Ada pepatah lama, ‘belajarlah sampai ke negeri Cina’.
Sebenar-benarnya kita harus belajar banyak dari orang Cina, baik kepada orang
Cina yang ada di Indonesia dan lebih bagus lagi belajar kepada mereka yang ada
di negara Cina sana. Setiap orang tanpa kecuali, bahkan mereka yang berada di
lembaga pemerintahan Indonesia juga harus ikut belajar dari orang Cina.
Pengalaman dari beberapa orang di Jerman, mereka bertemu dengan rekan-rekan dari negara Republik Rakyat Cina (RRC), mereka hidup penuh
kesederhanaan. Begitu sederhananya sampai kepada penghematan makan, belanja,
bahkan sabun cuci! Mereka begitu rajin dalam menuntut ilmu, begitu getol (rajin,
terus menerus) mengumpulkan berbagai informasi ilmu yang ada, mereka coba serap
semua itu, mereka copy, sampai ada rasa waswas yang timbul di masyarakat Jerman
saat itu kepada para mashasiswa Cina yang berada di dalam institusi riset dan
study di sana sebagai “pencuri” ilmu teknologi karena begitu getolnya mereka
menyerap segala macam yang ada untuk mereka bawa pulang. Jadi rata-rata
mahasiswa tingkat lanjut itu memang begitu berambisi, antusias untuk “mencuri”
ilmu dan teknologi dari negara lain.
Bahkan ada contoh lain saat salah satu negara bagian di
Jerman akan menscrap sebuah pabrik (lengkap dengan mesin-mesin) yang sudah
dianggap tidak efisien lagi, karena satu dan lain hal harus dihancurkan dan
dibuang/dijual sebagai besi tua, dan ditawarkan ke dunia internasional,
ternyata lelang dimenangkan oleh negara Cina, dengan harga yang jauh lebih
tinggi dari para peserta lainnya, tetapi dengan syarat mereka (orang Cina itu)
boleh membawa teknisi untuk melakukan pembongkaran pabrik itu. Mereka menang
tender dan segera mengirim seribuan teknisi ke Jerman, membongkar satu demi
satu sekrup, mur, dan semua benda yang ada, mereka catat (didolumentasikan
dengan rinci), kemudian dikirim ke Cina dan mereka, para teknisi yang telah
membongkar itu memasang kembali segala peralatan, perangkat, dan bangunan itu
menjadi satu pabrik utuh kembali.
Dan dari dokumentasi yang mereka telah
lakukan, mereka bisa membuat pabrik-pabrik sejenis di
tempat lain.
Coba kalau pengusaha Indonesia mendapatkan penawaran yang
sama, paling jauh menganggap pabrik tua itu hanya sebagai rongsokan besi tua,
dijual-beli sebagai besi tua kilo-an.
Contoh lain, bagaimana rakyat Cina sudah mendapatkan program
komputer Microsoft Windowsnya dalam bahasa Cina, atau Jepang, atau Vietnam,
seperti juga negara-negara maju berbahasa non Inggris yang telah menetapkan
pengalih-bahasaan teknologi komputer kedalam bahasa mereka. Di Indonesia?
Banyak hal yang bisa diambil makna tersebut, sedikit
banyak mengenal orang-orang berbangsa tiong hoa ini, sedikit banyak belajar
darinya masalah bisnis atau usaha.
jangan kan belajar sampai kenegeri cina, belajar dengan
orang cina yang berbisnis juga bisa menambah banyak ilmu dalam usaha.
Orang cina kalau baru merintis usaha itu orangnya giat tekun
dan pantang menyerah, jujur, pintar sekali menyimpan uang (bukan berarti pelit)
tapi hemat, makanpun harus makan bubur kalau usahanya belum berhasil. karakter
tersebut sudah tertanam sejak nenek moyang mereka. kalau sudah berhasil rumah
mewah bawaan mobil mewah lho semua
itu butuh proses, jika ingin hasil yang bertahan lama. bukannya instan yang
tiba-tiba bisa hilang. seperti pepatahnya bersakit-sakit dahulu dan bersenang-senang
kemudian…mereka berusaha dengan pikiran dan otak mereka terus mengasah
kemampuan mereka, uang yang didapat dengan usaha sendiri yang halal. bukan
nyabetin duit orang apalagi korupsi, mungkin ada sebagian kecil yang seperti
itu.
Sedikit banyak belajar berdagang berwirausaha mendapatkan
ilmu dan nasehat dari orang cina, kejujuran itu kunci sukses merajut tali
pertemanan dengan orang berbangsa tion hoa ini, jika mereka merasa telah
dibohongi sekali mereka tidak akan pernah percaya lagi…karena bohong itu
penyakit dan sering berulang.
Pesan dan nasihat ,
jika kita membuka usaha, tidak slamanya kita mendapat untung dan ramai, kadang
kala kita rugi dan sepi. itu semua harus dilalui dan butuh proses, jangan
sekali-kali merasa pusing bahkan stress disaat sepi, tapi berjuang
terus..berusaha sendiri hal seperti itu adalah biasa, tapi bagi kita yang
pemula..lumayan berat menjalankannya. harus ada strategi disini, pada saat
ramai dan untung banyakhasilnya jangan dibuat foya-foya tapi ditabung, nanti
pada suatu saat akan sangat dibutuhkan. sehingga ekonomi kita akan lebih stabil
dan bisa mengatasi setiap masalah-masalah.
Kesadaran akan pentingnya
pendidikan (baca: belajar), juga telah mengantarkan China menjadi salah satu
negara yang memiliki teknologi tinggi. Misalnya saja dalam peluncuran Satelit
Indosat PALAPA-D, China menjadi \\\'pengantar\\\' satelit milik perusahaan
telekomunikasi di Indonesia itu, menuju ruang angkasa. Adalah roket-roket yang
dihasilkan China Academy of Launch Vehicle Technology (CALT), yang akan
meluncur mengantarkan satelit itu sampai ke orbit yang diinginkan.
Daftar Pustaka
https://dewikartikasukmono.wordpress.com/2012/11/13/belajar-sampai-ke-negeri-cina/
https://bambangbakti.wordpress.com/046-belajar-sampai-ke-negeri-cina/
https://news.detik.com/berita/d-1192732/belajarlah-sampai-ke-negeri-china
Tidak ada komentar:
Posting Komentar