5 TAHAP DESIGN THINKING DAN OUTPUTNYA
“Your future is created by what you do today, not tomorrow.” -Robert T. Kiyosaki
Apa yang Anda pikirkan ketika Anda membaca kutipan di atas?
Apakah Anda telah memikirkan, berapa banyak waktu yang Anda gunakan untuk hal yang cuma-cuma?
Tahukah Anda, kehidupan ini harus ada inovasi atau perubahan agar dinamis dan tidak stagnan. Entah ketika kita berada dalam bermasyarakat, berorganisasi, maupun ketika berada dalam dunia pekerjaan atau kewirausahaan.
Salah satu alat inovasi yang sedang ngetrend saat ini adalah Design Thinking. Design Thinking merupakan proses dalam membuat ide baru dan inovatif yang dipakai untuk memecahkan masalah. Metode ini menuntut tingkat empati dan pemahaman yang tinggi terhadap pengguna akhir, dan proses berulang mengembangkan ide-ide baru, menantang asumsi, dan mendefinisikan kembali masalah dengan tujuan mengidentifikasi solusi alternatif yang mungkin tidak selalu terlihat.
Ada lima tahapan Design Thinking, yaitu:
1. Empathize
Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah berempati. Anda harus memahami masalah yang akan dipecahkan.Lakukan penelitian untuk membangun pengetahuan tentang “apa yang pengguna lakukan, katakan, pikirkan, dan rasakan”.
Anda harus berbicara dengan pelbagai macam pengguna aktual. Amati yang mereka lakukan, yang mereka rasakan dan inginkan, tanyakan pada diri sendiri seperti apa yang dapat menghambat pengguna.
Tujuan semua proses tersebut adalah agar Anda dapat benar-benar bisa berempati dengan penguna yang didasarkan pada cara pandang mereka.
Dalam tahap ini Anda juga bisa berkolaborasi dengan ahli yang terkait untuk memperoleh informasi lebih banyak. Hingga akhirnya Anda akan mempunyai pengalaman pribadi. Ini penting untuk dilakukan guna mengecilkan asumsi serta memperbesar pemahaman Anda mengenai kebutuhan serta keinginan pengguna.
Harus dicatat, empati berbeda dengan simpati. Empati lebih merupakan kemampuan seseorang untuk memiliki atau menunjukkan kepedulian terhadap kondisi orang lain. Sedangkan simpati tidak selalu mengharuskan seseorang untuk mengalami secara mendalam kondisi orang lain.
Gunakan Empathize Map
Apa itu Empathize Maps? Empathize Maps adalah alat sederhana yang dikembangkan oleh Nielsen Group untuk memetakan kondisi pengguna.
Mengapa Harus Empati?
Salah satu parameter keberhasilan sebuah produk layanan jika keduanya bisa menunjukkan tiga parameter utama kesuksesan, yakni keduanya memiliki: desirability (terkait manusia/pengguna), feasibility (media/teknologi/metode), dan viability (bisnis/layanan).
Tim harus sepenuhnya dapat memahami dan merancang produk atau layanan yang diinginkan ketika kebutuhan, pengalaman, keinginan, dan preferensi orang dapat dipahami dengan baik. Empati adalah komponen penting dari setiap solusi. Jika kita mengabaikan itu semua, kita akan membuat produk yang diabaikan oleh pasar alias gagal.
Belajar Dari Google
Source: theverge.com
Google merupakan salah satu perusahaan teknologi raksasa di dunia. Namun tahukah kamu jika Google pernah membuat produk gagal?
Ya google pernah membuat produk gagal. Dua yang terkenal, pertama media sosial google+, dan kedua Google Glass.
Google Glass merupakan kacamata keren ala Google. Google Glass memungkinkan pengguna bisa mengambil foto, mengirim pesan, melihat cuaca dan arah transportasi. Meskipun sistem Google Glass berjalan dengan baik dan mempunyai banyak manfaat, namun Google Glass bukanlah produk yang diinginkan pengguna.
Salah satu sebab gagalnya Google Glass adalah karena produk tersebut ketika dibuat kurang memperhatikan keinginan atau kebutuhan pengguna secara real di lapangan.
“No one could understand why you’d want to have that thing on your face, in the way of normal social interaction.”
– MIT Technology Review
2. Define
Jika sebelumnya Anda mengumpulkan berbagai macam data serta informasi, maka di dalam tahap ini anda bersama dengan tim akan mendefinisikan masalah inti yang ada.
Anda bisa membuat problem statement yang fokus terhadap penggunaan akhir sebagai gambaran anda bisa membuat definisi sebagai berikut. Bagaimana anda memperoleh pendapatan 5% pada target market bekerja. Namun versi yang benar adalah “bekerja memerlukan perangkat yang tepat guna mengembangkan skillnya sehingga hidupnya akan lebih mudah”.
Tahapan desain sendiri bisa membantu tim di dalam memahami berbagai macam permasalahan dengan lebih mudah. Dan bisa memikirkan ide yang dapat dijadikan solusi dari permasalahan tersebut. Ide hebat bisa berupa fitur baru di dalam aplikasi, fungsi-fungsi atau bentuk yang benar-benar eksperimental yang sebelumnya memang belum ada.
Analisis dan Sintesis
Menurut Tim Brown, IDEO, Bagaimana Berpikir Desain Mengubah Organisasi dan Menginspirasi Inovasi, bahwa analisis dan sintesis “sama pentingnya, dan masing-masing memainkan peran penting dalam proses menciptakan opsi. dan membuat pilihan.”
Analisis adalah memecah konsep dan masalah yang kompleks menjadi bagian yang lebih kecil dan mudah dipahami. Sintesis melibatkankan penyatuan puzzle secara kreatif untuk membnetuk seluruh ide.
Selama define, sintesis kita gunakan untuk mengatur, menafsirkan, dan memahami data yang telah kita kumpulkan untuk membuat pernyataan masalah. Analisis-sintesis juga bisa terjadi dalam proses design thinking yang lain.
Membuat Problem Statement
Pernyataan masalah dalam Design Thinking sangat penting, karena akan mengarahkan Anda dan Tim Anda untuk fokus menemukan kebutuhan pengguna, menciptakan perasaan optimisme para anggota tim dalam membuat gagasan atau ide dalam tahap ideation.
Rikke Dam dan Teo Siang menjelaskan bahwa Problem Statemen harus yang baik harus memiliki sifat –sifat sebagai berikut:
1. Berpusat pada Manusia.
Problem statemen harus sesuai dengan pengguna, kebutuhan mereka dan pengetahuan yang diperoleh tim. Bukan berfokus pada teknologi, atau spesifikasi produk.
2. Cukup luas untuk kebebasan kreatif.
Problem statemen tidka boleh fokus pada metode spesifik, mencantumkan persyaratan teknis, karena itu semua akan membatasi tim dan mencegah mereka untuk menggali nilai atau wawasan yang luas.
3. Sempit dan dapat dikelola.
Problem statemen tidak boleh terlalu luas, misalnya “Problemnya beraneka ragam”. Pernyataan masalah harys memiliki kendala yang cukup untuk membuat proyek dapat dikelola.
3. Ideate
“ Creativity is not the finding of a thing, but the making something out of it after it is found.” — James Russell Lowell."
Ini adalah tahapan dimana Anda menyaring sejumlah opsi gagasan yang ada untuk mendapatkan kemungkinan solusi untuk memecahkan masalah. Jadi Ideation adalah proses menghasilkan gagasan/ide yang luas tentang topik-topik tertentu, tanpa menilai, mengevaluasi atau membenarkan salah satu.
Apa manfaat ideate?
Rikke Dam menjelaskan sebagai berikut:
Berinovasi dengan fokus yang kuat perdaarkan perspektif pengguna, kebutuhan mereka, dan wawasan mereka.
· Meningkatkan potensi inovasi dari solusi yang dibuat.
· Menyatukan perspektif dan kekuatan anggota tim.
· Menemukan bidang inovasi yang tidak terduga.
· Membuat volume dan variasi dalam opsi inovasi
· Mendapatkan solusi yang jelas dari diri sendiri dan Tim.
Teknik Ideate
Nah, Anda bisa mengumpulkan berbagai macam ide solusi dari tim.
Ada beberapa teknik untuk mengumpulkan ide-ide, diantaranya:
· Brainstorming
· Brainwriting
· Brainwalk
· Challege Assumptions
· SCAMPER
· MindMap
· Skecth/Sketchstorm
· Storyboard
· Gamestorming
· Prototype
Anda bisa memilih metode seperti Brainstorm, Brainwrite, Scamper dan lain sebagainya. Sekaligus memakai mana yang efektif dan nyaman dipakai untuk semua anggota.
Seringkali digunakan adalah brainstorming.
Dari sini bisa muncul kemungkinan banyak ide sebagai alternatif solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Memilih ide
Setelah sesi ideation, ide-ide yang yang ada dikumpulkan, kemudian dikategorikan, disempurnakan, dan dipersempit, sehingga tim dapat memilih solusi yang terbaik.
4. Prototype
“Design is not just what it looks and feel like. Design is how it works.”
– Steve Jobs
Prototype atau puwarupa atau arketipe merupakan bentuk awal dari sebuah entitas. Dalam design thinking, prototype dibuat sebelum pengembangan atau sebelum hasil desain diproduksi secara masal.
Tujuan utama Prototype adalah untuk memvalidasi dan mepercepat eksekusi akhir dengan memperhatikan kelayakan pada obyek sasaran, dalam hal ini adalah pengguna. Anda juga bisa menggunakannya untuk mengekplorasi masalah, ide, dan peluang dalam area fokus tertentu dan mengujinya untuk mengetahui dampak perubahan inkremental atau radikal.
Tipe Prototype
Purwarupa atau prototype dapat berupa apa saja tergantung dari ide solusi apa yang nanti akan diujicobakan. Sebaiknya fokus kepada proses yang akan dilakukan pengguna akhir. Dengan demikian, Anda bisa memperoleh umpan balik yang sesuai.
Ada dua tipe utama prototype, yakni Low-fidelity Prototyping dan High-fidelity prototyping.
Panduan Membuat Prototyping
Membuat prototipe dibutuhkan banyak kreativitas. Pendiri perusahaan IDEO David dan Tom Kelley, dalam buku mereka “Creative Confidence” mengatakan bahwa pentingnya menumbuhkan Creative Serendipity atau kreativ kebetulan.
Caranya? Mendorong setiap individu fokus dan mempelajari terus menerus pada subyek yang mereka minati, dan menumbuhkan kepercayaan diri ketika mendapatkan kecelakaan/permasalahan dengan membangun persepsi bahwa setiap kecelakaan atau permasalah yang datang memungkinkan seseorang untuk menemukan solusi dan terobosan penting (inovasi).
“Fail often so you can succeed sooner”
— Tom Kelley, Author & General Manager IDEO
5. Test
“Its very easy to be different. But very difficult to be better” -Jony Ive
Setelah melewati langkah panjang dan prototype atau purwarupa selesai, maka panduan menggunakan design thinking yang terakhir adalah dengan melakukan uji coba bagi pengguna akhir.
Jangan lupa sebaiknya selalu dicatat berbagai macam hal, sehingga Anda bisa memperoleh data yang cukup di dalam mengambil keputusan. Pengujian bisa dilakukan berulang kali atau dengan sistem iteration sampai memang benar-benar ditemukan solusi terbaik bagi permasalahan yang ada.
Anda dapat menguji coba berbagai macam ide di tahap ketiga untuk mencoba solusi baru atau menggabungkan beberapa ide yang ada sekaligus.
Tujuan dari Testing adalah agar produk dan layanan Anda bisa menghasilkan solusi dengan tiga kriteria, Desirability, Feasibility, dan Viability. Desirability berkaitan dengan fokus pada pengguna. Solusi yang dibuat harus memenuhi kebtuhan, emosi dna perilaku pengguna.
Feasibility atau kelayakan berkaitan dengan teknologi atau metodologi. Solusi desain harus praktis, dapat diterapkan dan efisien. Sedangkan Viability, solusi desain Anda layak secara bisnis (jika komersial), memberi dampak sosial, dan menciptakan kelangsungan hidup, baik bagi pribadi, masyarakat maupun organisasi.
Saya selaku owner Silverie Florist, telah menerapkan 5 tahap design thinking tersebut ke dalam bisnis saya. Untuk detail prosesnya, silahkan simak tulisan di bawah ini :
1. Empathize
Banyak sekali orang yang bingung ketika ingin memberikan sesuatu kepada seseorang. Yang ada di pikiran orang-orang tersebut, mereka ingin memberikan sesuatu yang luar biasa, dan pastinya bisa menciptakan sebuah kebahagiaan.
Berbicara tentang empathize, Silverie Florist sangat memperhatikan hal tersebut. Karena pada dasarnya, produk Silverie Florist selalu dibuat berdasarkan permintaan customer, dan dirancang semenarik mungkin agar customer merasakan kepuasan. Tidak hanya itu, agar customer semakin setia dengan Silverie Florist, kami selalu berinovasi dan menciptakan varian produk baru. Dengan demikian, kami berharap Silverie Florist selalu menjadi pilihan para customer.
2. Define
Di setiap hari spesial yang dimiliki oleh orang-orang, tentunya mereka menginginkan sebuah kebahagiaan, bukan sebaliknya. Tentunya Silverie Florist sangat ingin berpartisipasi dalam mengindahkan hari spesial Anda. Di tahap define ini, yang harus kami lakukan adalah memperluas Silverie Florist agar dapat dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga ketika mereka memiliki hari spesial, mereka akan memilih Silverie Florist menjadi toko propertinya.
3. Ideate
Dalam langkah menyelesaikan permasalahan yang telah dibahas pada tahap define, Silverie Florist memiliki beberapa solusi, yaitu memanfaatkan teknologi digital, terus berinovasi dan melakukan promo menarik. Kami akan memanfaatkan media sosial dan website untuk memperkenalkan Silverie Florist ke banyak orang. Dan kami pun akan melakukan promosi melalui iklan di beberapa media sosial guna menarik perhatian dan mensugesti customer agar tertarik dengan Silverie Florist.
4. Prototype
Silverie Florist telah menyediakan akun Instagram sebagai solusi pertama. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan membuat website. Kemudian barulah Silverie Florist menggunakan promosi berupa iklan. Dan juga, Silverie Florist berencana untuk meluncurkan varian produk baru.
Anda bisa mengunjungi Silverie Florist di link berikut : https://www.instagram.com/silverie.florist/
Dan ini merupakan tampilan akun Instagram Silverie Florist :
5. Test
Kami sebagai pengelola telah mempromosikan Silverie Florist melalui akun instagram pribadi kami. Dan juga kami berhasil meluncurkan varian produk baru, yaitu “Frame Edition”. Walaupun kami tidak memperoleh terlalu banyak pengikut di instagram, tapi Puji Tuhan kami telah memiliki beberapa customer. Dan ketika mereka menerima produk yang telah dipesan, mereka puas dengan hasilnya. Semoga bisa jadi langganan ya!
Inilah yang dihasilkan Silverie Florist setelah melakukan lima tahap design thinking tersebut :
- Inovasi produk
- Pasar yang lebih luas
- Model bisnis yang baru
- Integritas
Itu saja pembahasan saya tentang 5 Tahap Design Thinking, proses dan penerapan serta outputnya.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk Anda semua, terima kasih, God Bless You!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar