Rachma Nurfikha Dewi
AB26-Rachma
Kisah
4 Pebisnis Muda Yang Mengembangkan Bisnisnya
Karena muda bukan berarti
takut, tetapi menjadi pemuda adalah tantangan untuk berkarya dan berkreasi
dalam kolaborasi untuk menginspirasi bersama. Berikut 4 pebisnis muda yang
sukses mengembangkan bisnisnya.
Bisnis Cueva
Pendiri Cueva terdiri dari 9 orang
mahasiswa, nama perusahannya adalah earth company. Mereka menekuni dunia bisnis
kreatif di usia muda rata rata 19 tahun. Saat ini produk hasil ciptaan mereka
baru dipasarkan melalui sosial media. Produksi maksimal Cueva adalah 24 buah
dalam satu bulan, mereka yakin produk yang mereka pasarkan mampu bersaing
dengan produk lainnya.
Asal mula gagasan membuat
Cueva :
awalnya pendiri ingin membuat produk
yang dapat menggantikan cara orang mendengarkan musik. 9 pendiri ini memikirkan
produk apa yang inovatif, ada teknologinya dan bisa diterima masyarakat.
Ketemulah ide untuk membuat passive speaker. Pemasarannya menggunakan website
ternyata membuat penilaian masyarakat cukup bagus. Semenjak pertama kali
launching, banyak media yang datang.
Untuk developingnya memakan waktu
sekitar 5 bulan. Dari segi desain yang terpenting adalah bagian dalamnya
sistemnya sendiri yang unik. Cueva berbentuk parabolik yang bisa menghasilkan
suara. Cueva dibuat handcraft. Proses produksinya 3 Minggu bisa menghasilkan
sekitar 25 buah. Cueva tidak memakai listrik dan alat elektronik di dalamnya dia
sistemnya pure menggunakan resonansi suara. Cara kerjanya dari Handphone yang
memiliki speaker lalu dimasukkan ke dalam tiga buah songket dan secara otomatis
akan menghasilkan suara dari speaker handphonenya sendiri tanpa bantuan alat
listrik.
Bahan utama cueva :
Cueva sendiri terbuat dari kayu
pohon sebagai bahan utamanya, pendiri sudah memikirkan untuk membuat sebuah
program yang bernama one Cueva one tree setiap pembelian sebuah Cueva akan
dikalkulasikan menjadi penanaman satu buah pohon.
Bisnis Growbox
Pendiri
growbox terdiri dari 4 orang pekerja, nama perusahaan nya adalah ideas
Indonesia, keempat anak muda ini menciptakan bisnis kreatif. Berawal dari
keprihatinan mereka terhadap banyaknya makanan instan di zaman modern
menghantarkan mereka menciptakan media tanam jamur tiram yang diberi nama
growbox, yang berbentuk kubus dan terbuat dari kardus. Dalam menjalankan
bisnisnya mereka bermitra dengan para petani jamur, setelah melewati proses
pencampuran bahan, sterilisasi, ingkubasi, media tanam ini pun mereka sulap
menjadi kotak tempat tumbuh jamur yang modern. Sehingga masyarakat pun dapat
menikmati asyiknya bercocok tanam. Kini mereka sudah memasarkan empat jenis
warna jamur yaitu putih, kuning, merah muda dan biru. Dalam satu tahun
dipasarkan kini makin dikenal dan semakin diminati oleh berbagai kalangan
masyarakat dari berbagai usia. Melalui jamur mereka bermimpi untuk dapat
mengubah dunia.
Awal mula muncul gagasan
membuat growbox :
Indonesia ini adalah negara yang
agraris, tapi terlalu banyak mengimpor bahan pangan. masyarakat sekarang ini
sudah tidak peduli makanan datang dari mana. Berdasarkan yang Anisa lihat saat
pergi ke Yogyakarta ada sebuah restoran yang menyajikan semuanya dengan jamur.
Anisa tertarik dengan ini kemudian setelah di riset , ia buat. Dengan
terciptanya growbox ini Anisa ingin mengajak masyarakat untuk menumbuhkan
sendiri makanannya, sehingga mengubah lifestyle masyarakat yang biasa konsumtif
dengan melibatkan mereka diproses pembentukannya. Selain itu ia memamerkan
hasil usahanya ke Singapura dengan membawa 20 kotak growbox dan produknya
disukai oleh masyarakat disana.
Media tanam growbox :
-recycle
serbuk kayu
-olahan
limbah kayu menjadi sesuatu yang bernilai
-sekam
-kapur
-dan
bibit jamur
Masing masing jamur tiram yang di
tanam di growbox semuanya memiliki banyak manfaat untuk dikonsumsi.
Tujuan :
Tujuan dari menjual produk ini
adalah untuk mengedukasi masyarakat agar masyarakat juga tahu dan mengenal
tentang makanan dan khasiatnya.
Bisnis Tonik Lia: gelang,
dan aksesoris
Lia melihat celah bisnis saat itu di
mana para mahasiswa di kampusnya kerap berpenampilan fashionable dan mengikuti
trend model. Setelah lulus kuliah dia semakin mengembangkan bisnisnya dan
memiliki usaha bernama tonik atau toko unik. Saat ini dia sudah memiliki
beberapa gerai di Jakarta dan Surabaya. Dia tidak pernah puas akan pencapaian yang
untuk itu dia terus berinovasi menciptakan produk-produk baru yang unik dan
tidak pasaran.
Awalnya Lia berpikir bahwa anak
desain itu suka memakai sesuatu yang unik dan tidak pasaran. Akhirnya saat itu
memulai membuat pin bergambar lalu berkembang menjadi gelang dan lain lain,
ternyata mendapat respon positif. Tujuan dari membuat bisnis ini adalah untuk
meringankan ekonomi keluarga. Modal pertama kali yang digunakan Lia adalah
berasal dari uang jajan yang terkumpul.
Bisnis Dea: baju batik
Dea sudah memiliki puluhan pegawai
usahanya mencapai ratusan juta rupiah per bulannya. Awalnya dea hanya membantu
ibunya menjual koleksi batik namun ketertarikannya kepada batik berkembang
sampai ia mulai berinisiatif memproduksi batik dari berbagai daerah. Batik-batik
lama yang sudah tidak terpakai kemudian Dea kreasikan dengan berbagai motif
batik lainnya menjadi sebuah desain yang indah dan memiliki nilai jual yang
tinggi. Sebagai generasi muda dia tentunya sudah mulai terbiasa menggunakan
media sosial ia memanfaatkan untuk memasarkan produknya dan sudah terbukti
langkah yang diambilnya sudah efektif. Sampai saat ini dia masih terus ingin
mengembangkan bisnisnya baginya kesempatan yang ia dapatkan saat ini merupakan
salah satu jalan untuk membantu bersama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar