Oleh : Fahrudin @S04-Fahrudin
Entrepreneurship
Kewiraswastaan atau Kewirausahaan (bahasa Inggris: entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidak pastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai usaha investasi dengan keuntungan yang didapat di masa depan. Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) wirausahawan merupakan seseorang yang didorong oleh keserbagunaan, ambisi, kecerdasan, dan kemampuan untuk mengumpulkan mengelompokkan, dan menggunakan informasi untuk mengolah sumber daya dan produk atau jasa, sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan sebagai usaha pengisi jurang di saat pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah disiplin ilmu dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan atau wiraswasta. Sikap mental wiraswasta dapat dibagi menjadi komponen kogintif, komponen afektif, dan komponen kognatif. Technopreneurship
Secara singkat, technopreneurship adalah entrepreneurship dalam
bidang teknologi di mana keahlian yang dibutuhkan tak lagi hanya
wirausaha, tetapi juga pengetahuan akan teknologi mutakhir. Istilah ini
bisa dibilang baru dan kian populer bersama dengan berkembangnya teknologi. Kalau
kamu merasa seseorang yang cerdas, inovatif, suka teknologi, dan berani
mengambil risiko, menjadi seorang technopreneur bisa jadi
sesuai untukmu. Saat ini, istilah technopreneur dikenal bagi
seorang pengusaha startup atau bisnis rintisan yang
memanfaatkan teknologi sebagai basis bisnisnya. Menurut Entrepreneur, teknologi yang sedang sangat
diminati dan terus diteliti adalah kecerdasan buatan, augmented
reality, blockchain, the internet of things, 3D printing, big data, cloud
computing, dan masih banyak lagi.
Pentingnya Technopreneurship
Di era teknologi ini, tentu technopreneurship adalah
suatu hal yang tak mungkin lagi dianggap sepele. Technopreneurship memiliki
peran penting dalam memanfaatkan teknologi untuk mempermudah berbagai tujuan. Beberapa
manfaat yang membuat technopreneurship penting adalah
sebagai berikut:
1. Menciptakan
lapangan kerja
Bisnis startup yang semakin banyak
bermunculan merupakan hasil dari technopreneurship. Startup-startup ini
tentu menciptakan lapangan kerja baru karena kebutuhannya akan sumber daya
manusia untuk mengoperasikan bisnis. Oleh karena itu, technopreneurship memiliki
dampak besar dalam mengurangi jumlah pengangguran dan menyelesaikan masalah
kesulitan menemukan lapangan kerja.
2. Meningkatkan
pemanfaatan sumber daya lokal
Startup berbasis teknologi dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada di
sekitar kita. Contohnya, berbagai startup ojek dan
taksi online yang menyelesaikan masalah kesulitan menemukan
kendaraan umum. Dengan teknologi mereka, kini sangat mudah untuk memanggil
kendaraan umum untuk transportasi sehari-hari. Startup tersebut
pun tidak diragukan lagi telah menyerap banyak sumber daya manusia yang
tergabung sebagai mitra dan memberikan mereka kesempatan akan kualitas hidup
yang lebih baik.
3. Diversifikasi dan
desentralisasi bisnis
Pemanfaatan teknologi mutakhir sebagai basis bisnis yang
diciptakan seorang technopreneur mampu memberikan kesempatan
bagi orang-orang tanpa peduli jarak. Kini, remote working atau kerja jarak jauh tak lagi asing
dan justru semakin terfasilitasi.
4. Perkembangan teknologi
Technopreneurship adalah salah satu pendorong perkembangan teknologi
serta inovasi. Perusahaan-perusahaan yang diciptakan oleh technopreneur visioner
terus menerus berusaha mengembangkan teknologi agar menjadi lebih efisien dan
bermanfaat setiap harinya.
5. Peningkatan
ekonomi
Dengan terbukanya lapangan baru, tentu saja technopreneurship dan
bisnis berbasis teknologi adalah salah satu penyokong ekonomi negara. Perkembangannya
yang cepat mengundang banyak investor yang memberikan suntikan dana
sebagai bentuk dukungan bisnis masa kini yang bermanfaat.
6. Mendorong
kewirausahaan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, technopreneurship adalah
aplikasi entrepreneurship yang menitikberatkan penggunaan
teknologi. Oleh karena itu, dengan terus berkembangnya technopreneurship,
orang-orang akan semakin tergerak untuk juga berusaha memulai bisnisnya
sendiri.
Sociopreneurship
sociopreneurship ini adalah gabungan dari dua kata, yaitu
social dan entrepreneurship. Sama seperti namanya, sociopreneur ini
menggabungkan konsep bisnis dengan isu sosial yang ada di masyarakat. Dilansir dari laman Investopedia, sociopreneur adalah mereka yang
berusaha untuk menggunakan berbagai cara bisnis agar bisa mengatasi masalah
bersama-sama. Mereka yang bergerak pada bidang ini harus berani mengambil
resiko dan berusaha lebih keras untuk bisa memberikan dampak yang positif
dengan adanya berbagai inisiatif yang dilakukannya. Bila pada umumnya suatu bisnis
berusaha keras untuk mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya, maka sociopreneur
berbeda. Sociopreneur adalah bisnis yang lebih menekankan pada unsur isu sosial
daripada mengejar profit. Tapi, itu bukan berarti sociopreneur mengabaikan
profit. Kegiatan
yang mereka lakukan tetap mampu menghasilkan profit, tapi profit tersebut lebih
banyak digunakan untuk membuat suatu aksi yang positif daripada nilai keuntungan
semata. Dikutip dari laman Hubspot, indikator kesuksesan pada suatu
sociopreneur adalah saat bisnis tersebut mampu memberikan efek yang sangat
positif untuk dunia. Saat ini, ada berbagai bidang sociopreneur yang banyak
tersedia. Mulai dari bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, industri kreatif,
kemanusiaan, sampai dengan penyediaan akses pada berbagai daerah terpencil. Dilansir dari laman CNN Indonesia, terdapat tiga bidang sociopreneur
yang paling banyak diminati oleh para sociopreneur dalam negeri. Ketiga bidang Ada tiga bidang yang paling diminati
oleh para sociopreneur lokal, yaitu industri kreatif sebanyak
22%, agrikultur dan perikanan 16%, dan pendidikan 15%.
Karakter
Sociopreneurship
Beberapa karakter yang berhubungan
dengan sociopreneur adalah sebagai berikut ini:
1. Fokus Pada Misi Sosial
Sociopreneur adalah mereka yang fokus
pada visi dan misi sosial yang sudah mereka pilih dari awal. Sebagai contoh,
sociopreneur bisa memilih untuk fokus pada isi bencana di daerah yang rawan
konflik perang atau rawan terjadi bencana alam.
Untuk itu, setiap usaha yang dilakukan
pada isu sosial ini harus lebih mengacu pada pemenuhan hak sandang, pangan, dan
papan pada daerah bencana tersebut.
2. Memiliki Skala Dampak yang Besar
Setelah berhasil memilih misi, maka
sociopreneur pun harus mempunyai target skala dampak yang ingin dicapainya.
Misalnya, akan lebih baik lagi bila bisnis sosial yang dilakukan mampu memberi
dampak keselamatan untuk berbagai daerah rawan bencana di Indonesia, bukan
hanya pada satu daerah saja.
3. Inovatif
Suatu bisnis sosial harus sangat peka
dan juga inovatif dalam hal menciptakan cara terbaik agar bisa mencapai tujuan
bisnisnya.
4. Terbuka pada Feedback
Bisnis sosial tidak hanya terkait
tentang bisnis saja, namun juga tentunya banyak orang yang akan merasakan efek
tersebut. Untuk itu, sociopreneur pun harus bisa lebih mengedepankan feedback
dari orang lain agar bisa terus beradaptasi dalam mengembangkan bisnisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar