Oleh :
Ali Hadi Cherid (41522010241)
Program Studi Teknik Informatika. Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Mercu Buana
cheridalihadi@gmail.com
Abstrak
Dalam proses desain dan pengembangan produk, tahap Define menjadi sangat krusial dalam mengubah insight yang diperoleh dari pengguna menjadi problem statement yang jelas dan terarah. Insight adalah informasi mendalam yang didapat dari pengamatan, wawancara, atau riset terhadap pengguna. Sementara problem statement adalah pernyataan yang mendefinisikan permasalahan utama yang akan diselesaikan. Artikel ini bertujuan untuk menggali bagaimana transformasi dari insight menjadi problem statement dilakukan pada tahap Define. Selain itu, artikel ini juga menjelaskan metode dan pendekatan yang dapat digunakan dalam proses tersebut untuk memastikan permasalahan yang diidentifikasi relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Melalui pembahasan ini, diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para desainer dan pengembang dalam mengoptimalkan tahap Define dalam rangkaian proses desain yang lebih luas.
Kata Kunci
Insight, Problem Statement, Define, Desain Produk, Riset Pengguna
Pendahuluan
Pada era saat ini, di mana produk dan layanan bersaing dalam memberikan pengalaman terbaik kepada pengguna, memahami kebutuhan pengguna secara mendalam menjadi aspek yang sangat penting. Proses desain berbasis pengguna, atau yang lebih dikenal dengan user-centered design, dimulai dari pemahaman mendalam tentang kebutuhan dan masalah yang dihadapi pengguna. Tahapan awal dari proses desain ini sering kali melibatkan riset untuk mengumpulkan insight dari pengguna. Insight tersebut kemudian diolah menjadi problem statement yang akan menjadi dasar pengembangan solusi pada tahap berikutnya.
Namun, mengubah insight menjadi problem statement yang konkret tidaklah mudah. Hal ini memerlukan pemahaman yang mendalam tentang masalah, kemampuan analisis, serta pendekatan sistematis. Pada tahap Define, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana menyaring dan memilih insight yang relevan, serta merumuskan problem statement yang jelas dan fokus. Jika tahap ini tidak dilakukan dengan baik, ada kemungkinan besar solusi yang dihasilkan tidak akan efektif dalam menjawab kebutuhan atau menyelesaikan masalah pengguna.
Permasalahan
Permasalahan utama yang sering dihadapi dalam tahap Define adalah bagaimana mengonversi insight yang beragam menjadi problem statement yang terfokus. Insight sering kali bersifat luas, multi-aspek, dan tidak langsung terkait dengan masalah yang spesifik. Misalnya, dalam proses riset pengguna, tim desain mungkin menemukan banyak keluhan atau preferensi yang berbeda-beda dari pengguna. Tantangannya adalah memilih insight mana yang paling penting dan relevan untuk difokuskan.
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam transformasi insight menjadi problem statement antara lain:
- Identifikasi Insight yang Tepat: Tidak semua insight relevan untuk menjadi dasar perumusan problem statement. Insight yang kurang mendalam atau tidak terkait langsung dengan tujuan produk dapat mengaburkan fokus tim desain.
- Fokus pada Kebutuhan Pengguna: Problem statement harus berfokus pada kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh pengguna, bukan masalah yang diasumsikan oleh tim desain.
- Kesulitan dalam Menyaring Informasi: Banyaknya data yang diperoleh dari riset pengguna bisa menjadi tantangan tersendiri dalam memilah informasi yang penting untuk diangkat sebagai problem statement.
- Kesalahan dalam Menafsirkan Insight: Insight yang salah diartikan atau ditafsirkan bisa menyebabkan problem statement yang tidak tepat sasaran, sehingga solusi yang dihasilkan pun tidak akan efektif.
Pembahasan
Transformasi insight menjadi problem statement pada tahap Define memerlukan pendekatan yang sistematis. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses ini antara lain:
Analisis Tematik
Salah satu metode yang umum digunakan untuk mengubah insight menjadi problem statement adalah analisis tematik. Melalui metode ini, tim desain mengidentifikasi tema-tema umum dari insight yang diperoleh, kemudian menyusun prioritas berdasarkan relevansi dan dampaknya terhadap pengguna. Misalnya, jika insight dari wawancara pengguna menunjukkan beberapa masalah terkait antarmuka yang membingungkan, maka problem statement dapat diarahkan pada upaya penyederhanaan antarmuka tersebut.Metode 5 Whys
Metode 5 Whys adalah teknik yang sederhana namun efektif untuk menemukan akar permasalahan dari insight yang ada. Dengan menanyakan "Mengapa?" sebanyak lima kali, tim desain dapat mengidentifikasi akar penyebab dari masalah yang dihadapi pengguna. Sebagai contoh, jika pengguna mengeluhkan aplikasi yang sering lambat, tim dapat menggunakan metode ini untuk menemukan penyebab utama dari kelambatan tersebut, misalnya masalah koneksi server atau optimasi aplikasi.Metode POV (Point of View)
Metode POV digunakan untuk menghubungkan antara pengguna, kebutuhan, dan wawasan yang diperoleh. Format umum dari metode POV adalah:
“(Pengguna tertentu) memerlukan cara untuk (kebutuhan tertentu) karena (insight yang diperoleh)”.
Metode ini membantu tim desain untuk merumuskan problem statement dengan jelas dan fokus pada pengguna serta kebutuhan spesifik mereka.Synthesis Mapping
Synthesis Mapping adalah teknik visualisasi yang digunakan untuk mengorganisir insight ke dalam pola atau kategori tertentu. Dengan memetakan insight yang ada, tim desain dapat dengan mudah melihat hubungan antar data, sehingga dapat menentukan problem statement yang paling relevan. Teknik ini sangat membantu ketika data riset pengguna cukup kompleks dan beragam.Refleksi dan Diskusi Tim
Setelah insight diidentifikasi dan diolah, penting untuk mendiskusikan hasil temuan tersebut dengan tim yang lebih luas. Kolaborasi tim memungkinkan adanya masukan dan perspektif baru yang dapat memperkaya proses transformasi insight menjadi problem statement. Pendekatan ini juga membantu menghindari bias pribadi yang mungkin terjadi selama proses analisis.
Contoh Transformasi Insight menjadi Problem Statement
Sebagai contoh, dalam pengembangan aplikasi belanja daring, tim desain melakukan wawancara dengan beberapa pengguna dan menemukan beberapa insight seperti:
- "Saya kesulitan menemukan produk yang saya inginkan."
- "Antarmuka aplikasinya sangat membingungkan."
- "Saya sering bingung dengan deskripsi produk yang tidak jelas."
Dari insight tersebut, tim menggunakan analisis tematik dan menemukan bahwa masalah utama adalah terkait dengan navigasi dan struktur informasi dalam aplikasi. Problem statement yang dirumuskan adalah:
"Pengguna membutuhkan cara yang lebih mudah dan intuitif untuk menavigasi aplikasi dan menemukan produk yang diinginkan, karena antarmuka saat ini terlalu rumit dan deskripsi produk tidak jelas."
Kesimpulan
Transformasi insight menjadi problem statement adalah langkah penting dalam tahap Define yang menentukan arah solusi yang akan dikembangkan. Proses ini memerlukan analisis mendalam, pemahaman yang baik tentang kebutuhan pengguna, serta metode yang sistematis untuk memastikan problem statement yang dihasilkan benar-benar relevan dan fokus. Dengan pendekatan yang tepat, tim desain dapat menghasilkan solusi yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Saran
Dalam proses transformasi insight menjadi problem statement, disarankan untuk:
- Melibatkan berbagai anggota tim dengan latar belakang yang berbeda untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas.
- Menggunakan berbagai metode analisis seperti analisis tematik atau metode 5 Whys untuk mengidentifikasi masalah dengan lebih mendalam.
- Melakukan uji validasi dengan pengguna untuk memastikan problem statement yang dihasilkan benar-benar relevan dengan kebutuhan mereka.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan problem statement yang dihasilkan dapat menjadi dasar yang kuat bagi pengembangan solusi yang efektif dan tepat guna.
Daftar Pustaka
- Brown, T. (2009). Change by Design: How Design Thinking Creates New Alternatives for Business and Society. HarperBusiness.
- Kolko, J. (2010). Abductive Thinking and Sensemaking: The Drivers of Design Synthesis. MIT Press.
- Norman, D. (2013). The Design of Everyday Things. Basic Books.
- Stickdorn, M., & Schneider, J. (2011). This is Service Design Thinking: Basics, Tools, Cases. BIS Publishers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar