Risk Taking
Pengambilan risiko (risk taking) telah lama dianggap sebagai komponen penting dari kewirausahaan serta merupakan elemen penting dalam pengambilan keputusan kewirausahaan , tetapi efek risiko, persepsi risiko dan kecenderungan risiko pada kewirausahaan belum secara eksplisit diteliti. Risiko adalah probabilitas subjektif dari kegagalan sistemik, kemungkinan kerugian, atau kejadian alam yang merugikan dari suatu peristiwa yang tidak menguntungkan saat terlibat dalam suatu kegiatan atau pengalaman kerja. Risiko juga merupakan sifat kepribadian yang mempengaruhi sikap terhadap kewirausahaan. Banyak orang ragu-ragu untuk menjadi pengusaha sukses karena berbagai alasan, termasuk risiko bawaan yang terkait dengan bekerja di sektor ekonomi kewirausahaan.. McClelland (1961) menyatakan bahwa individu dengan kebutuhan prestasi tinggi akan memiliki kecenderungan moderat untuk mengambil risiko. Lumpkin dan Dess (1996) mengemukakan bahwa dalam mencapai kebutuhan kewirausahaan, wirausahawan harus mampu memperhitungkan risiko untuk mencapai tujuan wirausaha. Pemahaman potensi risiko dapat dicirikan berdasarkan derajat pengambilan keputusan yang akan diambil. Lebih banyak risiko yang terlibat ketika ketidakpastian hasil potensial, tingkat variabilitas yang tinggi dalam hasil yang mungkin dan potensi ekstrim hasil
Penelitian menunjukkan bahwa wirausahawan tidak selalu memandang diri mereka lebih berani mengambil risiko, tetapi mereka cenderung memandang situasi berisiko lebih positif. Beberapa peneliti mengklaim bahwa pengusaha tidak menganggap usaha baru sebagai proposisi berisiko karena mereka yakin mereka memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah apa pun yang mungkin mereka hadapi. Kepercayaan adalah pusat untuk memahami kemungkinan individu untuk mendukung risiko dalam kegiatan sosial ekonomi, termasuk usaha bisnis Kecenderungan individu untuk percaya dapat membentuk sikap dan preferensi mereka terhadap hasil yang diberikan. Kepercayaan dapat mempengaruhi keputusan individu untuk mengambil risiko dan kemungkinan mereka untuk terlibat dalam hubungan pertukaran bisnis. Disposisi untuk percaya akan mempengaruhi masa depan persepsi pengusaha tentang risiko dan dengan demikian kepercayaan mereka pada hasil dari peluang kewirausahaan mereka Karena, pengusaha potensial perlu melibatkan orang lain dalam pembangunan peluang bisnis mereka, mereka menanggung beberapa tingkat risiko dan karena itu akan membangun beberapa kepercayaan dalam hubungan mereka dengan ini .
Bagi pengusaha, risiko adalah elemen sentral dalam proses pengambilan keputusan, termasuk masuk ke pasar baru dan mengembangkan produk baru. Pengusaha yang lebih banyak mengambil risiko dapat memiliki kinerja yang lebih baik daripada pengambil risiko yang lebih sedikit . Pernyataan ini menyiratkan bahwa pengambilan risiko dapat memperkuat hubungan antara praktik bisnis dan hasil. Casson (2005) menyatakan bahwa tipikal wirausahawan sukses memiliki kepercayaan diri untuk mengambil risiko, keterampilan manajemen bisnis, pengetahuan tentang bagaimana fungsi pasar, dan perilaku inovatif. Dalam nada serupa, Littunen (2000) mengidentifikasi karakteristik seorang wirausahawan sebagai: keinginan untuk mengambil risiko, kemampuan untuk mengidentifikasi peluang bisnis, keterampilan untuk memperbaiki kesalahan secara efektif, dan kebijaksanaan untuk menangkap keuntungan peluang.
Jenis-Jenis Risiko
Jenis-jenis risiko usaha yang perlu diketahui ada empat, yaitu risiko keuangan,risiko perusahaan, risiko operasional, dan risiko pasar.
Risiko keuangan : Resiko keuangan adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau ketidakpastian dalam hal keuangan, seperti investasi yang gagal, fluktuasi pasar, atau kebangkrutan perusahaan.
Risiko perusahaan: Risiko perusahaan adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau ketidakpastian yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam mencapai tujuan dan menjalankan operasionalnya. Risiko tersebut dapat meliputi faktor internal perusahaan, seperti manajemen yang tidak efektif, serta faktor eksternal, seperti perubahan dalam kondisi pasar atau regulasi pemerintah. Perusahaan perlu mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko ini agar dapat mengoptimalkan kinerja dan kelangsungan bisnis mereka.
risiko operasional : Risiko operasional adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau ketidakpastian yang timbul dari kegagalan atau kekurangan dalam proses, sistem, atau kegiatan operasional suatu perusahaan. Risiko ini dapat berasal dari kesalahan manusia, kegagalan teknologi, kegagalan proses, atau peristiwa eksternal yang dapat mengganggu operasional perusahaan. Penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko operasional guna meminimalkan dampak negatifnya terhadap keberlanjutan dan kinerja perusahaan.
risiko pasar : Risiko pasar adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau ketidakpastian yang disebabkan oleh fluktuasi atau perubahan dalam kondisi pasar, seperti perubahan harga saham, suku bunga, nilai tukar mata uang, atau kondisi ekonomi secara umum. Risiko ini dapat mempengaruhi nilai investasi atau kinerja keuangan suatu perusahaan. Penting bagi perusahaan untuk memahami dan mengelola risiko pasar agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi perubahan pasar.
DAFTAR PUSTAKA
https://kewirausahaan-s1.stekom.ac.id/informasi/baca/Risk-Taking/b8685f2eaaf2a9ec0305b771004094e35119caa2
https://www.gramedia.com/literasi/risiko-usaha/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar