Oktober 17, 2024

Define dalam Design Thinking: Cara Memahami Masalah dari Perspektif Pengguna

Oleh:

Eki Isnanto Kalkuatsar 41522010276

Fakultas Ilmu Komputer. Program Studi Teknik Informatika. Universitas Mercu Buana.



Abstrak

Tahap "Define" dalam Design Thinking berfokus pada identifikasi dan definisi masalah dari sudut pandang pengguna. Tahap ini menjadi kunci dalam memastikan solusi yang dikembangkan relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Artikel ini membahas bagaimana tahap "Define" membantu tim memahami permasalahan secara mendalam, merumuskan pernyataan masalah yang jelas, serta mempersiapkan ideasi yang efektif. Dengan alat seperti POV (Point of View) dan Problem Statement Canvas, perusahaan dapat mengembangkan solusi yang berpusat pada pengguna, meningkatkan inovasi yang sesuai dengan ekspektasi pelanggan.

 

Kata Kunci: Define, Design Thinking, Masalah Pengguna, Point of View, Inovasi

 

Pendahuluan

Design Thinking adalah pendekatan yang berfokus pada pemecahan masalah dengan orientasi pada manusia. Tahap "Define" dalam Design Thinking menjadi langkah penting untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diselesaikan dari perspektif pengguna. Melalui pemahaman yang mendalam ini, perusahaan dapat memastikan solusi yang dikembangkan benar-benar menjawab kebutuhan dan ekspektasi pengguna. Dalam tahap ini, hasil dari wawasan pengguna yang dikumpulkan pada fase sebelumnya diolah menjadi pernyataan masalah yang jelas, yang akan menjadi dasar bagi pengembangan solusi.

 

Permasalahan

Di banyak perusahaan, solusi sering kali dikembangkan berdasarkan asumsi atau fokus internal tanpa melihat perspektif pelanggan. Hal ini menyebabkan solusi yang ditawarkan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar atau justru gagal memenuhi harapan pengguna. Tahap "Define" membantu perusahaan mengidentifikasi dan merumuskan masalah dengan lebih spesifik, sehingga dapat menjadi panduan untuk inovasi yang lebih terarah dan relevan. Beberapa permasalahan yang sering terjadi antara lain:

 

Asumsi yang tidak sesuai dengan realitas pengguna.

Kurangnya pemahaman mendalam mengenai kebutuhan emosional dan fungsional pengguna.

Definisi masalah yang kurang fokus, menyebabkan hasil ideasi yang tidak tepat sasaran.

Pembahasan

1. Pentingnya Tahap Define dalam Design Thinking

Tahap "Define" menjadi kunci utama dalam mengubah data yang telah dikumpulkan dari tahap empati menjadi masalah yang terdefinisi dengan jelas. Fokus pada pengguna membantu perusahaan untuk melihat masalah yang lebih spesifik, baik dari sisi emosional maupun fungsional. Misalnya, jika sebuah perusahaan teknologi ingin memperbaiki aplikasi mereka, tahap ini membantu mereka memahami frustasi pengguna secara lebih rinci, baik dari segi kegunaan maupun kenyamanan.

 

2. Langkah-Langkah Utama dalam Tahap Define

Mengorganisir Wawasan Pengguna: Data yang dikumpulkan dari observasi dan wawancara dalam tahap empati dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan temuan-temuan utama, misalnya terkait pengalaman negatif pengguna saat menggunakan produk.

Merumuskan Pernyataan Masalah: Pernyataan masalah harus berfokus pada kebutuhan pengguna. Contoh pernyataan masalah bisa berupa: "Bagaimana kita dapat membantu pengguna merasa lebih nyaman dalam menggunakan aplikasi?"

Mengidentifikasi Kriteria Sukses: Menentukan hasil yang diinginkan, misalnya mengurangi waktu pemakaian aplikasi atau meningkatkan pengalaman pengguna saat berinteraksi.

3. Alat dan Teknik yang Digunakan dalam Define

Tahap ini menggunakan berbagai alat untuk membantu merumuskan masalah yang jelas dan mendalam:

 

Point of View (POV): POV adalah cara sederhana untuk merangkum kebutuhan pengguna, tantangan, serta peluang yang ada dalam format singkat.

Problem Statement Canvas: Sebuah alat untuk mengidentifikasi tujuan, tantangan, kebutuhan pengguna, dan dampak yang diinginkan dari solusi yang dirancang.

How Might We (HMW) Questions: Teknik ini mengubah tantangan menjadi pertanyaan “Bagaimana kita dapat…?” yang merangsang solusi kreatif. Misalnya, "Bagaimana kita dapat meningkatkan kenyamanan pengguna saat bertransaksi?"

4. Contoh Penerapan Define dalam Design Thinking

Beberapa perusahaan sukses menerapkan tahap "Define" dengan sangat baik.

  • Airbnb: Mengidentifikasi masalah bahwa pengguna ingin pengalaman menginap yang aman dan nyaman, sekaligus autentik. Melalui tahap "Define", Airbnb menciptakan solusi yang memperhatikan preferensi dan kebutuhan pengguna.
  • Procter & Gamble (P&G): Melakukan observasi mendalam terhadap pengguna untuk memahami kebutuhan spesifik dan emosional mereka, sehingga menghasilkan produk yang sesuai.
  • IKEA: Menggunakan insight dari pelanggan untuk mendesain produk yang lebih praktis dan ergonomis sesuai dengan kondisi pengguna yang beragam.

5. Manfaat Define dalam Pengembangan Solusi

Solusi yang Lebih Relevan: Dengan memahami masalah dari sudut pandang pengguna, solusi yang dihasilkan lebih sesuai dan dapat diterima di pasar.

Ideasi yang Lebih Efektif: Dengan pernyataan masalah yang jelas, ide-ide yang dihasilkan menjadi lebih terarah dan dapat dikembangkan dengan cepat.

Pengurangan Risiko Gagal di Pasar: Inovasi yang dirancang dengan perspektif pengguna memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk sukses di pasar.

6. Tantangan dalam Melaksanakan Define

Kesulitan dalam Menyaring Data: Jumlah data yang besar dapat menyebabkan kebingungan dalam memilih data yang benar-benar penting.

Resistensi dari Tim Internal: Beberapa karyawan mungkin lebih terbiasa dengan pendekatan lama dan enggan mengadopsi pendekatan baru.

Keterbatasan Waktu dan Biaya: Untuk benar-benar mendalami masalah pengguna, diperlukan sumber daya yang cukup besar.

Kesimpulan

Tahap "Define" dalam Design Thinking sangat penting dalam proses inovasi yang berpusat pada pengguna. Dengan mendefinisikan masalah secara jelas dan spesifik berdasarkan wawasan pengguna, perusahaan dapat menciptakan solusi yang relevan dan berdaya guna. Tahap ini memungkinkan tim untuk lebih fokus pada aspek yang benar-benar penting bagi pengguna dan mendukung proses ideasi yang efektif.

 

Saran

Agar implementasi tahap "Define" dalam Design Thinking berhasil, perusahaan perlu:

  • Menginvestasikan waktu dalam proses wawancara dan observasi untuk mendapatkan wawasan yang mendalam.
  • Menggunakan alat-alat seperti POV, Problem Statement Canvas, dan HMW untuk memperjelas masalah pengguna.
  • Mendorong seluruh tim untuk memahami pentingnya perspektif pengguna dan berpartisipasi aktif dalam tahap "Define".

Daftar Pustaka

Brown, T. (2009). Change by Design: How Design Thinking Creates New Alternatives for Business and Society. Harper Business.

Liedtka, J., & Ogilvie, T. (2011). Designing for Growth: A Design Thinking Tool Kit for Managers. Columbia Business School Publishing.

Plattner, H., Meinel, C., & Leifer, L. (2010). Design Thinking: Understand - Improve - Apply. Springer.

Kolko, J. (2015). Design Thinking Comes of Age. Harvard Business Review.

Kelley, T., & Littman, J. (2001). The Art of Innovation: Lessons in Creativity from IDEO, America’s Leading Design Firm. Crown Business.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar