Orientasi
Kewirausahaan
Orientasi
kewirausahaan mengacu pada proses, praktik, dan pengambilan keputusan yang
mendorong kearah baru dan mempunyai tiga aspek kewirausahaan, yaitu selalu
inovatif, bertindak secara proaktif dan berani mengambil resiko. Mengukur orientasi
kewirausahaan (entrepreneurial orientation) digunakan indikator yang
dikembangkan dari penelitian Lee dan Tsang.
Variabel
ini diukur dengan 4 dimensi, yaitu: Need for Achievement, Internal Locus of
Control, Self Reliance, and Extroversion. Orientasi kewirausahaan memegang
peranan penting dalam meningkatkan kinerja usaha dan menjadi suatu makna yang
dapat diterima untuk menjelaskan kinerja usaha.
Seseorang
tidak akan mengalami perkembangan tanpa menggunakan upaya pikir dan fisik untuk
menciptakan suatu rekayasa positif demi satu perubahan. Seorang wirausaha
senantiasa berupaya melakukan inovasi untuk memperbaiki suatu keadaan (Machfoedz & Mas’ud, 2006).
v Dimensi
Orientasi Kewirausahaan
Orientasi
kewirausahaan yang tercermin dari sikap penuh inovasi, proaktif dan keberanian
mengambil resiko diyakini mampu mendongkrak kinerja perusahaan. Untuk mengukur
orientasi kewirausahaan (entrepreneurial orientation) digunakan
indikator yang dikembangkan dari penelitian Lee dan Tsang yang terdiri dari (Anomsari, 2011):
1. Need
for achievement (kebutuhan berprestasi)
Kebutuhan berprestasi
adalah faktor psikologis yang kuat yang memicu seseorang melakukan aktivitas
sepanjang tujuannya belum tercapai. Indikator need for achievement
meliputi:
a. Tidak
puas bila yang diinginkan belum diperoleh.
b. Terus
berusaha meski orang lain mengatakan tidak mungkin.
c. Terus bekerja sampai mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Internal
locus of control (keyakinan diri)
Locus of control
merupakan keyakinan bahwa keberhasilan itu adalah karena usaha dari diri
sendiri. Indikator internal locus of control meliputi:
a. Apa
yang dicapai adalah hasil kerja keras
b. Untung
atau ruginya usaha ditentukan oleh diri sendiri
c. Mampu
menguasai diri
3. Self
Reliance
a. Orang
lain banyak yang dapat bekerja sebaik saya
b. Suka
mengambil keputusan sendiri
4. Extroversion
a. Suka
berjumpa dengan orang baru
b. Berinisiatif
untuk memulai pembicaraan
c. Menyukai
banyak kesibukan
v Dimensi
Orientasi Pasar
Orientasi
pasar merupakan ukuran perilaku dan aktivitas yang mencerminkan implementasi
konsep pemasaran (Tjiptono, 2008). Orientasi pasar
memiliki tiga faktor lingkungan yang berpengaruh dalam memoderasi hubungan
antara tingkat orientasi pasar dan kinerja bisnis, yaitu market turbulance,
intensitas persaingan, and technological turbulance.
v Dimensi
Orientasi Pembelajaran
Orientasi
pembelajaran dikonseptualisasikan sebagai sikap dasar terhadap pembelajaran, yaitu,
organisasi dan manajerial karakteristik yang memfasilitasi proses pembelajaran
organisasi (Real et al., 2014). Ketika
perusahaan menjadi lebih besar, komitmen untuk belajar memainkan peran penting
dalam mengembangkan aset dan kemampuan terkait dengan kegiatan utamanya (Wang, 2008).
References:
Anomsari, M. A. (2011). Analisis Pengaruh Orientasi
Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen, dan Strategi Bisnis Dalam Peningkatan
Kinerja Perusahaan (Studi Pada Usaha Kecil Menengah di Kawasan Usaha Barito
Semarang). Semantik, 1(1).
Machfoedz, M., & Mas’ud, M. (2006). Kewirausahaan:
Metode, Manajemen, danImplementasi,(Edisi Pertama). Yogyakarta.
Real, J. C., Roldán, J. L., & Leal, A. (2014). From
entrepreneurial orientation and learning orientation to business performance:
analysing the mediating role of organizational learning and the moderating
effects of organizational size. British Journal of Management, 25(2),
186–208.
Tjiptono, F. (2008). dkk, Pemasaran Stratejik. Andi,
Yogyakarta.
Wang, C. L. (2008). Entrepreneurial orientation, learning
orientation, and firm performance. Entrepreneurship Theory and Practice,
32(4), 635–657.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar