@E18-David, @Proyek C07
Selama ini mungkin Anda sering mendengar istilah 'startup' di berbagai pemberitaan. Namun apa sebenarnya startup itu? Di sini saya akan menjabarkan lebih lanjut mengenai startup, mulai dari awal keberadaannya hingga perkembangannya kini di Indonesia.
Kata startup itu sendiri merupakan sebuah kata serapan yang berasal dari Bahasa Inggris. Artinya adalah tindakan atau proses untuk memulai sebuah usaha bisnis atau organisasi.
Menurut Wikipedia, startup dapat juga diartikan sebagai perusahaan yang belum lama berdiri. Perusahaan ini adalah perusahaan yang baru didirikan dan masih berada dalam fase pengembangan dan juga penelitian guna menemukan pasar serta segmen yang tepat.
Sederhananya, startup adalah perusahaan yang masih mencari bentuk bisnis (business model) yang akan dikembangkan terus-menerus.
Keberadaan startup sendiri sudah mulai ada sejak akhir 90an hingga tahun 2000an. Namun, pada saat itu startup lebih banyak digunakan untuk menyebut perusahaan yang bergerak di bidang teknologi seperti website dan internet.
Sejarah Startup
Istilah startup itu sendiri baru populer pada masa buble dot-com. Buble dot-com adalah masa di mana banyak terdapat perusahaan
yang mulai mengenal internet dengan membuka website pribadi mereka dengan domain .com dan menjadikannya sebagai ladang baru dalam
berbisnis, yakni antara tahun 1998 hingga 2000.
Pada masa itu, internet tengah dalam masa perkembangan sehingga banyak juga perusahaan baru yang bermunculan. Pada saat itulah startup mulai lahir serta berkembang.
Beberapa perusahaan yang muncul kala itu dan masih bertahan hingga kini diantaranya adalah Yahoo dan Google.
Dari fenomena buble dot-com, startup selalu diidentikan dengan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi saja. Padahal, istilah startup juga bisa digunakan untuk perusahaan berkembang lainnya di berbagai bidang.
Pada masa itu, internet tengah dalam masa perkembangan sehingga banyak juga perusahaan baru yang bermunculan. Pada saat itulah startup mulai lahir serta berkembang.
Beberapa perusahaan yang muncul kala itu dan masih bertahan hingga kini diantaranya adalah Yahoo dan Google.
Dari fenomena buble dot-com, startup selalu diidentikan dengan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi saja. Padahal, istilah startup juga bisa digunakan untuk perusahaan berkembang lainnya di berbagai bidang.
Karakteristik Startup
Ada beberapa karakteristik tertentu yang menjadikan sebuah
perusahaan dapat disebut sebagai perusahaan startup. Berikut karakteristiknya:
1.
Usia
perusahaan tersebut masih kurang dari 3 (tiga) tahun
2.
Jumlah
pegawai pada perusahaan kurang dari 20 orang
3.
Pendapatan
perusahaan per tahunnya kurang dari $ 100.000
4.
Perusahaan
juga masih dalam tahap perkembangan
5.
'Biasanya'
perusahaan startup ini bergerak dalam bidang teknologi
6.
Produk
yang dibuat oleh perusahaan startup biasanya adalah aplikasi serta berbentuk
digital
7.
Perusahaan
startup juga biasanya beroperasi melalui website
Perkembangan Startup di Indonesia
Setelah mengetahui pengertian startup serta karakteristik
dari sebuah startup, lalu bagaimana perkembangan perusahaan startup di
Indonesia? Apakah Indonesia termasuk negara dengan jumlah perusahaan startup
yang banyak? Jawabannya ternyata positif.
Hampir tiap tahun bermunculan pemilik atau founder sebuah startup baru. Bahkan, menurut Erik Meijer (Presiden Direktur Telkomtelstra) dalam siaran pers Telkomstra, pertumbuhan startup lokal berbasis teknologi dalam negeri terus berkembang dari sektor bisnis maupun jumlah.
Pada tahun 2016 ini, Indonesia memiliki jumlah startup tertinggi se-Asia Tenggara dengan total sekitar 2000 startup. Pertumbuhan ini juga diprediksi akan terus meningkat hingga 6,5 kali lipat pada tahun 2020. Tingginya angka ini terutama didukung oleh banyaknya pengguna internet di Indonesia yang juga semakin meningkat tiap tahunnya.
Berdasarkan hasil riset badan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia, pada tahun 2014 pengguna internet di Indonesia kini mencapai angka 88,1 juta jiwa dengan menempati urutan ke-empat dunia.
Dengan demikian, pengguna internet di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 16,2 juta jiwa dari total 71,9 juta pengguna di tahun 2013 lalu. Sehingga, hal ini menjadi peluang besar bagi perusahaan startup baru untuk masuk dan berkembang. Perkembangan di bidang industri digital akan semakin maju dan menghasilkan output yang memuaskan.
Baru-baru ini pada tanggal 17 Juni 2016, Kementrian Komunikasi dan Informatika bersama KIBAR membuat sebuah gerakan nasional 1000 Startup Digital dengan tujuan melahirkan 1000 perusahaan rintisan baru yang berkualitas dan mampu memberikan solusi atas segala permasalahan yang ada di Indonesia. Gerakan ini juga merupakan gerakan pendukung dari visi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai negara "The Digital Energy of Asia".
Berarti, kita dapat mengetahui bahwa Pemerintah Indonesia telah menyadari potensi besar yang dapat diperoleh melalui startup-startup lokal bagi negara ini, khususnya peranannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.
Di Indonesia kini juga telah banyak tersedia komunitas khusus untuk founder startup. Di Bandung misalnya, terdapat Digital Valley, ada Jogja Digital Valley di Jogja, Ikitas atau Inkubator Bisnis di Semarang, Stasion di Malang, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Adanya komunitas semacam ini tentu akan memudahkan para founder dalam proses saling membimbing, berbagi informasi hingga menjaring investor. Para founder juga dapat mengikuti kompetisi yang diadakan oleh beberapa perusahaan besar agar perusahaan tersebut mau menjadi investor startup mereka.
Beberapa startup di Indonesia yang terbukti dapat berkembang dengan pesat dan terkenal hingga sekarang ini diantaranya adalah Kaskus dan Urbanesia.
Hampir tiap tahun bermunculan pemilik atau founder sebuah startup baru. Bahkan, menurut Erik Meijer (Presiden Direktur Telkomtelstra) dalam siaran pers Telkomstra, pertumbuhan startup lokal berbasis teknologi dalam negeri terus berkembang dari sektor bisnis maupun jumlah.
Pada tahun 2016 ini, Indonesia memiliki jumlah startup tertinggi se-Asia Tenggara dengan total sekitar 2000 startup. Pertumbuhan ini juga diprediksi akan terus meningkat hingga 6,5 kali lipat pada tahun 2020. Tingginya angka ini terutama didukung oleh banyaknya pengguna internet di Indonesia yang juga semakin meningkat tiap tahunnya.
Berdasarkan hasil riset badan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia, pada tahun 2014 pengguna internet di Indonesia kini mencapai angka 88,1 juta jiwa dengan menempati urutan ke-empat dunia.
Dengan demikian, pengguna internet di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 16,2 juta jiwa dari total 71,9 juta pengguna di tahun 2013 lalu. Sehingga, hal ini menjadi peluang besar bagi perusahaan startup baru untuk masuk dan berkembang. Perkembangan di bidang industri digital akan semakin maju dan menghasilkan output yang memuaskan.
Baru-baru ini pada tanggal 17 Juni 2016, Kementrian Komunikasi dan Informatika bersama KIBAR membuat sebuah gerakan nasional 1000 Startup Digital dengan tujuan melahirkan 1000 perusahaan rintisan baru yang berkualitas dan mampu memberikan solusi atas segala permasalahan yang ada di Indonesia. Gerakan ini juga merupakan gerakan pendukung dari visi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai negara "The Digital Energy of Asia".
Berarti, kita dapat mengetahui bahwa Pemerintah Indonesia telah menyadari potensi besar yang dapat diperoleh melalui startup-startup lokal bagi negara ini, khususnya peranannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.
Di Indonesia kini juga telah banyak tersedia komunitas khusus untuk founder startup. Di Bandung misalnya, terdapat Digital Valley, ada Jogja Digital Valley di Jogja, Ikitas atau Inkubator Bisnis di Semarang, Stasion di Malang, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Adanya komunitas semacam ini tentu akan memudahkan para founder dalam proses saling membimbing, berbagi informasi hingga menjaring investor. Para founder juga dapat mengikuti kompetisi yang diadakan oleh beberapa perusahaan besar agar perusahaan tersebut mau menjadi investor startup mereka.
Beberapa startup di Indonesia yang terbukti dapat berkembang dengan pesat dan terkenal hingga sekarang ini diantaranya adalah Kaskus dan Urbanesia.
Tiga Kelompok Startup
Dikatakan oleh Rama Mamuaya, selaku CEO dari dailysocial.id,
startup yang ada di Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga kelompok.
Pertama adalah startup aplikasi edukasi, kedua adalah startup pencipta game dan ketiga adalah startup perdagangan, termasuk informasi serta e-commerce.
Menurut Rama, startup pertama dan kedua yakni aplikasi edukasi serta game memiliki pasar yang sangat terbuka serta potensial di Indonesia. Hal ini terutama karena proses dalam pembuatan aplikasi edukasi dan game terbilang relatif mudah. Pasar mobile game serta social game juga semakin terbuka lebar berkat kian berkembangnya media sosial serta aneka smartphone.
Sementara itu, untuk startup yang bergerak di bidang e-commerce, Rama manyebut jika tantangannya masih terbilang besar di Indonesia. Kendala utamanya adalah minimnya penggunaan credit card. Akan tetapi untuk startup yang berbau informasi ataupun berita, perkembangannya masih dapat berlangsung pesat.
Pertama adalah startup aplikasi edukasi, kedua adalah startup pencipta game dan ketiga adalah startup perdagangan, termasuk informasi serta e-commerce.
Menurut Rama, startup pertama dan kedua yakni aplikasi edukasi serta game memiliki pasar yang sangat terbuka serta potensial di Indonesia. Hal ini terutama karena proses dalam pembuatan aplikasi edukasi dan game terbilang relatif mudah. Pasar mobile game serta social game juga semakin terbuka lebar berkat kian berkembangnya media sosial serta aneka smartphone.
Sementara itu, untuk startup yang bergerak di bidang e-commerce, Rama manyebut jika tantangannya masih terbilang besar di Indonesia. Kendala utamanya adalah minimnya penggunaan credit card. Akan tetapi untuk startup yang berbau informasi ataupun berita, perkembangannya masih dapat berlangsung pesat.
Startup Rumah.com
Rumah.com
yang diluncurkan pertama kali pada 2007 dengan cepat menjadi situs web properti
terdepan dan terbaik dengan 600 ribu pengunjung dan lebih dari 11 juta halaman
Dengan menyajikan lebih dari 120.000 data properti dijual dan
disewa serta 11.000 anggota terdaftar, Rumah.com adalah media online yang ideal
untuk pencarian properti, seperti rumah, bangunan komersial, dan bangunan
industri. Pemilik properti dapat menempatkan iklan properti mereka sehingga
mudah ditemukan oleh calon pembeli atau penyewa yang mencari berdasarkan lokasi
dan harga.
Pada Januari 2011, Grup
PropertyGuru, situs web properti terdepan di Singapura mengakuisisi dan
menjadikan Rumah.com sebagai bagian dari keluarga besar. Indonesia bergabung
sebagai negara ke delapan di dalam grup yang memiliki jaringan di Malaysia,
Thailand, Australia, Hongkong, Makau, dan India.
Nama “Rumah.com” tetap
dipertahankan karena dianggap nama yang paling tepat dalam industri properti di
Indonesia. PropertyGuru yakin Rumah.com akan memberikan kontribusi besar dengan
menjadi pemimpin pangsa pasar situs web properti di Indonesia.
Diakses Oleh :
https://www.google.co.id/search?q=rumah.com&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjOndrG4-XVAhWFy7wKHerYBnAQ_AUICygC&biw=1366&bih=672#imgrc=OA4sYwhA4X78UM:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar