OLEH:
LU’LU ILMAKNUN (41618010027)
ABSTRAK
Kalian pasti tidak asing dengan kata konvensional,
waralaba, dan e-commerce, apakah
kalian tau maksud dari kata tersebut? Bisnis? Ya tidak salah, banyak yang
beranggapan bahwa 3 kata kunci tersebut adalah bisnis yang biasa dilakukan oleh
masyarakat Indonesia. Di artikel ini akan dibahas secara singkat mengenai 3
kata kunci tersebut.
KATA
KUNCI: 3 model bisnis(konvensional,
waralaba, e-commerce)
Menurut Owen bisnis adalah suatu perusahaan yang
berhubungan dengan distribusi dan produksi barang-barang yang nantinya dijual
ke pasaran ataupun memberikan harga yang sesuai pada setiap jasanya. Adapun di
Indonesia model bisnis yang diterapkan yaitu konvensional, waralaba, dan e-commerce.
A.
Konvensional
Menurut Jncipta dalam artikelnya berjudul
bisnis konvensional yang masih laris, bisnis konvensioanl atau lebih dikenl
dengan bisnis offline merupakan kegiatan transaksi jual beli yang dilakukan
secara langsung adanya pertemuan antara penjual dan pembeli juga barang yang
akan dijual belikan. Dalam bisnis konvensioanl pembeli bebas memilih barang
yang akan dibelinya sehingga bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan barang
yang dibeli secara langsung.
Kelebihan dalam bisnis konvensional :
•
Pembeli langsung dapat
melihat produk yang akan dibeli
•
Memiliki tempat atau
kios sendiri sehingga pembeli dapat mengunjungi kios dan dapat secara langsung
bertemu dnengan penjual.
•
Memiliki banyak stok
•
Terjamin, pembeli dapat
mengetahui penjual secara langsung (face to face).
Kekurangan dalam bisnis konvensional :
•
Lingkup pemasarannya
terbatas
•
Membutuhkan modal yang
cukup besar
•
Memerlukan banyak stok
•
Apabila pembeli ingin
membeli barang, maka harus pergi ke toko tempat dijualnya barang tersebut.
•
Persaingan Bisnis konvensional biasanya berada di sekitar lokasi
usaha.
B. Waralaba(franchisee)
Pemberian hak untuk
menjual produk berupa barang atau jasa dengan memanfaatkan merek dagang Franchisor (Pemberi Waralaba), dengan kewajiban pada
pihak Franchise
(Penerima Waralaba) untuk mengikuti metode dan tata cara atau prosedur yang
telah ditetapkan oleh Pemberi Waralaba.
Martin Mandelsohn menyatakan bahwa
waralaba format bisnis ini terdiri atas:
•
Konsep
bisnis yang menyeluruh dari Pemberi Waralaba.
•
Adanya
proses permulaan dan pelatihan atas seluruh aspek pengelolaan bisnis, sesuai
dengan konsep Pemberi Waralaba.
•
Proses
bantuan dan bimbingan yang terus-menerus dari pihak Pemberi Waralaba.
Kontrak yang dibuat oleh pihak franchisor dengan
franchisee berlaku sebagai undang-undang bagi
kedua belah pihak. Sejak
penandatanganan kontrak antara kedua belah pihak akan menimbulkan hak
dan
kewajiban. Kewajiban dari pihak franchisor adalah menyerahkan lisensi kepada
franchisee.
Sedangkan yang menjadi hak franchise adalah sebagai berikut :
•
Logo merek dagang
(trade mark)
•
Format/pola usaha
•
Dalam kasus tertentu
berupa rumus, resep, desain, dan program khusus.
Hak cipta atas
sebagian dari hal di atas bisa dalam bentuk tertulis dan terlindungi dalam
undang-undang hak cipta
C.
E-commerce
Menurut
Martin Kütz adalah
pertukaran barang dan jasa antara (biasanya) organisasi independen dan / atau
orang-orang yang didukung oleh penggunaan sistem ICT (Information & Commucation
Technology) yang komprehensif dan infrastruktur jaringan yang standar
secara global. Contoh
e-commerce di Indonesia ada bukalapak
yang didirikan oleh Achmad Zaky.
Pendekatan lain untuk menjelaskan, apa
itu E-Commerce, berasal dari model 5-C (Zwass 2014):
•
Commerce (Perdagangan)
•
Colaboration (Kolaborasi)
•
Communication (Komunikasi)
•
Connection (Koneksi)
•
Computation (Komputasi)
(Rina,
model bisnis konvensional dan e-commerce)
Hubungan Ketiga Model
Bisnis
Gelombang e-commerce
memunculkan tren disruptif. Di satu sisi, e-commerce membantu pelaku usaha mikro kecil menengah
(UMKM) memperluas pasar. Namun di sisi lain melemahkan bisnis konvensional yang
sudah lebih dulu ada.
Menurut Chief Lembaga Riset Telematika Sharing
Vision, Dimitri Mahayana, di Bandung, Minggu 24 September 2017, penurunan
omzet bisnis konvensional ada kaitannya dengan pesatnya pertumbuhan e-commerce, seiring dengan mulai
beralihnya gaya hidup masyarakat ke arah digital. Namun, ia menampik jika
e-commerce dikatakan sebagai perusak pasar konvensional.
"Pasar bisnis konvensional masih dan akan
tetap ada. Hanya sebagian konsumen sudah dan akan beralih ke digital. Keduanya,
antara e-commerce dan bisnis konvensiaonal seharusnya bisa saling
melengkapi," katanya.
Contohnya, menurut Dimitri, sebuah tempat di mall
tetap bisa mempertahankan skema bisnis konvensional mereka sambil berjualan di
marketplace. Dengan demikian, mereka bisa meraup kedua kelompok konsumen sambil
memperluas cakupan pasar. Selain itu, masih ada bisnis konvensional yang masih
laris di tengah maraknya bisnis online, yaitu bisnis rumah makan, kelontong,
menjahit baju, bimbel, salon atau cukur rambut.
Dalam 10 tahun terakhir ini bisnis waralaba tengah
menjadi model bisnis paling
populer di negeri ini, terutama bagi mereka yang ingin
terjun menjadi entrepreneur tanpa mau repot merintis bisnis baru dari nol.
Layaknya sebuah mode, bisnis franchise ini banyak
diperbincangkan di mana-mana dan sangat digandrungi
oleh masyarakat luas. Di sekitar kita
banyak kita lihat menjamurnya bisnis franchise baik
asing maupun lokal. Franchise asing
misalnya McDonald’s, Kentucky Fried Chicken, Pizza
Hut, Wendy’s, dll. Franchise lokal
misalnya Ayam Bakar Wong Solo, Es Teller 77, Alfamart,
Indomart, RM Padang, Bakso Cak
Eko, Bakso Cak Man, dll. Tingginya minat untuk membuka
bisnis franchise ini antara lain
terlihat dari antusiasnya pengunjung dalam setiap kali
pameran franchise, juga laris manisnya
seminar dan buku-buku bertemakan franchise. Masalahnya
adalah apakah ada jaminan
menjalankan bisnis franchise pasti berhasil?
Memang cukup banyak investor yang berhasil dalam
menjalankan bisnis franchise,
tetapi banyak juga diantaranya yang gagal. Sebagaimana
disampaikan Ketua Waralaba dan
Lisensi Indonesia Karamoy (2009) bahwa rata-rata
pertumbuhan bisnis franchise lokal
mencapai 8-9% per tahun, sedangkan franchise asing
12-13% per tahun. Namun perbedaan
tingkat kegagalan dari keduanya sangat mencolok yaitu
sebesar 50-60% untuk franchise lokal
dan hanya 2-3% untuk franchise asing (Firdaniaty,
2007). Hal ini menunjukkan bahwa
antusias masyarakat untuk membuka bisnis franchise
belum dibarengi dengan kehati-hatian
dan kejelian dalam pengelolaan.
KESIMPULAN
Dari
artikel tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa setiap model bisnis yang kita
lakukan terdapat hal positif dan negatifnya, dimana saat orang lain berkata
buruk belum tentu menurut kita buruk, semua itu tergantung cara dan niat kita
dalam menjalankan bisnisnya. Dan kita harus juga melihat kebutuhan konsumen
agar bisnis kita tetap berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
·
Sudarmiatin, MS.
2011. “praktek bisnis waralaba (franchise) di Indonesia, peluang usaha dan
investasi”. Pidato pengukuhan guru besar sebagai guru besar dalam bidang ilmu
manajemen 1 pada fakultas ekonomi (FE) UM dalam http://digilib.um.ac.id/images/stories/pidatogurubesar/2011/Praktik%20Bisnis%20Waralaba%20Franchise%20Di%20Indonesia%20Peluang%20Usaha%20Dan%20Investasi.pdf (diunduh 4 April 2019)
·
Marlina, Rina.
2017. “model bisnis konvensional, waralaba, dan e-commerce” dalam http://mcm402.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/7045/2017/08/Manajemen-Komunikasi-Pemasaran-Pertemuan-6.pptx (diunduh 4 April 2019)
·
Rachmawati, Ai
Rika. 2017 “E-Commerce Tumbuh Pesat, Bisnis
Konvensional Melemah” dalam https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2017/09/24/e-commerce-tumbuh-pesat-bisnis-konvensional-melemah-410118 (diakses 4 April 2019)
·
Jncipta. 2016.
“bisnis konvensional yang masih laris” dalam https://www.totalgiftsindonesia.com/bisnis-konvensional-yang-masih-laris/ (diakses 4 April 2019)
·
Natalia, Dhea dan
Hapzi Ali. 2018. “bisnis konvensional, waralaba, dan e-commerce” dalam https://www.slideshare.net/dhea18/minggu-5-model-bisnis-konvensional-waralaba-dan-e-commerce (diakses 4 April 2019)
Nama : Cindy
BalasHapusNIM : 43218110114
Artikel ini sangat lengkap. karena dijelaskan jenis-jenis bisnis serta kelebihan dan kekurangannya.
Nama : Natan
BalasHapusNIM : 43117110110
Artikel ini sangat lengkap. karena dijelaskan jenis-jenis bisnis serta kelebihan dan kekurangannya.
Nama : Helena Mutiara H
BalasHapusNIM : 43218110214
Artikel ini sudah cukup bagus, bagi pemahaman para pebisnis pemula. Karena disetiap penjelasan sudah terperinci.
NAMA : SANDRO HANDIKA
BalasHapusNIM : 41617110108
Artikel yang cukup bagus, dimana memberitahu beberapa model bisnis serta kekurangan dan kelebihannya.
Nama : Sulistianto
BalasHapusNIM : 41617110021
Artikel yang cukup bagus, karena di jelaskan jenis model bisnis serta kelebihan dan kekurangannya.
BalasHapusNama : Fadjar Imaniar
Nim : 43117010001
Artikel ini sangat benar, baik dan bermanfaat.
Setiap model bisnis yang kita lakukan terdapat hal positif dan negatifnya, dimana saat orang lain berkata buruk belum tentu menurut kita buruk, semua itu tergantung cara dan niat kita dalam menjalankan bisnisnya. Dan kita harus juga melihat kebutuhan konsumen agar bisnis kita tetap berjalan dengan baik.
Nama : Ricco Yudistira
BalasHapusNim : 41617110077
Artikel yang cukup bagus, dimana memberitahu beberapa model bisnis dengan jelas
Nama : Anenaya Nurul Afifah
BalasHapusNIM : 43218110265
Artikel ini sudah cukup bagus karena artikel ini memberikan penjelasan kepada kita yang belum mengetahui tentang 3 model bisnis tersebut.
Nama : Hana Kartika
BalasHapusNim : 42317110015
Artikel ini cukup bagus,karna dapat memberikan pemahaman untuk bisnis pemula.
Nama : Nurhadi Budi Santoso.Y
BalasHapusNim : 416171100
Artikel yang sangat bagus untuk pemula pebisnis.karena pentingnya memahami 3 model pebisnis.
informasinya sangat lengkap.silahkan berkunjung ke tempat kami brandtalk.id
BalasHapus