BRAND IDENTITY
PENDAHULUAN
Dalam konsep marketing brand memiliki nilai yang
sangat besar dan melebihi functional benefit yang ditawarkan brand kepada
konsumennya. Jadi di dalam sebuah brand terdapat value-value tertentu yang bisa
membuat orang loyal terhadap brand tersebut. Di era marketing yang baru ini
tidak hanya lagi service dan kualitas produk yang dijual melainkan dampak dari
penjualan produk brand tersebut terhadap lingkungan sekitar itu bagaimana.
Brand juga menjadi identitas perusahaan untuk
memasarkan produknya, Identitas perusahaan tercermin melalui logo, nama, dan
tampilan lain yang digunakan perusahaan yang terdapat pada kemasan produk,
seragam, dan sebagainya. Identitas perusahaan juga dapat berupa non fisik
seperti nilai-nilai dan filosopi perusahaan, pelayanan, gaya kerja dan
komunikasi. Tujuannya adalah untuk membedakannya dengan perusahaan lain.
PEMBAHASAN
Brand identity merupakan asosiasi merek yang unik yang
menunjukkan janji kepada konsumen agar menjadi efektif, identitas merek perlu
beresonansi dengan konsumen, membedakan merek dari pesaing, dan mewakili sebuah
organisasi dari waktu ke waktu (Ghodeswar, 2008).
Brand identity menimbulkan pengakuan, memperkuat
perbedaan dan membuat ide-ide besar yang dapat diakses. Brand identity
mengambil elemen-elemen yang berbeda dan menyatukannya ke dalam seluruh system (Wheeler, 2017).
Elemen brand adalah upaya visual bahkan kadangkala
fisik yang bertindak mengidentifikasi dan mendeferensiasi suatu produk atau
jasa perusahaan. Elemen brand formal di antaranya nama,jenis logo, dan slogan
bersatu membentuk identitas visual suatu brand atau perusahaan (Kotler &
Pfoertsch, 2008).
Menurut (Kotler & Keller,
2009), terdapat enam kriteria utama dalam memilih brand
identity:
1.
Memorability:
bentuk elemen merek harus dengan mudah dikenali dan dapat dengan mudah diingat
kembali.
2.
Meaningfulness:
dapat dijabarkan dengan jelas arti dari elemen merek tersebut secara dekriptif
dan juga secara persuasif tentang hubungannya terhadap sebuah produk.
3.
Likable:
bentuk,warna atau nama harus dirumuskan secara menarik agar dapat mendapatkan
perhatian konsumen dan juga memiliki nilai estetika yang baik.
4.
Transferable:
sebuah elemen merek sebaiknya bisa digunakan untuk kepentingan bisnis yang
lebih besar lagi. Sebuah elemen merek juga harus dapat digunakan lintas
geografi.
5.
Adaptability:
kriteria kelima untuk elemen merek adalah memiliki lintas waktu yang fleksibel,
atau dapat dengan mudah dilakukan pembaruan atau update.
6.
Protectability:
hasil pilihan merek tersebut harus dilindungi secara hukum maupun citra
kompetitif secara internasional.
REFERENCES:
Ghodeswar, B. M. (2008). Building brand identity in
competitive markets: a conceptual model. Journal of Product & Brand
Management, 17(1), 4–12.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen
pemasaran. edisi.
Kotler, P., & Pfoertsch, W. (2008). Dalam B2B brand
management. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Wheeler, A. (2017). Designing brand identity: an essential
guide for the whole branding team. John Wiley & Sons.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar