masalah
Sebagai seorang pemimpin maka sikap tenang haruslah
dibutuhkan agar dapat menyelesaikan semua masalah yang akan dihadapi dalam
organisasi tersebut.
3) Perumusan
masalah dilakukan sebagai keputusan yang berupa masalah dalam berbagai bentuk.
Untuk mempermudah anda sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan maka sebagai
pemimpin perlu melakukan beberapa cara dengan salah satunya dengan
mengidentifikasi masalahnya terlebih dahulu dan mengkaji hubungan sebab
akibatnya.
4) Evaluasi
alternatif merupakan pemilihan kriteria dalam pengambilan keputusan yang sangat
tepat. Mengkriteriakan semua permasalahan akan menjadikan anda sebagai pemimpin
mudah dalam mengevaluasi. Contoh: dalam pengambilan keputusan manajer harus
bisa menggunakan mesin yang baru untuk operasi walaupun akan dikenakan biaya.
Evaluasi sangat penting dilakukan agar risiko yang akan timbul dapat diambil
alih.
5) Pemilihan
alternatif terbaik
Dalam melakukan alternatif sebagai pemimpin harus bisa
membuat pilihan alternatif. Untuk membuat alternatif memang cukup sulit namun
alternatif ini akan dilakukan jika solusi permasalahan yang akan dilakukan
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Permasalahan keputusan sulit disajikan
secara lengkap jika tidak ada kompromi antar berbagai faktor. Semua harus
dipertimbangkan dengan baik dan teliti.
6) Implementasi
keputusan yang sangat penting bagi suatu organisasi. Implementasi memerlukan
beberapa perubahan baik dari perilaku, sehingga dalam membuat keputusan
berbagai karyawan yang melihat dari berbagai sudut pandang dapat menilai dengan
baik.
7) Evaluasi
keputusan ini merupakan tahap penyelesaian dalam sebuah organisasi. Sebagai
pemimpin anda harus dalam menilai setiap keputusan yang telah diambil agar
pengurus selanjutnya dapat lebih baik lagi.
8) Menerima
semua keputusan
Semua pegawai organisasi wajib untuk menerima hasil
yang telah disepakati bersama. Tidak ada perdebatan dan permusuhan yang akan
dilakukan antar karyawan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Total Quality Mangement (TQM) atau
Manajemen Mutu Terpadu (MMT). berasal dari dunia bisnis dan khususnya dalam
dunia perusahaan. Oleh karena itu, untuk memahami TQM harus merujuk pada dunia
asalnya. Hal ini bukan berarti bahwa metode bisnis lebih unggul dari pada praktek pendidikan, atau bahwa
pendidikan akan bisa ditingkatkan hanya dengan mengadopsi bahasa komersial.
Lebih dari itu, justru dunia bisnis dapat belajar dari metode yang diterapkan
di beberapa sekolah.
TQM (Management Total Quality) ialah
pendekatan manajemen sistematik yang berorientasi pada organisasi, pelanggan,
dan pasar melalui kombinasi antara pencarian fakta praktis dan penyelesaian
masalah, guna menciptakan peningkatan secara signifikan dalam kualitas,
produktivitas, dan kinerja lain dari perusahaan.
Gaspersz,
V. 2008. Total Quality Management, Edisi
kelima, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hessel
Nogi S Tangkilisan, Drs, 2003. Manajemen
Modern Untuk Sektor Publik, Yogyakarta: BALAIRUNG & CO
Nasution,
M. N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu: Total
Quality Management, Edisi Kedua, Jakarta: Ghalia Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar