Di era globalisasi ini
handphone sudah menjadi suatu kebutuhan primer bagi masyarakat, terutama
masyarakat perkotaan. Handphone adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk
melakukan komunikasi dengan keluarga, kerabat, dan sahabat. Handphone tidak
akan berarti tanpa adanya pulsa, sekalipun handphone itu terbuat dari emas
ataupun berlian, peluang inilah yang saya ambil.
Ya, bisnis yang saya
ambil adalah bisnis menjual pulsa elektrik. Ide ini muncul dari ibu saya, dan
setelah saya pikirkan peluang yang ada, saya menerima ide tersebut. Modal yang
saya dapatkan berasal dari ibu saya, bisnis ini saya jalani saat pertama masuk
kuliah tepatnya di semester 1.
Di minggu awal
perkuliahan saya telah memiliki beberapa rekan yang berlangganan dengan saya,
sebagaimana kita ketahui setiap bisnis pasti memiliki resiko, saya mulai merasa
sulit untuk memanjemen uang modal, untung dan uang pribadi saya. Belum lagi
bisnis pulsa elektrik tidak memberikan untung yang besar, bahkan jika
keuntungan dalam satu pembelian tidak dikumpulkan dengan keuntungan lainnya,
keuntungan yang didapat sangat tidak terasa.
Kurang lebih dua bulan
saya menjalani bisnis ini, saya tidak biasa merasakan keuntungan dari bisnis
saya. Saya rasa, ada sebuah kesalahan yang saya lakukan dalam menjalani bisnis
ini. Karena, seringnya saat saya ingin membeli saldo kembali uang yang saya
kumpulkan sering berkurang. Karena hal ini diketahui oleh ibu saya maka ia
menambahkan modal untuk bisnis saya, semakin bertambahlah tanggung jawab saya.
Setelah modal ditambahkan,
saya mulai berpikir untuk lebih teliti dalam memisahkan modal, untung dan uang
pribadi saya. Kira – kira empat bulan saya menjalani bisnis ini, saya mulai
merasa jenuh dengan yang saya dapatkan, dan saya memutuskan untuk berhenti dari
bisnis ini.
Kesalahan terbesar saya
dalam bisnis pulsa elektrik ini, pertama saya sering menyepelekan, misalnya
saja saat seorang teman saya membeli pulsa kepada saya dengan nominal 10.000
saya menjualnya Rp. 11.000,- , saat membayar mereka tidak memiliki uang
seribuan atau saya tidak memiliki uang kembalian, kemudian saya biarkan mereka
membayar dilain hari dan kadang saya tidak menagihnya karena saya lupa dan
mereka lupa, atau mereka lupa dan saya tidak enak untuk menagihnya.
Kedua, uang bisnis saya
sering tercampur dengan uang pribadi saya, padahal ini tidak seharusnya
terjadi, namun uang bisnis itu sering dengan tidak sengaja saya gunakan.
Sehingga, saya tidak dapat merasakan keuntungan dalam bisnis ini. Setelah saya
memutuskan untuk berhenti berbisnis, sampai hari ini saya belum memulai lagi
bisnis untuk dijalani, saya belum mendapatkan ide untuk saya realisasikan.
Tentunya saya juga harus belajar dari pengalaman saya, sehingga tujuan bisnis yang
saya jalani kedepan tercapai, yakni keuntungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar