Oleh : Umi Nurul Solikhah (@V08-UMI)
ABSTRAK
Tingginya
pengangguran dan terbatasnya lowongan pekerjaan di Indonesia memaksa kita semua
untuk berwirausaha, namun keterbatasan akan pengetahuan, keterampilan dan motivasi
menjadi kendala utama. Generasi milenial sebagai generasi muda masa depan
bangsa Indonesia perlu dilatih dan ditingkatkan kompetensinya sehingga
teknologi yang menjadi konsumsi mereka dapat bermanfaat dan menghasilkan
penghasilan bagi dirinya atau orang lain. Tujuan dari pelatihan digital
entrepreneurship adalah sebagai pendidikan kewirausahaan berdasarkan teknologi
yang sudah melekat pada mereka, yang merupakan salah satu aspek penting dan
strategis untuk meningkatkan daya saing dan mengurangi pengangguran yang berdampak
pada stabilitas ekonomi Indonesia. Pelatihan kewirausahaan berusaha mewujudkan sikap
mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan
bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan
usahanya. Kewirausahaan perlu ditanamkan dan dikembangkan sejak masih muda. Munculnya
permasalahan saat ini adalah banyaknya pengangguran dan sulitnya mendapatkan
pekerjaan, maka hasil yang diharapkan dengan pengetahuan kewirausahaan yang
didapat dari pelatihan digital entrepreneurship akan menjadi modal kelak untuk
membuka usaha sendiri.
Kata
kunci: Pelatihan Digital, Entrepreneurship, Kewirausahaan
PENDAHULUAN
Persaingan
global sudah sangat sengit dan tidak bisa dielakkan lagi, sehingga menjadi tantangan
bagi negara Indonesia. Hampir setiap negara bersaing menonjolkan keunggulan sumber
daya masing-masing. Pemberdayaan sumber-sumber ekonomi dapat dilakukan apabila
sumber daya manusia di negara tersebut memiliki kompetensi keterampilan,
keahlian, dan pengetahuan yang cukup untuk mengembangkan sumber tersebut. Namun
dipastikan akan kalah bersaing secara global, apabila minimnya pengetahuan SDM,
minimnya keterampilan SDM, sempitnya lapangan pekerjaan serta kurangnya perhatian
dari pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan (Misnawati & Yusriadi,
2018).
Pelatihan
digital entrepreneurship mendorong masyarakat agar membuka usaha dengan memanfaatkan
teknologi informasi. Bentuk usahanya pun bisa beraneka ragam, bisa sifatnya barang
atau jasa. Apabila sudah memiliki produk maka didorong untuk menjualnya secara online
dengan memanfaatkan media sosial atau market place yang sudah terkenal seperti Tokopedia,
Bukalapak, Lazada, dan sebagainya. Jika produknya berupa jasa maka dapat didorong
untuk membuat website sendiri dan dan beriklan di media sosial. Apabila belum memiliki
produk barang atau jasa, maka didorong memunculkan ide kreatif sehingga memiliki
keyakinan untuk melangkah menjadi pengusaha.
PERMASALAHAN
Pengangguran
dan kemiskinan masih menjadi momok bangsa Indonesia bahkan menjadi tugas besar
pemerintah Indonesia, karena kondisi tersebut lambat laun akan mengganggu stabilitas
ekonomi Indonesia. permasalahan saat ini adalah banyaknya pengangguran dan sulitnya
mendapatkan pekerjaan.
PEMBAHASAN
Pelatihan
Dasar Digital Entrepreneurship
Tujuan
dari pelatihan adalah dalam rangka membangkitkan semangat peserta pelatihan
agar termotivasi untuk berwirausaha di era digital, kemudian membantu mereka menemukan
ide-ide kreatif untuk dirancang sebagai sebuah usaha dengan memaksimalkan teknologi
informasi saat ini. Ide tersebut tidak lepas dari kemampuan, skill dan hobi
yang mereka miliki agar usaha yang dijalankan terasa lebih ringan dan
menyenangkan. Sasaran pelatihan dasar digital entrepreneurship adalah para
generasi milenial yang memiliki kecendrungan untuk berwirausaha dan memiliki
minat untuk segera memulai usaha (pre start-up stage). Menurut Ambarita dkk.
(2018), pengetahuan e-commerce juga perlu ditanamkan pada pelatihan, sehingga
ada gambaran umum akan bisnis di era digital. Setelah mengikuti pelatihan para
pemuda generasi milineal diharapkan terdorong untuk segera berwirausaha dengan
mengubah kebiasan mereka menggunakan gadget kepada hal yang positif dan menghasilkan
dengan diawali mengajari mereka untuk membuat sebuah perencanaan bisnis
(bussiness plan) yang jelas.
Pelatihan
Penguatan Usaha Digital Entrepreneur
Menurut
Yuliani, dkk (2019, kewirausahaan diawali dengan mengamati, meniru, dan memodifikasi.
Proses imitasi dan duplikasi tersebut kemudian berlanjut menjadi proses pengembangan
produk yang memiliki inovasi sehingga sangat berbeda dengan produk sebelumnya.
Tingkat prestasi, pengalaman, pendidikan dan komitmen akan mempengaruhi tingkat
inovasi dan kreativitas produk tersebut.
Pelatihan
penguatan usaha digital entrepreneurship mengajarkan bagaimana memulai usaha
digital, dimulai dari belajar pembuatan website, mengelola website, beriklan di
internet baik menggunakan media sosial atau google adsense, atau media lainnya.
Sebelum pelatihan diharapkan sudah berada pada tahap berani memulai usaha (the
start-up stage) dan tahap pertumbuhan usaha (early-growth stage). Tahap ini
sudah mulai harus memiliki website, terdaftar di market place dan media sosial
dan beriklan secara online. Arsyad dkk. (2015) menyatakan bahwa beriklan dalam
ranah digital menjadi keharusan terutama bagi UMKM yang diawali usahanya secara
konvensional, sehingga dengan beriklan secara online dan memiliki website
membuat usahanya tersebut naik level menjadi lebih baik dan tinggi.
Pelatihan
Pengembangan Usaha digital Entrepreneur
Pada
pelatihan pengembangan, generasi milenial selama pelatihan diharapkan sudah
memiliki pengetahuan yang cukup dan kemampuan yang mumpuni untuk dapat bertahan
mengelola bisnis berbasis teknologi komunikasi. Mereka sudah mengerti sistem
kerja SEO (search engine optimization) agar website dan iklan yang dipasang
dapat terindeks lebih mudah dan cepat, sehingga konsumen akan lebih memilih
produk yang ditawarkan. Selain itu, mengerti sistem kerja market place agar
lebih mudah menarik pelanggan. Dalam kondisi persaingan yang cukup ketat harus
dihadapi sehingga inovasi dan kreativitas dituntut agar dapat memenangkan kompetisi.
Pengusaha akan memenangkan kompetisi tersebut apabila produk yang dimiliki
kualitasnya terbaik dan unggul dalam kualitas pelayanan terhadap konsumen
seperti pengirimanan tepat waktu, merespon pertanyaan konsumen dengan cepat,
pengemasan produk rapi, dan proses pemesanan mudah dan cepat (Mastura dkk.,
2018).
Kegagalan
dalam berwirausaha di era digital dapat dihindari apabila faktor-faktor penyebab
kegagalan segera diatasi seperti kurangnya pengetahuan dunia teknologi
informasi dapat diatasi dengan memperbanyak belajar baik secara online atau
offline. Saat ini media pembelajaran sudah sangat mudah tersedia di serarch
engine seperti Google, Youtube dan lain-lain. Sikap kurang sungguh-sungguh
dalam berwirausaha juga akan teratasi apabila kita mengikuti komunitas
kewirausahaan yang sudah banyak menjamur dimana-mana baik secara online maupun
offline (Priastiana dkk., 2018). Pengembangan digital entrepreneurship tidak boleh
terhenti, maka diperlukan role model yang membantu usaha tersebut tetap bertahan
dan berkembang semakin besar yaitu inkubator bisnis. Inkubator bisnis adalah
lembaga yang dibentuk untuk membantu bisnis tetap bertahan dan berkembang
sehingga akan menjadi wirausahawan tangguh, inovatif, dan memiliki daya saing
tinggi.
Demi
mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan,
maka inkubator bisnis bukan hanya saja tanggung jawab perguruan tinggi tapi menjadi
tanggung jawab pemerintah. Dukungan pemerintah sangat diperlukan agar inkubator
bisnis semakin banyak bermunculan di Indonesia sehingga memunculkan generasi
milenial yang menjadi pengusaha. Sinergitas antar pemerintah, perguruan tinggi,
masayarakat dan dunia usaha tidak dipungkiri menjadi sebuah keharusan demi
terwujudnya inkubator bisnis yang berkualitas.
KESIMPULAN
Pelatihan
digital entrepreneurship merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
generasi milenial agar memiliki jiwa kewirausahaan dengan harapan kedepannya
memiliki usaha sendiri sehingga dapat mengurangi pengangguran, kemiskinan dan
membuka lapangan pekerjaan dengan memaksimalkan teknologi informasi saat ini.
Pelatihan digital entrepreneurship juga dimaksudkan untuk membawa generasi
milenial ke arah penggunaan teknologi secara positif dan menghasilkan
keuntungan bagi dirinya dan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Misnawati
& Yusriadi. 2018. Efektifitas pengelolaan kewirausahaan berbasis kognitif personal
melalui penggunaan infrastruktur digital. JMM Online, 2(3), 138-145.
Ambarita,
I., Sihombing, A., & Buaton, R. 2018. Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa dan
Alumni Guna Era Digital. Jurnal Methomika, 2(2), 109-115.
Yuliani,
N., Novita, D., & Pramestari, D. (2019, Juli). Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Kawula
Muda di Era Milenial melalui Pendekatan Inside Out. IKRAITH-ABDIMAS, 2(2),
12-22.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar