Salah satu kunci
sukses memulai usaha adalah adanya kemampuan menuangkan ide-ide atau gagasan
cemerlang yang kreatif dan inovatif dan mempunyai nilai ekonomi/komersial
tinggi ke dalam sebuah Business Plan atau perencanaan bisnis yang matang dan
realistis. Apapun jenis usaha yang akan kita jalankan. Lebih-lebih jika
ditindaklanjuti dengan menuangkan ide-ide tersebut dalam tulisan sehingga dapat
dikomunikasikan kepada pihak-pihak lain.
Perencanaan bisnis (Business Plan) adalah rencana-rencana
tentang apa yang dikerjakan dalam suatu bisnis ke depan meliputi alokasi
sumberdaya, perhatian pada faktor-faktor kunci dan mengolah
permasalahan-permasalahan dan peluang yang ada. Secara garis besar isi suatu
perencanaan bisnis dimulai dari Ringkasan, Statemen Misi, Faktor-faktor kunci,
Analisis Pasar, Produksi, Manajemen dan Analisis Finansial seperti analisis Break Event dan lain-lainnya.
Kebutuhan akan
sebuah perencanaan bisnis menjadi mutlak jika kita akan menjalankan suatu
bisnis, karena perencanaan bisnis sendiri ibarat sebuah peta dan kompas untuk
menjalankan bisnis. Dengan sebuah perencanaan kita dapat menetapkan tujuan
utama bisnis kita, skala prioritas, dan menetapkan cash flow.
Sementara dengan
perencanaan bisnis yang baik akan menjadikan peluang sukses bisnis kita semakin
tinggi. Perencanaan bisnis yang baik sendiri adalah sebuah proses, bukan hanya
sekedar perencanaan. Perencanaan bisnis yang baik indikatornya antara lain:
Sederhana (mengandung kemudahan dan kepraktisan) untuk dilaksanakan; Spesifik
(konkret, terukur, spesifik dalam waktu, personalianya dan anggarannya);
Realistik (realistik dalam tujuan, anggaran maupun target pencapaian waktunya)
dan Komplit atau lengkap semua elemennya.
Kata Kunci: Business
Plan
A. Pendahuluan
Banyak orang mengatakan bahwa “Ide atau gagasan”
mahal harganya. Tentunya
tidak sembarang ide, tetapi ide yang mempunyai
nilai komersial dan ide itu ditulis dalam suatu rencana usaha atau rencana
bisnis. Sebenarnya banyak orang mempunyai ide cemerlang, ide yang hebat-hebat
serta mempunyai nilai komersial tinggi tetapi ide itu tetaplah hanya sekedar
ide bahkan hanya sekedar impian yang numpang lewat, karena ide yang hebat tadi
tidak pernah ditulis atau dikomunikasikan kepada pihak lain ataupun
diimplementasikan.
Tulisan ini mencoba mengupas tentang business plan, dengan harapan dapat
digunakan sebagai pengetahuan ataupun menyiapkan langkah awal bagaimana untuk
menggali, menumbuhkan ataupun menjaring ide-ide atau gagasan bisnis dan
sekaligus menuangkannya dalam sebuah rencana usaha/bisnis. Realita di lapangan
menunjukkan bahwa banyak ide/gagasan-gagasan bisnis hebat dan ide-ide orisinil
yang justru lahir dari para kawula muda. Tentunya kalau peluang atau kemampuan
ini dikemas dengan baik dan mampu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
dikemas sebagai rencana usaha/bisnis yang layak dan mampu diterapkan ke dalam
sebuah bisnis riil, tentunya akan banyak memberi manfaat bagi para kawula muda
sendiri dan sekaligus memberikan kontribusi bagi masyarakat dan lingkungannya.
Salah satu kunci sukses memulai usaha adalah
membuat sebuah perencanaan usaha/bisnis yang matang dan realistis. Apapun jenis
usaha yang akan kita jalankan. Tulisan ini mencoba menguraikan selangkah demi
selangkah bagaimana membuat perencanaan usaha/bisnis. Perencanaan usaha/bisnis
sangat berguna untuk menilai apakah usaha/bisnis yang akan kita tekuni layak, profitable dan berjangka panjang/berprospek. Dengan perencanaan usaha/bisnis yang matang,
juga sangat berguna apabila kita
ingin mengajak mitra bisnis, investor ataupun calon kreditor untuk merealisasi
impian kita agar jadi kenyataan.
B. Apa Business Plan
itu?
1. Pengertian Business Plan
Data penelitian
mengungkapkan, dari 100 orang pendiri perusahaan yang mempunyai pertumbuhan
tinggi, terungkap bahwa para wirausaha sedikit sekali yang melakukan
perencanaan usaha (business plan) pada tingkat awal. Bahkan 41% dari mereka tidak
mempunyai rencana usaha, 26% hanya memiliki perencanaan seadanya, 5% hanya
membuat proyeksi keuangan, dan 28% membuat perencanaan usaha secara jelas.
Cerita lain, ketika
seorang direksi bank yang ingin membuat usaha, dihitung-hitung terus berbagai
kalkulasi mengenai usaha yang akan dilakukannya eh ternyata
hasil hitungannya selalu tidak positif. Akhirnya dia tidak berani buka usaha.
Purdi Candra menyatakan jika mau memulai usaha "Jangan dihitung
terus!" Usaha itu dibuka, baru dihitung. Ini street smart (cerdas jalanan atau cerdas dalam praktek). Kalau
dihitung baru dibuka, maka tidak akan buka-buka usaha. Makanya, yang membuat
orang takut itu bukan sisi gelap, tapi justru sisi terang. Karena kita mampu
menghitung atau tahu hitung-hitungannya, tahu risikonya besar, jadi takut
memulai usaha. Kalau gelap, tidak tahu apa-apa, usaha itu tidak takut. Dihitung
atau tidak dihitung itu sama saja kok.
Dari dua cerita di
atas bukan berarti perencanaan usaha tidak perlu dibuat dan bukan pula
perencanaan usaha menjadi tidak penting. Perencanaan usaha tetap perlu dibuat
walau sangat sederhana dan perencanaan usaha juga tetap penting karena bisa
untuk memperkirakan prospek, keuntungan maupun risiko usaha/bisnis tersebut.
Dan sebaiknya perencanaan usahapun harus dibuat secara tertulis dan resmi,
karena merupakan alat untuk memegang kendali dan menjaga agar usaha perusahaan
tidak menyimpang.
Perencanaan usaha
adalah keseluruhan proses tentang hal-hal yang akan dikerjakan pada masa yang
akan datang, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sangat
penting, karena perencanaan usaha merupakan pedoman kerja bagi seorang
wirausaha. Pada umumnya, perencanaan usaha mengatur tentang proses kegiatan
usaha, produksi, pemasaran, penjualan, perluasan usaha, keuangan usaha,
pembelian, tenaga kerja, dan penyediaan atau pengadaan peralatan.
Pengertian lain
Perencanaan usaha/bisnis (Business Plan)
adalah rencana-rencana tentang apa yang dikerjakan dalam suatu bisnis ke depan
meliputi alokasi sumberdaya, perhatian pada faktor-faktor kunci dan mengolah
permasalahan-permasalahan dan peluang yang ada. Kadang-kadang banyak orang
berpikir bahwa perencanaan bisnis
hanya untuk sebuah bisnis baru atau
sebuah proposal untuk mencari pinjaman
dana ke pihak perbankan atau
bagaimana mendatangkan investor baru dalam bisnis. Sebenarnya tidak sederhana hal di atas, perencanaan
bisnis juga penting untuk suatu bisnis
yang sedang berjalan. Bisnis
membutuhkan perencanaan untuk pertumbuhan yang optimis dan pengembangan-pengembangan dengan skala prioritas.
Perencanaan Usaha/Bisnis sendiri adalah suatu hasil pemikiran, dimana isi dari
perencanaan harus mampu mendukung pencapaian tujuan-tujuan perusahaan/bisnis.
Adapun hal-hal apa
yang harus ada dalam perencanaan usaha, secara sederhana dalam suatu
perencanaan bisnis dimulai dari Ringkasan, Statemen Misi,
Faktor-faktor kunci, Analisis Pasar, Produksi,
Manajemen dan Analisis Finansial seperti analisis Break Event dan lain-lainnya.
2. Prinsip Business Plan
Adapun prinsip-prinsip dalam perencanaan usaha itu
sebagai berikut:
a.
Perencanaan usaha
harus dapat diterima oleh semua pihak.
b.
Perencanaan usaha
harus fleksibel dan realistis.
c.
Perencanaan usaha
harus mencakup seluruh aspek kegiatan usaha.
d.
Perencanaan usaha
harus merumuskan cara-cara kerja usaha yang efektif dan efisien.
3. Manfaat Business Plan
Adapun manfaat perencanaan usaha itu di antaranya:
a.
Membimbing jalannya
kegiatan usaha.
b.
Mengamankan
kelangsungan hidup usaha.
c.
Mengembangkan
kemampuan manajerial di bidang usaha.
d.
Sebagai pedoman/petunjuk
bagi pimpinan perusahaan di dalam menjalankan usahanya.
e.
Mengetahui apa-apa
yang akan terjadi dalam usaha.
f.
Sebagai alat
berkomunikasi dalam usaha.
g.
Sebagai alat untuk
memperkecil risiko usaha.
h.
Memperbesar peluang
untuk mencapai laba.
i.
Memudahkan perolehan
bantuan kredit modal dari bank
j.
Sebagai pedoman di
dalam pengawasan.
4. Kegiatan Business Plan
Perencanaan usaha
adalah sebuah selling document yang mengungkapkan daya tarik dan harapan
sebuah bisnis kepada penyandang dana potensial. Jadi, perencanaan usaha
merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh seorang wirausaha yang
mengembangkan dan menggambarkan semua unsur yang relevan, baik internal maupun
eksternal untuk memulai suatu usaha.
Di sini seorang
wirausaha diharapkan mampu menggarap perencanaan usaha jangka pendek dan dapat
merumuskan untuk mencapai sasaran dan tujuannya. Perencanaan usaha itu harus
mencakup berbagai jenis kegiatan, di antaranya:
a.
Mempelajari dan
meramalkan masa depan usaha.
b.
Menentukan sasaran
beserta fasilitas yang diperlukan dalam usaha.
c.
Membuat program
kerja dan perhitungan usaha.
d.
Menentukan prosedur
kerja di dalam usaha.
e.
Menentukan rencana
anggaran usaha.
f.
C. Apakah Ada Standar dalam Pembuatan Business Plan?
Sebuah perencanaan usaha/bisnis, normalnya
mengandung serangkaian elemen-elemen standar. Format dan bentuk perencanaan
sangat bervariasi, tetapi biasanya sebuah perencanaan bisnis akan berisi
komponen-komponen seperti deskripsi perusahaan, produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan, pasarnya, prediksi atau ramalan-ramalan ke depan, team
manajemennya dan analisis finansial/keuangannya.
Sebuah perencanaan usaha/bisnis juga
tergantung atau dipengaruhi oleh situasi yang spesifik. Sebagai contoh
deskripsi dari team manajemen sangatlah penting untuk investor, demikian juga
tentang kondisi keuangan masa lalu menjadi penting untuk pihak bank atau
kreditor. Akan tetapi jika pengembangan sebuah perencanaan hanya akan digunakan
oleh pihak internal, kita tidak membutuhkan penjelasan secara detail karena
semua pihak dalam perusahaan sudah mengetahuinya, justru yang terpenting adalah
sudahkah perencanaan yang kita buat matching
dengan tujuan perusahaan.
D. Apa yang Paling
Penting dalam Sebuah Perencanaan?
Secara umum garis besar isi perencanaan
usaha yang dibuat seorang wirausaha, berusaha merinci profit, neraca perusahaan, dan proyeksi aliran khas. Sedangkan
mengenai kedalaman dan rincian perencanaan usaha sangat tergantung pada luas
tidaknya usaha. Oleh karena itu dalam membuat perencanaan usaha paling tidak
kita harus adalah memikirkan, menimbang-nimbang, memutuskan, dan menentukan
hal-hal berikut ini:
1.
Apa yang akan
dikerjakan di dalam usaha?
2.
Kapan pekerjaan
usaha itu akan dilaksanakan?
3.
Bagaimana cara
mengerjakan pekerjaan usaha?
4.
Siapa saja yang
ditugaskan untuk melakukan pekerjaan usaha?
5.
Di mana pekerjaan
usaha akan dilaksanakan dan mengapa harus dikerjakan? Sebenarnya berbicara yang
paling penting dalam sebuah perencanaan sangat
tergantung kasusnya. Namun secara umum biasanya
dalam sebuah perencanaan yang paling penting adalah (1) Analisis Cash Flownya misalnya bisa untuk
prediksi profit; (2) Detail
Pelaksanaan untuk prediksi
apa-apa yang akan terjadi, siapa yang bertanggung
jawab, kapan, dan bagaimana anggarannya? Hasil akhir dari sebuah perencanaan
adalah bagaimana kondisi perusahaan mengalami peningkatan.
77
Komponen-komponen utama yang dianjurkan ada dalam
sebuah perencanaan bisnis dan garis besar isinya adalah sebagai berikut:
1. Ringkasan (Executive Summary)
Berisi gambaran
singkat kira-kira 1 sampai 2 halaman, mencakup Latar belakang proyek, penggagas
proyek, pasar yang menjadi sasaran, pengelolaan proyek sampai dengan kelayakan
proyek secara finansial, kelayakan proyek secara umum.
2. Deskripsi Perusahaan (Company Description)
Berisi gambaran singkat profil perusahaan
yang akan menjalankan proyek, misalnya Aspek hukum/legal dari bentuk badan usahanya
apa? Sejarah/historis Perusahaan, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kepemilikan
dalam perusahaan dan lainnya.
3. Barang atau Jasa yang diproduksi atau
dipasarkan
Berisi gambaran barang/jasa apa yang akan
diproduksi atau dipasarkan, alasan barang/jasa tersebut diproduksi dan manfaat/benefit yang dapat diperoleh konsumen/customer atas barang/jasa tersebut.
4. Analisis Aspek Pasar
Berisi gambaran tentang:
a.
Peluang Bisnis dan Prospeknya, hal-hal yang perlu dikupas dalam peluang bisnis antara lain: (1) Apa
yang bisa kita buat?, (2) Pasar membutuhkan Apa?, (3) Perlunya Menciptakan
Kebutuhan Konsumen (Paradigma terbaru agar bisnis kita bisa eksis kita harus
bisa menciptakan pasar)?, (4) Melihat masih adakah Peluang?, (5) Layakkah
Peluang itu kita garap?
b.
Kondisi Persaingan, bagaimana bentuk atau kondisi persaingan dari
pasar yang akan kita hadapi,
pembicaranya antara lain: (1) Pasarnya sudah pasti/Captive Market, misalnya kita berproduksi atas dasar pesanan, maka
kita tidak perlu memikirkan barang yang kita buat laku atau tidak laku?; (2)
Pasarnya ditentukan oleh Pembeli/Buyer
Market (jika pasar dikuasai oleh pembeli maka posisi kita sebagai produsen
akan lebih berat karena kita harus bersaing ketat berebut konsumen).
c.
Posisi Perusahaan dalam Pasar, yang perlu dibahas antara lain: Pasar yang hendak dikuasai/Target Pasar
berapa?, Posisi dalam Pasar/Positioning
apakah sebagai Leader
(pemimpin pasar), Follower (pengikut)
atau Nicher (pengisi ceruk/relung
pasar)?
d.
Usaha-usaha Pemasarannya/Marketing
effort bagaimana? Jika kita
sudah mempunyai target pasar, maka
agar target bisa tercapai harus didukung oleh usaha-usaha pemasarannya. Salah
satu bentuk usaha pemasaran bisa menggunakan Bauran Pemasaran/Marketing Mix yang meliputi 4P: Product, Price, Place, dan Promotion.
Di sisi lain masalah Siklus Kehidupan Produknya/Product Life Cycles (suatu produk akan
mengalami tahap-tahap sebagai berikut: perkenalan, tumbuh, matang, jenuh dan decline) juga harus diperhatikan.
5.
Analisis
Aspek Teknik/Produksi Berisi gambaran tentang:
a.
Lokasi (Dekat konsumen atau
dekat bahan baku?)
b.
Layout (Layout Garis jika
pengelompokan mesin atau peralatan menggunakan
urutan proses produksi atau Layout Fungsi jika pengelompokan mesin atau
peralatan atas dasar fungsi-fungsi yang sama dijadikan satu?)
c.
Luas atau Skala Produksi (bisa menggunakan pertimbangan Keuntungan Maksimum atau Biaya Rata-rata
Terendah?)
d.
Pemilihan Mesin atau Teknologi yang hendak dipakai (Padat Teknologi atau Padat Karya/Tenaga?).
6. Analisis Aspek
Manajemen Berisi gambaran tentang:
a.
Bisnis/proyek dalam Masa Pembangunan, berisi kajian Berapa Lama waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan proyek sampai proyek siap
beroperasi? Dan yang kedua harus bisa menjawab berapa biaya yang dibutuhkan
untuk proyek tersebut?
b.
Bisnis/proyek sudah Berjalan atau Beroperasi, berisi kajian apa Bentuk Badan Hukum Organisasi Pengelolanya? Apakah mau berbentuk
Perusahaan Perseorangan, Firma, Koperasi, PT atau yang lainnya? Bagaimana
Struktur Organisasinya?; Jumlah Karyawan Yang Dibutuhkan?; Persyaratan Karyawan
untuk Jabatan Kunci?; Proses Rekruitmentnya?;
Jenjang Karir dan lainnya?
7. Analisis Aspek
Finansial/Keuangan Berisi gambaran
tentang:
79
a. Kebutuhan Dana (Menghitung total kebutuhan akan dana yaitu berapa jumlah dana yang diperlukan untuk
membiayai rencana bisnis, kebutuhan ini bisa diuraikan untuk (1) Membiayai
Aktiva Tetap dan (2) Modal Kerja). Pada Neraca dapat dilihat di sisi Aktiva.
b.
Sumber Dana (Sumber
dana untuk membiayai rencana bisnis bisa diperoleh
(1) Hutang, dapat berupa hutang jangka pendek dan
hutang jangka panjang;
(2) Modal Sendiri/Equity).
Pada Neraca dapat dilihat dari sisi Pasiva
c.
Menghitung Aliran Kas/Cash Flow dari Rencana Bisnis,
aliran kas dapat dikelompokkan
menjadi:
(1) Pengelompokan pertama untuk cash flow terdiri atas Cash
Out Flow/COF = Aliran kas keluar, diberi tanda negatif dan Cash In Flow/CIF = Aliran kas masuk,
diberi tanda positif.
(2) Pengelompokan kedua, aliran kas atau cash flow dibagi 3, yaitu: (a) Initial Cash Flow = Aliran kas atau dana yang dikeluarkan di awal proyek
diberi tanda Negatif karena berupa
dana keluar; (b) Operational Cash Flow
= Aliran dana ketika proyek beroperasi/berjalan, ketika proyek berjalan ada
dana keluar sebagai biaya-biaya operasional tetapi
juga sudah ada pendapatan operasional. Untuk sebuah proyek komersial aliran kas
operasional biasanya bertanda Positif karena pendapatan operasional idealnya
harus lebih besar dari biaya operasional; (c) Terminal Cash Flow
= Aliran kas di akhir proyek, di akhir proyek akan
ada 2 (dua) aliran kas yaitu berupa Pengembalian Modal Kerja dan Nilai
Residu/Nilai Sisa, keduanya selalu berupa aliran kas masuk jadi aliran kas di
akhir proyek bertanda Positif.
d.
Menilai Kelayakan Bisnis/Proyek dari sisi Keuangan.
Ada 5 (lima) metode penilaian, yaitu Pay Back Period/PP, Average Rate of Return/ARR;
Profitabilitas Indeks/PI; Internal rate
of Return/IRR dan Net Present Value/NPV.
Dari 5 (lima) metode di atas yang paling sering digunakan hanya 3 (tiga) metode yaitu: (1) PP intinya seberapa cepat dana
yang diinvestasikan bisa kembali, tentunya semakin cepat kembali semakin baik;
(2) IRR mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang dari aliran kas keluar (Present
Value Cash Out Flow = PV COF) dengan nilai sekarang dari aliran kas masuk (Present Value Cash In Flow = PV CIF);
hasil IRR ini dibandingkan dengan tingkat bunga pinjaman bank/ri, jika IRR >
ri; maka proyek layak; (3) NPV yaitu mencari nilai bersih sekarang, dapat
dicari NPV = PV CIF – PV COF; jika nilai NPV positif maka proyek layak,
sebaliknya jika negatif proyek tidak layak.
Tujuh komponen utama dalam suatu perencanaan
bisnis minimal harus ada sebagaimana diuraikan di depan. Namun jika yang kita
kerjakan suatu rencana bisnis/proyek yang nilai besar tentunya masih diperlukan
tinjauan aspek-aspek lain, seperti aspek ekonomi makro/nasional, aspek hukum,
aspek sosial budaya dan aspek dampak terhadap lingkungan.
E. Siapa saja yang
Membutuhkan Perencanaan Bisnis?
Kita membutuhkan sebuah perencanaan bisnis jika
kita akan menjalankan suatu
bisnis. Sebuah perencanaan
bisnis adalah ibarat sebuah peta dan
kompas untuk menjalankan bisnis, sehingga tanpa perencanaan bisnis maka
perjalanan bisnis kita ibarat orang yang berjalan dalam kegelapan. Dengan
sebuah perencanaan kita dapat menetapkan tujuan utama bisnis kita, skala
prioritas, dan menetapkan cash flow.
Di sisi lain, kita juga membutuhkan perencanaan
bisnis untuk dapat dikomunikasikan kepada semua pihak, baik pihak internal
maupun pihak eksternal/luar perusahaan, komunikasi ini dibutuhkan misalnya kita
ingin:
1.
mencari pinjaman
dana ke bank
2.
mencari investor
3.
mengkomunikasikan
dengan pihak manajemen
4.
pihak-pihak lain
F. Bagaimana Membuat Perencanaan Bisnis Yang
Baik?
1.
Perencanaan yang
baik adalah sebuah proses, bukan hanya sekedar perencanaan. Perencanaan yang
baik indikatornya antara lain:
a.
Sederhana, perencanaan yang
baik adalah perencanaan yang mudah dimengerti
dan mudah dilaksanakan (mengandung kemudahan dan kepraktisan)
b.
Spesifik, perencanaan yang
baik adalah yang konkret, terukur, spesifik
dalam waktu, personalianya dan anggarannya.
c.
Realistik, perencanaan yang
baik adalah perencanaan yang realistik dalam tujuan, anggaran maupun target pencapaian waktunya.
d.
Komplit atau lengkap,
perencanaan yang baik adalah perencanaan yang lengkap semua elemennya.
2.
Perencanaan yang
baik adalah perencanaan yang dapat dipergunakan untuk berbagai hal, seperti:
a.
Mendefinisikan dan
menetapkan tujuan
b.
Menciptakan laporan
bisnis secara reguler
c.
Mendefinisikan
bisnis-bisnis baru
d.
Mensupport aplikasi
pinjaman
e.
Mendifinisikan
berbagai perjanjian dengan partner
f.
Serangkaian nilai
untuk pencapaian tujuan secara legal
g.
Untuk mengevaluasi
masalah produk-produk, promosi
maupun ekspansi
G. Kesimpulan
Dalam dunia praktek sehari-hari, ternyata
banyak kendala yang ditemui baik dalam membuat business plan maupun implementasinya. Kendala yang sering ditemui
dalam membuat business plan adalah
sulitnya menemukan ide-ide yang dapat dijadikan proyek bisnis yang
menguntungkan. Kendala lahirnya ide-ide kreatif yang punyai nilai ekonomis ini
banyak terjadi karena kita sendiri sering kali kurang menyadari bahwa ide
adalah hasil proses alam bawah sadar sehingga ide tidak akan hadir
berkali-kali. Di sisi lain kita juga sering kurang peka terhadap lingkungan
sekitar dan mudah menyerah ketika menghadapi tantangan, padahal ide-ide
kreatif, inovatif dan bernilai ekonomis justru sering lahir dari kepekaan kita
terhadap lingkungan dan kemampuan kita merubah tantangan menjadi peluang.
Setelah kita mampu membuat business plan-pun seringkali tidak bisa
diimplementasikan, alasan utama adalah kendala modal. Kadangkala modal tidak
menjadi masalah tetapi keberanian untuk memulai yang belum ada atau nyaris
tidak ada. Banyak faktor yang menyebabkan semua ini terjadi, ada faktor di luar
ekonomi, misalnya kultur di Indonesia yang masih menganggap profesi wirausaha
sebagai profesi kurang terhormat, sehingga banyak orang tua yang lebih
menginginkan anak-anaknya berprofesi sebagai PNS, ABRI atau Pegawai Swasta.
Faktor lain adanya anggapan bahwa berwirausaha selalu faktor modal yang utama, padahal
banyak bukti pengusaha/entrepreneur
sukses justru memulai usaha dari nol alias tanpa modal. Banyak entrepreneur sukses menganggap dalam
memulai bisnis modal utamanya adalah ide-ide cemerlang, relasi ataupun
impian-impian yang tinggi yang kadang menurut orang lain tidak masuk akal, tapi
dengan sedikit kecerdikan dan keberanian mengambil risiko (ciri seorang
entrepreneur) mampu melahirkan pengusaha-pengusaha yang handal dan sukses.
Harapan penulis
mudah-mudah setelah membaca tulisan ini pembaca akan tertarik untuk menuangkan
ide cemerlangnya menjadi sebuah rencana usaha/business plan yang layak
diimplementasikan, profitable dan berprospek cerah,
sehingga hasil akhirnya akan mampu melahirkan wirausahawan yang berhasil.
Daftar Pustaka:
Andrias Harefa. (2008). Berwirausaha dari Nol 10 Kiat Sukses dengan Modal Seadanya. Jakarta: Gramedia.
Feddy Rangkuti. (2000). Business Plan, Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Ismail
Solichin. (2007). Memahami Business Plan.
Jakarta: Salemba.
Linda
Pinson. (2003). Panduan Lengkap Menyusun
Proposal dan Rencana Bisnis.
Jakarta: Canary.
Purdi
E Chandra. http://www.purdiechandra.net
Suad
Husnan dan Soewarsono . (2003). Studi
Kelayakan Proyek. Yogyakarta: UPP-
AMP YKPN.
Sutoyo.
(1995). Studi Kelayakan Proyek.
Jakarta: LPPM
Quiz 14/06/2019
BalasHapus1.–Dasar Manejemen adalah suatu proses penyelenggaraan kerja guna mencapai tujuan dengan melakukan pengawasan yang kontinyu. Di mana dalam proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai tujuan tersebut dengan melalui orang-orang.
-Fungsi manajemen dalam organisasi bisnis:
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pemimpinan (Leading)
4. Pengendalian (Controlling)
2.Manajemen fungsional adalah untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
3.-Manajemen Sumber Daya Manusia adalah sebuah ilmu atau cara untuk mengatur bagaimana hubungan serta perananan tenaga kerja (sumber daya / obyek utama) secara efektif dan efisien sehingga dapat dimaksimalkan untuk mencapai tujuan bersama, baik perusahaan, karyawan maupun masyarakat.
-Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.
Manajemn produksi adalah mengarahkan pada konsep manajemen dan produksi,Manajemen menggunakan fungsi – fungsi manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dan produksi mengarahkan pada penciptaan barang dan jasa.