Proses
Jadi, design
thinking punya lima proses. Sebenarnya banyak pendapat sih dan
berbeda-beda. Ada empat proses, ada yang menggabungkan beberapa proses dan
memunculkan proses baru. Tapi, aku mengambil empat proses yang umum digunakan
oleh masyarakat yaa… Berikut lima proses pada design thinking.
Gambar 1. Lima Proses pada Design
Thinking
Keterangan:
1. Empathize (empati)
Hal pertama yang dilakukan dan pusat dalam design
thinking adalah empathize. Tahap ini berfokus
pada user (customer dan client) dan mencari
apa sebenarnya permasalahan yang harus diselesaikan. Terdapat 3
bagian dalam tahap empathize, yaitu observe (amati), engage (terlibat),
dan immerse (merasakan langsung). Observe merupakan
cara dalam mengamati perilaku user dan cara mereka
berinteraksi dengan lingkungannya agar dapat memahami hal apa sebenarnya yang
dibutuhkan oleh mereka. Engage merupakan cara untuk terlibat
secara langsung dengan user, seperti turut serta dalam membantu
mengungkapkan cara berpikir dan nilai yang mereka pegang. Terakhir, immerse. Immerse merupakan
cara untuk merasakan situasi yang user rasakan. Dalam empathize,
penting untuk memahami diri user dan hal apa yang penting bagi
mereka.
2. Define (menentukan)
Dalam tahap ini, informasi yang telah diperoleh pada
tahap empathize akan dianalisis untuk menentukan dan
mengidentifikasikan inti dari masalah. Kemudian, kita harus berfokus pada user yang
spesifik untuk mempermudah proses penemuan masalah. Penemuan masalah juga harus
berdasarkan insight (wawwasan) dan kebutuhan user
3. Ideate (menghasilkan ide)
“Think outside the box” adalah kalimat yang
sangat tepat pada tahap ini. Di sini, kamu harus bisa mengidentifikasikan
solusi baru secara kreatif dan inovatif untuk problem statement yang
sudah dibuat pada tahap define. Cara menghasilkan ide ada
banyak, seperti brainstorming, brain write, worst possible idea, mind
mapping, dan SCAMPER.
4. Prototype (prototipe)
Tahap ini adalah tahap untuk mengaplikasikan ide
kreatif dan inovatif. Tahap ini membuat solusi dapat dilihat secara visual.
Dalam pembuatan prototipe, kamu harus dapat menyederhanakan, berpikir, dan
bertindak cepat, dan menggunakan pendekatan ekonomis yang nantinya dapat diubah
menjadi sebuah beta product atau sebuah Minimal Viable
Product (MVP).
5. Test (uji coba)
Ini adalah tahap terakhir dalam design
thinking. Di tahap ini, kita menguji coba prototipe dengan user untuk
memonitor bagaimana respons dan anggapan mereka tentang solusi yang kita
ciptakan. Di sini juga kita dapat menarik kesimpulan apakah solusi sudah
memuaskan user atau belum. Jika belum, kita masih memiliki
peluang untuk memperbaiki solusi dan membuat solusi yang lebih baik. Tahap ini
dapat dilakukan secara berulangkali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar