TAHAPAN-TAHAPAN DALAM DESIGN THINKING
1. Tahapan
pertama yang harus dilakukan adalah berempati. Anda harus memahami masalah yang
akan dipecahkan. Anda harus berbicara dengan pelbagai macam pengguna aktual.
Amati yang mereka lakukan, yang mereka rasakan dan inginkan, tanyakan pada diri
sendiri seperti apa yang dapat menghambat pengguna. Tujuan nya adalah agar Anda
dapat benar-benar bisa berempati dengan penguna yang didasarkan pada cara
pandang mereka. Maka akan jelas sekali untuk menemukan sebuah ide yang nantinya
akan berkembang sesuai dengan yang kita harapkan adalah dengan melihat dari
sudut pandang pengguna.
2. Tahapan
selanjutnya adalah mendefinisikan masalah yang terjadi lalu mencarikan solusi
terdekat atau setidaknya mengurangi beban dari pengguna. Karena, setelah anda
menemukan definisi dari masalah inti tersebut, anda memiliki kemampuan untuk
menemukan berbagai macam sudut padang yang tepat dalam hal penanganan nya. Menurut
Tim Brown, IDEO, Bagaimana Berpikir Desain Mengubah Organisasi dan
Menginspirasi Inovasi, bahwa analisis dan sintesis “sama pentingnya, dan
masing-masing memainkan peran penting dalam proses menciptakan opsi. dan
membuat pilihan.” Analisis adalah memecah konsep dan masalah yang kompleks
menjadi bagian yang lebih kecil dan mudah dipahami. Sintesis melibatkankan
penyatuan puzzle secara kreatif untuk membentuk seluruh ide. Selama define,
sintesis kita gunakan untuk mengatur, menafsirkan, dan memahami data yang telah
kita kumpulkan untuk membuat pernyataan masalah. Analisis-sintesis juga bisa
terjadi dalam proses design thinking yang lain.
3. Ini
adalah tahapan dimana Anda menyaring sejumlah opsi gagasan yang ada untuk
mendapatkan kemungkinan solusi untuk memecahkan masalah. Jadi Ideation adalah
proses menghasilkan gagasan/ide yang luas tentang topik-topik tertentu, tanpa
menilai, mengevaluasi atau membenarkan salah satu. Setelah sesi ideation,
ide-ide yang yang ada dikumpulkan, kemudian dikategorikan, disempurnakan, dan
dipersempit, sehingga tim dapat memilih solusi yang terbaik.
4. Prototype
atau puwarupa atau arketipe merupakan bentuk awal dari sebuah entitas. Dalam
design thinking, prototype dibuat sebelum pengembangan atau sebelum hasil
desain diproduksi secara masal. Tujuan utama Prototype adalah untuk memvalidasi
dan mepercepat eksekusi akhir dengan memperhatikan kelayakan pada obyek
sasaran, dalam hal ini adalah pengguna. Anda juga bisa menggunakannya untuk
mengekplorasi masalah, ide, dan peluang dalam area fokus tertentu dan
mengujinya untuk mengetahui dampak perubahan inkremental atau radikal.
5. Setelah
melewati langkah panjang dan prototype atau purwarupa selesai, maka panduan
menggunakan design thinking yang terakhir adalah dengan melakukan uji coba bagi
pengguna akhir. Jangan lupa sebaiknya selalu dicatat berbagai macam hal,
sehingga Anda bisa memperoleh data yang cukup di dalam mengambil keputusan.
Pengujian bisa dilakukan berulang kali atau dengan sistem iteration sampai
memang benar-benar ditemukan solusi terbaik bagi permasalahan yang ada. Anda
dapat menguji coba berbagai macam ide di tahap ketiga untuk mencoba solusi baru
atau menggabungkan beberapa ide yang ada sekaligus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar