OLEH:
LU’LU ILMAKNUN
ABSTRAK
Akan ke manakah setelah lulus kuliah? Pertanyaan ini
sering didengar oleh mahasiswa/I yang sedang kuliah atau sedang mempersiapkan
kelulusannya. Pilihannya ada dua, bekerja di perusahaan (orang yang
digaji) atau berwirausaha. Faktanya
banyak sarjana yang memilih bekerja di perusahaan sebagai orang yang digaji
karena memilih jalan yang instan. Namun, bagaimana kalau kalian memutuskan berwirausaha? Apakah bisa didapatkan dengan
cara yang mudah? Jawabannya tentu tidak. Akan ada banyak sekali rintangan yang
harus dihadapi. Artikel berikut akan membahas mengenai jiwa wirausaha sejak
muda.
KATA KUNCI: wirausaha, menanamkan jiwa wirausaha sejak dini,
motivasi dari wirausahawan
Menurut Dan Stein dan Jhon F.Burgess
(1993), wirausaha adalah orang yang
mengelola, mengorganisasikan, dan berani menanggung segala resiko untuk
menciptakan peluang usaha dan usaha baru. Untuk melakukan suatu usaha butuh
ilmu, pengetahuan dan motivasi yang kuat. Ilmu tersebut bisa didapat kan dari
bangku kuliah. Direktur Bina Sarana Informatika (BSI), Naba Aji Notoseputro
mengatakan, mindset orang tua ataupun mahasiswa di Indonesia masih rendah
terhadap wirausaha. Mereka selalu berpikir setelah lulus kuliah pasti bekerja,
padahal peluang berwira usaha pun sebenarnya lebar. Sayangnya, mahasiswa masih
banyak yang malu-malu dalam membangun sebuah usaha. Selain itu, semangat atau daya juang mereka juga naik
turun. Ketika usahanya tidak laku dalam sehari dua hari, mereka langsung putus
asa.
Peran orang tua pun dapat
menumbuhkan sifat kewirausahaan pada anak dari kecil. Menurut Mary Mazzio, pembuat film
sekaligus seorang pengusaha di Amerika, Untuk menanamkan jiwa wirausaha pada
anak-anak, sebagai berikut:
1)
Tumbuhkan rasa percaya diri
Berhenti
berpikir tentang rasa malu terhadap orang lain, dan berhentilah untuk hanya
berpikir tentang diri sendiri. Ajak anak untuk mulai berani berinteraksi dengan
orang lain, dan tampil lebih percaya diri akan kemampuan mereka.
2)
Membuat kamar inspirasi
Menurut
Mazzio, sebagian besar ide terbaik para pengusaha dihasilkan dari sebuah ruang
untuk berpikir kreatif. Buatlah sebuah ruang bermain yang penuh dengan berbagai
hal yang bisa meningkatkan kreativitas anak.
3)
Tingkatkan produktivitas
"Pacu
mereka untuk giat belajar matematika dan keterampilan menulis, karena dua
pelajaran ini bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari, dan bisa digunakan
untuk memenangkan rencana bisnis untuk investor," tukasnya.
4)
Jangan remehkan kegagalan
Menurut Mazzio,banyak
orang yang meremehkan kegagalan, dan kadang bicara dalam konteks menghina.
Padahal dari kegagalan kita bisa belajar. Pengusaha yang besar adalah orang
yang bisa bangun dan menarik diri kembali setelah gagal,
Selain
peran orang tua dan ilmu dari bangku kuliah, kita pun dapat memotivasi diri
kita untuk berwirausaha dari wirausaha-wirausaha di dunia. Salah satunya, Mark
Zuckerberg sang penemu Facebook, Pria kelahiran 14 Mei 1984 ini masih
berstatus mahasiswa Harvard saat memulai Facebook pada bulan Februari
2004 di usianya yang masih 19 tahun. Sejak awal, Mark Zuckerberg dan
Facebook sangat diremehkan oleh banyak pihak. Ketika pertama membuat Facebook,
Mark dihina karena sudah banyak pesaing kuat seperti MySpace dan Friendster. Bahkan saat Facebook IPO, Mark
masih dihina karena dianggap terlalu muda untuk memimpin perusahaan sebesar
Facebook.
"Ini pendapat personal saya, namun saya lebih
suka berada di lingkaran orang-orang yang meremehkan kami. Hal tersebut
memotivasi kami untuk berani keluar," ujarnya.
Di tahun 2018, menurut majalah Forbes
total kekayaan Mark Zuckerberg sekitar 1.018 triliun rupiah atau 72,3 Miliar
Dollar AS, Mark menobatkan dirinya sebagai anak muda paling kaya di dunia dan
menempati posisi kelima dalam daftar orang terkaya di dunia tahun 2018 menurut
majalah Forbes.
Resiko
terbesar adalah tidak mengambil resiko sama sekali. Dalam dunia yang berubah
dengan sangat cepat ini, satu-satunya strategi yang dijamin gagal adalah tidak
mengambil resiko.
-Mark
Zuckerberg, pendiri Facebook
KESIMPULAN
Dari
artikel di atas dapat disimpulkan bahwa, kita harus memiliki mindset
menciptakan lapangan kerja bukan memasuki lapangan kerja itu. Kita bisa
mencontoh banya wirausaha sukses salah satunya pendiri Facebook Mark
Zuckerberg.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Susilawati, Desy. 2011. “ jiwa pengusaha sejak dini “ dalam https://ftp.unpad.ac.id/koran/republika/2011-11-28/republika_2011-11-28_028.pdf (diakses 14 maret
2019)
·
Ningrum, Mallevi
Agustin. 2017. “ peran keluarga dalam
menumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini “ jurnal Pendidikan. 2(1): 29-32
dalam https://www.researchgate.net/publication/320913635_Peran_Keluarga_dalam_Menumbuhkan_Jiwa_Wirausaha_Sejak_Usia_Dini/fulltext/5a0256120f7e9b68874977da/320913635_Peran_Keluarga_dalam_Menumbuhkan_Jiwa_Wirausaha_Sejak_Usia_Dini.pdf?origin=publication_detail (diakses 14 maret 2019)
·
Zakky. 2018. “ pengertian wirausaha secara umum dan
menurut para ahli “ dalam https://www.zonareferensi.com/pengertian-wirausaha/ (diakses 14 maret 2019)
·
Anonym. 2018. “
Belajar dari Kisah Sukses Mark Zuckerberg, Sang
Penemu Facebook ” dalam https://www.wartaekonomi.co.id/read166827/belajar-dari-kisah-sukses-mark-zuckerberg-sang-penemu-facebook.html (diakses 14 maret 2019)
·
Wink.
2017. “ biografi Mark Zuckerberg “ dalam
https://www.biografiku.com/biografi-mark-zuckerberg-pendiri-facebook/ (diakses 14 maret 2019)
·
Anonym. 2012. “4 cara tumbuhkan jiwa wirausaha pada anak” dalam
https://edukasi.kompas.com/read/2012/03/31/07363944/4.cara.tumbuhkan.jiwa.wirausaha.pada.anak (diakses 14 maret 2019)
Nama : Muhammad Husein Rifa'i
BalasHapusNim : 41617110054
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari artikel ini yaitu kita harus bisa menciptakan lapangan kerja bukan memasuki lapangan kerja, good article bro