Rajib Fahmi (@V27-Rajib)
Abstrak
Pelatihan
bagi sumber daya manusia merupakan keniscayaan bagi setiap organisasi maupun
lembaga, karena hampir semua orang mengakui bahwa keberhasilan suatu
lembaga/organisasi sangat tergantung pada sumber daya manusia yang
mengelolanya. Penempatan sumber daya manusia secara langsung dalam pekerjaan
tidak menjamin mereka akan berhasil. Sumber daya manusia yang baru sering
merasa kurang percaya diri dan merasa kurang pasti tentang peranan dan tanggung
jawabnya dalam lembaga/organisasi tempatnya bekerja. Oleh karenanya, kepada
mereka semestinya diadakan pembekalan berupa pelatihan yang menjurus kepada
tanggung jawabnya dalam lembaga/organisasi dimaksud. Sumber daya manusia yang
kurang percaya diri tidak mungkin melaksanakan kewajiban secara maksimal,
apalagi dalam lembaga pendidikan misalnya. Untuk itu bagai karyawan/guru
diperlukan pelatihan yang memiliki manajemen yang baik, sehingga upaya
meningkatkan mutu lulusan dapat terwujud.
Kata
Kunci : Manajemen Pelatihan, Sumber Daya Manusia
Pendahuluan
Berbicara
tentang sumber daya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses
manajemen lainnya seperti strategi perencanaan, pengembangan manajemen dan
pengembangan organisasi. Keterkaitan antara aspek-aspek manajemen itu sangat
erat sehingga sulit untuk membicarakannya secara terpisah. Kita menyadari bahwa
elemen utama dari setiap organisasi adalah sumber daya manusia. Elemen sumber
daya manusia bahkan lebih utama dari modal, teknologi, maupun uang, sebab
manusia itu sendiri adalah pengendali dari ketiga aspek tersebut.
Pelatihan
sumber daya manusia merupakan kemestian bagi setiap organisasi maupun lembaga,
karena penempatan sumber daya manusia secara langsung tanpa pembekalan atau
pelatihan dalam pekerjaan tidak menjamin mereka akan berhasil. Sumber daya
manusia yang baru sering merasa tidak pasti tentang peranan dan tanggung
jawabnya dalam lembaga tempat ia bekerja. Oleh karenanya, kepada mereka
semestinya diadakan pembekalan berupa pelatihan yang menjurus kepada
bertambahnya kemampuan dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban di lembaga dimaksud.
Penggunaan istilah pelatihan menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut merupakan usahausaha berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi. Pelatihan biasanya selalu digandengkan dengan istilah pengembangan. Namun pengembangan lebih terfokus pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas hubungan manusia (human relation) bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah, sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah (pelaksana).
Pembahasan
A.
Manajemen Pelatihan
1.
Pengertian Manajemen . istilah yang tidak asing lagi bagi pendengaran kita
terutama yang sering berorganisasi. Namun pemahaman tentang istilah ini sangat
bervariasi menurut sudut pandang masing-masing pakar. Terry (1972:4) dalam
Dachnel Kamars, (2004) mendefinisikan manajemen dengan menyebut : Management is
a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and
controlling, performed to determine and a complish stated objectives by the
used of human beings and other Resources. Maksudnya : manajemen adalah proses
berbeda yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan yang dipertunjukkan untuk menentukaqn dan menyelesaikan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan sumber-sumber
daya manusia dan lainnya. maka manajemen adalah upaya mengatur, dan mengarahkan
berbagai sumber daya, mencakup manusia (man), uang (money), barang (material),
mesin (machine), metode (methode) dan pasar (market). Berdasarkan beberapa
pendapat tentang manajemen diatas, dapat diketahui bahwa manajemen itu adalah
semua kegiatan yang memanfaatkan manusia dan sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan sesuai dengan rencana.
2.
Pelatihan
A.Pengertian
Pelatihan Pelatihan merupakan suatu perbaikan kinerja dan meningkatkan motivasi
kerja para karyawan yang dibebankan padanya, sehingga karyawan mengalami
kemajuan dalam hal pengetahuan, keterampilan dan keahliannya sesuai dengan
bidang pekerjaannya. Pelatihan juga sering dipasangkan dengan pendidikan. Namun
sebagai perbandingan, berikut disajikan pengertian pelatihan yang dikemukakan
beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
·
Menurut
Gary Dessler yang diterjemahkan oleh Benyamin (1997:263) Pelatihan adalah
proses mengajarkan karyawan baru yang ada sekarang, keterampilan dasar yang
mereka butuhkan untuk menajalankan pekerjaan mereka.
·
Menurut
Barry Chusway (2002:114) yaitu :Pelatihan adalah proses mengajarkan keahlian
dan memberikan pengetahuan yang
perlu,serta sikap upaya mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan
standar
Dari
kajian beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pelatih adalah suatu
pendidikan jangka pendek untuk mengajarkan ilmu pengetahuan keahlian dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
sehingga karyawan memberikan kontribusi terhadap instansi melalui kemampuan
keterampilan yang telah didapatnya diaplikasikan dalam pekerjaannya serta
terus-menerus untuk meningkatkan kualitas kerjanya.
B.Prinsip-prinsip
dan indikator pelatihan. Sebagai upaya yang akan dilakukan, maka pelatihan memiliki
beberapa prinsip yang dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan pelatihan.
Prinsip-prinsip dimaksud antara lain : (a) Partisipasi, (b) Pendalaman, (c)
Relevansi, (c) Pengalihan, (d) Umpan balik, (e) Suasana nyaman dan (f) Memiliki
kriteria
Sedangkan
Indikator-indikator pelatihan sumber daya manusia yang diterapkan menurut
(Hasibuan 2012:68) antara lain sebagaimana berikut:
1)
Prestasi kerja karyawan, apabila prestasi kerja atau produktifitas kerja
karyawan setelah mengikuti pelatihan, baik kualitas maupun kuantitas kerjanya
meningkat maka berarti pelatihan yang dilakukan cukup baik, tetapi jika
prestasi kerjanya tetap, maka pelatihan yang dilakukan kurang baik dan perlu
adanya perbaikan
2)
Kedisiplinan karyawan, jika kedisiplinan karyawan setelah mengikuti
pengembangan dan pelatihan semakin baik, maka pelatihan yang dilakukan tersebut
sudah baik, akan tetapi jika kedisiplinan tidak meningkat berarti pelatihan
yang dilakukan kurang baik
3)
Absensi karyawan, kalau absensi karyawan setelah mengikuti pelatihan meningkat
maka pelatihan yang dilakukan tersebut sudah baik, sebaliknya apabila pelatihan
yang diterapkan kurang baik
C.Teknik-teknik
pelatihan
Setiap
program pelatihan harus dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan perestasi
kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada
dua kategori pokok program pelatihan manajemen yaitu : (1) Metode praktis (on
the job training) dan (2) Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode
simulasi (off the job training). Masing-masing kategori memiliki sasaran
pengajaran, sikap, konsep atau pengetahuan dan/atau keterampilan yang berbeda
antara satu dengan lainnya. pemilihan teknik yang akan digunakan pada program
pelatihan tersedia beberapa trade offs. Artinya, tidak satupun teknik yang
selalu baik: dan selalu tergantung pada sejauh mana suatu teknik memenuhi
faktor-faktor berikut: (a) Efektivitas biaya. (b) Isi program yang dikehendaki,
(c) Kelayakan fasilitas-fasilitas, (d) Preferensi dan kemampuan peserta, (3)
Preferensi dan kemampuan instruktur atau pelatih, dan (f) Prinsip-prinsip
belajar
Metode
latihan yang paling banyak digunakan adalah teknik-teknik on the job. Karyawan
dilatih tentang pekerjaan baru dengan sepervise langsung oleh seorang pelatih
yang berpengalaman baik karyawan lain maupun karyawan dari dalam sendiri. Dari
berbagai macam teknik ini yang dapat digunakan dalam praktek adalah : Rotasi
jabatan, Latihan instruksi pekerjaan, Magang (apprenticeships), Coaching, dan
Penugasan sementara.
D.Tujuan
pelatihan
1)Untuk
meningkatkan keterampilan para karyawan sesuai dengan perubahan teknologi.
2)
Untuk meningkatkan produktivitas kerja organisasi.
3)
Untuk mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru agar menjadi kompeten.
4)
Untuk membantu masalah operasional.
5)
Memberi wawasan kepada para karyawan untuk lebih mengenal organisasinya.
6) Meningkatkan kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya yang sekarang
KESIMPULAN
Secara
pragmatis program pelatihan memiliki dampak positif baik bagi individu maupun
organisasi. Hal ini sesuai dengan Smith (1997) yang menguraikan profil
kapabilitas individu berkaitan dengan skill yang diperoleh dari pelatihan dan
pengembangan. Seiring dengan pengusaan keahlian atau keterampilan, maka
penghasilan yang diterima individupun akan meningkat. Pada akhirnya hasil
pelatihan akan membuka peluang bagi peningkatan kinerja, mutu pekerjaan, maupun
mutu lulusan.
REFRENSI
https://media.neliti.com/media/publications/54626-ID-manajemen-pelatihan-sumber-daya-manusia.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar