Oleh:
Eki
Isnanto Kalkuatsar 41522010276
Fakultas
Ilmu Komputer. Program Studi Teknik Informatika. Universitas Mercu Buana.
Abstrak
Tahap
"Define" dalam Design Thinking berfokus pada identifikasi dan
definisi masalah dari sudut pandang pengguna. Tahap ini menjadi kunci dalam
memastikan solusi yang dikembangkan relevan dan sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Artikel ini membahas bagaimana tahap "Define" membantu tim
memahami permasalahan secara mendalam, merumuskan pernyataan masalah yang
jelas, serta mempersiapkan ideasi yang efektif. Dengan alat seperti POV (Point
of View) dan Problem Statement Canvas, perusahaan dapat mengembangkan solusi
yang berpusat pada pengguna, meningkatkan inovasi yang sesuai dengan ekspektasi
pelanggan.
Kata Kunci:
Define, Design Thinking, Masalah Pengguna, Point of View, Inovasi
Pendahuluan
Design Thinking
adalah pendekatan yang berfokus pada pemecahan masalah dengan orientasi pada
manusia. Tahap "Define" dalam Design Thinking menjadi langkah penting
untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diselesaikan dari perspektif
pengguna. Melalui pemahaman yang mendalam ini, perusahaan dapat memastikan
solusi yang dikembangkan benar-benar menjawab kebutuhan dan ekspektasi
pengguna. Dalam tahap ini, hasil dari wawasan pengguna yang dikumpulkan pada
fase sebelumnya diolah menjadi pernyataan masalah yang jelas, yang akan menjadi
dasar bagi pengembangan solusi.
Permasalahan
Di banyak
perusahaan, solusi sering kali dikembangkan berdasarkan asumsi atau fokus
internal tanpa melihat perspektif pelanggan. Hal ini menyebabkan solusi yang
ditawarkan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar atau justru gagal memenuhi
harapan pengguna. Tahap "Define" membantu perusahaan mengidentifikasi
dan merumuskan masalah dengan lebih spesifik, sehingga dapat menjadi panduan
untuk inovasi yang lebih terarah dan relevan. Beberapa permasalahan yang sering
terjadi antara lain:
Asumsi yang
tidak sesuai dengan realitas pengguna.
Kurangnya
pemahaman mendalam mengenai kebutuhan emosional dan fungsional pengguna.
Definisi masalah
yang kurang fokus, menyebabkan hasil ideasi yang tidak tepat sasaran.
Pembahasan
1. Pentingnya
Tahap Define dalam Design Thinking
Tahap
"Define" menjadi kunci utama dalam mengubah data yang telah
dikumpulkan dari tahap empati menjadi masalah yang terdefinisi dengan jelas.
Fokus pada pengguna membantu perusahaan untuk melihat masalah yang lebih
spesifik, baik dari sisi emosional maupun fungsional. Misalnya, jika sebuah
perusahaan teknologi ingin memperbaiki aplikasi mereka, tahap ini membantu
mereka memahami frustasi pengguna secara lebih rinci, baik dari segi kegunaan
maupun kenyamanan.
2.
Langkah-Langkah Utama dalam Tahap Define
Mengorganisir
Wawasan Pengguna: Data yang dikumpulkan dari observasi dan wawancara dalam
tahap empati dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan temuan-temuan utama,
misalnya terkait pengalaman negatif pengguna saat menggunakan produk.
Merumuskan
Pernyataan Masalah: Pernyataan masalah harus berfokus pada kebutuhan pengguna.
Contoh pernyataan masalah bisa berupa: "Bagaimana kita dapat membantu
pengguna merasa lebih nyaman dalam menggunakan aplikasi?"
Mengidentifikasi
Kriteria Sukses: Menentukan hasil yang diinginkan, misalnya mengurangi waktu
pemakaian aplikasi atau meningkatkan pengalaman pengguna saat berinteraksi.
3. Alat dan
Teknik yang Digunakan dalam Define
Tahap ini
menggunakan berbagai alat untuk membantu merumuskan masalah yang jelas dan
mendalam:
Point of View
(POV): POV adalah cara sederhana untuk merangkum kebutuhan pengguna, tantangan,
serta peluang yang ada dalam format singkat.
Problem
Statement Canvas: Sebuah alat untuk mengidentifikasi tujuan, tantangan,
kebutuhan pengguna, dan dampak yang diinginkan dari solusi yang dirancang.
How Might We
(HMW) Questions: Teknik ini mengubah tantangan menjadi pertanyaan “Bagaimana
kita dapat…?” yang merangsang solusi kreatif. Misalnya, "Bagaimana kita
dapat meningkatkan kenyamanan pengguna saat bertransaksi?"
4. Contoh
Penerapan Define dalam Design Thinking
Beberapa perusahaan sukses menerapkan tahap "Define" dengan sangat baik.
- Airbnb: Mengidentifikasi masalah bahwa pengguna ingin pengalaman menginap yang aman dan nyaman, sekaligus autentik. Melalui tahap "Define", Airbnb menciptakan solusi yang memperhatikan preferensi dan kebutuhan pengguna.
- Procter & Gamble (P&G): Melakukan observasi mendalam terhadap pengguna untuk memahami kebutuhan spesifik dan emosional mereka, sehingga menghasilkan produk yang sesuai.
- IKEA: Menggunakan insight dari pelanggan untuk mendesain produk yang lebih praktis dan ergonomis sesuai dengan kondisi pengguna yang beragam.
5. Manfaat
Define dalam Pengembangan Solusi
Solusi yang
Lebih Relevan: Dengan memahami masalah dari sudut pandang pengguna, solusi yang
dihasilkan lebih sesuai dan dapat diterima di pasar.
Ideasi yang
Lebih Efektif: Dengan pernyataan masalah yang jelas, ide-ide yang dihasilkan
menjadi lebih terarah dan dapat dikembangkan dengan cepat.
Pengurangan
Risiko Gagal di Pasar: Inovasi yang dirancang dengan perspektif pengguna
memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk sukses di pasar.
6. Tantangan
dalam Melaksanakan Define
Kesulitan dalam
Menyaring Data: Jumlah data yang besar dapat menyebabkan kebingungan dalam
memilih data yang benar-benar penting.
Resistensi dari
Tim Internal: Beberapa karyawan mungkin lebih terbiasa dengan pendekatan lama
dan enggan mengadopsi pendekatan baru.
Keterbatasan
Waktu dan Biaya: Untuk benar-benar mendalami masalah pengguna, diperlukan
sumber daya yang cukup besar.
Kesimpulan
Tahap
"Define" dalam Design Thinking sangat penting dalam proses inovasi
yang berpusat pada pengguna. Dengan mendefinisikan masalah secara jelas dan
spesifik berdasarkan wawasan pengguna, perusahaan dapat menciptakan solusi yang
relevan dan berdaya guna. Tahap ini memungkinkan tim untuk lebih fokus pada
aspek yang benar-benar penting bagi pengguna dan mendukung proses ideasi yang
efektif.
Saran
Agar
implementasi tahap "Define" dalam Design Thinking berhasil,
perusahaan perlu:
- Menginvestasikan waktu dalam proses wawancara dan
observasi untuk mendapatkan wawasan yang mendalam.
- Menggunakan alat-alat seperti POV, Problem
Statement Canvas, dan HMW untuk memperjelas masalah pengguna.
- Mendorong seluruh tim untuk memahami pentingnya
perspektif pengguna dan berpartisipasi aktif dalam tahap
"Define".
Daftar
Pustaka
Brown, T.
(2009). Change by Design: How Design Thinking Creates New Alternatives for
Business and Society. Harper Business.
Liedtka, J.,
& Ogilvie, T. (2011). Designing for Growth: A Design Thinking Tool Kit for
Managers. Columbia Business School Publishing.
Plattner, H.,
Meinel, C., & Leifer, L. (2010). Design Thinking: Understand - Improve -
Apply. Springer.
Kolko, J.
(2015). Design Thinking Comes of Age. Harvard Business Review.
Kelley, T.,
& Littman, J. (2001). The Art of Innovation: Lessons in Creativity from
IDEO, America’s Leading Design Firm. Crown Business.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar