Mengembangkan Problem Statement yang Berorientasi
pada Pengguna di Tahap Define
Oleh:
Muhamad Sablik Mbipi (41523010001)
Fakultas Ilmu Komputer. Program Studi Teknik Informatika. Universitas Mercu
Buana.
ABSTRAK
Pada tahap Define dalam desain berpikir (design
thinking), pengembangan problem statement yang berorientasi pada
pengguna menjadi krusial untuk memastikan solusi yang dirancang sesuai dengan
kebutuhan dan harapan pengguna. Problem statement yang jelas dan tepat
dapat menjadi panduan dalam menciptakan solusi inovatif. Artikel ini membahas
bagaimana cara mengembangkan problem statement yang berfokus pada
pengguna dengan pendekatan yang tepat di tahap Define. Melalui pemahaman
mendalam terhadap kebutuhan pengguna dan berbagai metodologi yang relevan, tim
desain dapat memetakan masalah yang jelas dan akurat. Artikel ini juga mengulas
strategi dan contoh dalam mengembangkan problem statement yang kuat
serta memberikan rekomendasi untuk implementasi di tahap berikutnya.
Kata Kunci:
Problem Statement, Design Thinking, Pengguna, Define, Inovasi, Solusi,
Kebutuhan Pengguna
Pendahuluan
Pada
era modern ini, pemecahan masalah yang berfokus pada pengguna menjadi sangat
penting dalam berbagai sektor industri. Design thinking adalah
pendekatan yang banyak digunakan untuk menghadirkan solusi yang inovatif dengan
fokus utama pada kebutuhan pengguna. Salah satu fase kritis dalam proses design
thinking adalah tahap Define, di mana tim perlu menyusun sebuah problem
statement yang jelas dan berorientasi pada pengguna. Problem statement
ini adalah landasan dari proses pencarian solusi yang akan dilakukan di
tahap-tahap berikutnya, seperti ideasi dan prototyping.
Namun,
sering kali proses pengembangan problem statement ini kurang mendapatkan
perhatian yang cukup. Banyak tim yang terburu-buru berpindah ke solusi tanpa
benar-benar memahami inti permasalahan. Hal ini dapat menyebabkan solusi yang
dihasilkan tidak tepat sasaran atau tidak memenuhi kebutuhan pengguna dengan
baik. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana cara menyusun problem
statement yang kuat, jelas, dan relevan dengan kebutuhan pengguna.
Artikel
ini akan membahas lebih lanjut tentang pengembangan problem statement
yang berorientasi pada pengguna, khususnya di tahap Define dalam design
thinking. Pendekatan yang tepat dalam tahap ini akan mempengaruhi bagaimana
solusi dirancang dan dieksekusi.
Permasalahan
Banyak
perusahaan dan tim desain menghadapi kesulitan dalam merumuskan problem
statement yang benar-benar mencerminkan kebutuhan pengguna. Beberapa
tantangan yang sering muncul antara lain:
1. Kurangnya
pemahaman mendalam terhadap pengguna:
Tidak semua tim memiliki akses atau dedikasi untuk melakukan riset pengguna
secara mendalam, sehingga mereka seringkali merumuskan masalah berdasarkan
asumsi.
2. Masalah
terlalu luas atau sempit: Problem statement yang
terlalu umum dapat membuat solusi menjadi kabur, sedangkan masalah yang terlalu
sempit membatasi ruang inovasi.
3. Keterlibatan
stakeholder yang terbatas: Tanpa keterlibatan
stakeholder utama, seperti pengguna akhir atau klien, problem statement
cenderung tidak mewakili kebutuhan sebenarnya.
4. Bias
solusi: Banyak tim yang terjebak dalam
kecenderungan untuk mencari solusi tanpa benar-benar menggali inti masalah,
sehingga problem statement menjadi terdikte oleh solusi yang diinginkan.
Oleh
karena itu, diperlukan pendekatan yang sistematis untuk memastikan bahwa
problem statement yang dikembangkan benar-benar berorientasi pada pengguna dan
tidak terburu-buru menyimpulkan solusi.
Pembahasan
A.
Pemahaman Kebutuhan
Pengguna
Langkah pertama
dalam menyusun problem statement yang berorientasi pada pengguna adalah dengan
memahami secara mendalam kebutuhan, keinginan, dan masalah pengguna. Hal ini
bisa dicapai melalui berbagai metode riset, seperti wawancara pengguna, survei,
atau observasi langsung. Empati merupakan komponen kunci dalam fase ini, karena
memungkinkan tim desain untuk “berjalan dalam sepatu” pengguna dan melihat
dunia dari perspektif mereka.
Melalui
pemahaman mendalam ini, tim dapat mengidentifikasi masalah-masalah utama yang
dialami oleh pengguna dan merumuskan masalah yang perlu diselesaikan.
Teknik-teknik seperti empathy map, user persona, dan customer journey bisa
digunakan untuk menggali wawasan lebih jauh mengenai pengalaman pengguna.
B.
Menyusun Problem
Statement yang Efektif
Setelah
melakukan riset dan memahami kebutuhan pengguna, tahap berikutnya adalah
menyusun problem statement yang efektif. Beberapa elemen kunci yang harus
dipertimbangkan dalam merumuskan problem statement antara lain:
·
Spesifik dan Fokus: Masalah
yang dirumuskan harus spesifik, bukan masalah yang terlalu luas atau ambigu.
·
Berorientasi pada Pengguna:
Problem statement harus secara eksplisit mengacu pada pengguna, mencerminkan
kebutuhan dan masalah mereka yang sebenarnya.
·
Bebas Solusi: Penting untuk
tidak mencantumkan solusi dalam problem statement. Fokuskan hanya pada
permasalahan yang dihadapi, bukan pada bagaimana menyelesaikannya.
Sebuah contoh
problem statement yang baik misalnya: “Pengguna kesulitan menemukan informasi
produk yang relevan di situs e-commerce karena navigasi yang tidak intuitif dan
opsi pencarian yang terbatas.”
Contoh di atas
mencerminkan masalah spesifik, berbasis pada pengalaman pengguna, dan tidak
menyarankan solusi, melainkan fokus pada inti masalah.
C.
Menghindari Bias dalam
Problem Statement
Sering kali,
tim desain secara tidak sadar memasukkan bias dalam problem statement yang
mereka susun. Bias tersebut bisa berupa asumsi yang tidak berdasar, preferensi
pribadi, atau orientasi terhadap solusi tertentu. Untuk menghindari bias ini,
penting untuk memastikan bahwa:
·
Problem statement disusun
berdasarkan data yang valid dari riset pengguna.
·
Pendekatan kolaboratif
digunakan, melibatkan berbagai pihak, seperti pengguna, stakeholder, dan
anggota tim yang berbeda untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas.
·
Tim desain melakukan sesi
refleksi dan diskusi kritis untuk menilai apakah ada kecenderungan bias dalam
perumusan masalah.
D.
Validasi Problem
Statement
Setelah
menyusun problem statement, langkah penting berikutnya adalah melakukan
validasi terhadapnya. Ini dapat dilakukan dengan kembali ke pengguna untuk
memastikan bahwa problem statement yang dirumuskan benar-benar mencerminkan
masalah yang mereka hadapi. Validasi ini penting untuk memastikan bahwa tim
desain tidak salah langkah dalam memahami kebutuhan pengguna.
Beberapa cara
untuk melakukan validasi antara lain melalui:
·
Umpan balik langsung dari
pengguna: Menguji apakah masalah yang dirumuskan sesuai dengan pengalaman
mereka.
·
Prototyping awal: Membangun
solusi awal untuk melihat apakah benar-benar menyelesaikan masalah yang
diidentifikasi.
·
Iterasi problem statement: Jika
ada masukan baru dari pengguna, tim perlu terbuka untuk memperbarui problem
statement agar lebih relevan.
E.
Contoh Kasus Penerapan
Sebagai contoh
penerapan, sebuah perusahaan teknologi merancang aplikasi kesehatan yang
bertujuan untuk membantu pengguna menjaga pola hidup sehat. Setelah melakukan
riset mendalam, tim desain menemukan bahwa masalah utama pengguna adalah
kesulitan untuk melacak kebiasaan makan harian mereka karena antarmuka aplikasi
yang kompleks. Berdasarkan wawancara dan observasi, mereka menyusun problem
statement sebagai berikut:
“Pengguna
merasa kesulitan melacak pola makan harian mereka karena aplikasi kesehatan
yang terlalu kompleks dan tidak ramah pengguna.”
Dengan problem
statement yang jelas ini, tim desain kemudian bisa fokus pada solusi yang lebih
spesifik, seperti penyederhanaan antarmuka dan fitur pelacakan otomatis.
Kesimpulan
Pengembangan problem statement yang
berorientasi pada pengguna merupakan salah satu langkah krusial dalam proses design
thinking, terutama di tahap Define. Dengan memahami kebutuhan
pengguna secara mendalam, tim desain dapat merumuskan masalah yang tepat
sehingga solusi yang dihasilkan lebih relevan dan efektif. Fokus utama dari problem
statement yang baik adalah bagaimana mengartikulasikan masalah nyata yang
dihadapi pengguna tanpa terburu-buru mencari solusi. Ini membantu memetakan
ruang masalah dengan lebih jelas, memberikan arah yang kuat untuk fase ideasi
dan pengembangan solusi.
Selain itu, penting untuk menghindari bias
selama penyusunan problem statement, baik itu bias solusi, asumsi
pribadi, atau kecenderungan untuk fokus pada masalah yang terlalu luas atau
terlalu sempit. Mengadopsi pendekatan berbasis data dan melibatkan perspektif
berbagai stakeholder, termasuk pengguna akhir, dapat memperkaya perumusan
masalah sehingga lebih akurat. Validasi berkala terhadap problem statement
juga perlu dilakukan untuk memastikan bahwa masalah yang dirumuskan tetap
relevan dan benar-benar mencerminkan kebutuhan pengguna.
Pada akhirnya, keberhasilan proses ini
bergantung pada kolaborasi yang kuat antara tim desain, pengguna, dan
stakeholder lainnya. Problem statement yang dirumuskan dengan baik akan
menjadi fondasi kokoh untuk inovasi yang berkelanjutan. Proses ini memerlukan
pemahaman mendalam, ketelitian, dan keterbukaan untuk melakukan iterasi agar
solusi yang dikembangkan benar-benar berorientasi pada kebutuhan pengguna serta
memberikan dampak yang positif.
Saran
Untuk meningkatkan kualitas problem
statement, saran yang bisa diberikan adalah:
1) Selalu lakukan riset pengguna
secara menyeluruh sebelum merumuskan masalah.
2) Gunakan metode kolaboratif dalam
penyusunan problem statement untuk menghindari bias dan memperkaya perspektif.
3) Lakukan validasi secara berulang,
baik melalui interaksi langsung dengan pengguna maupun uji coba prototipe awal,
agar problem statement tetap relevan dengan kondisi nyata.
Daftar Pustaka
Brown, T. (2009). Change by Design:
How Design Thinking Creates New Alternatives for Business and Society. Harper
Business.
Dorst, K. (2015). Frame Innovation:
Create New Thinking by Design. MIT Press.
Kelley, T., & Kelley, D. (2013).
Creative Confidence: Unleashing the Creative Potential Within Us All. Crown
Business.
Plattner, H., Meinel, C., &
Leifer, L. (Eds.). (2010). Design Thinking: Understand – Improve – Apply.
Springer.
Smith, R. (2020). User-Centered
Design: An Integrated Approach. CRC Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar