ASBTRAK
Mengenal Bisnis Kovensional sebenarnya,
apa arti konvensional? Menurut para ahli, Pengertian Konvensional adalah semua
hal yang sifatnya mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang lazim digunakan atau
berdasarkan kesepakatan banyak orang. Misalnya, kelaziman, kebiasaan, atau adat
di suatu tempat.
Arti kata konvensional seringkali
didefinisikan sebagai sesuatu yang ketinggalan jaman (kuno) atau cara-cara
tradisional yang sudah tidak sesuai dengan kondisi jaman sekarang. Padahal
tidak demikian, karena pada dasarnya kata konvensional sangat berhubungan
dengan kesepakatan.
Secara etimologi, kata konvensional
berasal dari kata konvensi yang artinya kesepakatan atau permufakatan yang
dibuat oleh sejumlah orang, baik itu dalam organisasi, daerah, maupun negara.
Sehingga istilah konvensional adalah hal-hal yang dilakukan berdasarkan
kesepakatan umum.
Contoh Konvensional
Istilah
“konvensional” cukup sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dan istilah
ini selalu mengacu pada sesuatu yang berhubungan dengan sesuatu yang telah
menjadi kebiasaan.
1.
Konvensional di Masyarakat Umum
Salah
satu contoh konvensional atau kebiasaan di masyarakat umum adalah dalam
hubungan pria dan wanita. Biasanya, seorang laki-laki yang melakukan lamaran
atau mendekati seorang wanita, bukan sebaliknya. Wanita umumnya tidak mau
melakukan langkah agresif melamar atau mendekati laki-laki lebih dulu karena
dianggap tidak wajar.
Namun,
hal tersebut sudah banyak berubah sekarang ini. Dalam hal hubungan pria dan
wanita, sekarang ini sudah cukup banyak wanita yang cenderung lebih agresif dan
berinisiatif mendekati seorang pria.
Begitu juga dalam hal kesetaraan hak
pria dan wanita. Jika dulu pria dianggap lebih memiliki hak untuk mempunyai
karir dan pekerjaan yang bergengsi, sekarang hal tersebut sudah berubah. Jaman
sekarang banyak wanita yang menjadi pemimpin perusahaan (CEO) atau menjadi
orang yang berpengaruh.
2. Konvensional di
Dunia Bisnis
Contoh Konvensional juga sering kita
temukan dalam dunia bisnis. Misalnya, bisnis konvensional itu pada umumnya
harus mempunyai tempat usaha secara fisik, memiliki produk yang dijual, dan
lain-lain. Saat ini, bisnis tidak harus punya tempat usaha, dan tidak harus
punya barang sendiri.
Contoh lainnya adalah penggunaan istilah
Bank di Indonesia, yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah. Pengertian Bank
Konvensionak adalah Bank yang sistem kerjanya sesuai dengan prosedur dan
ketetapan yang dibuat oleh Bank Sentral (Bank Indonesia).
Sedangkan Bank Syariah memiliki prinsip
kerja yang berbeda dengan bank Konvensional. Semua Bank Syariah menerapkan
hukum Islam dalam pelaksanaan operasionalnya.
3. Konvensional di
Bidang Persenjataan
Pengertian senjata konvensional adalah
semua senjata yang paling populer dan umum digunakan. Beberapa diantaranya
adalah bom, pistol, peluru, ranjau darat, senapan, dan lain-lain.
4. Konvensional di
Bidang Bioteknologi
Pengertian bioteknologi konvensional
adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme dalam menciptakan suatu
produk dan jasa. Misalnya, bakteri dan jamur yang menghasilkan enzim tertentu
dalam metabolismenya sehingga menghasilkan produk tertentu.
5. Konvensional
dalam Pendidikan
Pengertian pembelajaran konvensional
adalah proses belajar mengajar yang berlangsung secara tradisional, yaitu
dengan cara ceramah, diskusi, tanya-jawab, dan pemberian tugas.
Demikianlah
penjelasan singkat mengenai pengertian konvensional serta contohnya dalam
beberapa bidang. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.
E-Commerce
secara umum, pengertian E-commerce (perdagangan
elektronik) adalah kegiatan jual beli barang/jasa atau transmisi
dana/data melalui jaringan elektronik, terutama internet.
Dengan
perkembangan teknologi informasi dan software, hal ini membuat
transaksi konvensional menjadi mungkin untuk dilakukan secara
elektronik.
Berikut beberapa contoh dari praktek e-commerce:
Menerima pembayaran kartu kredit untuk transaksi
penjualan online
1. Menghasilkan
pendapatan dari iklan online
2. Pertukaran
saham melalui broker online
3. Penyaluran
informasi kepada perusahaan melalui intranet
4. Penyaluran
manufaktur dan distribusi dengan partner melalui ekstranet
5. Melakukan
penjualan produk digital melalui website
Transaksi e-commerce terjadi pada banyak ruang lingkup
mulai dari bisnis ke bisnis, bisnis ke konsumen, konsumen ke konsumen dan
konsumen ke bisnis. Istilah e-commerce atau e-business sering digunakan secara
bergantian juga dengan istilah e-tail dalam referensi untuk proses
transaksional belanja online.
Sejarah E-Commerce
Awal
mula perjalanan e-commerce dimulai dari tahun 1960-an, ketika bisnis mulai menggunakan
Electronic Data Interchange (EDI) untuk berbagi dokumen bisnis dengan
perusahaan lain.
Pada
tahun 1979, American National Standards Institute mengembangkan ASC X12 sebagai
standar universal bagi pebisnis untuk berbagi dokumen melalui jaringan elektronik.
Setelah
jumlah individu yang saling berbagi dokumen elektronik tumbuh pada 1980-an,
pada 1990-an munculnya eBay (www.ebay.com) dan Amazon (www.amazon.com)
merevolusi industri e-commerce. Konsumen sekarang dapat membeli barang dalam
jumlah tak terbatas secara online.
Aplikasi E-Commerce
E-commerce
dilakukan dengan menggunakan berbagai aplikasi, seperti email, katalog online
dan shopping cart, EDI, File Transfer Protocol, dan layanan web.
Semua
hal itu termasuk transaksi bisnis ke bisnis dan pemasaran menggunakan email
dengan iklan yang tidak diinginkan (biasanya dianggap spam). Email-email ini
dikirimkan kepada konsumen dan prospek bisnis, sama halnya dengan mengirimkan
e-newsletter kepada pengguna yang sudah berlangganan.
Saat
ini lebih banyak perusahaan yang mencoba menarik perhatian konsumen langsung
secara online dengan menggunakan alat promosi seperti kupon digital, pemasaran
melalui media sosial dan iklan bertarget.
Banyak
manfaat yang bisa didapatkan dengan e-commerce, seperti cepatnya akses transaksi,
ketersediaan barang dan jasa, kemudahan mengakses bagi konsumen dan
kemampuannya menjangkau konsumen secara internasional.
Namun
bukan berarti e-commerce tidak memiliki kekurangannya. Misalnya saja pada saat
pembelian barang, konsumen tidak bisa melihat atau menyentuh langsung produk
yang akan dibelinya. Selain itu konsumen juga harus menunggu agak lama untuk
bisa mendapatkan produk yang dibelinya.
Pasar
yang dihasilkan oleh kegiatan e-commerce selama ini terus bertumbuh. Penjualan
barang dan jasa secara online menyumbang lebih dari sepertiga dari total
pertumbuhan penjualan ritel Amerika Serikat pada tahun 2015.
Kegiatan
penjualan melalui website di AS mencapai nilai $340,61 milyar pada tahun
2015, jumlah tersebut meningkat sebanyak 14,6 persen dibandingkan tahun
sebelumnya. Sementara diproyeksikan akan meningkat setiap tahunnya, bahkan pada
tahun 2019 bisa mencapai $534,95 milyar.
Waralaba
Bukan sekali dua kali
kita mendengar istilah waralaba. Namun, apa sebenarnya waralaba itu dan bagaimana
menjalankannya? Apakah waralaba termasuk dalam bisnis yang menguntungkan atau tidak?
Bagaimana dengan sistem permodalannya? Untuk menjawab aneka pertanyaan di atas,
kita harus paham terlebih dahulu mengenai pengertian bisnis
waralaba dan contohnya
yang ada di Indonesia. Waralaba atau franchise dalam bahasa Inggris adalah
hubungan bisnis antara pemilik merk, produk ataupun sistem operasional dengan
pihak kedua. Bisnis ini berupa pemberian izin untuk pemakaian merk, produk
serta sistem operasional dalam jangka waktu yang ditentukan sebelumnya.
Singkatnya, waralaba adalah bisnis yang menggunakan prinsip kemitraan.
Waralaba
tentu berbeda dengan bisnis KUDO yang apabila kita bergabung menjadi agen.
Apabila dalam KUDO, kita tidak perlu membayar franchise fee untuk membeli izin
pemakaian merk dan produk, sementara dalam waralaba ada biaya-biaya tertentu
yang harus dibayar. Dalam jenis jenis waralaba, dikenal adanya istilah
franchisor dan franchisee. Franchisor diartikan sebagai badan usaha ataupun perseorangan
yang memiliki konsep, merk dan juga produk. Franchisor akan menguasai,
mengembangkan serta memberikannya pada franchisee berdasarkan kontrak
perjanjian. Jadi, franchisor diartikan sebagai pemilik merk ataupun produsen.
Sementara franchisee adalah pihak yang mendapat hak untuk memproduksi konsep
franchisor. Franchisee dapat berupa badan usaha ataupun perseorangan.
Franchisee
akan terikat kontrak ataupun perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak. Franchisee memiliki komitmen dalam menghormati tiap konsep, peraturan
serta spesifikasi dari franchisor. Franchisee dapat dikatakan sebagai pembeli
hak merk dari franchisor. Contoh waralaba di Indonesia sangat banyak dan juga
terdiri dari waralaba aneka bidang yang rata-rata sudah terkenal. Hubungan
antara franchisor dan franchisee sendiri disahkan melalui ikatan kesepakatan
atau perjanjian. Franchisor akan memberi arahan seputar teknis usaha, manajemen
hingga marketing kepada franchisee. Sementara franchisee harus membayar dana
tergantung dari kesepakatan dengan franchisor. Franchisor juga akan memberikan
hak pada franchisee terkait pelaksanaan bisnis, termasuk di antaranya adalah
aneka atribut seperti nama merk, prosedur hingga SOP yang berlaku.
Di Indonesia sendiri
sekarang ini sudah sangat banyak bisnis waralaba yang berkembang dengan sangat
pesat. Di antaranya yang terkenal adalah bisnis waralaba minimarket, restoran,
rumah makan, dan lain sebagainya. Kita bisa menemukannya dengan mudah bahkan
hingga ke desa-desa, terutama untuk bisnis minimarket. Menjamurnya bisnis
waralaba ini tidak lepas dari potensi keberhasilan yang tinggi serta peminat
yang semakin banyak. Apalagi, bisnis waralaba telah memiliki sistem yang jelas
dan SOP yang terbukti berhasil. Kecil kemungkinan bisnis waralaba akan mengalami
kegagalan. Namun demikian, kita harus tetap mempromosikan dan mengerahkan usaha
agar bisnis bisa tetap berjalan dengan baik.
Memahami kelebihan dan
kekurangan waralaba dapat menjadi langkah pertama dalam memulai bisnis ini. Bisnis lain yang dapat kita lakukan di samping waralaba
adalah menjadi agen KUDO. KUDO atau Kios Untuk Dagang Online adalah salah satu
marketplace yang cukup populer di Indonesia. Kita bisa ikut menjadi agen dengan
cara mendaftarkan diri lalu membayar saldo awal mulai dari Rp 10.000,- saja.
Setelahnya kita sudah bisa menjual aneka produk yang ada dalam KUDO. Bisnis ini
bisa dijalankan dari dalam rumah saja sehingga cocok untuk ibu rumah tangga, pensiunan, pelajar hingga mahasiswa. Keuntungan diberikan dalam
bentuk komisi. Skema komisinya sangat menarik yaitu mencapai 70%. Bisnis ini
bisa menjadi solusi bagi kita yang menginginkan usaha dengan modal kecil dan
tetap menguntungkan.
Daftar Pustaka
Budi Wahono.
2018. https://www.budiwahono.com/pengertian-bisnis-online-dan-bisnis-konvensional/
(Diakses 24 Februari 2018)
Smart Bisnis. 2018. https://www.smartbisnis.co.id/content/read/belajar-bisnis/implementasi-bisnis/mengenal-perbedaan-bisnis-konvensional-vs-digital-lebih-efektif-mana
(Diakses 22 Juli 2018)
Eka Wijaya. 2015. http://www.patartambunan.com/pengertian-e-commerce-manfaat-serta-keuntungan-e-commerce/
(Diakses 20 februari 2015)
Berguru SEO. 2015. http://berguruseo.blogspot.com/2015/03/apa-itu-e-commerce-pengertian-manfaat-contoh-bisnis-ecommerce.html
(Diakses 9 maret 2015)
Yasha. 2017. https://www.dewaweb.com/blog/panduan-lengkap-e-commerce-2018/
(Diakses 4 Desember 2017)
Jaya Kurnia. 2017. https://pengayaan.com/pengertian-waralaba-dan-contohnya/
(Diakses 16 januari 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar