Dengan
meningkatnya kebutuhan masyarakat yang semakin lama semakin bertambah, tentunya
para masyarakat harus berusaha untuk mendapatkan kebutuhannya sehari-hari yang
sangat mendesak. Namun dengan berkembangnya teknologi yang saat ini semakin
maju maka masyarakat pun sudah tidak begitu khawatir. Banyak masyarakat yang
sudah memanfaatkan teknologi yang berkembang untuk membuka lahan pekerjaan
seperti berbisnis. Dalam memulai berbisnis tentunya harus mengetahui bisnis apa
yang ingin anda jalani dengan mengetahui bisnis yang ingin anda geluti maka
anda harus mengetahui seluk beluk yang terdapat dalam bisnis anda.
Banyak
alasan mengapa masyarakat jaman sekarang mengutamakan dan mencoba untuk
berbisnis, salah satunya Sejak munculnya praktik e-commerce, model bisnis
menjadi salah satu konsep yang paling menonjoldi antara konsep-konsep manajemen
yang lain. Hadirnya e- commerce membuat para praktisi bisnis mengubah total
model bisnis lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai. Penyebab utama
kepopuleran model bisnis adalah karena ditengarai banyak organisasi yang tumbuh
pesat karena kemampuannya menciptakan model bisnis yang tepat. Hal yang paling
penting diutamakan dalam berbisnis adalah mencari keuntungan yang
sebanyak-banyaknya. Namun tak dipungkiri bahwa keadaan ekonomilah yang memaksa
mereka untuk berusaha memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Keadaan ekonomi
yang memaksa mereka untuk aktif dan bertindak mencari penghasilan yang didapat
melalui cara berbisnis.
Namun, ada juga para pegawai yang menjalani bisnis karena alasan usaha
sampingan. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan dalam berbisnis namun juga
bukan hanya keuntungan yang didapatkan tapi kerugian pun juga bisa kita
dapatkan dalam memulai suatu bisnis. Meskipun dalam berbisnis ada hal
negatifnya, namun kita tidak boleh menyerah untuk melakukan suatu bisnis.
banyak masyarakat yang berfikiran bahwa dengan memulai usaha bisnis maka mereka
harus mempunyai modal yang sangat besar, namun mereka salah. Dalam memulai
suatu bisnis anda tidak memerlukan modal yang cukup besar, yang anda perlukan
adalah suatu keberanian dalam menanggung resiko yang akan anda hadapi jika anda
mengalami suatu kerugian dalam bisnis anda.
Di
era persaingan usaha yang semakin berkembang pesat dan beraneka ragam, ini kita
dituntut untuk bisa menciptakan peluang usaha kecil menjadi peluang besar.
Dengan mengikuti perkembangan sikap customer yang bervariatif. Hal ini menuntut
kita untuk menciptakan suatu inovasi baru dan bisa memuaskan kebutuhan
masyarakat. Pada kehidupan yang modern ini masyarakat cenderung membutuhkan
sesuatu yang instan, maka tidak heran banyak sekali bermunculan produk – produk
instan.Untuk mewujudkan itu semua kita membutuhkan perencanaan yang matang agar
usaha yang kita bangun dapat terwujud dan berkembang sesuai harapan kita dan
sejalan sesuai koridor. Maka dari itu kita harus merencanakan apa saja yang
kita perlukan, bagaimana perencanaannya?, prosesnya?, Bisnis model kanvas akan
mennggambarkan dengan jelas.
Model
bisnis merupakan sesuatu yang menggambarkan dan menjelaskan mengenai bisnis
Start – Up itu sendiri dengan tujuan agar bisa membantu dalam melakukan
pertimbangan perubahan dan kemajuan bisnis secara professional. Model bisnis
yang dipaki kali ini adalah Bisnis Model Canvas (BMC) yang dikembangkan oleh
Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur. BMC merupakan satu alat untuk membantu
kita melihat lebih akurat bagaimana rupa usaha yang sedang atau kita jalani.
Dalam model bisnis ini pun mengubah konsep model bisnis yang pertamanya rumit
menjadi sederhana. Dimana terdapat kerangka bisnis (BMC), dan cara merumuskan
ide Bisnis BMC. BMC disajikan dalam bentuk selembar kanvas berisi Sembilan
element (kotak) yaitu : Customer Segments, Value Proposition, Channel, Customer
Relationsip, Revenue Stream, Key Resourcess, Key Activities, Key Partnership,
Cost Structure.
A. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian dari BisnisModel Canvass (BMC) ?
2.
Bagaimana Kerangka Bisnis Model Canvass (BMC) ?
3.
Bagaimana Merumuskan Ide Bisnis BMC?
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari Binis Model Canvass (BMC).
2.
Untuk mengetahui kerangka Bisnis Model Canvass (BMC).
3. Untuk mengetahui cara merumuskan ide bisnis model BMC
BAB II
BISNIS MODEL CANVAS
A.
Pengertian Bisnis Model Canvas
Bisnis Model Canvas pertama kali dikembangkan oleh
Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation.
Dan dalam buku Bisnis Model Generation ini, Alexander Osterwalder mencoba
menjelaskan sebuah framework sederhana untuk mempresentasikan elemen-elemen
penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis secara sederhana dan mudah
dimengerti. Intinya bahwa model bisnis itu terdiri dari 9 elemen yang disebut
sebagai 9 building blocks.
Bisnis Model Canvass adalah sebuah alat (tools) yang
digunakan untuk mensederhanakan konsep model bisnis yang rumit dan kompleks
agar dapat dimanfaatkan oleh sebuah organisasi / wirausahawan untuk membuat,
mendiskusikan, dan memahami sebuah model bisnis dengan lebih sistematis.
Dalam salah satu referensi menyebutkan pengertian Model
Bisnis Kanvas adalah sebuah management startegi bisnis yang memungkinkan kita
untuk menggambarkan, mendesain kemudian mengerucutkan beberapa aspek bisnis
menjadi satu strategi bisnis yang utuh. Jika dilihat sepintas, sebenarnya alur
model bisnis kanvas nampak cukup sederhana. Secara garis besar, alurnya
mengalir dari satu elemen bisnis menuju elemen penting berikutnya.
1)
Beberapa cara penggunaan BMC:
1.
Visual Thinking
Cara
terbaik menggunakan BMC adalah dengan membuat poster berukuran besar dan
menempelkannya di dinding. Setelah itu founder dapat menggunakan sricky note
seperti post-it untuk mengisi 9 elemen. Sticky note memungkinkan group thinking
karena setiap orang dalam tim dapat berpartisipasi aktif.
2.
Iterasi dengan cepat
Iterasi
adalah proses dimana founder ”keluar dari kantor / ruangannya” dan mencoba
memvalidasi idenya, kemudian kembali ke kantor untuk memperbaiki model bisnis
dan produknya berdasarkan feedback yang didapat dari market. Dengan sifat
ringkas dan menyeluruh dari BMC, founder dapat dengan cepat melakukan iterasi
ini.
3.
Dengan cepat melihat kaitan 9 komponen
Dengan cara ini, tim dapat menemukan hubungan dari peluang
pasar atau proposisi nilai unik. Sehingga diharapkan tim dapat
mendokumentasikan ide-ide baru sebagai hipotesis baru untuk menguji BMC sebagai
iterasi baru.
4.
Memaksa tim dengan ringkas menyampaikan pikirannya
Tim
dipaksa menjelaskan dengan tepat dan ringkas apa yang akan mereka uji atau yang
akan mereka tindak lanjuti pada iterasi berikutnya, karena informasi-informasi
dicatat dengan pendek pada post-it.
5.
Memudahkan startup untuk membaginya dengan partner /
rekan kerja
Karena
BMC disajikan dalam bentuk poster besar dan ditempel pada dinding, maka mudah
untuk berbagi melalui foto atau mengambil poster dari dinding untuk
diperlihatkan pada pihak lain yang berkepentingan.
2)
Keuntungan BMC:
1.
Bisa dipakai untuk semua jenis
model bisnis, seperti :travelling, restoran,
hotel, perkebunan, mining, dan sebagainya.
2.
Cepat mengetahui keseluruhan kekuatan dan kekurangan bisnis.
3.
Proses analisa kebutuhan dan profit dapat dilakukan
dengan cepat.
4.
Memetakan bisnis untuk mengetahui
kelemahan sejak dini dan memahami kekuatan bisnis dari sudut pandang yang
benar.
5.
Pemetaan BMC menggambarkan secara
sistematis bisnis yang kemudian dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan pengembangan manajemen strategis bisnis.
3)
Penyebab mengapa sebuah model bisnis dapat gagal bersaing:
1.
Solving and Irrelevant Customer
Jobs atau Value Proposition yang dianggap tidak penting oleh sebuah Customer Segments, yaitu sebuah Value
Proposition yang tidak menyelesaikan sebuah masalah pelanggan (customer
problems) meskipun Value Proposition yang telah dibuat merupakan sebuah inovasi
baru atau solusi dari sebuah permasalahan pelanggan, namun solusi yang
ditawarkan merupakan (produk atau jasa) dianggap kurang/ bahkan tidak penting
sebelumnya oleh sebuah customer segements. Contoh:
Ø
Segway sebuah produk yang inovatif namun dianggap sebagai produk yang tidak
menyelesaikan sebuah customer problem.
Ø
Newton sebuah produk personal assistant yang dianggap kurang penting pada waktu
pertama kali diluncurkannya.
Ø
Flo TV sebuah handheld tv yang kurang dapat diterima di pasar juga merupakan
contoh dari sebuah Value Proposition yang tidak dianggap penting oleh sebuah
Customer Segments
2.
Flawed Bisnis Model, yaitu sebuah
business model yang lemah. Lemah disini dapat diartikan jika model bisnis yang
telah dibuat ternyata membutuhkan biaya akuisisi pelanggan lebih besar
dibandingkan dengan perolehan atau omset dari pelanggan. Meskipun Value
Proposition yang ditawarkan mampu menyelesaikan sebuah customer problem namun
hasil yang diperoleh tidak dapat menutupi biaya akusisi pelanggan yang dianggap
terlampau tinggi.
Contoh:
·
Customer Acquisition Cost > Customer Lifetime
Value
·
Kodak dengan Kamera
Digital
3.
External Threats, yaitu ancaman
dari lingkungan eksternal. Adanya ancaman dari kompetitor yang mampu menawarkan
Value Proposition dengan model bisnis yang sama dengan biaya yang lebih murah,
adanya keunggulan teknologi yang tidak mampu diikuti oleh sebuah organisasi
disaat kompetitor menerapkan teknologi baru tersebut atau mungkin karena
pertimbangan konsumen yang menganggap model binis kurang ramah terhadap
lingkungan dsb.
4.
Poor Execution atau eksekusi yang
lemah, yaitu meskipun sebuah model bisnis yang telah dibuat merupakan model
bisnis yang benar namun karena kelemahan eksekusi dari model bisnis tersebut
maka sebuah model bisnis dapat saja gagal. Lemahnya tim manajemen juga mampu
menghambat dan menggagalkan sebuah model bisnis.
B.
Kerangka Bisnis Model Canvas
Sebelum
membuat model bisnis kanvas, kita harus mempelajari 9 elemen penting yang
mendukung kemajuan suatu bisnis. Elemen-elemen tersebut yaitu:
1.
Customer segments
Customer Segment Dalam menjalankan bisnisnya, pertama-tama
organisasi harus menetapkan siapa yang harus dilayani. Customer segment adalah
pembagian kelompok yang terdiri dari orang-orang atau organisasi yang ingin
dibidik oleh perusahaan.
Menurut
Osterwalder & Pigneur (2010, hal 20), sebuah bisnis model akan menetapkan
satu atau banyak customer segments. Organisasi harus sadar dalam mengambil
keputusan pelanggan yang akan dilayani atau diabaikan. Ada beberapa tipe
customer segments ialah
:
1. Mass market, bisnis model yang tidak membedakan segmen pelanggan. Nilai
proposisi, distribusi channel, dan hubungan dengan pelanggan hanya fokus pada
pelanggan yang memiliki kebutuhan dan masalah yang sama. Tipe bisnis model ini
dapat ditemukan pada sektor elektronik.
2. Niche
market, bisnis model yang target pasarnya hanya melayani segmen pelanggan
tertentu. Nilai proposisi, distribusi channel, dan hubungan dengan pelanggan
disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang spesifik. Bisnis model seperti ini
dapat ditemukan pada hubungan supplier-buyer ( perusahaan suku cadang mobil
bergantung pada penjualan dari perusahaan mobil).
3. Segmented,
bisnis model ini membedakan antara kebutuhan dan masalah yang berbeda pada
setiap pelanggan. Bisnis model ini dapat ditemukan pada industri jam, industri obat.
4. Diversified,
bisnis model yang melayani 2 sekmen pelanggan yang tidak berhubungan dari
kebutuhan dan masalahnya. Bisnis ini dapat dilihat pada Amazon.com yang
memutuskan untuk memperluas bisnis retailnya dengan menjual pelayanan “cloud
computing” yang melayani segmen pelanggan yang berbeda dengan nilai proposisi
yang berbeda pula.
5. Multi-sided
platforms (or multi–sided markets), bisnis model yang melayani dua atau lebih
sekmen pelanggan yang saling ketergantungan. Bisnis model inidapat ditemukan
pada perusahaan kartu kredit yang membutuhkan banyak pemegang kartu kredit dan
banyak merchants yang menerima kartu kredit tersebut.
2.
Value Propositions
Value
Proposition adalah bundling (seluruh bagian) dari sebuah produk atau jasa yang
bermanfaat untuk spesifik kelompok pelanggan tertentu (customer segments).
Value Proposition adalah alasan mengapa sekelompok pelanggan memilih suatu
nilai manfaat tertentu yang ditawarkan bila dibandingkan dengan nilai manfaat
yang ditawarkan perusahaan lain. Value Propositions yang ditawarkan bisa sama
dengan yang lain namun beda atribut dan fitur atau bisa juga sebuah penawaran
yang baru yang lebih inovatif dan atau disruptive. Value Proposition harus
mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Nilai tambah apa yang bisa kita
tawarkan ke pelanggan? Permasalahan pelanggan mana yang ingi n diselesaikan?
Kebutuhan pelanggan apa yang hendak di penuhi?
Bundling
produk atau jasa apa yang di tawarkan untuk masing-masing kelompok pelanggan.
3.
Channel
Channels
merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikan value proporsition kepada
customer segment yang dilayani. Channel berfungsi dalam beberapa tahap mulai
dari kesadaran pelanggan sampai ke pelayanan purna jual. Channel menggambarkan
bagaimana sebuah perusahaan mengkomunikasikan dan mendeliver nilai proposisi
tertentu yang ditawarkan ke sebuah kelompok pelanggan. Channels adalah “touch
point” sebuah organisasi dengan pelanggan yang berperan sangat penting dalam
membangun customer experience.
Beberapa Fungsi
Channels:
· Membangun awareness
diantara pelanggan tentang penawaran sebuah produk atau jasa
· Bagaimana
membantu pelanggan memilih Value Proposition dari sebuah perusahaan Memungkinkannya untuk sebuah kelompok pelanggan
membeli produk atau jasa yang spesifik
· Bagaimana
men-deliver sebuah produk atau jasa
· Menyediakan
“post-purchase” customer support
Bagaimana cara untuk menjangkau segmen pelanggan yang
dibidik? Bagaimana saluran distribusi segmen pelanggan yang ada sekarang? Mana
yang terbaik dan saluran mana yang Cost-Efficient? Serta bagaimana caranya
mengintegrasikan saluran itu dengan rutinitas pelanggan?
4.
Customer Relationships
Customer
Relationship Merupakan cara organisasi menjalin ikatan dengan pelanggannya.
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 28),
Customer
Relationship dibagi menjadi 6 :
1. Personal
Assistant, merupakan komunikasi langsung antara customer dengan customer representative sehingga
kualitas barang dapat terjamin.
2. Dedicated
Personal Assistant, merupakan satu customer representative hanya ditujukan
untuk satu pelanggan sehingga penjelasan dapat lebih jelas dibandingkan dengan
personal assistant ( contoh : asuransi).
3. Self
service, dalam hal ini pelanggan tidak melakukan kontak langsung dengan
customer representative. Dalam self service dapat dijalankan dengan penggunaan
Vending Machine yang menjual makanan-makanan yang dapat disajikan dalam keadaan
dingin seperti salad sayur, salad buah dan minuman berprotein dan jus buah.
4. Automated
Service, merupakan perkembangan dari self-service. Sebagai contoh dibuatnya
vending machine yang berfungsi untuk melihat menu makanan hari ini, untuk
memesan dan untuk membayar dengan men-tap kan kartu yang telah terisi saldo
5. Communities,
sebagai wadah untuk berkumpul sebagai sharing ilmu pengetahuan, sehingga dapat membantu perusahaan dalam mengerti
keinginan mereka.
6. Co-creation,
merupakan hubungan antara customer dan penjual untuk menciptakan value propotition baru, dengan contoh toko makanan
membuat forum untuk meminta para pelanggan menilai dan menambahkan masukkan
seperti rasa dan bentuk baru sebagai inovasi
produk.
5.
Revenue Streams
Revenue
Stream Merupakan komponen yang dianggap paling vital. Umumnya organisasi
memperoleh pendapatan dari pelanggan. Revenue Stream pada 9 building blocks,
merepresentasikan bagaimana sebuah perusahaan memperoleh cash dari setiap
sekmen pelanggan. Osterwalder & Pigneur (2010, hal 30-31) menjelaskan bahwa
bila customer adalah jantung dari perusahaan, maka revenue streams adalah
pembuluh darahnya. Dan perusahaan perlu mempertanyakan untuk nilai seperti apa
customer rela untuk membayar. Setiap revenue stream memiliki pricing mechanism
yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya antara lain
sistem tawar-menawar, pelelangan, mengikuti permintaan pasar, harga tergantung
dari volume, dan sebagainya. Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 30), sebuah
bisnis model dapat melibatkan dua tipe revenue streams yang berbeda, yakni:
1.
Transaction revenues yang diperoleh dari 1 kali
pembayaran dari customer
2. Recurring
revenues yang berasal dari pembayaran yang masih berlanjut untuk menyampaikan
value proposition kepada pelanggan (Rent,Credit, Subscription) dan menyediakan
customer support setelah pembelian. Jadi, menurut Osterwalder & Pigneur (
2010,
hal 30-31), pertanyaan- pertanyaan yang harus dijawab dalam revenue streams
adalah untuk nilai apakah yang akan membuat customer mau untuk membayar, untuk
apa mereka bayar dan bagaimana cara pembayaran, cara pembayaran apa yang mereka
lebih sukai
6.
Key Activities
Key
Activities Merupakan kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan
proposisi nilai. Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 36-37), key
activities mendeskripsikan aktifitas penting yang harus dilakukan perusahaan
agar bisnis modelnya dapat berjalan dengan baik. Key activities dapat
dikategorikan menjadi 3, yakni :
1. Produksi,
aktivitas ini berhubungan dengan desain, membuat dan menyampaikan produk dengan
jumlah tertentu atau kualitas yang baik. Biasanya produksi didominasi oleh
perusahaan manufacturing.
2. Solusi
masalah, tipe key activities yang berhubungan dengan langsung dengan solusi
baru untuk masalah pada individu. Konsultasi di rumah sakit sebagai contoh. Konsultasi ini memberikan solusi yang
berbeda pada tiap individu.
3. Platform / network,
bisnis model yang didominasi oleh platform/network
7.
Key Resources
Key
Resourcess Merupakan sumber daya milik organisasi yang digunakan untuk
mewujudkan proposisi nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia, teknologi,
peralatan, channel maupun brand.
8.
Key Partnerships
Key Partnership Merupakan sumberdaya yang diperlukan oleh
organisasi untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh
organisasi tersebut. Pemanfaatan Key Partnership oleh perusahaan dapat
berbentuk outsourcing, join venture, joint operation, atau aliansi strategis.
Partnership atau kemitraan adalah kesepakatan dan kerjasama antara dua belah
pihak untuk mencapai suatu kepentingan bersama. Sudah menjadi strategi umum
perusahaan untuk menjalin partnership yang ditujukan agar memiliki daya saing
yang tinggi dari rivalnya. Menurut buku Osterwalder & Pigneur (2010, hal
38) kemitraan dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
1) Strategic alliances
between non-competitor
2) Cooperation
3) Joint
ventures to develop new bussinesses 4) Buyer supplier relationships to assure reliable supplies
9.
Cost Structure
Cost
Structure Merupakan komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi mewujudkan
proposisi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang efisien,
menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh organisasi. dalam bukunya Business
Model Generation, Osterwalder & Pigneur (2010, hal 40-41), dalam block Cost
Structure
ini
dijelaskan seluruh biaya yang akan muncul dalam menjalankan sebuah bisnis
model. Biaya yang dijelaskan biasanya adalah pos-pos biaya paling penting.
Dalam aktivitas usaha untuk men-deliver Value Propositions kepada pelanggan,
menjaga Customer Relationships dan men-generate Revenue, seluruhnya memerlukan
biaya. Biaya-biaya itu dapat dihitung dengan mudah setelah Key Resources, key
Activities dan Key Partnerships telah ditentukan. Pertanyaan-pertanyaan yang
perlu dijawab dalam pos Cost Structure dalam 9 building blocks ini adalah biaya
apa saja yang paling penting dan dibutuhkan untuk menjalankan suatu bisnis
model, mana biaya yang paling mahal dan Key Activities apa yang paling mahal.
C.
Merumuskan Business Model Canvas
Business
Model Canvas dapat dirumuskan ke dalam suatu ide bisnis dengan cara
memanfaatkan Bisnis Model Canvas, diantaranya:
1.
Membangun Relasi Konsumen
Bisnis
Model Canvas (BMC) penting untuk membangun relasi dengan konsumen. Relasi
dengan konsumen penting agar konsumen kita tidak lari ke pesaing.
2.
Meningkatkan Penjualan
Ketika
strategi marketing kita satukan melalui BMC ini, diharapkan target penjualan
tercapai. Customer Segment, Chanel, Custome Relationship (3 blok di BMC)
memiliki tujuan untuk meningkatkan penjualan.
3.
Menghadapi Pesaing
Hal
yang tidak kalah penting ketika BMC sudah dijalankan adalah kita akan membangun
bisnis yang kokoh untuk mengahadapi pesaing.
4.
Memastikan bisnis berjalan
Seringkali
kita bingung memulai dan menjalankan bisnis, di BMC ini kita memasukan siapa-
siapa saja yang nantinya akan mendukung bisnis kita berjalan. BMC ini penting
untuk memetakan apa saja yang dibutuhkan agar bisnis kita tetap berjalan.
5.
Mempunyai Sistem Bisnis
BMC
ini adalah cara yang efektif untuk membuat sistem bisnis, tujuannya membuat
bisnis makin efektif dan bisa menghasilkan maksimal meskipun kita tidak berada
di bisnis kita.
Berikut dilampirkan
sembilan blok elemen dalam ide bisnis dengan BMC:
D.
Contoh Bisnis Canvas Online Shop Pakaian Wanita
A.
Customer Segmentation
Online
shop memiliki target para pekerja diantaranya karyawan, pegawai kantor
khususnya kalangan wanita yang tidak memiliki banyak waktu untuk berbelanja,
untuk pergi ke Mall dan malas untuk pergi berbelanja jadi kami menyediakan
berbagai jenis baju, hijab dan mukena dengan model – model terbaru, kualitas
bagus, serta harga yang dapat dijangkau oleh berbagai kalangan.
B.
Value Proposition
a.
Kemudahan Berbelanja yang Menghemat Waktu
Awalnya banyak orang meghabiskan waktu untuk pergi
berbelanja, sekarang waktu belanja bisa diatasi dengan adanya online shop. Kita
tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk berbelanja. Cukup dengan hanya
melihat handphone dan membuka social media kita sudah bisa “shoping” dan juga
bisa dilakukan kapan saja tanpa harus meninggalkan suatu kewajiban yang harus
dikerjakan. Apalagi bagi para wanita karier yang tentunya tidak mempunyai
banyak waktu untuk berbelanja karena sibuk bekerja.
b.
Model baju, hijab dan mukena masa kini.
Jangan khawatir akan barang yang mungkin akan tak sesuai
dengan harga dan tak sesuai dengan yang diharapkan. Model yang terbaru tak akan
membuat pelanggan ketinggalan model – model terkini.
C. Channel
Social Media
Online shop akan aktif di social media untuk berinteraksi
dengan konsumen dan memberikan informasi terhadap produk yang ditawarkan kami.
Kami memanfaatkan berbagai beberapa social media yang sedang trend di
masyarakat seperti facebook, instagram dan BBM.
D.
Customer Relationship
Memiliki hubungan yang baik dengan konsumen adalah cara
untuk menarik perhatian pembeli agar lebih banyak lagi. Kami memanfaatkan
social media untuk berkomunikasi dengan konsumen diantaranya Facebook,
Instagram dan BBM yaitu dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik, dimana dapat
memenuhi apa yang menjadi keinginan konsumen. Bukan hanya itu saja, tapi
bagaimana menjadikan konsumen kembali berbelanja serta mereferensikan ke orang
sekitarnya.
E. Revenue Streams
Penghasilan yang
kita dapatkan adalah berupa pembayaran via transfer dari konsumen.
F. Key Resources
Kunci
utama berjalannya kegiatan ini adalah dengan adanya “gadget”. Tanpa “gadget” proses
jual beli tidak akan pernah terjadi. Karena kita memanfaatkan Hp dan Laptop
sebagai sarana untuk melakukan kegiatan Online Shop ini.
G. Key Activities
Kegiatan yang dilakukan pertama kali adalah proses marketing menarik pelanggan dengan cara mengupload gambar – gambar model baju yang kita jual di social media seperti facebook, instagram dan BBM.
H. Key Partner Supplier
Membangun hubungan yang baik dengan supplier, agar kerja sama tetap
terjaga.
I.
Cost Structure
Biaya yang dikeluarkan akan berbeda berdasarkan jumlah dan harga pembelian barang ke supplier. Serta biaya – biaya lain yang akan dikeluarkan seperti biaya internet, biaya jasa pengiriman barang.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Bisnis Model Canvas ( BMC ) memiliki Sembilan elemen, yaitu Customer Segment, Value Proposition, Channel, Customer Relationship, Revenue Stream, Key Resources, Keya Activities, Key Partnership dan Cost Sructure. BMC kita dapat melihat lebih akurat bagaimana usaha yang akan atau sedang dijalankan. Serta dengan BMC dapat memetakan suatu bisnis lebih sederhana dan strategis.
2.
Saran
Dengan Bisnis Model Canvas diharapkan dapat memudahkan para pebisnis baik pemula maupun yang sudah menjalankan dalam mengetahui aspek – aspek terpenting dalam suatu bisnis
DAFTAR PUSTAKA
https://karinov.co.id/contoh-bisnis-model-canvas/
https://www.slideshare.net/erlinda11593/bisnis-model-kanvas
http://sucihanda.blogspot.com/2017/03/business-model-canvbmc- business.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar