ABSTRAK
Perkembangan teknologi menyebabkan terjadinya
perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut “information age”
ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan
komunikasi dan bisnis. E commerce merupakan extension dari commerce dengan
mengeksploitasi media elektronik.
KATA
KUNCI
E-commerce,
bisnis, waralaba, bisnis konvensional,
PENDAHULUAN
Saat
ini perkembangan bisnis secara global cukup pesat terjadi, hal ini bekaitan
dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, khususnya internet. Dari
perkembangan internet yang luar biasa, memunculkan system bisnis yang
potensial, yaitu E-commerce. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa terdapat tantangan
sekaligus hambatan yang perlu dihadapi oleh para pemilik e-commerce yang
menargetkan target pasarnya di
Indonesia.
Permasalahan:
1.
Apa itu bisnis?
2.
Apa itu bisnis waralaba?
3.
Apa itu bisnis e commerce?
4.
Apa itu bisnis konvensional?
5. Apa
hambatan dalam bisnis E-commerce?
Pembahasan :
Menurut
Huat, T Chwee (1990) Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang
menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa
dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi
barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then
simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our
society. Menurut Steinford ( 1979) Business is an institution which
produces goods and services demanded by people.” Artinya bisnis ialah suatu
lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat
pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.
Bisnis
Konvensional
Konvensional
atau yang lebih sering dikenal dengan bisnis offline adalah kegiatan atau
transaksi jual-beli yang dilakukan secara langsung, bertatap muka antara penjual dengan
pembeli.
transaksi jual-beli yang dilakukan secara langsung, bertatap muka antara penjual dengan
pembeli.
Kelebihan
dalam bisnis konvensional :
1. Pembeli langsung dapat melihat
produk yang
akan dibeli sehingga pembeli tidak merasa rahgu akan produk yang akan dibeli, pembeli juga
dapat memilih produknya sendiri.
2. Umumnya bisnis konvensional memiliki tempat atau kios
sendiri sehingga pembeli dapat mengunjungi kios dan dapat secara langsung bertemu dnengan
penjual.
3. Memiliki banyak stok sehingga apabila sewaktu-waktu pembeli ingin membeli produk,
mereka tidak perlu waktu yang lama untuk mendapatkan produk tersebut.
4. Terjamin, karena selain dapat melihat barang secara langsung, pembeli juga dapat mengetahui
penjual secara langsung (face to face), sehingga tindakan penipuan minim terjadi.
akan dibeli sehingga pembeli tidak merasa rahgu akan produk yang akan dibeli, pembeli juga
dapat memilih produknya sendiri.
2. Umumnya bisnis konvensional memiliki tempat atau kios
sendiri sehingga pembeli dapat mengunjungi kios dan dapat secara langsung bertemu dnengan
penjual.
3. Memiliki banyak stok sehingga apabila sewaktu-waktu pembeli ingin membeli produk,
mereka tidak perlu waktu yang lama untuk mendapatkan produk tersebut.
4. Terjamin, karena selain dapat melihat barang secara langsung, pembeli juga dapat mengetahui
penjual secara langsung (face to face), sehingga tindakan penipuan minim terjadi.
Kekurangan dalam bisnis
konvensional :
1.
Lingkup pemasarannya terbatas, jika ingin memperluas lingkup pemasaran, maka
harus membuka cabang di berbagai daerah.
2. Membutuhkan modal yang cukup besar karena biasanya bisnis konvensional memerlukan tempat untuk memasarkan produknya.
3. Memerlukan banyak stok, ini juga berpengaruh terhadap modal yang dikeluarkan sehingga modal menjadi bertambah.
4. Apabila pembeli ingin membeli barang, maka harus pergi ke toko tempat dijualnya barang tersebut.
2. Membutuhkan modal yang cukup besar karena biasanya bisnis konvensional memerlukan tempat untuk memasarkan produknya.
3. Memerlukan banyak stok, ini juga berpengaruh terhadap modal yang dikeluarkan sehingga modal menjadi bertambah.
4. Apabila pembeli ingin membeli barang, maka harus pergi ke toko tempat dijualnya barang tersebut.
Bisnis waralaba
waralaba
adalah waralaba jika dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “Franchising” dan
jika dalam bahasa Francis yaitu “Franchise”,
Merupakan hubungan bisnis atau usaha antara pemilik merek, produk maupun sistem
operasioal dengan pihak kedua yang berupa pemberian izin dari pemakaian merek,
produk dan sistem operasional dalam jangka waktu yang telah di tentukan
sebelumnya.
Atau
definisi lain dari waralaba adalah bentuk kerjasama bisnis atau usaha dengan
memakai prinsip kemitraan, sebuah perusahaan yang sudah mapan baik itu dari
segi sistem manajemennya, keuangannya maupun dari marketingnya serta adanya
merek dari produk perusahaan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, dengan
perusahaan ataupun individu yang memakai merek dari produk maupun sistem
tersebut itulah yang disebut dengan waralaba
Keuntungan Waralaba
– Manajemen
bisnis telah terbangun
Bisnis
waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain
yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu
bisnis telah di uji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada
lokasi yang baru.
– Sudah
dikenal masyarakat
Pemasaran
bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu
di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk
membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
membangun bisnis baru.
– Manajemen
finansial yang lebih mudah
Investor
cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari
segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba,
sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama,
sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti
membangun bisnis baru.
– Kerjasama
bisnis telah terbangun
Orang
yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah
terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok
bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
2. Kekurangan Bisnis
Waralaba
– Kurang
kendali
Salah
satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli
waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh
pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide
untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya
perjanjian-perjanjian khusus.
– Sangat
terikat dengan supplier
Untuk
mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha menginginkan
modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan
menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan.
Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
– Ketergantungan
pada reputasi waralaba lain
Salah
satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba
terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang
mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba
yang anda kelola.
– Biaya
waralaba
Pihak
pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba.
Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bag.
Bisnis
e-commerce
Perdagangan elektronik (Electronic commerce
atau e-commerce ) yaitu penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan
jasa melalui sistem elektonik seperti internet, televisi, website, atau
jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana
elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen otomatis, dan sistem
pengumpulan data otomatis.
Sedangkan E-Commerce menurut Kalakota dan
Whinston (1997) dapat ditinjau dalam 4 perspektif berikut:
Dari perspektif komunikasi, E-Commerce
adalah pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan
komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya.
Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce
adalah aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis
dan aliran kerja.
Dari perspektif layanan, E-Commerce
merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan
manajemen untuk memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan
kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
Dari perspektif online, E-Commerce
menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual barang ataupun informasi
melalui internet dan sarana online lainnya.
Bentuk
e-commerce yang ada di Indonesia
Secara umum bisnis e-commerce di Indonesia
dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk diantaranya sebagai berikut:
1.
Business to Business (B2B) adalah
sistem komunikasi bisnis on-line antar pelaku bisnis E-commerce, penjual, dan
pembeli yang pada umumnya adalah organisasi/perusahaan yang transaksinya
dilakukan oleh para trading partners yang sudah saling kenal dengan format data
yang telah disepakati bersama.
2.
Business to Consumer (B2C) B2C
dapat diartikan sebagai jenis perdagangan elektronik di mana ada sebuah
perusahaan (business) yang melakukan penjualan langsung barang-barangnya kepada
pembeli (consumer). Contoh perusahaan kelas dunia yang telah menerapkan B2C
adalah Amazon.com.
E -commerce yang penjualnya adalah perusahaan, dan
pembelinya adalah perorangan merupakan mekanisme toko on-line (electronic
shopping mall), yaitu transaksi antara e-merchant dengan e-customer Dan
sifatnya terbuka untuk publik, sehingga setiap individu dapat mengaksesnya
melalui suatu web server.
3.
Consumer-to-Consumer(C2C):
E-commerce dalam bentuk ini yaitu dimana seorang penjual produk atau jasa
menawarkan/menjual produknya kepada orang lain, Merupakan sistem komunikasi dan
transaksi bisnis antar konsumen untuk memenuhi kebutuhan tertentu pada saat
tertentu. Contoh yang telah menerapkan C2C adalah http://www.bidhere.com/, http://www.ebay.com/, http://www.munyie.com/.
Dalam bisnis e-commerce banyak potensi dalam pasar Indonesia
yang berkembang cukup pesat, namun terdapat tantangan yang perlu dihadapi,
yaitu metode pembayaran
bukan cash, dan tantangan jasa ekspedisi atau pengiriman barang dalam hal ini, konsumen seringkali mengeluh akan kerugian yang dialami
seperti keterlambatan pengiriman, terjadi kerusakan pada barang yang dikirim
hingga barang yang dikirim tidak sesuai dengan yang diminta.
Daftar pustaka:
3.
Sanirizky. https://sanirizky.wordpress.com/2016/04/24/pengertian-proses-bentuk-bisnis-e-commerce/
5.
Rahmawati.
2009. Pemanfaata E-commerce Dalam Bisnis
Di Indonesia. http://citozcome.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan-e-commerce-dalam-bisnis-di.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar