Abstrak
Semakin berkembangnya teknologi yang memudahkan segala aspek kehidupan termasuk dalam berbisnis, membuat semakin banyak berdirinya bisnis-bisnis yang tentunya membuat persaingan antar bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan tentunya ingin bertahan bahkan mengembangkan bisnisnya agar memiliki keuntungan yang semakin maksimal. Dalam berjalannya sebuah perusahaan tentunya sumber daya manusia berkontribusi dengan sangat besar bagi sukses atau tidaknya usaha tersebut. Kinerja karyawan yang maksimal akan membantu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal pula. Kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya motivasi kerja.
kata kunci: sumber daya manusia, kinerja karyawan, motivasi kerja
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi, persaingan bisnis semakin
ketat karena tidak hanya bersaing dengan produk lokal melainkan juga harus
bersaing dengan produk mancanegara. Dalam sebuah perusahaan maupun organisasi,
sumber daya manusia atau SDM memiliki peran penting dalam berjalannya
perusahaan atau organisasi tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia
selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan dan kehidupan
organisasi/perusahaan, oleh karena itu manusia menjadi perancang, pelaku, dan
penentu tercapainya tujuan organisasi/perusahaan. Di samping itu tujuan
organisasi tidak mungkin tercapai tanpa peranan manusia, bagaimanapun
canggihnya teknologi sekalipun faktor manusia dianggap asset yang sangat
penting dalam suatu organisasi, karena apabila sebuah perusahaan atau
organisasi memiliki sumber daya manusia yang berkualitas maka hal tersebut
dapat memudahkan perusahaan atau organisasi untuk mengintegrasikan visi
perusahaan. Dengan kontribusi penting yang dapat diberikan sumber daya manusia
yaitu karyawan bagi kesuksesan sebuah usaha maka penting sebuah bisnis untuk
memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan kinerja sumber daya
manusia. Kinerja yang baik akan mampu membantu tercapainya tujuan bisnis
sesuai dengan yang telah direncanakan, tentunya sebuah bisnis tidak hanya
mengharapkan pegawai yang mampu, cakap dan terampil, tetapi juga pegawai yang
memiliki kemauan untuk bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja
yang optimal. Kinerja di pengaruhi oleh berbagai faktor salah satu yang terpenting
yaitu motivasi kerja karyawan.
PEMBAHASAN
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah sebagai orang yang
dipekerjakan oleh perusahaan atau departemen di perusahaan yang bertanggung
jawab atas perekrutan, pelatihan, tunjangan, dan catatan. Menurut
Hasibuan, Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan
daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan
dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk
memenuhi kepuasannya. Menurut Hamali (2016:2) menyatakan bahwa sumber daya
manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi,
meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Sumber daya yang terdapat dalam
suatu organisasi bisa dikelompokkan atas dua macam, yakni sumber daya
manusia (human resource) dan sumber daya non manusia (nonhuman resource).
Kelompok sumber daya non manusia ini mencakup modal, mesin, teknologi,
bahan-bahan (material) dan lain-lain. Sulistiyani dan Rosidah (2009:11)
mrndrefinisikansumber daya manusia sebagai aset dan berfungsi sebagai modal
(non material / non financial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat
diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam
mewujudkan eksistensi organisasi. Sumber daya manusia memiliki beberapa
manfaat, yaitu:
- Tenaga
Kerja: Tenaga kerja atau ‘man power’ adalah seluruh penduduk yang
mempunyai usia siap kerja (produktif). Tenaga kerja memiliki kemampuan
untuk memberikan jasa setiap satuan waktu yang dapat menghasilkan produk
berupa barang maupun jasa yang dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri atau
orang lain
- Tenaga
Ahli: Sumber daya manusia dapat difungsikan sesuai bidang dan
kemampuannya, salah satunya yaitu sebagai tenaga ahli bagi suatu
perusahaan atau dalam sebuah negara.
- Pemimpin:
Sumber daya manusia yang memiliki kapasitas lebih besar dengan skill dan
pengalaman yang mumpuni sehingga dalam hal ini akhirnya bisa berperan
sebagai bagian adanya pemimpin bagi suatu golongan, perusahaan, maupun
organisasi.
- Tenaga
Usahawan: Sumber daya manusia yang bisa berperan menjadi tenaga usahawan
ialah mereka yang dapat melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan
kemandirian dalam rangka menciptakan suatu produk baru yang bermanfaat
bagi orang banyak maupun lingkungannya.
- Pengembangan
IPTEK: Sumber daya manusia juga memiliki fungsi utama dalam penemuan dan
pengembangan ilmu sehingga bisa digunakan untuk kemajuan dirinya sendiri,
arti lingkungan, dan orang lain termasuk perusahaan ataupun organisasi.
2.
Kinerja Karyawan
Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan
kegiatan atau menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil
seperti yang diharapkan. Menurut Rivai & Basri (2004) Kinerja adalah hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
pencapaian tujuan perusahaan secara ilegal, tidak melanggar hukum dan tidak
bertentangan dengan moral dan etika. Kinerja apabila dikaitkan dengan performance
sebagai kata benda (noun), maka pengertian performance atau kinerja adalah
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
pencapaian tujuan perusahaan secara ilegal, tidak melanggar hukum dan tidak
bertentangan dengan moral dan etika (Rivai & Basri, 2004; Harsuko 2011).
Menurut Sinambela, dkk (2012) kinerja karyawan adalah kemampuan pegawai dalam
melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab
dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan pegawai dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Menurut Steers (dalam
Suharto & Cahyono 2005) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja,
yaitu:
- Kemampuan,
kepribadian dan minat kerja.
- Kejelasan
dan penerimaan atau kejelasan peran seseorang pekerja yang merupakan taraf
pengertian dan penerimaan seseprang atas tugas yang diberikan
kepadanya.
- Tingkat
motivasi pekerja yaitu daya energi yang mendorong, mengarahkan dan
mempertahankan perilaku.
3.
Motivasi Kerja
Motivasi adalah sebuah kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah suatu
tujuan tertentu. Menurut Melayu motivasi adalah pemberian daya penggerak
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,
bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai
kepuasan. Sedangkan menurut Wayne F. Cassio, motivasi adalah sesuatu
kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya
(misalnya : rasa lapar, haus dan bermasyarakat). Menurut PF. Drucker,
motivasi berperan sebagai pendorong kemauan dan keinginan seseorang. dan inilah
yang motivasi dasar yang mereka usahakan sendiri untuk menggabungkan dirinya
dengan organisasi untuk berperan dengan baik.
Motivasi kerja adalah dorongan yang menggerakkan seseorang dalam bekerja
untuk melakukan pekerjaan dengan segala upaya dan bekerjaa secara efektif untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai. Menurut Ernest J. McCormick motivasi
kerja merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi membangkitkan, mengarahkan
dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Dalam
kehidupan berorganisasi, motivasi menjadi suatu hal yang sangat penting dan
perlu diadakan karena dengan adanya motivasi mampu merubah perilaku seseorang
yang termotivasi. Menurut Hasibuan motivasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu
:
- Motivasi
Positif (insentif positif): Motivasi ini maksudnya adalah manager
memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka
yang berprestasi diatas perestasi standar. Dengan motivasi positif,
semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang
menerima yang baik-baik saja.
- Motivasi
Negatif (insentif negatif): Motivasi negatif maksutnya adalah manager
memotivasi bawahan dengan standar bahwa mereka akan mendapat hukuman.
Dengan memotivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu
pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka
panjang dapat berakibat kurang baik
Motivasi sebagai daya pendorong yang mengakibatkan
seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengarahkan kemampuan dalam
bentuk keahlian dan keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan
berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya
dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah
ditentukan sebelumnya. Menurut Winardi 1983 (dalam Suwarto 2010)
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut:
- Kebutuhan-kebutuhan
pribadi.
- Tujuan-tujuan
dan persepsi-persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan.
- Cara
dengan apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan
direalisasikan.
4. Teori
Motivasi Kerja
Menurut Abraham Maslow (dalam Harsuko 2011), penyusun teori ini
menghipotensikan bahwa dalam diri setiap manusia terdapat lima tingkatan
kebutuhan yaitu:
- Kebutuhan
fisiologis, termasuk lapar, haus, tempat berteduh, seks, dan kebutuhan
badaniah lainnya.
- Kebutuhan
akan rasa aman, termasuk keamanan dan perlindungan terhadap gangguan fisik
serta emosional.
- Kebutuhan
sosial, termasuk kasih sayang, penerima oleh masyarakat, keanggotaan
kelompok, dan kesetiakawanan.
- Kebutuhan
penghargaan, termasuk harga diri, kemandirian, keberhasilan, status,
pengakuan dan perhatian.
- Kebutuhan
akan aktualisasi diri, termasuk kemampuan berkembang, kemampuan mencapai
sesuatu, kemampuan mencukupi diri sendiri.
Menurut maslow, bila kebutuhan tingkat pertama terpenuhi, kebutuhan
tingkat berikutnya menjadi dominan. Begitu seterusnya secara hierarki.
Sedangkan, Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan
pekerjaanya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan. Dua faktor
tersebut adalah Maintenance Factors dan Motivation Factors. Maintenance factors
merupakan faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia
yang ingin memperoleh ketentraman badaniah, seperti gaji, kondisi kerja fisik,
kepastian kerja dan lain-lain. Sedangkan Motivation Factors adalah faktor yang
menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam
melakukan pekerjaan, seperti kemajuan, perkembangan, tanggung jawab,
penghargaan, prestasi, pekerjaan itu sendiri. Menurut teori ini, motivasi
ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang
lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan kemampuan.
5.
Hubungan Antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Karyawan
Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi, karena
setiap kebutuhan dan keinginan tiap individu berbeda. Seseorang yang
termotivasi tinggi akan menyelesaikan semua tugas yang diberikan kepadanya.
Manfaat utama dari motivasi adalah meningkatkan gairah kerja sehingga
produktivitas kerja tercapai. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena
bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan
dengan tepat. Artinya pekerjaan dilakukan sesuai standar yang benar dan dalam
skala waktu yang ditentukan, serta orang senang melakukan pekerjaannya (Suharto
& Cahyono 2005).
Setiap karyawan mempunyai kebutuhan bersifat material dan non
material yang selalu meningkatkan intensitasnya dan mendorong
atau mengarahkan kinerja. Motivasi merupakan predisposisi psikis bagi
perilaku, yakni manusia berperilaku adalah tergantung pada motivasinya. Dengan
terpenuhinya setiap kebutuhan tersebut akan mendorong motivasi individu untuk
mempunyai kinerja yang lebih baik. Faktor motivasi memiliki hubungan
langsung dengan kinerja karyawan. Sesuai dengan pendapat David Mc. Clelland
yang mengatakan bahwa motivasi kerja karyawan akan timbul bila ada pemuasan
kebutuhan, yaitu: kebutuhan untuk prestasi, kebutuhan untuk kekuasaan dan
kebutuhan untuk berafiliasi. Dengan terpenuhi kebutuhan tersebut akan meningkat
kinerja karyawan. Semakin tinggi motivasi karyawan akan semakin tinggi pula
kinerja karyawan. Semakin tinggi tingkat intensitas kerjanya, semakin karyawan
memahami tujuan organisasi dan semakin tekun kerjanya maka motivasi karyawan
semakin tinggi.
Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seorang karyawan
seharusnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan
dan keterampilan seseorang tidak efektif tanpa pemahaman yang jelas tentang apa
yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa kinerja berhungan denagn motivasi. Oleh karena itu, motivasi kerja sangat
berpengaruh bangi kinerja karyawan. Dengan motivasi kerja yang tinggi maka akan
meningkatkan dan memaksimalkan kinerja karyawan. Kinerja karyawan yang maksimal
tentunya sangat berperan penting dalam optimalisasi keuntungan sebuah bisnis.
KESIMPULAN
Dalam sebuah perusahaan, sumber daya manusia yaitu karyawan sangat berperan penting terhadap keberlangsungan sebuah bisnis. Meskipun teknologi semakin canggih, namun manusia tetap menjadi perancang, pelaku, dan penentu tercapainya tujuan organisasi/perusahaan. Karena sumber daya manusia menjadi sebuah aspek yang sangat penting maka dibutuhkan kinerja yang maksimal dari para karyawan. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Kinerja karyawan meliputi kualitas dan kuantitas output serta keandalan dalam bekerja. Kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa aspek, salah satu yang terpenting yaitu motivasi kerja. Motivasi kerja sangat berpengaruh, Hubungan antara motivasi dan kinerja berbanding lurus, artinya bahwa semakin tinggi motivasi karyawan dalam bekerja maka kinerja yang dihasilkan juga tinggi. Begitu juga sebaliknya ketika motivasi karyawan semakin rendah dalam bekerja maka kinerja yang dihasilkan akan semakin rendah dan kurang optimal. Sedangkan karyawan dapat bekerja dengan baik bila memiliki kinerja yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik pula. Dengan kinerja karyawan yang maksimal tentunya hal tersebut akan memudahakan sebuah bisnis untuk melakukan optimalisasi keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA
Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Notoatmodjo Soekodjo, 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT.Rineka Cipta.
Murti H, Veronika AS. 2013. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai dengan Variabel Pemediasi Kepuasan Kerja pada PDAM Kota Madiun. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi, 1(1): 10-17.
Permansari R. 2013. Pengaruh Motivasi dan Lingkunagan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Anugrah Raharjo Semarang. Management Analysis Journal, 2(2): 1- 9.
Suwardi, Joko U. 2011. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Pegawai Setda Kabupaten Pati). Analisis Manajemen, 5(1): 75-86.
Ruky, Achmad S. 2003, SDM Berkualitas Mengubah Visi Menjadi Realitas, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar