Abstrak
Pembuatan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang
manajemen pemasaran dalam bisnis dan untuk menyelesaikan tugas kewirausahaan
Pendahuluan
Pada dasarnya manusia sebagai
konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan
hidup. Hal ini berarti konsumen tidak hanya membeli produk atau barangnya saja,
akan tetapi yang dibeli adalah manfaat atau kegunaan dari produk tersebut.
Keinginan dan kebutuhan manusia itu sifatnya tidak terbatas, tetapi sumber daya
yang dimiliki terbatas. Oleh karena itu demi mendapatkan suatu barang untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut maka seseorang akan rela menukarkan
atau mengorbankan benda atau barang yang dimiliki, seperti uang atau
benda-benda lainnya.
Terdapat suatu perbedaan yang
mendasar antara keinginan dan kebutuhan hidup manusia. Keinginan merupakan
kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan kepribadian seseorang.
Sedangkan kebutuhan itu bersifat naluri yaitu pernyataan dari perasaan
kekurangan akan sesuatu hal, misalnya orang yang merasa lapar akan mencari
barang yang dapat dimakan.
Rumusan masalah
Apa itu manajemen pemasaran
dalam bisnis?
Pembahasan
A. Pengertian
dan konsep inti Pemasaran
Pasar adalah hasil dan
kegiatan atau proses yang dinamakan pemasaran. Jadi dengan kata lain pemasaran
adalah kegiatan manusia dalam hubungannya dengan pasar. Dalam arti sempit
pemasaran sering diartikan sebagai kegiatan menyalurkan atau mendistribusikan
barang/jasa kepada konsumen. Pengertian pemasaran dalam arti luas salah satunya
adalah seperti apa yang dikemukakan oleh Philip Kotler sebagai berikut:
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, penawarkan
produk yang bernilai satu sama lain.
Manajemen pemasaran
berasal dan dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Pengertian manajemen
pemasaran tersebut merupakan pengertian gabungan dan dua pengertian kata
tersebut. lstilah manajemen secara sederhana sering diartikan sebagai
pengelolaan, pengaturan, pembinaan, penataaan, dan istilah-istilah lainnya.
Pengertian manajemen secara luas (definisi) sangat banyak sekali, tetapi dan
definisi-definisi yang ada tersebut secara garis besar memiliki unsur-unsur
yang hampir sama. Manajemen secara secara umum diartikan sebagai suatu proses
yang di dalamnya secara garis besar tercakup fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan, dan pengevaluasiaan. Atau secara
sederhana fungsi-fungsi tersebut dikatagorikan ke dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan.
Salah satu pengertian
manajemen pemasaran adalah seperti yang dikemukakan oleh Philip Kotler yang
mengutip definisi yang digunakan oleh Persatuan Pemasaran Amerika sebagai
berikut: Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dan
perwujudan, pemberian harga, promosi, dan distribusi dan barang-barang, jasa,
dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi
tujuan pelanggan dan organisasi.
Definisi lain yang senada
dikemukakan juga oleh Kotler dan Gary Amstrong yaitu sebagai berikut: Manajemen
Pemasaran adalah analisisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas
program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk
mencapai sasaran organisasi. Manajemen pemasaran diperlukan dalam proses
pertukaran, karena proses tersebut memerlukan banyak tenaga dan keterampilan.
Bagaimana mengelola atau mengatur kegiatan, keterampilan, tenaga, dan
sumberdaya, dan aspek-aspek lainnya yang diperlukan akan sangat menentukan
berhasil atau tidaknya organisasi mencapai sasaran dan tujuan pemasaran.
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran sangat
penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan cara untuk mencapai
tujuan perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah
serangkaian desain besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus
beroperasi untuk mencapai tujuannya.” Jadi dalam menjalankan usaha kecil
khususnya diperlukan untuk pembangunan melalui strategi pemasaran. Karena
kondisi kritis dari kecillah bisnis mampu memberikan pertumbuhan pendapatan.
Tujuan Pemasaran
Tujuan dari pemasaran adalah
untuk menarik perhatian dan membuat bunga. Pemasaran dapat menciptakan citra
merek, untuk mengubah citra itu dan membuat orang tertarik pada apa yang Anda
jual. Pemasaran produk atau jasa belum pernah dilakukan terutama dengan
billboard dan iklan cetak dan sekarang umumnya dilakukan secara online dan
melalui media sosial. Upaya pemasaran, pendekatan dan pesan terus tumbuh.
Sebaliknya mengubah produk Anda untuk bersaing dengan perubahan zaman dan
selera, Anda dapat mengubah pemasaran Anda untuk membuat produk tampak
seolah-olah tidak ada
Kegiatan Utama pemasaran
Kegiatan utama pemasaran atau
juga disebut marketing mix adalah suatu perangkat perusahaan yang terdiri dari
4 variable yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan saluran
distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan pemasaran
perusahaan yang bisa memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen
yang dipilih atau segmen pasar yang di harapkan.
Bauran Pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan
bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran“. Sedangkan
Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran
menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).
1. Product (Produk).
Merupakan bentuk penawaran
organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan
dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud
fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial
untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang
ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang,
organisasi dan ide. Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan
yang nantinya akan di jual perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk
dijual kembali kepada konsumen akhir (bagi perusahaan dagang). Dalam membahas
apa itu produk sebagai salah satu dari keempat variable marketing mix maka kita
bagi menjadi 3 bagian :
a. Pemilihan produk
b. Pembungkus barang
c. Merk barang
a. Pemilihan barang/produk
Kebijaksanaan perusahaan dalam
memilih produk yang akan dijual atau produk yang akan dibeli (bagi perusahaan
dagang) amat berpengaruh pada penentuan harga, strategi, promosi, yang akan
dilakukan agar berhasil dalam melaksanakan fungsi penjualan dari bidang
pemasaran. Pemilihan barang atau produk yang tepat untuk dipasarkan atau sesuai
dengan perilaku pembeli ataupun daya beli konsumen akan menguntungkan
perusahaan sehingga hasil kegiatan perusahaan yang dicapai akan dapat mempertahankan
atau ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan. Yang penting disini
adalah bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi
perusahaan karena terjadi proses tahapan siklus kehidupan barang. Siklus
kehidupan barang ini akan selalu terjadi di mana pada suatu saat kalau produk
tersebut sudah mencapai tahap kejenuhan akan mengalami penurunan penjualan yang
berarti juga terjadi turunnya tingkat pendapatan perusahaan. Oleh karena itu
sebelum perusahaan terlambat dalam mengatasi perjalanan produk dalam siklus
kehidupan produk maka tindakan yang harus dilakukan adalah strategi apa yang
akan dilakukan atau kebijaksanaan apa yang akan dilakukan agar sebelum produk
tersebut sudah tidak laku lagi perusahaan sudah menyiapkan produk baru,sebagai
pengganti atau strategi baru. Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5
tahapan di mana untuk masing-masing tahap suatu perusahaan harus memasang
strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga agar kelangsungan
hidup perusahaan terjamin. Lima tahap tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahap perkenalan
2. Tahap pertumbuhan
3. Tahap kedewasaan
4. Tahap kejenuhan
5. Tahap penurunan
1. Tahap Perkenalan
Tahap perkenalan ini
menunjukan bahwa barang yang dipasarkan benar-benar baru atau masyarakat belum
tahu atau belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan barang tersebut pada
masyarakat melalui penyampaian informasi dengan kegiatan promosi yang gencar
dan agresif menekankan merk penjualan, kelebihannya dibandingkan dengan produk
sejenis ataupun bagaimana kegunaanya bagi konsumen dan lain-lain. Tahap
perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi sedangkan
hasil penjualan masih berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan pendapatan
produsen. Tujuan utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal dengan
baik produk perusahaan dan mulai menyukainya.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertunbuhan ditunjukan
dengan meningkatnya volume penjualan dengan cepat karena produk sudah
menempatkan pada segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan dalam tahap ini
adalah menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan memperluas dan
meningkatkan distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen pasar) yang
belum dimasuki atau kegiatan promosi digantikan dengan persaingan harga dengan
perusahaan pesaing. Pada tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing
yang mencoba merebut segmen pasar yang kita kuasai dengan menggunakan
strategi-strategi yang dengan perlahan dan pasti dapat menggeser kedudukan
perusahaan yang lebih dulu masuk pasar.
3. Tahap kedewasaan dan
kejenuhan
Tahap kedewasaan merupakan
titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan peningkatan volume
penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah dikenal
dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam
meningkatkan atau menambah volume penjualan. Tambahan volume penjualan sudah
dilakukan sedangkan bagian pasar yang kita kuasai sudah banyak yang dimasuki
produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis segmen pasar
kita, ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk sejenis lainnya
yang sekiranya mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan kata lain konsumen
sudah mulai jenuh dengan produk yang kita jual.
4. Tahap kemunduran/penurunan
Akibat buruk perilaku konsumen
tersebut menurunkan volume penjualan perusahaan sehingga perusahaan harus
cepat-cepat mengambil kebijaksanaan agar perusahaan tidak bangkrut. Adapun
kebijaksanaan yang akan di ambil oleh perusahaan pada umumnya terdiri dari 2,
yaitu :
1. Menghentikan produk yang
sudah tidak dapat bersaing dengan digantikan oleh barang yang benar-benar baru
dan lain dibandingkan dengan produk lama. Kebijaksanaan ini dapat berjalan
dengan lancar asalkan perusahaan mempunyai tenaga yang punya kemampuan dalam
membuat motivasi baru, kreasi, atau menciptakan barang yang akan
menggantikannya.
2. Tetap mempertahankan barang
lama tetapi memperbaharui atribut-atribut lamanya baik dari segi kemasan atau
dapat juga menonjolkan kelebihan lain. Kalau alternatif ini tidak dapat
dilakukan perusahaan harus dapat membuat barang yang benar-benar baru yang
memerlukan penelitian dari awal baik dari segi mutu, merk dagang, pembungkus,
cara mendistribusikan dan lain-lain.
b. Pembungkus barang
Bungkus barang merupakan
pertimbangan ke dua setelah produk yang sejenis ternyata mempunyai kualitas
yang sama kualitas yang sama, rasa yang sama atau kegiatan yang relative
berbeda. Maka bagi pembeli yang merasa bingung dengan berbagai merk tersebut
akhirnya akan mempertimbangkan bungkus luar produk yang akan dipilih. Oleh
karena itu bungkus juga memegang peranan penting dalam penjualan produk. Untuk
membuat bungkus agar menarik pembeli maka perusahaan harus mempertimbangkan
dari berbagai aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:
Bungkus yang membangkitkan
hasrat untuk membeli.Ø Bungkus yang mudah diingat.Ø
Bungkus yang tidak menambah
harga jual sehingga tidak dapat besaing dengan produk sejenis yang lain.Ø
Bungkus di design agar dapat menjaga mutu barang, memudahkanØ pengangkutan,
penyimpanan, penyusunan di rak took, atau memmpunyai kegiatan setelah dipakai
habis (ada kegiatan ganda).
c. Merk Barang
Merk barang yang dinyatakan
dengan kata-kata saja atau disertai dengan gambar tertentu untuk mempertegaskan
adalah sangat penting bagi perusahaan untuk membedakan perusahaan yang satu
dengan yang lain. Dengan melihat merk seseorang yang sudah menggemari atau
fanatic terhadap rasanya, mutunya atau keadaanya tidak akan nemilih lagi dalam
memilih lagi dalam membeli barang cukup hanya dengan melihat gambar tertentu
atau kata-kata tertentu dalam suatu prroduk menganggap sudah cukup memutuskan
untuk membeli. Dengan merk yang sudah menjadi langganan pemakai dapat menghemat
waktu dalam membeli karena dapat menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis)
dan membuat anggaran tertentu dalam memakainya. Banyaknya manfaat yang dapat
diperoleh konsumen ini ternyata terlihat juga oleh produsen sehingga sering
sekali produsen menggunakan merk tersebut sebagai salah satu strategi
pemasarannya dengan jalan perusahaan memproduksi barang yang tidak terlalu
berbeda setiap memakai berbagai merk, hal ini dilakukan untuk menguasai pasar.
2. Price (Harga)
Bauran harga berkenaan dcngan
kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat
pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan.
Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh
konsumen. Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “price is the amount of
money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of all
the value that consumers exchange for the benefits of having or using the
product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah
produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang
ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap
sebuah produk atau jasa. Sedangkan Stanton mendefinisikan harga: “Price is the
amount of money and or goods needed to acquire some combination of another
goods and its companying services”. Pengertian di atas mengandung arti bahwa
harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan
kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian jasa. Harga
merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu
saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat
juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang
menghasilkan pendapatan dari penjualan. Harga adalah sejumlah uang yang harus
dibayar oleh pengguna untuk mendapatkan produk. Dengan kata lain seseorang akan
membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai
dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990). Jika hal
ini dikaitkan dengan produk layanan, maka seseorang akan datang ke tempat kita
jika waktu atau dana yang dikorbankan untuk mendapatkan produk layanan kita
sesuai dengan produk layanan yang ditawarkan. Harga dan kebijaksanaan harga
adalah elemen yang paling banyak diperdebatkan dalam pemasaran. Harga adalah
satu-satunya variabel strategi pemasaran yang berkaitan dengan pemasukan,
bagaimanapun harga mendatangkan masalah tersendiri. Condous (1983) menyarankan,
“…apabila pengenaan biaya (charging) merupakan suatu keharusan, maka besarnya
harus disesuaikan dengan kemampuan pengguna.”Dalam hal pemasaran jasa,
kreatifitas dan keahlian manajemen paling banyak dibutuhkan dalam masalah
penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting
dalam penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang
penting dalam penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa para
penjual kerap kali mengetahui permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka
menetapkan harga yang paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang
sebaliknya, jika menghadpi permintaan yang elastis, walaupun harga lebih rendah
akan menaikkan penjualan unit, pendapatan total, penggunaan fasilitas dan
mungkin juga naiknya laba bersih. Prinsip penetapan harga barang dapat juga
diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara singkat prinsip-prinsip penetapan
harga menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan harus
mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harganya, yang mencakup:
pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan
biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing,
pemilihan metode penetapan harga, dan menentukan harga akhir.
2. Perusahaan tidak selalu
harus berupaya mencari profit makasimum melalui penetapan harga. Sasaran lain
yang bisa mereka capai adalah mencakup survival, memakasimumkan penerimaan
sekarang, memakasimumkan pertumbuhan penjualan, memakasimumkan penguasaan
(skimming) pasar dan kepemimpinan produk atau kualitas.
3. Para pemasar hendaknya
memahami seberapa responsif permintaan terhadap perubahan harga. Untuk
mengevaluasi sensitifitas harga, para pemasar bisa menghitung elastisitas
permintaan, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Elastisitas = Persen (%)
perubahan dalam kuantitas yang dibeli
Persentase perubahan dalam
harga
4. Berbagai jenis biaya harus
sipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk di dalamnya adalah biaya
langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, biaya tidak
langsung yang bisa dilacak, dan biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu produk
atau jasa harus mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, harga harus mampu
menutup semua biaya mencakup mark-upnya.
5. Harga-harga para pesaing
akan mempengaruhi tingkat permintaan barang dan jasa yang ditawarkan
peruasahaan dan karenanya harus dipertimbangkan dalam proses penetapan harga.
6. Berbagai cara penetapan
yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan, nilai yang bisa diterima, going
rate, sealed-bid, dan harga psikologis.
7. Setelah menetapkan struktur
harga, perusahaan menyesuikan harganya dengan menggunakan harga geografis,
diskon harga, harga promosi, dan harga diskrimiasi, serta harga bauran produk.
Dalam situasi tertentu,
pengguna melakukan penilaian atau menghitung-hitung tentang apa yang akan
mereka peroleh sebagai balasan dari apa yang mereka berikan. Dengan demikian,
harga merupakan pembatas (trade-of) untuk sejumlah benefit (nilai) yang akan
diberikan oleh suatu produk (barang atau jasa) dengan sejumlah biaya yang
dikaitkan dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan penggunaan produk
tersebut (Yazid), 1999). Pusat informasi yang menghendaki profit harus mampu
menutup semua biaya yang berkaitan dengan proses memproduksi dan memasarkan
suatu jasa. Selanjutnya menetapkan marjin secukupnya sehingga mampu memberikan
keuntungan yang memuaskan.
Yazid (1999) yang mengatakan
bahwa, “Harga atau biaya sebuah jasa akan mencakup harga yang bersifat moneter
dan harga yang bersifat non-moneter. Harga yang bersifat moneter mempuyai
peranan penting bagi bagian pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi
penerimaan dari konsumen”. Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu beberapa
biaya non-moneter yang mungkin diperhitungkan konsumen ketika menggunakan suatu
jasa mencakup:
1. Waktu. Waktu merupakan
komoditas utama bagi sejumlah orang, dan bagi seseorang yang menawarkan jasa
dengan pelayanan yang berbeda kepada setiap individu, tetapi mempunyai
keterbatasan waktu, mereka akan memperhitungkan biaya terhadap waktu yang
digunakan dalam mencari/memburu suatu jasa, karena barangkali waktu yang
terbuang itu sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain.
2. Upaya-upaya yang bersifat
fisik. Biaya untuk melakukan upaya-upaya fisik yang diperlukan unruk memperoleh
sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila penyajian jasa dilakukan
secara swalayan.
3. Biaya-biaya sensor.
Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya kebisingan, bau
tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas atau terlalu dingin
ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman, lingkungan yang terkesan jorok,
bahkan rasa yang tidak mengenakkan.
4. Biaya-biaya psikologis.
Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk penggunaan suatu jasa tertentu,
seperti upaya yang bersifat mental (berpikir), perasaan adanya ketimpangan atau
ketidakadilan bahkan rasa takut. (Yazid, 1999)
5. Promotion (Promosi)Bauran
promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan
Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang
ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen
Kesimpulan
Pemasaran adalah salah satu
kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang
atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.
Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan
perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan
pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam
kaitannya dengan pasar. Salah satu masalah pokok yang menjadi kendala dalam
pemasaran adalah banyaknya saingan didalam pasar itu sendiri baik dari produk
sejenis maupun dari produk lain. Hal tersebut merupakan tanggung jawab besar
yang harus dimenangkan oleh suatu perusahaan jika ingin tetap eksis didalam
persaingan bisnis. Persaingan yang semakin tajam dan perubahan-perubahan yang
terus terjadi harus dapat dijadikan pelajaran oleh manajemen pemasaran agar
dapat secara proaktif mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi
baik untuk masa sekarang dan akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar