Pentingya jiwa leadership dan Manageman dalam membangun UMKM
Oleh : Ahmad Marsudin (@T17-Marsudin)
41620110051
Pendahuluan
Kepemimpinan dipandang sangat penting karena dua hal: pertama,
adanya kenyataan bahwa penggantian pemimpin seringkali mengubah kinerja suatu
unit, instansi atau organisasi; kedua, hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi adalah
kepemimpinan, mencakup proses kepemimpinan pada setiap jenjang organisasi,
kompetensi dan tindakan pemimpin yang bersangkutan menurut Wibowo ,2011 dalam (Yukl,
1989).
Menurut Wibowo, 2011 dalam Watkins (1992) “kepemimpinan berkaitan
dengan anggota yang memiliki kekhasan dari suatu kelompok yang dapat dibedakan
secara positif dari anggota lainnya baik dalam perilaku, karakteristik pribadi,
pemikiran, atau struktur kelompok”. Pengertian ini tampak berusaha memadukan ketiga
kategori pemikiran secara komprehensif karena dalam definisi kepemimpinan
tersebut tercakup karakteristik pribadi, perilaku, dan kedudukan seseorang
dalam suatu kelompok. Berdasarkan pengertian tersebut maka teori kepemimpinan
pada dasarnya merupakan kajian tentang individu yang memiliki karakteristik
fisik, mental, dan kedudukan yang dipandang lebih daripada individu lain dalam
suatu kelompok sehingga individu yang bersangkutan dapat mempengaruhi individu
lain dalam kelompok tersebut untuk bertindak ke arah pencapaian suatu tujuan.
Tokoh pendidikan nasional, Ki Hadjar Dewantara, menurut hemat
penulis, termasuk melahirkan teori kepemimpinan dalam kategori kontingensi.
Dengan ajaran triloka “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri
handayani”, menunjukkan seorang pemimpin harus mampu bertindak sesuai dengan
situasi yakni apabila di depan, ia memberikan keteladanan, apabila di
tengah-tengah para bawahan, harus membangun kemauan, atau semangat pegawai; dan
apabila di belakang, para pemimpin harus memberikan motivasi tiada henti kepada
para pegawainya, menurut Wibowo, 2011.
Manajeman mempunyai tiga pengertian yaitu (1)
Manajeman sebagai suatu proses (2)
Manajeman sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajeman
(3) Manajeman sebagai seni (art) dan
sebagai suatu ilmu dalam Nugraheni dkk, 2014. Menurut Nugraheni, 2014
dalam Haiman (2006:15) mengatakan
bahwa manajeman sebagai proses adalah fungsi untuk mencapai
sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha – usaha individu untuk
mencapai tujuan bersama.
Manjeman sebagai kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajeman,
dengan kata lain orang-orang
yang melakukan aktivitas
manajeman adalah manajer. Manajer
adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas manjeman
agar tujuan unit
yang di pimpin tercapai dengan
menggunakan bantuan orang lain, masih dalam Nugraheni dkk, 2014.
Hasil dan Pembahasan
Kepemimpinan yang baik dalam sebuah organisasi akan menghasilkan
keuntungan bahkan kemajuan. Mengutip dari sodexo, kita mengenal berbagai jenis
kepemimpinan, seperti demokratis, visioner, multikultural, strategis, suportf,
otokratis, dan transaksional. Gaya kepemimpinan
demokratis ini sebenarnya mencoba mengambil masukan dari setiap anak buahnya
agar mampu mendapatkan keputusan terbaik dan paling banyak didukung. Inilah
yang membuat pemimpin dengan sifat ini menjadi favorit banyak orang. Komunikasi
atasan ke bawahan tetap terjalin dengan lancar dan efektif, tanpa adanya sikap
otoriter di sana. Gaya visioner mampu memberikan ide dan rencana yang dapat
dimanfaatkan untuk masa depan perusahaan. Bahkan ide dan rencana ini belum
pernah terpikirkan oleh pihak lainnya.
Gaya kepemimpinan multikultural, gaya ini diaplikasikan
dalam perusahaan dengan karyawan yang memiliki lintas budaya. Salah satu
keputusan yang biasa diambil oleh pemimpin dengan gaya multikultural adalah mau
merayakan berbagai perayaan hari raya dari ragam latar belakang bersama seluruh
karyawan. Dengan begitu, maka rasa kebersamaan di dalam perusahaan ini semakin
kuat lagi. Gaya kepemimpinan strategis identik dengan tim riset karena mampu
merancang pola dinamis agar sesuai perkembangan pasar. Semua keputusan yang
dikeluarkan sudah didasari oleh berbagai riset sehingga menjadi lebih
meyakinkan untuk dijalankan. Jika memang ada peluang baru, maka pemimpin dengan
gaya strategis dapat segera sadar untuk memanfaatkan hal itu
Pemimpin yang bersifat suportif memiliki
berbagai ciri-ciri serta mampu menguntungkan pihak bawahan juga. Setiap
kebutuhan karyawan dapat terpenuhi dan dilibatkan dalam memecahkan masalah.
Pemimpin seperti ini juga menggunakan pendekatan personal dalam interaksi
bersama bawahan agar mampu meningkatkan hubungan personal. Bahkan gaya kepemimpinan
terkadang tidak berfokus pada pencapaian target. Seseorang
dengan gaya kepemimpinan ini memiliki kuasa penuh di dalam memimpin. Pemimpin
otokratis akan mengambil keputusan secara mutlak tanpa meminta masukan dari
bawahan. Selain itu, pengambilan keputusan dilakukan secara mutlak tanpa boleh
ada bawahan yang mengganggu gugat. Bahkan pemimpin otokratis jarang membuka
komunikasi dengan bawahan sehingga ada kesan hubungan yang jauh dan kaku.
Seseorang dengan gaya kepemimpinan
transaksional berfokus pada aturan atau kontrak kerja yang telah disetujui
pihak karyawan. Bawahan juga tidak bisa memberikan masukan atau kritik terhadap
kinerja divisi tersebut karena pemimpin ini sangat berorientasi pada pencapaian
target. Dengan begitu, ada kinerja yang harus dicapai bawahan jika tidak mau
terkena sanksi. Namun, jika memang kinerja bawahan ternyata optimal, maka
pemimpin transaksional tidak ragu untuk memberikan reward.
Diantara sekian banyak gaya kemepimpinan, tidak ada gaya
kepemimpinan yang terbaik atau yang lebih unggul dibanding yang lainnya,
kepemimpinan dan kesuksesan seorang pemimpin adalah jika dapat selalu selaras
dengan kondisi dan keadaan yang dibutuhkan, fleksibel dalam arti dapat
menyesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan saat ini, ada kalanya seorag
pemimpin harus menggunkan gaya demokratis, namun juga harus menggunakan gaya
yang tegas ketika karyawan atau bawahannya tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggung
jawabnya.
Manajemen adalah ilmu untuk mengatur sebuah organisasi, dalam manajemen kita
mengenal istilah POAC (Planning, organizing, actuating dan controlling).
Planning adalah merencanakan, Planning merupakan sebuah proses
menyusun suatu kerangka kerja yang objektif guna untuk mengejar tujuan yang
ingin dicapai perusahaan. Dalam membuat sebuah perencanaan yang perlu dibahas
adalah tujuan / goal perusahaan dan upaya yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut, organizing adalh mengorganisasikan SDA yang ada, Setelah
merencanakan semua hal yang dibutuhkan, selanjutnya adalah proses mengatur tim
atau divisi, mengatur jadwal kerja, juga mengelompokkan tiap individu sesuai
kemampuannya. Organizing akan menuntut suatu
bisnis untuk memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki, khususnya sumber
daya manusia, dalam upaya mengubah rencana ke dalam bentuk aksi yang nyata.
Proses ini menghasilkan pembagian tugas atau tim dengan tugas spesifik, actuatng adalah Mengimplementasi rencana ke
dalam bentuk aksi menjadi langkah penting untuk mencapai sukses dalam bisnis.
Dalam hal ini, tiap divisi diharapkan untuk mulai bisa mengerjakan tugasnya
sesuai deskripsi pekerjaan masing-masing dengan mengaktualisasi ide dasar /
rencana bisnis yang sudah diberikan. Dengan rencana matang dan proses
aktualisasi yang sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan, sistem manajemen
bisa berjalan dengan halus. Tapi untuk mewujudkan hal ini, diperlukan kerja
keras, kerja cerdas, dan kerja sama. Semua divisi harus seirama dalam
mengeksekusi rencana, Controlling merupakan aksi yang dilakukan
untuk memastikan alur kerja bisnis berjalan sesuai rencana. Bahkan tiga poin di
atas (planning, organizing, dan actuating) tidak akan berjalan sempurna tanpa
ada kontrol yang layak. Dalam hal ini, mengontrol bisa dimaknai sebagai
aktivitas menjaga bisnis supaya tetap eksis. Mengontrol semua proses
aktualisasi termasuk aspek penting dalam manajemen yang ideal. Tujuan
utama controlling adalah untuk menjaga semua proses
berjalan sesuai apa yang direncanakan.
Kepemimpinan dan manajemen yang baik sangat dibutuhkan untuk
mendukung lancarnya proses kegiatan usaha atau bisnis, pada skala besar,
menengah bahkan skala kecil. Kegiatan usaha skala kecil dan menengah di
Indonesia dikenal dengan UMKM. UMKM di Indonesia jumlahnya banyak sekali,
menyebar dihampir seluruh daerah. Fungsi UMKM bagi perekonomian masyarakat
adalah ikut serta dalam membangun perekonomian di daerah.
Peran kepemimpinan dan manajemen yang baik bagi UMKM perlu di
kembangkan terus-menerus, perlu prean serta pemerintah, masyarakat, perguruan
tinggi dan lembaga-lembaga untuk memberikan penyuluhan, sosialisasi, workshop
dan pelatihan bagi pemilik UMKM, agar UMKM dapat belajar mengelola dan
memimpin, karena sikap kepemimpinan bukan warisan ataupun gen yang dapat
menurun, namun sikap yang bisa dilatih dan dikembangkan. Jika pemilik atau
pengelola UMKM memiliki kepemimpinan dan manajemen yang baik maka peluang
keberhasilan UMKM dapat lebih besar.
Kesimpulan
Kepemimpinan dan manajemen dapat membantu mensuskeskan suatu usaha
atau bisnis dari skala besar, menengah dan kecil. Kemampuan memimpin dan
mamanaje sebuah bisnis perlu dilatih dan dikembangkan karena bukan sebuah
warisan
Referensi
Nugraheni, R., Prihatini, A. E., & Budiatmo, A. (2014). Pengaruh
standar operasional prosedur dan pengawasan terhadap kinerja pramuniaga
Pasaraya Sriratu Pemuda Semarang. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 3(2), 187-195.
Wibowo, U. B. (2011). Teori Kepemimpinan. Badan
Kepegawaian Daerah Kota Yogyakarta [skripsi].[internet].[diunduh 26 September
2017]. Tersedia pada: http://staff. uny. ac. id/sites/default/files/tmp/C, 20201113.
https://www.sodexo.co.id/macam-macam-gaya-kepemimpinan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar