Bayu Anggara Judiansyah (@M12-Bayu)
Faktor Pendorong Untuk Berpikir Kreatif dan
Inovatif
Abstrak: pada dasarnya setiap manusia itu
memilliki volume otak yang sama. Namun, tidak banyak manusia yang bias memanfaatkan
anugrah tersebut. Bahkan seorang jenius seperti Albert Einstein saja belum
menggunakan volume otaknya dengan sepenuhnya. Disini saya akan membuat artikel
tentang factor-faktor yang bisa mendorong seseorang untuk berpikir kreatif dan
inovatif
Kata Kunci: cara berpikir kreatif
Faktor Mempengaruhi
Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang
oleh faktor internal dan situasional. Orang-orang kreatif memiliki temperamen
yang beraneka ragam. Wagner sombong dan sok ngatur; Tchaikovsky pemalu,
pendiam, dan pasif; Bryon hyperseksual; Newton tidak toleran dan pemarah;
Einstein rendah hati dan sederhana. Walaupun demikian, ada tiga aspek yang
secara umum menandai orang-orang kreatif menurut Munandar (1999: 96) :
·
Kemampuan
kognitif: termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan melahirkan
gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas
kognitif.
·
Sikap
yang terbuka: orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal
maupun eksternal.
·
Sikap
yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri: orang kreatif ingin menampilkan
dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terikat oleh konvensi-kovensi.
Hal ini menyebabkan orang kreatif sering
dianggap “nyentrik” atau gila. Selain faktor lingkungan psikososial, beberapa
peneliti menunjukan adanya faktor situasional lainnya. Maltzman menyatakan
adanya faktor peneguhan dari lingkungan. Dutton menyebutkan tersedianya hal-hal
istimewa bagi manusia kreatif, dan Silvano Arieti menekankan faktor isolasi
dalam menumbuhkan kreativitas. Butir nomor 3 membawa kita pada faktor-faktor
situasional yang menyuburkan kreativitas. Para ahli sejarah mencatat bahwa ada
saatsaat kreativitas tumbuh subur; misalnya, Islam pada zaman Abasiyah, Itali
pada waktu Renaissance. (Pasaribu, Mangihot. 2016)
Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kreativitas menurut Rogers:
a. Faktor internal
individu
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari
dalam individu yang dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya :
1. Keterbukaan terhadap pengalaman dan
rangsangan dari luar atau dalam individu. Dengan demikian individu kreatif
adalah individu yang mampu menerima perbedaan
2. Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu
dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya
sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain.
3. Kemampuan untuk bermain dan mengadakan
eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi
baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
b. Faktor eksternal
(Lingkungan)
Faktor eksternal (lingkungan) yang dapat
mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan kebudayaan yang mengandung
keamanan dan kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup lingkungan
dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat
mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi
pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat,
diantaranya:
1. Tersedianya sarana kebudayaan, misal ada
peralatan, bahan dan media.
2. Adanya keterbukaan terhadap rangsangan
kebudayaan bagi semua lapisan masyarakat.
3. Menekankan pada becoming dan tidak hanya
being, artinya tidak menekankan pada kepentingan untuk masa sekarang melainkan
berorientasi pada masa mendatang.
Proses-proses dan
Tahapan Kreativitas:
Wallas (dalam Solso, Maclin, & Maclin,
2007:45) menjelaskan bahwa ada empat tahapan dalam proses kreatif, yaitu:
·
Persiapan,
memformulasikan suatu permasalahan dan membuat usaha awal untuk mencegahnya
·
Inkubasi,
masa dimana tidak ada usaha yang dilakukan secara langsung untuk memecahkan
masalah dan perhatian dialihkan sejenak pada hal lainnya
·
Iluminasi,
memperoleh insight (pemahaman yang mendalam) dari masalah tersebut
·
Verifikasi,
menguji pemahaman yang telah didapat dan membuat solusi
De Jong & Den Hartog (2003) merinci lebih
mendalam proses inovasi dalam 4 tahap yaitu:
1. Melihat kesempatan bagi seseorang untuk
mengidentifikasi kesempatan.
Kesempatan dapat berawal dari ketidakkongruenan
dan diskontinuitas yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan pola yang
diharapkan misalnya timbulnya masalah pada pola kerja yang sudah berlangsung,
adanya kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi,atau adanya indikasi trends yang
sedang berubah.
2. Mengeluarkan ide
Dalam fase ini, seseorang mengeluarkan konsep
baru dengan tujuan menambah peningkatan. Hal ini meliputi mengeluarkan ide
sesuatu yang baru atau memperbaharui pelayanan, pertemuan dengan klien dan
teknologi pendukung. Kunci dalam mengeluarkan ide adalah mengkombinasikan dan
mereorganisasikan informasi dan konsep yang telah ada sebelumnya untuk
memecahkan masalah dan atau meningkatkan kinerja.
3. Implementasi
Dalam fase ini, ide ditransformasi terhadap
hasil yang konkret. Pada tahapan ini sering
juga disebut tahapan konvergen. Untuk mengembangkan ide dan
mengimplementasikan ide, seseorang harus memiliki perilaku yang mengacu pada
hasil.
4. Aplikasi
Dalam fase ini meliputi perilaku seseorang yang
ditujukan untuk membangun, menguji, dan memasarkan pelayanan baru. Hal ini
berkaitan dengan membuat inovasi dalam bentuk proses kerja yang baru ataupun
dalam proses rutin yang biasa dilakukan.
3 Faktor Penghambat
Kreativitas
Berikut ini 3 faktor yang menghambat Anda
mengeluarkan kreativitas. Faktor-faktor ini lahir dari metode berpikir yang
keliru.
1. Solusi yang tepat
Biasanya, setelah mengumpulkan
banyak solusi dan memilah-milahnya, kita ragu jangan-jangan tidak ada solusi
yang tepat. Sebenarnya, itulah yang justru menghambat Anda menemukan solusi!
Pakar psikologi Carolyn Kaufman, dalam artikelnya di situs psychologytoday.com
menyebutkan bahwa obsesi terhadap jawaban/solusi yang tepat merupakan salah
satu faktor penghambat kreativitas.
Kok bisa?
Jawaban/solusi yang tepat
mengandaikan adanya solusi yang keliru. Cara berpikir seperti itu membuat
perhatian kita tertuju hanya pada bagaimana menemukan solusi yang tepat dan
menghindari solusi yang keliru.
2. Functional fixedness
Selain
obsesi terhadap solusi yang tepat, functional fixedness juga bisa menjadi
faktor penghambat kreativitas. Apa itu functional fixedness? functional
fixedness adalah pola pikir di mana kita memperlakukan benda-benda sesuai
namanya, tidak kurang dan tidak lebih.
Orang
yang memiliki pola pikir functional fixedness menganggap fungsi gunting kuku
hanya untuk memotong kuku yang sudah panjang; kotak suara berfungsi hanya
sebagai penampung suara di pemilihan; sapu hanya untuk membersihkan lantai;
dan, sendok hanya untuk mengambil makanan.
Pola
pikir itu menghambat kita berpikir keluar dari kotak. Pikiran kita terhalang
untuk memberdayakan benda-benda di sekitar sebagai solusi.
3. Ide yang muluk-muluk
Ketika
menghadapi masalah, kita sering mencari ide yang muluk-muluk. Ide yang
muluk-muluk membuat solusi tampak lebih brilian dibanding ide yang biasa-biasa
saja.
Tetapi,
sebenarnya, kita tidak butuh ide yang muluk-muluk! Apa yang kita butuhkan
adalah:
·
Solusi
yang tepat sasaran,
·
Solusi
yang tidak menimbulkan masalah baru,
·
Solusi
yang mengeluarkan sesedikit mungkin usaha, modal, dan pengorbanan.
DAFTAR PUSTAKA:
Ulwia, Rina. 2015. “Inilah 3
Faktor Penghambat Kreativitas Anda!”. Dalam https://aquariuslearning.co.id/faktor-penghambat-kreativitas-anda/
(diakses pada 28 Maret 2019)
Anonim. 2011. “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kreativitas”. Dalam https://psikologikreativitasump.wordpress.com/2011/12/16/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kreativitas/
(diakses pada 28 March 2019)
Pasaribu, Mangihot. 2016. “Faktor
Mempengaruhi Berpikir Kreatif”. Dalam http://mangihot.blogspot.com/2016/10/faktor-mempengaruhi-berpikir-kreatif.html#
(diakses pada 28 March 2019)
Anonim. 2019. “KREATIVITAS”. Dalam
http://etheses.uin-malang.ac.id/743/6/10410056%20Bab%202.pdf
(diakses pada 28 March 2019)
Himawan, Teguh. 2015. “KREATIVITAS
DAN INOVASI”. Dalam http://teguhridho22.blogspot.com/2015/10/kreativitas-dan-inovasi-teori.html (diakses pada 28 March 2019)
nama : abdul hadi hadzami
BalasHapusnim : 41318110064
artikel di atas sangat bagus, karena berpikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang oleh faktor internal dan situasional. Orang-orang kreatif memiliki temperamen yang beraneka ragam. Wagner sombong dan sok ngatur; Tchaikovsky pemalu, pendiam, dan pasif.
Nama : cindy
BalasHapusNIM : 43218110114
Artikel ini sangan bermanfaat, karena bisa memotivasi dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pebisnis dalam berpikiran kreatif dan inovatif untuk menyukseskan bisnis yang dijalnkannya.
Nama : Fadjar Imaniar
BalasHapusNim : 43117010001
Artikel ini sangat benar, baik dan bermanfaat.
Berpikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang oleh faktor internal dan eksternal .
Kunci dalam berpikir kreatif adalah mengkombinasikan dan mereorganisasikan informasi dan konsep yang telah ada sebelumnya untuk memecahkan masalah dan atau meningkatkan kinerja.
Nama : Rosada Tri Asnada
BalasHapusNIM : 41415110052
Artikel yang menarik, karena pada dasarnya setiap manusia itu memilliki volume otak yang sama. Namun, tidak banyak manusia yang bias memanfaatkan anugrah tersebut.
Nama: Hana Kartika
BalasHapusNim: 42317110015
Saya senang membaca artikel ini,saya bisa berfikir kreatif dan menjadi manusia yang produktif
Nama : Ezra Feroza
BalasHapusNama : 41617120059
Tiap manusia memiliki akal yang sama, namun bagaimana tiap individu mengasah akal yang telah dibeikan oleh Tuhan,